Tugas I Naskahskenario PBAK Ciri, Pola Dan Modus Korupsi Assignment
Tugas I Naskahskenario PBAK Ciri, Pola Dan Modus Korupsi Assignment
Oleh : Kelompok 4
Pemeran :
Tempat :
Pada tahun 2018 dibukalah pendaftaran Mahasiswa Baru Akbid PDK Jaya, Ainun
adalah siswa yang baru saja lulus dari bangku SMA dan berniat untuk melanjutkan
pedidikannya ke jenjang kuliah. Namun ia masih bingung menentukan universitas dan
jurusan yang sesuai dengannya.
Ainun : “Aku lanjutin kuliah dimana yah, Bu ? Soalnya pilihan SNMPTN ku tidak ada
yang lulus.”
Ibu Dita : “Ya gitu kalo kerjaanya sosmedtan terus? Mau lulus nggak belajar, gimana
caranya?”
Ainun : “Jadi saya tidak kuliah dong bu kalo gitu.”
Ibu Dita : “Nikah aja sana!”
Ainun : “Tapi kan temanku kuliah semua, Bu.”
Ibu Dita : “Ya Sudah, kamu daftar di Akbid PDK jaya aja. Kata orang kampus disana
bagus lagian ibu juga pengen liat kamu jadi bidan. Ibu juga ada teman disana
jadi gampang urusannya.”
Ainun : “Ada kampus yang jurusan menajemen nggak, Bu?”
Ibu Dita : “Bidan aja masa depannya bagus kalo sudah jadi PNS, kamu mau ngapain di
manajemen? Udah siapin berkas aja besok kita kerumah teman ibu!”
Ainun : “Iyya, Bu.”
Keesokan harinya mereka pun berkunjung ke rumah Ibu Nisa untuk menanyakan
proses penerimaan mahasiswa baru di Akbid PDK Jaya.
Setelah melewati beberapa tahap pengujian Ainun pun dinyatakan diterima sebagai
Mahasiswa Baru di Akbid PDK Jaya dan telah memulai perkuliahannya. Semester demi
semester pun berlalu Ainun sudah mulai bosan dengan pembelajarannya dan bermasa bodoh.
Akhirnya mereka pun menuju ruangan Ibu Nurul. Ibu Nurul terlihat sibuk dengan
komputernya dan buku-buku yang terbuka di sekitarnya.
Ainun : “(Mengintip ke dalam ruangan) Ibu lagi sibuk kita konsulnya besok aja yah?”
Unga : “Kan hari ini kita sudah janjian, yaudah kita menghadap aja dulu. Kalo
memang hari ini tidak bisa ya besok aja.”
Unga pun menceritakan Askebnya sembari Ibu Nurul mengoreksi Askebnya, setelah
itu Ibu Nurul memberikan masukan kepada Unga.
Ibu Nurul : “Di revisi yah nak sesuai dengan koreksinya dan jangan lupa cari buku sumber
yah!”
Unga : “Iyya, Bu. Makasih, Bu.”
Ibu Nurul : “Ainun askebnya mana?”
Ainun : “Ada kok, Bu.” (Tampak kaget dan menyodorkan Askebnya pada Ibu Nurul)
Ainun pun menceritakan Askebnya sembari Ibu Nurul mengoreksi Askebnya, namun
ternyata banyak yang tidak sesuai dan sangat berantakan. Ibu Nurul terlihat sangat kecewa
dan kesal.
Ibu Nurul : “Lohh kok ini beda Ainun? Ini usia kandungannya yang benar yang mana?
coba kamu hitung ulang!”
Setelah beberapa menit Ainun tampak kebingungan menjadikan Ibu Nurul ikut
menjadi kesal.
Akhirnya Ainun dan Unga meninggalkan ruangan Ibu Nurul. Ainun mengatakan
bahwa dia sangat malu pada Ibu Nurul dan Unga, ia berniat memperbaiki perilakunya. Tidak
lagi acuh dan bermasa bodoh dan bertekad untuk tidak melakukan segala macam bentuk
kecurangan terhadap apapun yang berhubungan dengan hal yang memudahkan urusannya
untuk melakukan sesuatu tanpa dilalui suatu proses perjuangan dari hasil keringatnya sendiri.
Unga pun mengerti keadaan Ainun dan tetap memberi dukungan sehingga Ainun pun bangkit
dari keterpurukannya.