Anda di halaman 1dari 5

GERAKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN KAMPUS

Oleh : Kelompok 4

Pemeran :

1. A. Hikma Padaunga sebagai teman Ainun

2. Andi Ainun Afiyah sebagai anak ibu Dita

3. Dita Puspita Trianti sebagai ibu Dita

4. Nurul Amaliah Abbas sebagai Dosen

5. Nurul Annisani sebagai Dosen dan panitia penerimaan mahasiswa baru

Tempat :

1. Kos Dita ( kamar ibu Dita )

2. Mcdonals ( tempat pertemuan ibu Dita dan Nisa )

3. Kampus ( tempat pendaftaran dan ruang belajar )

Pada tahun 2018 dibukalah pendaftaran Mahasiswa Baru Akbid PDK Jaya, Ainun
adalah siswa yang baru saja lulus dari bangku SMA dan berniat untuk melanjutkan
pedidikannya ke jenjang kuliah. Namun ia masih bingung menentukan universitas dan
jurusan yang sesuai dengannya.

Ainun : “Aku lanjutin kuliah dimana yah, Bu ? Soalnya pilihan SNMPTN ku tidak ada
yang lulus.”
Ibu Dita : “Ya gitu kalo kerjaanya sosmedtan terus? Mau lulus nggak belajar, gimana
caranya?”
Ainun : “Jadi saya tidak kuliah dong bu kalo gitu.”
Ibu Dita : “Nikah aja sana!”
Ainun : “Tapi kan temanku kuliah semua, Bu.”
Ibu Dita : “Ya Sudah, kamu daftar di Akbid PDK jaya aja. Kata orang kampus disana
bagus lagian ibu juga pengen liat kamu jadi bidan. Ibu juga ada teman disana
jadi gampang urusannya.”
Ainun : “Ada kampus yang jurusan menajemen nggak, Bu?”
Ibu Dita : “Bidan aja masa depannya bagus kalo sudah jadi PNS, kamu mau ngapain di
manajemen? Udah siapin berkas aja besok kita kerumah teman ibu!”
Ainun : “Iyya, Bu.”

Keesokan harinya mereka pun berkunjung ke rumah Ibu Nisa untuk menanyakan
proses penerimaan mahasiswa baru di Akbid PDK Jaya.

Ibu Dita : “Assalamualaikum..”


Ibu Nisa : “Waalaikumussalam, Ehhh Ibu Dita, ohh lama yah bu tidak pernah ketemu. Eh
silahkan masuk.”
Ibu Dita : “Iya bu, baru ada kesempatan soalnya di kantor banyak kerjaan.”
Ibu Nisa : “Bagaimana kabarnya, Bu ?”
Ibu Dita : “Alhamdulillah baik.”
Ibu Nisa : “Ini Ainun yah?”
Ainun : “Iyya, Bu.”
Ibu Nisa : “Ohhh, sudah besar yah.. sudah kelas berapa sayang?”
Ibu Dita : “Udah lulus SMA dia, Bu.”
Ibu Nisa : “Ohh ada rencana mau lanjut dimana, Nak?”
Ainun : “Hehe belum tau juga ini, Tante.”
Ibu Dita : “lyya belum tau, Bu. Rencananya saya mau daftarkan dia dikampusnya ibu.”
Ibu Nisa : “Oh iyya, mau jadi bidan yah, Nak?”
Ainun : “Hehehe iya, Bu.”
Ibu Dita : “Kapan mulai pendaftaran dikampusnya ibu?”
Ibu Nisa : “Oh sekarang sudah pengumpulan berkas sampai tanggal 16 September 2018.”
Ibu Dita : “Berkasnya sudah disiapkan kok, Bu.”
Ibu Nisa : “Ya sudah langsung dibawa aja besok ke kampus!”
Ibu Dita : “Iyya, Bu, besok Ainun bawa berkasnya ke sana. Sebenarnya saya suruh dia
daftar disanan karena saya berharap ibu bias mendampingi dia disana.”
Ibu Nisa : “Oh bisa sekali sayang saya paham kok. Apalagikan Ainun saya anggap
sebagai anak juga. Mudah itu, Bu, biar saya yang urus.”
Ibu Dita : “Aduhh makasih banget sayang kalo begitu. Jadi kira-kira biasanya habis
berapa, Bu?”
Ibu Nisa : “Biasanya sih orang lain saya kasi full, Bu, tapi karena kita sudah seperti
keluarga ya jadi saya kasi biaya aslinya aja sekitar 15 Juta, biaya itu saya tidak
ambil untung, sepenuhnya hanya untuk pelaksanaannya saja, Bu.”
Ibu Dita : “Oh iya, Bu itu tidak masalah itu. Besar harapan saya supaya Ainun bisa
tembus yah!”
Ibu Nisa : “Iya, Bu saya usahakan.”
Ibu Dita : “Kalo begitu saya permisi dulu yah bu soalnya masih ada kerjaan.”
Ibu Nisa : “Oh iya, silahkan, Bu”.
Ainun : “Mari tante, Assalamualaikum.”
Ibu Nisa : “Waailakumussalam.”

Setelah melewati beberapa tahap pengujian Ainun pun dinyatakan diterima sebagai
Mahasiswa Baru di Akbid PDK Jaya dan telah memulai perkuliahannya. Semester demi
semester pun berlalu Ainun sudah mulai bosan dengan pembelajarannya dan bermasa bodoh.

Ainun : “Ehh Unga Askeb kamu sudah selesai nggak?”


Unga : “Iya sudah, kan kita sudah ada janji untuk konsul hari ini dengan Ibu Nurul.”
Ainun : “Aku juga sudah selesai, tapi gak tau sih isinya kayak gimana, soalnya ini
Askeb si Yanti aku copy, terus aku edit sedikit.”
Unga : “Ihh terus gimana dong?”
Ainun : “Ya konsul aja, tapi Askeb kamu yah aku ngikut aja dulu. Paling juga ibu
nggak selesai baca Askeb kamu.”
Unga : “Kalo aku sih nggak masalah. Ya udah ayo kita pergi mumpung ada waktu
luang!”

Akhirnya mereka pun menuju ruangan Ibu Nurul. Ibu Nurul terlihat sibuk dengan
komputernya dan buku-buku yang terbuka di sekitarnya.

Ainun : “(Mengintip ke dalam ruangan) Ibu lagi sibuk kita konsulnya besok aja yah?”
Unga : “Kan hari ini kita sudah janjian, yaudah kita menghadap aja dulu. Kalo
memang hari ini tidak bisa ya besok aja.”

(Mereka pun masuk)


Unga : “Permisi, Bu, maaf mengganggu kami mahasiswa yang kemarin buat janji
sama ibu untuk konsul hari ini.”
Ibu Nurul : “Oh Unga dengan Ainun yah? Sebenarnya hari ini Ibu agak sibuk tapi karena
kemarin kita sudah buat janji ya harus dilaksanakan. Silahkan duduk nak.
Askebnya mana?, coba saya liat!”
Unga : “(Menyodorkan Askeb)”
Ibu Nurul : “Coba ceritakan pasiennya, Nak!”

Unga pun menceritakan Askebnya sembari Ibu Nurul mengoreksi Askebnya, setelah
itu Ibu Nurul memberikan masukan kepada Unga.

Ibu Nurul : “Di revisi yah nak sesuai dengan koreksinya dan jangan lupa cari buku sumber
yah!”
Unga : “Iyya, Bu. Makasih, Bu.”
Ibu Nurul : “Ainun askebnya mana?”
Ainun : “Ada kok, Bu.” (Tampak kaget dan menyodorkan Askebnya pada Ibu Nurul)

Ainun pun menceritakan Askebnya sembari Ibu Nurul mengoreksi Askebnya, namun
ternyata banyak yang tidak sesuai dan sangat berantakan. Ibu Nurul terlihat sangat kecewa
dan kesal.

Ibu Nurul : “Lohh kok ini beda Ainun? Ini usia kandungannya yang benar yang mana?
coba kamu hitung ulang!”
Setelah beberapa menit Ainun tampak kebingungan menjadikan Ibu Nurul ikut
menjadi kesal.

Ibu Nurul : “Ainun….!!! Betul askeb ini kamu yang kerja?”


Ainun : “Iya, Bu. Itu saya kerja bu tadi malam.”
Ibu Nurul : “Betul, Ainun?”
Ainun : “Iya, Bu!”
Ibu Nurul : “Kamu setuju tidak kalau ibu bilang ini bukan milik kamu ?”
Ainun : “Tidak, Bu, karena itu memang saya yang kerja.”
Ibu Nurul : “Tapi kenapa nama pengkajinya berubah dan banyak sekali data yang tidak
sesuai. Ini kamu copy paste punya teman kamu, kan? Ibu tidak larang kalian
untuk melihat askeb teman kalian sebagai contoh dan acuan dalam membuat
askeb, tapi bukan untuk dicopy paste diedit sedikit dan dibuat seolah – olah itu
milik kamu!” (Ibu Nurul memberikan penjelasan yang panjang mengenai
perbuatan Ainun serta member nasihat)
Ainun : “Iya, Bu, saya mohon maaf, Bu.”
Ibu Nurul : “Iya, ini ibu kembalikan mohon diperbaiki, Ya! Tiga hari mendatang datang
lagi!”

Akhirnya Ainun dan Unga meninggalkan ruangan Ibu Nurul. Ainun mengatakan
bahwa dia sangat malu pada Ibu Nurul dan Unga, ia berniat memperbaiki perilakunya. Tidak
lagi acuh dan bermasa bodoh dan bertekad untuk tidak melakukan segala macam bentuk
kecurangan terhadap apapun yang berhubungan dengan hal yang memudahkan urusannya
untuk melakukan sesuatu tanpa dilalui suatu proses perjuangan dari hasil keringatnya sendiri.
Unga pun mengerti keadaan Ainun dan tetap memberi dukungan sehingga Ainun pun bangkit
dari keterpurukannya.

Anda mungkin juga menyukai