BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. BGM
Gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan
terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis
2005).
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau
energi. Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
12
Bila dilihat berdasarkan gejala klinisnya gizi buruk dapat dibagi menjadi 3
1. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering
ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi
buruk. Gejala marasmus antara lain anak tampak kurus, rambut tipis dan jarang,kulit
keriput yang disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang, muka seperti orang
tua (berkerut), balita cengeng dan rewel meskipun setelah makan, bokong baggy pant,
2. Kwashiorkor
oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan protein yang adekuat.
Hal ini seperti marasmus, kwashiorkor juga merupakan hasil akhir dari tingkat
keparahan gizi buruk. Tanda khas kwashiorkor antara lain pertumbuhan terganggu,
biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan
3. Marasmiks-Kwashiorkor
gejala klinis antara kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut
umur (U) < 60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak
mencolok.
Bila ditinjau dari segi umur, maka anak balita yang sedang tumbuh kembang
adalah golongan yang awan terhadap kekurangan energi dan protein, kerawanan pada
anak - anak disebabkan oleh hal-hal di sebagai berikut, (Kardjati, dkk, 1985):
a. Kemampuan saluran pencernaan anak yang tidak sesuai dengan jumlah volume
b. Kebutuhan gizi anak per satuan berat badan lebih besar dibandingkan dengan
pertumbuhan.
c. Segera anak dapat bergerak sendiri, tanpa bantuan orang lain, dia akan mengikuti
penularan penyakit.
d. Meskipun mempunyai nilai tertentu dalam keluarga, akan tetapi dalam hal
mendapatkan pilihan yang terbaik, baru selebihnya yang diberikan pada anggota
keluarga yang lain. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12 - 59
bulan). Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta
fungsi ekskresi.
serabut syaraf dan cabang - cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak
yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini
sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/
penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan
baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari, (Depkes RI,
2006).
untuk penyakit kurang kalori protein dan defesiensi vitamin A serta anemia
defesiensin Fe. Kelompok umur sulit dijangkau oleh berbagai upaya kegiatan
pebaikan gizi dan kesehatan lainnya, karena tidak dapat datang sendiri ke tempat
berkumpul yang telah ditentukan tanpa diantar, padahal yang mengantar sedang
semua, (Seadiaoetama, 2000). Adapun kebutuhan nutrisi pada anak balita sebagai
berikut :
1. Asupan Kalori, Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak
1500 kalori setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan
2. Pasokan Lemak
Roti, santan, mentega merupakan makanan yang mengandung lemak dan baik
diberikan pada anak balita sebab lemak sendiri mampu membentuk Selubung
3. Kebutuhan Protein
Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang mengandung
didapatkan pada makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2 butir, daging 2 ons
dan sebagainya.
4. Zat besi
Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga balita
harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau
makanan yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.
5. Karbohidrat
karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan balita, mereka juga
membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan seperti roti, nasi
6. Kalsium
tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang
7. Vitamin
Vitamin merupakan nutrisi yang juga dibutuhkan, tidak hanya balita, namun
untuk semua umur membutuhkannya. Banyak manfaat yang bisa didapat dari
yang berfungsi sebagai penyerapan zat besi. Vitamin E yang berperan untuk
Tabel 2.1. Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) Rata-rata Per Hari
Tabel 2.2. Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Protein (AKP) pada Anak
BGM dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Namun, secara
langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : anak tidak cukup mendapat makanan bergizi
seimbang, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin
berikut :
Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi. Makanan alamiah
terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya.
MPASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga
mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral
lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga
dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, seringkali seorang anak
harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita
karena ketidaktahuan.
Suatu studi “positive deviance” mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi
dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang BGM, padahal orang tua
mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak
berpengaruh pada timbulnya BGM. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih
posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat.
Sebaliknya sebagian anak yang BGM ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang
Terjadi hubungan timbal balik antara kejadian infeksi penyakit dan BGM.
Anak yang menderita BGM akan mengalami penurunan daya tahan, sehingga anak
rentan terhadap penyakit infeksi. Di sisi lain, anak yang menderita sakit infeksi akan
Status Gizi
Penyebab
Langsung
Masalah
Kemiskinan, Pendidikan Rendah, Utama
Ketersediaan
Masalah
Krisis Politik Dasar
1. Secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama untuk
gambaran masalah gizi yang nyata. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
2. Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering
3. Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurnag
gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan
4. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat Gizi,
pengukuran antara lain pengukuran tinggi badan,berat badan, dan lingkar lengan atas.
Beberapa pengukuran tersebut, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas sesuai
dengan usia yang paling sering dilakukan dalam survei gizi. Di dalam ilmu gizi,
status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur
secara sendiri-sendiri, tetapi juga dalam bentuk indikator yang dapat merupakan
buruk jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. Gizi kurang jika hasil ukur -3 SD sampai
dengan < -2 SD. Gizi baik jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. Gizi lebih jika
hasil ukur > 2 SD. Berdasarkan pengukuran Tinggi Badan (24 bulan-60 bulan) atau
Panjang badan (0 bulan-24 bulan) menurut Umur diperoleh kategori : Sangat pendek
jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. Pendek jika hasil ukur – 3 SD sampai dengan <
-2 SD. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. Tinggi jika hasil ukur > 2
SD. Berdasarkan pengukuran Berat Badan menurut Tinggi badan atau Panjang
Badan: Sangat kurus jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. Kurus jika hasil ukur -3
SD sampai dengan < -2 SD. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
Gemuk jika hasil ukur > 2 SD. Balita dengan gizi buruk akan diperoleh hasil BB/TB
sangat kurus, sedangkan balita dengan gizi baik akan diperoleh hasil normal
pertumbuhan dan perkembangannya yang sulit disembuhkan. Oleh karena itu anak
yang bergizi kurang tersebut kemampuannya untuk belajar dan bekerja serta bersikap
akan lebih terbatas dibandingkan dengan anak yang normal (Santoso, 2003). Dampak
yang mungkin muncul dalam pembangunan bangsa di masa depan karena masalah
1. Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak. Hal ini
manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk meningkatkan
fasilitas kesehatan.
Akibatnya diduga tidak dapat diperbaiki bila terjadi kekurangan gizi semasa anak
dikandung sampai umur kira-kira tiga tahun. Menurunnya kualitas manusia usia
muda ini, berarti hilangnya sebagian besar potensi cerdik pandai yang sangat
3. Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang
diberbagai disiplin, baik teknis kesehatan, teknis produksi, sosial budaya dan lain
Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
Menurut Skiner (1938), seorang ahli psikologi yang dikutip dalam buku
(Notoatmodjo,2010)
1. Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya).
2. Sikap (Attitiude)
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu faktor lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
2.2.1.1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
(Notoatmodjo,2010).
pengalaman orang lain. Selanjutnya menurut Poejawijatna (1991), orang yang tahu
disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu. Dengan
demikian pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
tahapan pengetahuan dalam diri orang tersebut terjadi adalah sebagai berikut :
dalam dirinya.
perubahan perilku baru atau adopsi perilku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan , kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).
mempunyai 6 tingkatan :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
sebagainya.
b. Memahami (Cmprehension)
tentang objek yang diketahui, dan dapat meninterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan ,
c. Aplikasi (Aplication)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
atau objek kedaalam komponen- komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
sebagainya.
e. Sintesis (Syntesis)
Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan menyusun formulasi baru dari
dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
yang menanyakantentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
pengetahuan, sikap dan perilaku akan kesehatan merupakan faktor yang menentukan
pengetahuan yaitu :
a. Pendidikan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seuur hidup. Pendidikan
seseornag akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula penegtahuannya. Namun
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negative. Kedua aspek inilah yang
b. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain – lain mempengaruhi besar terhadap pembentukan opini dan
media massa membawa pula pesan – pesan yang berisi sugesti yang dapat
tersebut.
d. Lingkungan
e. Pengalaman
f. Usia
2.2.1.2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
(Notoatmodjo, 2007).
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan, bahwa orang (subjek) mau dan memerhatikan stimulus yang
diberikan (objek .
2. Merespon (Responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertnayaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihya denga segala resiko
cara.Sementara pengasuhan berasal dari kata asuh berarti menjaga, memelihara dan
mindidik.Jadi dari harfiah Bahasa Indonesia, praktek pengasuhan anak adalah cara
yang diterapkan oleh ibu untuk mendidik anak-anak agar tidak mudah mengalami
rumah.
praktek yang dijalankan oleh orang yang lebih dewasa terhadap anak yang
dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan pangan atau tempat tinggal yang layak,
1995).
status yang baik bagi anak. Pola pengasuhan merupakan kejadian pendukung anmun
secara tidak langsung. Dengan pola pengasuhan yang baik, maka perkembangan anak
juga akan baik. Ahli psikologi perkembangan, dewasa ini menilai secara kritis
pentingnya pengasuhan anak oleh orang tuanya. Proses pengasuhan ini erat
hubungannya dengan kelekata antara anak dan orang tua dimana proses tersebut
melahirkan ikatan emosional secara timbal balik antara bayi atau anak dengan
praktek yang dijalankan oleh orang yang lebih dewasa terhadap anak yang
dihubungkan dengan penemuan kebutuhan pangan atau tempat tinggal yang layak,
1995).
Menurut Eagle 1995 pola pengasuhan adalah aktivitas terhadap anak terkait
makanan, aktivitas mandi mereka menderita infeksi Eagle, (1995). Pola pengasuhan
menurut Zeitlin (2000) adalah praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan
atau kondisi setempat yang dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama adalah faktor
yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan pangan dalam kelompok ini
termasuk faktor geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi jenis
tanaman dan jumlah produksinya di suatu daerah, bahan pangan yang erat kaitannya
Pola makan adalah jumlah makanan dan jenis serta banyaknya bahan
makanan dalam pola pangan, disuatu Negara atau daerah tertentu, biasanya
berkembang dari daerah setempat atau dari pangan yang telah ditanam ditempat
pengaturan jenis makanan beserta kandungan gizi suatu zat makanan) bertujuan untuk
mmenuhi keseimbangan zat dalam tubuh kita untuk mencapai kehidupan yang
Kesehatan Lingkungan juga berperan penting terhadap status gizi balita, ruang
penyediaan air bersih dan pembuangan sampah dan sebagainya. Keadaan perumahan
mempunyai hubungan yang erat dengan status kesehatan penghuninya. Air bersih
merupakan faktor utama untuk menentukan bagi proses kehidupan dan kesehatan
(Sukarni), karena bibit penyakit tertentu dapat ditularkan oleh air terkontaminasi
dan kebersihan kerja. Sanitasi lingkungan adalah usaha pengendalian diri dari faktor
kesehatan dan menurun daya tahan tubuh manusia. Status gizi adalah suatu keadaan
tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.
Salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penurunan status gizi
adalah anak usia 2-5 tahun, karena pada usia ini anak sudah tidak mendapatkan ASI
semakin meningkat. Status gizi secara tidak langsung berkaitan dengan faktor sosial
ekonomi dan higiene sanitasi serta berkaitan langsung dengan tingkat konsumsi dan
infeksi.
dan pemberian makanan tambahan. Sementara untuk status gizi batita indikator TB/U
dan suplementasi gizi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi batita
kesehatan, sedangkan terhadap status gizi batita indikator BB/U dan TB/U adalah
c. Pengasuhan psiki-sosial
hubungan antara tiga faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah
Environment. Hal ini dikarenakan perubahan pada salah satu faktor atau komponen
penumpunya.
berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit yakni proses
Pada kasus balita yang mengalami BGM, penyakit dapat timbul dikarenakan
a. Host (Pejamu)
Host atau pejamu ialah keadaan manusia dimana dapat menjadi faktor risiko
untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. :
1. Umur. Bayi dan balita merupakan golongan rawan terhadap penyakit gizi buruk.
Selain karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah, faktor organ pencernaan
BGM.
3. Keadaan imunitas dan respons imunitas. Adanya alergi atau intolerant terhadap
protein tertentu terutama protein susu mempengaruhi intake protein dalam tubuh.
b. Agent (Penyebab)
Pada dasarnya, tidak ada satu pun penyakit yang dapat timbul hanya
disebabkan oleh satu faktor tunggal semata. Umumnya kejadian penyakit disebabkan
namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua
makanan yang mengandung protein. Padahal zat ini sangat dibutuhkan oleh anak
untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
sendiri seperti ketersediaan bahan pangan di daerah tempat tinggalnya yang memadai
atau tidak.
c. Environment (Lingkungan)
terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan
akan menjadi daerah endemik penyebaran BGM. Lingkungan fisik ada yang
terjadi secara alamiah tetapi dapat juga mucul akibat ulah manusia sendiri (Nur
sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang
yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan
untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun temurun dapat
menjadi hal yang menyebabkan terjadinya BGM. Selain itu tingkat pendapatan
yang rendah sehingga mengakibatkan daya beli barang yang rendah juga turut
Dari keseluruhan unsur di atas, dimana hubungan interaksi antara satu dengan
yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik
penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama
adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi oleh
yang ada, khususnya mengenai hubungan satu factor risiko dengan risiko yang lain
ibu yang meliputi (umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan), faktor penyebab
tidak langsung yaitu perilaku ibu yang meliputi (Pengetahuan, sikap dan pola asuh)
pelayanan kesehatan, dan ketersediaan pangan, dan faktor penyebab langsung yaitu
penyakit infeksi dan asupan gizi. Kerangka teori terjadinya BGM pada anak balita
Masalah utama
-Kemiskinan Kejadian
-Pendidikan Rendah, Bawah Garis Merah
-Ketersediaan Pangan
Penyebab langsung
- Asupan Gizi
- Infeksi Penyakit
Karakteristik ibu
Penyebab tidak langsung - Umur
- Ketersediaan Pangan - Pendidikan
- Pelayanan Kesehatan - Pekerjaan
- Pendapatan
Perilaku
- Pengetahuan
- Sikap
- Pola Asuh
penelitian dan tidak semua variabel yang tercantum pada kerangka teori dilakukan
pengukuran, peneliti hanya memilih beberapa faktor yang fisibel (dapat dilakukan
Bawah Garis Merah (BGM) pada anak balita sedangkan variabel bebas (variabel
perilaku ibu (pengetahuan, sikap dan pola asuh). Berdasarkan tinjauan pustaka dan
kerangka teori, maka yang menjadi kerangka konsep penelitian dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Karakteristik Ibu:
- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pendapatan
Kejadian Bawah Garis
Merah (BGM) pada Anak
Balita
Perilaku Ibu :
- Pengetahuan
- Sikap
- Pola Asuh