Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

MATERI DAN ENERGI DALAM LINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan

Disusun oleh:

Fathoni Andika Darma


Kristinus Vincent Ananda
Oky Purwanto
Rosmania
Muhammada Zaini
Muhammad Adi Hidayatullah ( 170155201033 )

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2


BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 4
A. Pengertian Materi dan Energi .............................................................................
B. Jaring-Jaring Makanan........................................................................................ 4
C. Piramida Makanan .............................................................................................. 5
D. Siklus Hidrologi .................................................................................................. 9
E. Biogeokimia ........................................................................................................
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 18
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam kehidupan kita terdapat banyak makhluk hidup yang saling
berdampingan dalam bentuk berkelompok ataupun sendiri-sendiri. Dalam memenuhi
kebutuhan hidupanya makhluk hidup saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya. Energi-energi yang dihasilkan dari makhluk hidup semuanya berasal dari
yang namanya rantai makanan dimana terjadi perpindahan energi dari makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya. Dengan siklus ini makhluk hidup dapat
bertahan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui hubungan jarring-jaring makanan dalam ekosistem
2. Mengetahui tentang piramida makanan
3. Mengetahui siklos hidrologi dan biogeokimia

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud tentang jarring-jaring makanan dan
perpindahan energi dalam lingkungan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Materi dan Energi
Pengertian Energi dan Materi Ekosistem terbentuk dari interaksi antara
komponen biotik dan abiotik serta terjadi aliran materi dan energi didalamnya. Materi
dan energi merupakan sumber alam.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup,
polulasi atau ekosistem yang pengadaannya hingga ketingkat mencukupi (optimum)
akan meningkatkan daya pengubahan energi. Materi semula berawal dari sumber
alam seperti udara, air, tanah dan mineralmineralnya. Sedangkan energi hampir
seluruhnya bersumber dari matahari.
Materi merupakan bahan baku untuk membuat berbagai alat, seperti: besi,
timah, aluminium, emas dan bahan mineral lainnya. Atau ada konsep lain yang
menyebutkan bahwa materi merupakan sesuatu pada suatu tempat dan suatu waktu.
Perwujudannya adalah berupa benda, seperti: batuan, air, udara, pepohonan, dan lain-
lain. Secara filsafat ada 4 unsur utama materi, yaitu: api, udara, air dan tanah.
Energi adalah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan
kerja. Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu
usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya
matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses
pengolahan makanan di dalam tubuh.
Energi yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang
bermacam-macam, seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas,
dan sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya.
para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena
bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu
ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi
yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya
matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber
energinya.
4
Macam-Macam Aliran Energi :
1. Tingkat Trofik
Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya
aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu
ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses
makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok
organisme dengan kelompok organisme lainnya. Setiap kelompok organisme yang
memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. Dalam suatu
ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan
decomposer.
a. Produsen
Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya
matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme
fotosintetik lainnya. Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia
melalui proses fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa
organic seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan
sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang,
bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh organisme
berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya
melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem
disebut dengan produsen.
b. Konsumen
Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain
(tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat
mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen
dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen
tingkat we (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung
memakan produsen. Anggota konsumen authority adalah kelompok herbivore atau
pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya.
Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang
memakan konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah
kelompok organisme yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan
tersier beranggotakan kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang,
ular, serigala dan sebagainya.
5
Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat
merupakan anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan
dan hewan seperti ayam, manusia, dan sebagainya.
c. Dekomposer atau Detritivora
Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus
atau materi organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun
busuk, dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan
detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput
biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan.
Sisa-sisa materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme
lain seperti bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai
sember energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk
terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau saprotrof.

B. Jaring-Jaring Makanan

Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling


berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme
membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang
mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari satu organisme ke organisme
lain berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan.Peristiwa makan dan dimakan
antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang bertingkat-
tingkat.
Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber
makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop yang
disebut produsen. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat bahan
organik sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber energi. Bila dapat
menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut fotoautotrof, contohnya
tumbuhan hijau dan fitoplankton.
Apabila menggunakan bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut
kemoautotrof, misalnya, bakteri sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik
kedua ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik
sendiri yang disebut organisme heterotrof.

6
Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat organik dari organisme lain
sehingga disebut juga konsumen. Pembagian konsumen adalah sebagai berikut.
a. Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang menempati tingkat
trofik kedua.
b. Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang menempati
tingkat trofik ketiga.
c. Konsumen Tersier
Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora besar yang
menempati tingkat trofik keempat.

C. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah sebuah piramida yang menggambarkan suatu
perbandingan komposisi antara jumlah biomassa dan jumlah energi dari produsen
sampai dengan konsumen puncak (konsumen tingkat akhir) di dalam suatu ekosistem.

Komposisi biomassa yang terbesar terdapat pada penghasil (produsen) yang


menempati dasar dari piramida makanan. Demikian juga jumlah energi yang terbesar
terdapat pada dasar dari piramida. Komposisi biomassa dan energi ini semakin ke atas
akan semakin kecil sebab selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah
energi pada setiap tingkat trofik.

Di dalam sebuah ekosistem yang seimbang tentunya jumlah produsen jika


dibandingkan dengan jumlah konsumen, jumlah produsen relatif lebih banyak
daripada jumlah konsumen tingkat ke 1, jumlah konsumen tingkat ke 2, lebih banyak
daripada konsumen tingkat ke 3, dan seterusnya.

Hal tersebut disebabkan karena hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika
pada rantai makanan digambarkan dari produsen sampai dengan konsumen tingkat
tertinggi atau puncak, maka terbentuklah suatu piramida makanan.

A. Contoh piramida makanan

Berikut di bagian bawah ini adalah salah satu contoh dari piramda makanan:

7
Penjelasnnya:

1. Phytoplankton, yaitu sebagai produsen karena di perairan plankton ini dapat


berfotosintesis dan menghasilkan cadangan makanan.
2. Ikan, sebagai konsumen tingkat 1 diperairan ikan akan memakan phytoplankton
sebagai makanannya.
3. Anjing laut, sebagai konsumen tingkat 2 di perairan, anjing laut ini akan memakan
ikan sebagai makanannya.
4. Paus pembunuh, sebagai konsumen tingkat 3 atau tingkat akhir, salah satu makannya
adalah anjing laut. Jadi paus jenis ini dapat digolongkan sebagai konsumen tingkat
akhir.

Di dalam suatu ekosistem seringkali ada 2 konsumen bahkan lebih yang


menempati puncak piramida makanan (konsumen tingkat akhir), sehingga ada juga
piramida makanan dengan satu puncak dan dua puncak, tapi pada umumnya adalah
satu puncak. Piramida makanan yang memiliki satu puncak berarti hanya terdapat satu
jenis karnivora saja (konsumen tingkat akhir). Sedangkan piramida makanan dengan
dua puncak berarti di puncak piramida makananya ditempati oleh dua jenis karnivora
tetapi keduanya tidak saling makan-memakan.

8
D. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah siklus air yang tidak berhenti dari atmosfer ke bumi
dan kembali lagi ke atmosfer.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan
gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali


ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

 Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman,


dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik
air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, hujan
es.
 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
 Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk
sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran
sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen
siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di

9
bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
Tempat terbesar terjadi di laut.

E. Daur Biogeokimia

Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau


senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Siklus tersebut antara lain:
1) Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini
akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcussehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri
denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi
nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang
dalam ekosistem.
2) Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan
fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang
terus-menerus.
3) Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh
tumbuhan untuj berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati,
dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan
dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi dari pembahasan diatas kita dapat mengetahui mengenai apa itu jarring-
jaring makanan, pengertian energi dan materi dalam lingkungan, piramida makanan,
siklus hidrologi, daur biogeokimia.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-piramida-makanan-dan-contohnya.html
http://www.ebiologi.net/2016/03/siklus-hidrologi-pengertian-proses.html
https://meylanihusain2027.wordpress.com/2012/12/04/makalah-energi-dalam-ekosistem/
https://id.scribd.com/doc/133206526/MATERI-DAN-ENERGI-DALAM-LINGKUNGAN-
docx
http://rahmazamikai.blogspot.co.id/2013/06/aliran-energi-dan-materi-dalam.html
https://hamaokb.wordpress.com/2009/07/07/materi-dan-energi/

12

Anda mungkin juga menyukai