1. Latar Belakang
menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung
meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya
hipertensi.
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian,
dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit
jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Hasil Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2007
juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi
penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%).
of Hipertension (InaSH) Dr. Adre Mayza, Sp.S(K) saat Pers Conference The 3rd Scientific
Meeting on Hypertension, Sabtu, 28 Februari 2009, Hotel Ritz Carlton Jakarta. Prevalensi
hipertensi yang tinggi terdapat baik pada populasi laki-laki maupun perempuan, di perkotaan
ataupun di pedesaan, dimana semakin tinggi usia semakin tinggi pula prevalensinya atau
bertambahnya usia kemungkinan terkena hipertensi juga menjadi lebih besar. Dr. Adre Mayza
Hipertensi Indonesia (InaSH) yang terdiri dari para dokter spesialis mengadakan pertemuan
rutin tahunan untuk membuat Konsensus (berupa buku saku) Penanggulangan Hipertensi dan
meningkatkan kemampuan dokter umum dalam penanggulangan hipertensi. Pertemuan kali ini
merupakan ketiga kalinya yang dihadiri oleh sekitar 1700 orang dari seluruh Indonesia. Tema
pertemuan ini adalah “Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat penyakit
hipertensi”, tambah Dr. Adre Mayza. Menurut Dr. Adre Mayza, InaSH telah bekerjasama
terintegrasi secara holistik dari berbagai tingkat pelayanan dan berbagai bidang spesialisasi.
Selain itu, InaSH juga akan membuat pelatihan bagi dokter umum dalam mendiagnosis
hipertensi yang benar, membuat laporan, melakukan penelitian-penelitian dalam skala kecil
maupun besar yang akan menjadi kredit poin untuk meningkatkan karir atau melanjutkan
pendidikan.
2. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara
Hearrison 1997).
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
3. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu di antara kedua paru-
paru. Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dalam disebut
perikardium veseralis dan lapisan luar disebut pericardium parietalis. Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang berfungsi gesekan pada gerakan
memompa, dari jantung itu sendiri. Perikardium paritalis melekat pada dada tulang dada
jantung. Jantung sendiri terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar disebut epikardium,
lapisan tengah merupakan lapisan otot yang disebut miokardium, sedangkan lapisan
terdalam yaitu lapisan endotel disebut endokardium. Ruangan jantung bagian atas,
atrium secara anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah atau ventrikel, oleh
suatu annulus fibrosus. Tempat katup jantung teletak dalam cincin ini. Secara fungsional
jantung dibagi menjadi alat pompa kanan dan alat pompa kiri yang memompa darah
vena menuju sirkulasi paru-paru, dan darah bersih ke peredaran darah sistemik.
Pembagian fungsi ini mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara
anatomi: vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, paru-paru, vena
pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena
kava.
b. Fisiologis
menimbulkan arus darah sepanjang pipa berturut-turut masuk kedalam arteri, arteriol,
kapiler, vena dan akhirnya kembali ke vena setelah melewati pembuluh getah bening.
Gerakan jantung berasal dari nodus sinus-atrial, kemudian kedua atrium berkontraksi.
Gerakan terdiri atas dua jenis yaitu : kontraksi atau sistol dan pengendoran atau
diastole.
Siklus jantung, setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan
mekanik yang saling berkait. Gelombang rangsangan listrik terbesar dari nodus SA
Aktivitas listrik sel yang dicatat secara grafik dengan perantaraan elektroda intra sel
yang disebut potensial aksi terdiri dari 5 fase yaitu: fase istirahat, depolarasi, parsial,
2. Diastole lanjut gelombang menyebar atrium dan berhenti sementara pada nodus AV
miokardium vertikel.
4. Sistolis lanjut : kutub seminularis akan terjadilah ejeksi ventrikular ke dalam sirkulasi
pulmonal sistemik.
Dalam fase tersebut di atas oleh curah jantung dari hubungannya terdapat
antara dua buah ventrikel: frekuensi jantung dan curah sekuncup. Seluruh sel di dalam
tubuh tergantung pada keutuhan dari fungsi sistem vaskuler. Sistem vaskuler
merupakan lingkaran tertutup yang terdiri dari fungsi sistem sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal, komponen utama dari sistem vaskuler adalah arteri, kapiler, vena
dan pembuluh limfe. Arteri adalah pembuluh yang mempunyai dinding tebal yang
mengalirkan darah beroksigen lewat aorta dari jantung ke jaringan semua arteri, yang
2. Lapisan tengah jaringan ikat, otot halus atau serabut elastis (media).
Media merupakan bagian terbesar dari dinding pembuluh. Pada arteri besar
media terdiri dari sebagian elastis dari jaringan yang membuat arteri menjadi mampu
konstan. Terdapat serabut yang kurang elastis pada arteri kecil dan arteriola, pembuluh-
pembuluh kecil memiliki otot halus yang bisa berkontraksi dan relaksasi yang
4. Etiologi
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer penyebab belum diketahui secara pasti, oleh
karena itu disebut sebagai hipertensi idiopatik, tetapi disebabkan oleh dua faktor:
defek dalam sekresi Na, peningkatan resiko seperti obesitas alkohol, merokok serta
polisemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebabnya telah diketahui secara sfesifik
Hipertensi Primer
Setiap faktor yang menyebabkan perubahan pada resistensi (daya tahan) vaskuler
perifer, denyut jantung atau stroke dapat mempengaruhi tekanan darah arteri sistemik.
Ada 4 sistem kontrol yang memiliki fungsi utama dalam mempertahankan tekanan darah:
Perlu diketahui bahwa tak ada faktor penyebab tunggal sebagai satu-satunya
arteri dengan memperlambat denyut kardiak dan menurunkan irama detakan simpatetik.
Fungsi baroreceptor ditemukan dalam kasus hipertensi belum diketahui secara tegas.
hipertensi. Kelebihan kuantitas sodium dan air meningkatkan total volume darah, sehingga
timbulnya diuresis (seiring buang air kecil). Disamping itu terjadi produksi hormon
Renin dan angiotensis berfungsi dalam pengaturan tekanan darah. Renin adalah
sejenis enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mengkatalisis substrat protein plasma untuk
menghasilkan angiotensin I, lalu angiotensin I diubah oleh bantuan enzim pengubah yang
ada dalam paru-paru untuk membentuk angiotensin II. Angiotensin II berperan dan
hasil-hasil penelitian.
6. Manifestasi Klinis
a. Sakit kepala
b. Epistaksis.
c. Sering marah
d. Telinga berdengung.
f. Sukar tidur.
g. Mata berkunang-kunang.
h. Pusing.
i. Nokturi.
memburuknya pembulu darah dengan cepat, hilangnya darah dalam jumlah besar,
a. Hipertensi esensial.
Dengan gejala-gejala:
Sakit kepala, epistaksis, sering marah, sukar tidur, rasa berat ditungkuk, obesitas tubuh,
kirtutisme, purpe serial, full moon fase, kulit fase, kulit tipis, kelemahan otot, palpitasi,
7. Pemeriksaan Diagnostik
menentukan adanya kerusakan organ faktor resiko atau mencari penyebab hipertensi,
biasanya diperiksa:
7. Asam urat : Hipertensi telah menjadi aplikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
8. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal/ureter.
9. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
8. Penatalaksanaan
o Penatalaksanaan Farmakologis
o Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi sepertigolongan
rennin angitensin
9. Pengkajian
2. Riwayat kesehatan
4 Lama dan tingkat tekanan darah tinggi sebelumnya dan hasil serta efek samping
5. Riwayat atau gejala sekarang penyakit jantung koroner dan gagal jantung, penyakit
bronkhiale, disfungsi seksual, penyakit ginjal, penyakit nyata yang lain dan informasi
7. Riwayat obat-obatan atau bahan lain yang dapat meningkatkan tekanan darah
INTERVENSI RASIONAL
INTERVENSI RASIONAL
ketenangan
untuk beraktivitas.
terhadap aktivitas
INTERVENSI RASIONAL
hipertensi.
berhasil.
penyesuaian/penyuluhan.
kebiasaan makan.
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Khatib, Oussama M.N. 2005. Clinical Guidelines for the Management of Hypertension.
WHO
Price, SA. & Wilson, LM. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny. P “
MAKASSAR
4115001
CI LAHAN CI INSTITUSI
2016
Beri tanda () pada kolom yang sesuai dan jawab pertanyaan yang diajukan
Sumber informasi: Anak Kandung (Hj. Salmia)
Tanggal pengkajian: 21 / 03 / 2016, Pukul 11.00
Asal masuk pasien: IGD dgn cara : menggunakan kuris roda
Tanggal masuk rumah sakit : 20 / 03 / 2016
I. RIWAYAT KESEHATAN
Rambut dan kepala: Rambut putih, bersih, bentuk kepala bulat dan tidak ada benjolan di
kepala.
lingkar kepala 56 cm
Mata: konjungtiva pucat, rabun jauh.
Hidung: tidak ada masalah
Telinga: bersih
pendengaran normal, tanpa alat bantu
Mulut: bersih
Labio:mukosa kering
Lidah: kotor
Gigi: gigi palsu
Bentuk Dada : AP/Lat =
Ekspansi Dada : Simetris
Payudara : Keriput dan jatuh kebawah
Pola Napas : kusmaul
Bunyi Napas : Stridor
Bunyi Jantung : murmur
Abdomen: Datar, Lingkar perut: 45 cm
Turgor: buruk
Alat bantu berkemih: tidak ada
Ekstremitas: gerakan terbatas, karena nyeri sendi.
Punggung kuku: Normal
Persendian: kontraktur
Kulit: pucat
Sirkulasi: hangat
Tonus Otot: Kekuatan motorik: ROM:
Tidak normal 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 Pasif
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Punggung: lordosis
Kulit : t.a.k.
Warna: pucat
IV. PENGKAJIAN RISIKO JATUH, INTEGRITAS KULIT, NYERI, LUKA, DAN NEUROSENSORI
a. Risiko Jatuh (Morse Fall Scale)b. Risiko Integritas Kulit(Norton Skin Integrity Risk
Assessment)
Faktor Risiko Skala Skor KRITERIA 0 1 2 3 SKOR
Riwayat jatuh dalam 90 hari terakhir Tidak = 0
Mobilitas Mandiri penuh Agak terbatas Sangat terbatas Immobile
Ya = 25
Diagnosis sekunder Tidak = 0 Kadang
Status Mental Terjaga penuh Sangat bingung Letargi/Koma
Ya = 15 bingung
Alat bantu berjalan Baik; habis 75% Cukup; 50-74%
Status Nutrisi Buruk; <50% porsi Per selang/IV
Bed rest /dgn bantuan perawat 0 porsi porsi
Tongkat/walker 15 Kondisi Kulit Secara Abrasi/keme- Turgor buruk,
Turgor baik Kering,atropi
Perabot/Furniture 30 Umum rahan edema, eritema
IV/Heparin Lock Tidak = 0 Urinari dan
Inkontinensi Tidak ada Urinari Fekal
Ya = 20 Fekal
Gaya berjalan Kondisi Fisik Secara
Baik Cukup Buruk Sangat buruk
Normal/Bedrest /Immobile 0 Umum
Lemah 10 TOTAL
Terganggu 20
Status mental
Orientasi sesuai kemampuan 0
Melupakan keterbatasan diri 15
Total Skor
Level Risiko Jatuh
V. POLA AKTIVITAS HARIAN DAN STATUS FUNGSIONAL
A. Perawatan Minimal
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
B. Perawatan Parsial
1. Kebersihan diri, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Foley kateter, input-output dicatat
5. Klien terpasang infus, persiapan pengobatan yang memerlukan
prosedur
C. Perawatan Total
1. Semua kebutuhan klien dibantu
2. Pergantian posisi dan observasi tanda-tanda vital/2 jam
3. Makan melalui NGT, terapi intravena
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi
KRITERIA YA TIDAK
A. Perawatan Minimal
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
B. Perawatan Parsial
1. Kebersihan diri, makan dan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Foley kateter, input-output dicatat
5. Klien terpasang infus, persiapan pengobatan yang memerlukan
prosedur
C. Perawatan Total
1. Semua kebutuhan klien dibantu
2. Pergantian posisi dan observasi tanda-tanda vital/2 jam
3. Makan melalui NGT, terapi intravena
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG (uraikan yang menyimpang secara bermakna dari nilai
normal)
1. Pemeriksaan Diagnostik : -
2. Laboratorium : Darah rutin (leukosit L 4..14, eritrosit L 12.1 )
3. Radiologi: EKG
Afterload vasokonstriksi.
berlebihan
proses pikir.
Nama : Ny. P
Umur : 82 tahun
No.RM : 201351
DIAGNOSA EVALUASI
KEPERAWATAN
NO RENCANA TINDAKAN
(PRIORITAS TGL HASIL PARAF
DIAGNOSA)
1. Kardiak output meningkat 21/03/16 TD
Tujuan (NOC) terkontrol
b/d peningkatan
● Mempertahankan tekanan
afterload, vasokonstriksi. darah
Kriteria Hasil :
-Berpartisipasi dalam aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan
respirasi.
-Mampu melakukan aktivitas
sehari – hari ( ADLs ) secara
mandiri.
-Tanda –tanda vital normal
-Mampu berpindah dengan
atau tanpa bantuan alat.
3
DIAGNOSA PERENCANAAN IMPLEME
DATA TUJUAN EVALUASI
O KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI NTASI
DS:1 Pasien Gan gguan rasa Nyeri dan Atur posisi Dengan mengatur Mengatur S: Pasien
mengatakan nyaman nyeri b/d pusing semifowler posisi semi fowler posisi mengataka
Dengan rasi
berkolaborasi dengan
mendapat pemberian
penanganan lebih obat :
lanjut.
Furosemid
e = 1
amp/12
jam
Amlodepin
e = 2 x 10
mg
DS:
2 Pasien Gangguan pola Kebutuhan Beri makan Dengan MemberS: Pasien
mengatakan nutrisi b/d nutrisi pasien sedikit memberikan makan ikan mengataka
tidak selera perubahan jenis terpenuhi tapi sering makan pasien makan n selera
makan diet d/d Makanan Beri sedikit tapi sering pasien makan
yang di sajikan makanan dalam diharapkan pasien sedikit tapi pasien ada
DO: pasien habis 1/3 porsi keadaan hangat mudah mencerna sering O: Pasien
Dengan berpariasi
memberikan Member
makanan yang i
berpariasi penjelasa
disediakan
Dengan
memberikan
penjelasan
makanan pada
mengetahui
manfaat makanan
3 DS: Pasien Gangguan istirahat Istirahat Beri pasien Dengan MemberS: Pasien
mengatakan tidur b/d efek tidur pasien ruangan yang memberikan pasien ikan mengataka
susah tidur hospitalisasi d/d terpenuhi nyaman ruangan yang pasien bisa tidur
cekung, tidur jam susah tidur Sore 16-17 membatasi jam asi A: Masalah
keributan
Dengan Merapik
menghindari an tempat
keributan tidur
dengan nyaman
Dengan
merapikan tempat
hari diharapkan
dapat
meningkatkan
kenyamanan
mengatakan aktivitas b/d pasien aktivitas pasien membantu pasien u aktivitas mengataka
kedua kelemahan fisik d/d terpenuhi Beri posisi untuk berativitas pasien n kedua
kakinya pasien tampak yang nyaman Agar kedua kaki- kakinya
susah susah melakukan semi fowler pasien tidak terasa- sudah bias
pasien yang
dibutuhka
n pasien
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Khatib, Oussama M.N. 2005. Clinical Guidelines for the Management of Hypertension.
WHO
Price, SA. & Wilson, LM. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
Rilantono, Lily Ismudiati dkk. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : FKUI