Anda di halaman 1dari 15

Wanita shalehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan Emas, intan

dan permata serta perhiasan dunia apapun. hanya wanita shalehlah yang mampu
melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak
kejayaan

Shalehah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah
swt. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah
menikah, tapi juga bagi remaja putri. mulialah wanita shalehah. Di dunia, ia akan menjadi
cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah
swt akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalehah digambarkan
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”.(HR.Muslim).

Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalehah
sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada
Allah swt dan Rasul-Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah
dzikir kepada Allah swt. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalehah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam


sejarahnya seorang wanita shalehah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat
mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai
bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa
kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Seperti indahnya pelangi yang menghiasi sore hari, begitulah mungkin perumpamaan
wanita sebagai penghias dunia ini. Dan bahkan lebih penting dan berarti lagi dari hanya
sekedar perhiasan. Kita mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya dunia ini
tanpa adanya wanita..?Sungguh tak terbayangkan bagaimana indahnya hidup bersama
istri shalehah. Istri yang sejuk dipandang mata, menentramkan hati dan jiwa. Istri yang
pandai membahagiakan hati suaminya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan sebagai seorang
istri terhadap suaminya, sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya, sebagaimana ia
dahulu menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Kata-katanya santun penuh
hikmah. Jika ia senang, tampak dari raut wajahnya yang berseri-seri bak bidadari. Jika
marah, ia berusaha menahannya agar tidak diketahui suaminya. Ia selalu meminta maaf
meskipun bukan ia yang bersalah. Dan ia selalu memaafkan kesalahan orang lain
sebelum mereka memintanya. Itulah ciri wanita shalehah.

Wanita shalehah pandai menjaga lisan, mata dan hatinya. Ia tidak berbicara kecuali yang
bermanfaat, tidak melihat kecuali yang halal untuk dilihat, dan tidak pernah menyimpan
rasa benci ataupun dendam kepada siapapun. Hatinya luas bak samudera. Jiwanya lembut
laksana sutera, namun sikapnya tegas seperti ksatria.

Sungguh tak berlebihan ketika Rasulullah Shalallahualaihi wassalam menyebut wanita


shalehah sebagai perhiasan terindah yang ada di dunia. Ya, bahkan ia lebih dari itu.
Wanita shalehah adalah tulang punggung bangkitnya generasi baru Islam yang akan
memimpin dunia. Berapa banyak para ulama dan mujahid yang terlahir dari rahim
seorang wanita shalehah. Tanpa belaian dan kasih sayang wanita shalehah, sangat sulit
dibayangkan mereka semua bisa menjadi seperti itu.

Sungguh mengagumkan kehidupan yang dilalui wanita shalehah. Ketika masih kecil, ia
menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Ketika beranjak dewasa ia menjadi remaja
yang pandai menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak terbawa arus pergaulan yang dapat
merusak akhlaknya. Ketika menikah ia menjadi istri yang tulus dan setia dengan
suaminya. Ia tidak pernah mengkhianatimya, baik ketika pergi maupun berada di dalam
rumahnya. Setelah dikaruniai anak, ia menjadi seorang ibu yang bijaksana dalam
mendidik anak-anaknya. Ia paham bagaimana harus bersikap semestinya. Ia juga
mengerti bagaimana menjaga hak dan kewajibannya, baik terhadap Tuhannya maupun
sesama manusia.

Namun meskipun demikian, ia tetaplah manusia. Kadangkala benar, kadang pula salah. Ia
juga masih memiliki hati nurani dan air mata, sehingga tak jarang hatinya menangis
karena terluka. Ia juga membutuhkan seseorang yang sanggup membimbingnya menuju
jalan-Nya. Ia juga ingin berbagi cerita tentang kisah hidupnya, baik dalam mengurus anak
maupun mengelola keuangan rumah tangga. Ia juga butuh teman yang selalu berada di
sisinya dan mengusap air mata di pipinya di kala ia bersedih.

Sungguh wanita shalehah adalah manusia luar biasa yang pernah ada di dunia. Tak heran
jika Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Surga berada di bawah telapak
kaki ibu”. Dalam hadits lain ketika ditanya tentang orang yang berhak dilayani beliau
bersabda, “Ibumu”, beliau mengulangnya sebanyak tiga kali, baru setelah itu beliau
melanjutkan, “Ayahmu”. Bahkan dalam Al-Quran, Allah swt mengabadikan keagungan
wanita dengan sebuah surat bernama An-Nisa (wanita-wanita). Tak hanya itu, bahkan
nama salah seorang wanita shalehah pun diabadikan menjadi nama surat, Maryam.
Allahu Akbar, Walillahil Hamd. Itulah balasan bagi wanita shalehah.

Dua orang gadis, putri Nabi Syuaib yang berjalan malu-malu adalah contoh wanita
shalehah di zaman Nabi Musa. Sebelumnya, Asiah, istri Fir’aun yang telah mengasuh
Nabi Musa sewaktu kecil pernah menyembunyikan keimanannya. Begitu juga Ratu
Balqis ketika memilih beriman dan akhirnya menjadi istri Nabi Sulaiman. Zulaikha yang
semula menggoda dan memfitnah Nabi Yusuf pun akhirnya mengakui kesalahannya dan
bertaubat kepada Rabbnya. Istri Imran yang pernah berdoa dan akhirnya dikabulkan
doanya sehingga lahirlah Maryam, ibunda Nabi Isa. Istri Nabi Zakariya yang semula
disangka mandul, namun ternyata ditakdirkan melahirkan Nabi Yahya. Istri Nabi Ibrahim
yang melahirkan Nabi Ismail di usia tua. Semuanya adalah contoh wanita-wanita shalihah
yang kisahnya diabadikan dalam Al-Quran. Subhanallah.

Belum lagi Khadijah, Aisyah, Fathimah, Ummu Sulaim, Khansa dan wanita-wanita
shalehah lainnya pada zaman Nabi Shalallahu alaihi wassalam.

Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan
kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami
dan anak-anak.Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan
penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta,
kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan
keshalehahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau
Khadijah sendiri sudah meninggal.

Mungkin dunia ini takkan berwarna tanpa hadirnya wanita. Bahkan kenikmatan surga
terasa tak lengkap tanpa ditemani wanita. Jika tidak, mengapa Nabi Adam harus ditemani
oleh Siti Hawa..? Memang wanita bukan segalanya, namun hampir seluruh manusia
telahir dari rahim seorang wanita. Maka beruntunglah bagi wanita shalehah. Wanita yang
mengerti kemuliaan dirinya.

Salah satu indikasinya bahwa ia imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa
malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol.
Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia
sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin
kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalehah adalah wanita yang taat kepada Allah swt dan Rasul-
Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia
selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan
satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi
sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalehah tidak akan pernah merasa
kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat.
Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga
make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan,
kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar
dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalehah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-
orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka.

Bisa jadi wanita shalehah muncul dari sebab keturunan. Seorang anak yang baik akhlak
dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia
berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalehah ujug-ujug muncul tanpa
didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan
pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi
gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses., Namun tidak
semua bisa shalehah.

Shalehah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah
swt. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah
menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga
sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.
Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah
kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang
maka lihatlah teman-teman disekelilingnya. ”

Peran wanita shalehah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah
mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang
sangat hebat. Jika wanita shalehah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa
banyak kesuksesan yang akan diraih.

Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab ia bisa membantu
memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa diberi istri
yang shalehah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh
agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh
lainnya.” (HR Thabrani dan Hakim).

Ku persembahkan untuk para “wanita Shalehah “…

Berbahagialah wahai wanita shalehah. Sebab Rasulullah saw bersabda, “Dunia ini adalah
perhiasan,dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim, Ahmad, dan
An-Nasa’i).Disisi lain berhati-hatilah sebab Beliau Rasulullah saw juga berpesan tentang
fitnah terbesar dari kaum mu, “Tidak ada suatu fitnah (bencana) yang lebih besar
bahayanya”“Dan lebih bermaharajalela selepas wafatku terhadap kaum lelaki selain
daripada fitnah yang berpuncak daripada kaum wanita.” (H.R. Bukhari,
Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah).

1. Do’a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat
daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah saw akan hal tersebut, jawab
baginda: “Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak
akan sia-sia.”
2. Wanita yang shalehah itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang shaleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang


yang senantiasa menangis karena takut Allah swt dan orang yang takut Allah swt akan
diharamkan api neraka keatas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang,makanan dari pasar ke rumah) lalu
diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah
mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang
menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail a.s.

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku (Rasulullah
saw) di dalam surga.

6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan
atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka
dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.

7. Dari Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak
perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi
penghalang baginya api neraka.”

8. Surga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapakmu maka jawablah panggilan ibumu
dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan
terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan
tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat
di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama dia taat kepada
suaminya dan rekannya (serta menjaga shalat dan puasanya).

12. Aisyah r.a. berkata, “Aku bertanya pada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar
haknya terhadap wanita..?” Jawab baginda, “suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap
lelaki..?” jawab Rasulullah saw, “Ibunya.”

13. Perempuan apabila shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara
kehormatannya, serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja
yang dia kehendaki.

Baiti jannati” itulah untaian kata indah yang keluar dari bibir mulia Rasulullah SAW,
dalam mengilustrasikan kehidupan rumah tangga beliau yang sakinah mawaddah
warahmah dan penuh kebahagiaan. Kebahagiaan dalam rumah tangga seorang muslim
tidaklah didasari oleh harta dan kecantikan semata, walau tak dapat dipungkiri, kalau
keduanya merupakan salah satu faktor penunjang. Kalau kita cermati lebih lanjut dan
menghayati kehidupan rumah tangga Rasul saw, kita akan menemukan dua faktor utama
yang menyebabkan rumah beliau seperti syurga. Dua faktor tersebut adalah suami shaleh
dan istri yang shalehah, kenapa..??, karena keduanya orang yang paham betul bagaimana
cara membahagiakan pasangan hidupnya. Suami shaleh adalah seorang suami yang selalu
ingat bahwa Allah swt memerintahkannya agar ia mempergauli istrinya dengan baik dan
ia tahu bahwa istri merupakan amanah yang dititipkan Allah swt kepadanya, karenanya,
membahagiakan istri merupakan ibadah baginya. Demikian pula dengan istri yang
shalehah, ia mengerti betul bahwa ketaatannnya kepada suami adalah perintah Rasul saw
dan merupakan ibadah yang dijanjikan pahala oleh yang Maha Pengasih. Begitulah,
suami yang shaleh dan istri shalehah apabila mereka berdua saling mencintai maka
keduanya akan selalu berusaha merealisasikan cinta tersebut dengan saling
membahagiakan pasangannya. Namun jika keduanya tidak saling mencintai (kayaknya
nggak mungkin, ya!!??) atau salah seorang diantara keduanya tidak mencintai yang lain
atau pada saat-saat kesel dan sebel, niscaya mereka tidak akan menyakiti satu sama lain.
Pada kesempatan kali ini perkenankanlah aku lebih menitik beratkan pembahasan tentang
wanita shalehah tanpa mengurangi eksistensi lelaki shaleh, karena pada prinsipnya
mereka mempunyai tuntutan dan pahala yang sama. Allah swt berfirman :

“Barang siapa yang mengerjakan amalan-amalan shaleh, baik laki-laki maupun wanita
sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun”. (Qs 4 : 12).

Lihat juga firman Qs 9 : 71 dan Qs 33 : 35.

Rasulullah saw sangat menganjurkan kepada para pemuda agar mereka lebih
memprioritaskan memilih dzaatuddin (baca : wanita shalehah) untuk dijadikan
pendamping hidupnya. Beliau bersabda yang artinya : “Wanita dinikahi karena empat
perkara : “karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya. Maka pilihlah yang
beragama (shalehah) niscaya engkau akan bahagia”.

(Muttafaqun Alaih) Wanita shalehah….. Ia merupakan sosok makhluk lembut yang


menjadi idaman bagi setiap muslim yang shaleh. Karena pada dirinya terdapat perhiasan
terindah di dunia ini sebagaimana disampaikan oleh Sang pembawa kabar gembira
Rasulullah saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya :
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.
Lantas seperti apasih wanita shalehah itu….???.

Wanita shalehah adalah wanita yang benar-benar menghambakan diri kepada Allah swt
dan beribadah hanya kepada-Nya. Ia menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil
apalagi besar, tidak menyembah kecuali kepada Allah swt, tidak minta kepada kuburan
atau pohon beringin, tidak memberi sesaji kepada Ratu Laut Selatan atau ratu-ratu
lainnya, tidak kedukun, nggak make jimat dan banyak lagi perbuatan syirik yang dapat
meluluh lantakan amal shaleh..
Allah swt berfirman yang artinya : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada Nabi-nabi sebelummu : “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu,
maka hendaklah Allah swt saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-
orang yang bersyukur”.

Lebih gawat lagi Allah swt tidak akan mengampuni dosa syirik sebagaimana terdapat
dalam firman-Nya yang artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu
bagi siapa saja yang di kehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka ia telah tersesat sejauh-jauhnya”.(QS 4 : 116)

Wanita shalehah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya,
Allah swt menyelaraskan perintah beribadah hanya kepada-Nya dengan perintah berbuat
baik dengan orang tua.

Perhatikan firman Allah swt dalam Qs Al-Israa’ ayat 23-24 yang artinya : “Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan “Ah..” dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : “Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. Lihat
juga Qs 31 : 13-15

Wanita shalehah adalah wanita yang menjadikan shalat sebagai kebahagian tersendiri
baginya, seperti yang dilakukan oleh idolanya, Rasulullah saw bersabda dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’i dari Anas Ra : “Dan kujadikan shalat sebagai
permata hatiku”. Ia tidak lalai mendirikan shalat tepat pada waktunya, khusyu’ dalam
shalat-shalatnya, gemar berpuasa dan bersedekah, sungguh- sungguh dalam do’anya
antara takut dan penuh harap.
Wanita shalehah….. Jilbab adalah pakaiannya, busana muslimah yang menutup rapat
seluruh auratnya, pakaian yang disyariatkan oleh Sang Penguasa jagad raya kepadanya.
Allah swt berfirman yang artinya : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal, karena
itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Jilbab adalah syi’ar islam, hanya jilbab yang menjadi pembeda antara muslimah dan
wanita kafir di tempat umum.

Wanita shalehah tahu apapun yang disyari’atkan Allah swt kepada manusia, tidak lain
untuk kebaikan mereka.

Wanita shalehah…. Dalam dirinya terkumpul kebaikan akhlak, adab baginya lebih baik
dari zahab (emas), penghias bibirnya adalah zikrullah dan bacaan Al-Qur’an, pemerah
pipinya adalah rasa malu, eye shadawnya gahdul bashar dan ia selalu menjaga
kesuciannya sebagai aplikasi dari firman Allah swt yang artinya :

“Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya,


dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kerudungnya kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasanya, kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara leleki mereka, atau putra- putra saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung”. (Qs 24 : 31).

Ia juga menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki yang bukan muhrim, baik melalui
bersalaman apalagi diraba-raba. (Iiii ngeriii).Rasul saw bersabda yang artinya :
“Sekiranya ditusukkan jarum besi ke kepala salah seorang diantara kamu, itu lebih baik
dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. (HR At-Thabroni dan Baihaqi
dari mi’qol bin yasaar)
Wanita shalehah adalah wanita yang terdidik dengan tarbiyah islamiyah, terus
memperdalam ilmu syar’i, aktif dalam kegiatan dakwah beramal makruf nahi mungkar.
Wanita shalehah.…. Ia senantisa berusaha menghindari ikhtilat, berkhalwat, apalagi
pacaran. Pacaran..? makhluk apaan tuh…??? Tidak la yau. Rasulullah saw bersabda yang
artinya : “’Tidaklah laki-laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan) kecuali yang
ketiganya adalah setan”.(HR. Tirmidzi)
Wanita shalehah…. Hari-hari libur dari ritualnya ia ganti dengan dangan hal-hal yang
bermanfaat, membaca buku-buku islam, mendengar kaset-kaset ceramah, memperbanyak
sedekah dan lain sebagainya. Pendeknya, wanita shalehah adalah sosok wanita yang taat
melaksanakan perintah Allah swt, sungguh-sungguh terhadap kewajiban dan hirs
terhadap nawafil, sehingga ia dapat menggapai cinta-Nya sebagaimana yang dijanjikan
oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits qudsy yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary
dari Abi Hurairah yang artinya : “Rasul bersabda : “Allah swt berfirman : “Barang siapa
yang menjadikan selain Ku sebagai sekutu, Aku telah mengizinkan agar ia diperangi,
tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih dari yang
Aku wajibkan, dan hambaku itu selalu mendekatkan diri kepadaKu dengan nawafil
(amalan sunnah) sehingga Aku mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, Akulah
pendengaranya yang ia gunakan untuk mendengar dan pengelihatannya yang ia gunakan
untuk melihat dan tangannya yang ia gerakan dan kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan, apabila ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan apabila ia meminta
perlindungan niscaya Aku lindungi (HR. Bukhari)

Dan meninggalkan larangan-Nya, berusaha menghindari yang makhruh dan sungguh-


sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan
dan dan luput dari perbuatan dosa, tidak, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang
tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw yang artinya : “Setiap
anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang
berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang
terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya
tersebut dan bersegera menuju ampunan Allah sebagaimana terdapat dalam firman-Nya
yang artinya : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-
dosa mereka dan siapalagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah..? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Qs 3 :
135).

Seluruh hari-harinya adalah ibadah, praktis dari bangun tidur sampai tidur lagi dipenuhi
dengan ibadah, no time withouth ibadah begitulah mottonya. Maka jadilah ia seorang
muslimah yang berakidah bener, ibadah seeur, akhlak bageur, berbadan seger dan otaknya
pun pinter. Lalu pemuda muslim akan ngiler, terus ngincer untuk selanjutnya nguber. Nah
lho…..

Wanita shalehah…. Ketika di khitbah oleh seorang muslim yang shaleh dan multazim, ia
tidak menolaknya. Rasulullah saw bersabda yang artinya : “Jika datang kepadamu
(mengkhitbah) orang yang kamu ridha dien dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia, bila
tidak, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar”. Ia memprioritaskan dua syarat dien
dan akhlak, namun tidak terlalu ghulu (berlebihan) dalam menyaring dan menentukan
pilihan, sebab ia tahu tidak ada orang zaman sekarang yang imannya setaraf dengan Abu
Bakar atau Umar. Cukuplah baginya pemuda yang shaleh dan multazim, itulah yang ia
nantikan.

Suami…, ah gadis mana yang tidak mengenangkan suami, pendamping dan pasangan
hidup, yang akan memberikan kebahagiaan dan keceriaan..? Rasanya semua gadis
mengimpikannya. Akan dinantinya saat-saat kedatangan sang pujaan hati dengan debar
bahagia di dada, dengan rona memerah dipipi, terlambunglah angan dan teruntailah
harapan : “Akankah kumiliki suami idaman nan shaleh..?, suami yang dapat dijadikan
tempat berbagi, tempat belajar, tempat mencurahkan isi hati , tempat bermanja, juga
tempat menyerahkan ketaatan agar tercapai ridha Ilahi, suami yang menjadi qowam yang
dapat menggandeng tangan pasangannya menuju syurga Allah swt, suami yang menjadi
teladan, suami yang menjadi pendidik, suami yang menjadi kecintaan, aah.. pantas
kiranya tak boleh sembarangan memilih suami……

Wanita shalehah….. Saat memasuki jenjang pernikahan, terbetik azam dalam hatinya,
untuk mengoptimalkan diri dalam mencurahkan ketaatan kepada suaminya, terngiang di
telinganya nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam
pernikahan sang putri tercinta : “Wahai putriku tersayang… Sesungguhnya nasehat ini
jika ditinggalkan karena keagungan adab maka kutinggalkan ia untukmu. Nasehat ini
merupakan peringatan bagi orang yang lalai (lupa) dan petunjuk bagi yang berakal, jika
seorang wanita tidak butuh terhadap pernikahan, niscaya kedua orang tuanya lebih tidak
membutuhkannya, akan tetapi keduanya sangat membutuhkannya, karena wanita
diciptakan untuka lelaki dan laki-laki diciptakan untuk wanita. Putriku sayang… kini
engkau akan berpisah dari udara dan dunia remaja yang akupun telah melaluinya. Kini
engkau akan menjalani hidup baru yang juga pernah kujalani, menuju kehidupan yang
belum engkau ketahui dan teman yang belum engkau pahami, dia akan menjadi raja dan
pelindung bagimu. Jadilah engkau budaknya, niscaya dia akan menjadi budak yang dekat
denganmu, ingat dan peliharalah sepuluh point yang akan menjadi modal dan simpanan
bagimu.

Yang pertama dan kedua adalah : Tunduk berkhidmat kepadanya disertai dengan qona’ah.
Memperhatikan ucapannya disertai dengan to’ah (taat).

Yang ketiga dan ke empat : menjaga perasaan mata dan hidungnya, jangan sampai
matanya melihat sesuatu yang jelek darimu dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu
yang harum dan wangi.

Adapun yang kelima dan enam : perhatikanlah watu makan dan tidurnya, karena rasa
lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah.

Yang ke tujuh dan delapan : menjaga hartanya serta menaruh hormat terhadap
keluarganya, aturlah hartanya dengan baik dan pergauilah keluarganya sebaik mungkin.
Dan yang ke sembilan dan sepuluh : jangan engkau maksiat dan menentangnya, jangan
pula engkau beberkan rahasianya, bila engkau menentangnya maka engkau telah
mengobarkan kemarahannya dan jika engkau membeberkan rahasianya niscaya engkau
tidak akan merasa aman akan kepergiannya. Kemudian jangan sampai engkau
menampakkan kegembiraan jika ia sedang bersedih dan jangan pula menampakkan
kesedihan bila ia sedang gembira.

Wanita shalehah….. Ia tahu bahwa kehidupan rumah tangga tidak melulu berjalan mulus,
berbentangkan permadani. Kehidupan rumah tangga tak ubahnya sebuah kapal yang
berlayar di tengah samudra, terkadang tenang dengan ombak dan riak-riak kecil, namun
dilain waktu angin kencang melanda, badai menghantam, ombak bergulung seakan ingin
menenggelamkan kapal dan seluruh isinya. Saat seperti itulah peranan suami istri teruji,
jika mereka kompak, bahu-membahu dengan saling pengertian, Insya Allah biduk akan
selamat sampai ketepian.

Wanita shalehah….. Ia menjadi sesuatu yang paling berharga bagi suaminya setelah
ketakwaannya kepada Allah, bila dipandang oleh sang suami menimbulkan rasa bahagia
dihati. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang artinya : “tidak ada yang lebih
bermanfaat bagi seorang muslim setelah takwa kepada Allah dan lebih baik baginya
selain dari istri yang shalehah, apabila ia memerintahnya dia akan mentaatinya, jika ia
melihat kepadanya dia membahagiakannya, jika bersumpah kepadanya dia menepatinya
dan bila ia tidak berada di dekatnya dia menjaga dirinya juga harta suaminya”. (HR. Ibnu
Majah).

Ia tidak memasukkan lelaki kerumahnya tanpa seizin sang suami dan selalu menjaga
harga diri dan kepercayaan suaminya. Allah swt berfirman yang artinya : “Kaum laki-laki
itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian
mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara mereka”. (Qs 4 : 34). Ia selalu ridha dengan apa yang diberikan suami,
betapapun kecilnya pemberian itu dan tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak tergapai
oleh penghasilan sang suami.

Wanita shalehah….. Ia sabar saat-saat sang suami meninggalkannnya untuk menuntut


ilmu, mencari rizki, atau kepentingan dakwah dan menyambut kepulangan suami dengan
senyum mengembang dan wajah ceria.

Wanita shalehah….. Apabila suaminya dilanda futur, semangatnya mengendur, ia tampil


menegur “Mas kok loyyo”, memberikan motivasi dan mengobarkan semangat juangnya.

Wanita shalehah….. Ia selalu melahirkan generasi rabbani, mengenalkan putra-putrinya


kepada Allah swt sejak dini, bahkan sebelum sang anak itu terlahir kedunia.
Mengasuhnya dengan sabar dan penuh keibuan, mendidiknya dengan pendidikan islami,
mengajari Sunnah-sunnah Nabi, akhlaktul karimah dan lain sebagainya. Ibu adalah
madrasatul Ula bagi putra-putrinya.Dengan demikian ia akan menjadi mar’ah shalehah,
zaujah muti’ah dan ummu madrasah. Singkatnya, wanita shalehah adalah gambaran
sosok hamba Allah, pengikut Rasul saw, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang
baik dan menjadi uswah hasanah bagi orang lain.

Indah nian alunan nasyid yang berbunyi : “Sungguh indah permata dunia, intan mutu
manikam, emas dan berlian yang memikat hati. Namun tiada seindah bunga wanita
shalehah harapan agama…….

Demikianlah beberapa sifat dan karakter wanita shalehah yang kudambakan. Akankah
aku mendapatkannya…? dan mampukah kalian seperti itu wahai ukhti..??

Anda mungkin juga menyukai