Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PERPIPAAN

Sistem Perpipaan adalah sistem yang digunakan pada transportasi fluida antar peralatan
(equipment) dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi dapat berlangsung.
Secara umum, komponen perpipaan sebagai berikut :
a. Pipa
b. Fitting (elbow, reducer, tee, flange, dll)
c. Instrumentasi (peralatan untuk mengukur dan mengendalikan parameter aliran fluida,
seperti temperatur, tekanan, laju aliran massa, level, ketinggian, dll).
d. Peralatan (equipment) : penukar kalor, bejana tekan, pompa, kompresor, dll).
e. Penyangga pipa (pipe support dan pipe hanger).
f. Komponen khusus (strainer, drain, vent, dll).

a. Pipa merupakan suatu komponen berbentuk silindris yang digunakan untuk


memindahkan fluida bertekanan yang didesain sesuai dengan spesifikasi material
tertentu. Dalam bidang industri khususnya industri oil and gas, jenis pipa yang sering
digunakan adalah pipa baja dan pipa besi. Klasifikasi pipa secara umum ada 2 yaitu:
- Pipa Tanpa Sambungan (Seamless Steel Pipe)
Pipa jenis ini terbuat dari bahan berbentuk silindris pejal, yang kemudian dibor
pada bagian tengahnya, sedangkan bagian luarnya dilakukan pengerolan.
- Pipa dengan Sambungan Las (Welded Steel Pipa)
Pipa welded terbuat dari bahan plat yang di roll dan kemudian dilakukan
pengelasan pada kedua ujungnya. Pada proses pengelasannya dibagi menjadi 2 bagian
yaitu Electric Resistance Welding (ERW) dan Electric Fusion Welding (EFW).
Pada pipa tanpa sambungan umumnya dipakai pada tekanan yang tinggi. Apabila pipa
welded dipakai pada tekanan tinggi , maka harus dilakukan perhitungan pada ketebalan
dengan memperhitungkan efisiensi pengelasan.
Material pipa secara umum adalh carbon steel, carbon moly, galvaness, ferro nikel,
stainless steel , PVC, chrome moly, dll. Dalam industri, pipa yang paling umum
digunakan adalah carbon steel.
Pipa yang diguanakn pastinya memiliki standarisasi misalnya ukuran, berat,
diameter, ketebalan, dan toleransi telah distandarkan dari berbagai tipe material pipa.
Menurut Santoso (2007), standar dimensi pipa, diatur menurut standard code tertentu,
antara lain:
1. ANSI B36.10 : mengatur tentang welded dan seamless wrought steel pipa.
2. ANSI B36.19 : mengatur tentang stainless steel pipa.
3. ANSI A21.50 dan A21.51 : mengatur tentang ductile iron pipe.

Suatu pipa diidentifikasikan dengan NPS (Nominal pipe size) dan nomor Sch
(Schedule. NPS menunjukkan diameter nominal pipa dalam satuan inchi. NPS
difungsikan untuk memudahkan dalam penentuan ukuran pipa dalam perdagangan
atau pembelian pipa. Schedule sendiri menunjukkan ukuran ketebalan dinding pipa.
Suatu tebal dinding pipa, didefinisikan atau ditunjukkan dengan:
1. Nomor schedule (Standard ANSI atau ASME)
2. API designation (Standard API)
3. Manufacturer’s weight (Standard ASTM)
Selain itu, dalam menentukan ukuran tebal dinding pipa juga terdapat beberapa
standar antara lain:
1. Standard ANSI atau ASME dengan no. schedule : 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100,
120, 160
2. Standard ASTM (Manufacture’s Weight)
Schedule STD (standard), XS (extra strong), dan XXS (double extra strong)
3. Standard API : Nilai schedule menurut API dapat dilihat pada tabel berikut;

Penentuan rating pipa, ditentukan pada ketenalan pipa / nomor schedul. Menurut
Santoso (2007), penentuan tebal pipa minimum adalah sebagai berikut:
t= +A
Dimana :
t : tebal dinding pipa minimum yang dibutuhkan (in)
P : tekanan internal (lb/m2 ,psig)
Sa : tegangan izin material basic allowable stress (lbf/m2 , psi)
A : allowance (untuk corrosion allowance, A = 1,8”)

b. Fitting
Fitting adalah komponen sistem perpipaan yang memungkinkan perubahan arah jalur
pipa, perubahan diameter jalur pipa dan percabangan pipa. Fungsi fitting adalah untuk
penyambungan baik pipa dengan pipa, pipa dengan fitting, ataupun pipa dengan
peralatan.
Jenis – jenis fitting :
1. Butt – Welding (Pengelasan ujung)
Sambungan jenis las ujung ini memiliki karakteristik dan fungsi sebagai berikut:
- Digunakan pada tekanan operasi yang tinggi
- Sambungan tahan bocor
- Digunakan untuk jalur pipa NPS 2” dan lebih besar
- Ketahanan terhadap getaran dan momen bending yang tinggi
- Digunakan untuk kebanyakan perpipaan proses, utility, dan servis
- Kelemahannya setelah dilakukan pengelasan pada ujung fitting dan logam las dapat
menetes dan tertinggal dalam pipa dan mempengaruhi aliran
2. Socket – Welding (ujung fitting jenis socket, dan di las)
- Digunakan pada tekanan yang tinggi
- Sambungan tahan bocor (baik digunakan untuk penanganan jenis – jenis fluida yang
berbahaya)
- Digunakan untuk jalur pipa NPS 2” atau lebih kecil
- Mudah dalam pemasangan, sisa logam tidak tertinggal dalam jalur pipa
- Ketahanan terhadap getaran dan momen bending kurang
- Umumnya digunakan pada jalur transport material yang mudah terbakar, beracun dan
mahal
- Terdapat sedikir celah sambungan yang dapat menjebak cairan yang dapat
menyebabkan korosi celah (creive corrosion)
3. Screwed / Threaded (ujung fitting berulir)
- Digunakan pada tekanan yang rendah
- Sambungan kurang tahan bocor (tidak baik untuk fluida yang beracun, bersifat
radioaktif dan mudah terbakar)
- Digunakan untuk jalur pipa NPS 2” atau lebih kecil
- Mudah dalam pemasangan
- Ketahanan pada getaran dan momen bending kurang
- Digunakan pada pipa service dan pipa proses
- Mudah dibuat dari pipa dan fitting lain di on-site (lapangan)
- Dapat meminimalkan terjadinya kebocoran daat pemasangan perpipaan pada daerah
yang terdapat gas atau cairan yang mudah terbakar
- Kekuatan pipa berkurang karena sebagian tebal dinding digunakan untuk pembuatan
ulir

Untuk fitting dengan sambungan ujung Butt – Welding rating tekanan ataupun
schedule menyesuaikan dengan rating atau kelas pipanya. Sebagai contoh pada jalur
dengan pipa NPS 4” Sch STD, maka untuk fitting juga menggunakan 4” dan Sch
STD.
Sedangkan untuk fitting jenis sambungan ujung socked – welded mempunyai
rating tekanan 3000, 6000, dan 9000. Untuk fitting dengan jenis sambungan ujung
berulir mempunyai rating tekanan : 2000, 3000, dan 6000.

 Fitting dengan Sambungan Ujung Butt – Welding


1. BW Elbow dengan sudut 45° dan 90° digunakan untuk membelokkan aliran.
Elbow digolongkan menjadi :
- LR (Long Radius) : radius sebesar 1,5 NPS (untuk elbow dengan NPS ¾ “ atau lebih
besar
- SR (Short Radius) : radius sebesar 1,0 NPS
- Straight elbow (tidak ada pengecilan diameter)
- Reducting elbow (ada pengecilan diameter)

Gambar 3.1. Jenis – jenis elbow, Ammu (2015)


2. BW Reducer berfungsi untuk pengecilan dan pembesaran jalur pipa. Dibedakan
menjadi :
- Concentric (sesumbu)
- Excentric (jarak antar sumbu / offset = 0,5 (IDmax – IDmin)

Gambar 3.2. Jenis – jenis Reduce, Ammu (2015)


3. Tee digunakan untuk percabangan 90°. Tee dibagi menjadi beberapa bagian
berdasarkan ukuran percabangan terhadap diameter pipa utama (header) :
- Straight Tee dimana ukuran cabang = ukuran pipa utama
- Reducing Tee dimana ukuran pipa tidak sama dengan ukuran pipa header

Gambar 3.3. Jenis – Jenis Tee, Ammu (2015)

Anda mungkin juga menyukai