G41150283 Eva Rusdiana Gol A
G41150283 Eva Rusdiana Gol A
oleh :
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah Manajemen Mutu Rekam Medis
tepat pada waktunya.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah..................................................................................................2
BAB 3. PEMBAHASAN....................................................................................................6
3.1 Definisi Billing System...........................................................................................6
3.2 Definisi Billing Process and Procedures ................................................................7
BAB 4. PENUTUP..........................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
beberapa modul-modul yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem informasi
berbasis eletronik yaitu modul farmasi, modul laboratorium, modul radiologi, modul
instalasi gizi, dan modul instalasi gawat darurat. Dalam cakupan administrasi keuangan,
modul-modul yang perlu dikembangkan dalam sistem informasi berbasis elektronik
terdiri dari modul registrasi pasien, modul pembayaran pasien rawat inap dan rawat
jalan, modul kepegawaian, modul pendapatan rumah sakit, modul pengeluaran rumah
sakit, modul perencanaan keuangan dan modul penganggaran.
Salah satu penerapan Hospital Information System (HIS) adalah Billing system.
Billing system merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam kehidupan dan
pertumbuhan suatu rumah sakit, khususnya dalam hal kelancaran dan stabilisasi
keuangan dalam sebuah rumah sakit. Billing system merupakan salah satu sistem
penagihan berbasis eletronik yang dikembangkan dengan tujuan agar dapat
mempermudah dan mempercepat sistem penagihan biaya perawatan yang telah
dilakukan kepada pasien mulai dari pendaftaran, pelayanan kesehatan hingga pasien
pulang. Dengan adanya billing sistem ini rumah sakit juga dapat memperoleh informasi
mengenai jumlah kunjungan pasien dan jumlah pendapatan yang diperoleh rumah sakit
dari pelayanan yang telah dilakukan oleh rumah sakit. Billing system ini di design
sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasi dan menghitung biaya yang harus
dibayar oleh pasien secara otomatis.
2
2.1 Pengertian Sistem Pembiayaan
Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari
dua sudut yakni :
1) Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health provider)
adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya
kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut
penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak swasta,
yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.
2) Pemakai Jasa Pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health
consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa
pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya kesehatan di sini menjadi
persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas tertentu, pemerintah
juga turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa pengertian
biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan (health provider)
dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer). Bagi penyedia pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa
pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya
perbedaan pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana
yang dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan
dengan penyedia pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih
menunjuk padaa seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya
operasional (operational cost) yang harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya
3
kesehatan. Sedangkan besarnnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk
pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatka
suatu upaya kesehatan.
4
Komponen biaya tersebut sudah termasuk ke dalam paket INA-CBG’s, tidak dibebankan
kepada pasien.
Berdasarkan pada permenkes RI No. 27 tahun 2014 tentang petunjuk teknis
Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s) dijelaskan bahwa dalam rangka
pelaksanaan Jaminan Kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional telah ditetapkan
tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan dan tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan
lanjutan dilakukan dengan pola pembayaran Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s).
BAB 3. PEMBAHASAN
5
Billing system merupakan sebuah aplikasi yang digunakan dan dimanfaatkan
oleh orang maupun organisasi untuk menjalankan proses penagihan biaya pelayanan
kesehatan sehingga proses kerja menjadi lebih efisien. Electronic billing system
merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan penagih menyajikan tagihan biaya
pelayanan kepada konsumen serta memungkinkan konsumen untuk membayar tagihan
secara elektronik. Industri kesehatan memiliki kompleksitas yang sangat tinggi sehingga
keberhasilan finansial suatu organisasi tergatung pada keakuratan dan ketepatan waktu
penagihan biaya kesehatan (Fan et al, 2013).
Salah satu penentu keberhasilan pengelolaan rumah sakit dapat dilihat dari
pengelolaan keuangan. Hal tersebut disebabkan rumah sakit merupakan lembaga usaha.
Sebagai lembaga usaha, rumah sakit harus mempunyai informasi mengenai cara
menghasilkan pelayanan kesehatan, biaya dan jumlah biaya pelayanan kesehatan yang
duproduksi, harga jual pelayanan, jumlah pasien yang tanpa subsidi, pasien dengan
subsidi atau dijamin pihak lain. Informasi tersebut perlu disediakan agar manajemen
mengetahui efektifitas dan produktifitas pelayanan. Sistem penagihan elektronik di
rumah sakit merupakan suatu keharusan untuk menjamin manajemen keuangan rumah
sakit yang cepat, transparan, dan bertanggung jawab.
Hal-hal yang sangat penting dalam penerapan billing system adalah kesesuaian
data penagihan biaya pelayanan kesehatan, selain itu salah satu hal yang sangat
berpengaruh dalam sistem dan kesesuaian pangihan adalah terletak pada identitas
pengguna jasa asuransi kesehatan. Salah satu faktor penting yang juga harus
diperhatikan dalam efektifitas pelayanan billing system adalah terletak pada
keseimbangan dan kesesuaian biaya tagihan pelayanan kesehatan kepada pasien yang
tidak memiliki asuransi dengan standar pendapatan yang berbeda-beda, penelitian ini
menunjukan bahwa sistem penagihan biaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang tidak memiliki asuransi juga harus ditentukan berdasarkan pada tingkat pendapatan
dari pasien (Fuad, 2008 dalam Zulfa, 2013). Menurut Steps dan Correct (2010) dalam
Zulfa (2013), langkah-langkah yang tepat untuk menjalankan proses coding dan billing
adalah sebagai berikut:
a. Kelayakan Pasien
1) Arahan Verivikasi bahwa pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan
memiliki jasa asuransi kesehatan.
6
2) Otorisasi Pembayar Untuk beberapa pelayanan kesehatan harus memerlukan
beberapa persetujuan pra persetujan tes.
b. Kunjungan Pasien Laporan berfungsi sebagai dokumnetasi untuk kunjungan
pasien
c. Persyaratan Penagihan atau Billing requirements
1) Klasifikasi internasional mengenai pengendalian penyakit yang valid
berdasarkan pada kode ICD-9 CM.
2) Kesesuaian dalam prosedur kode terminologi penyakit.
3) Pengubahan yang tepat.
4) Pelaporan yang tepat waktu.
5) Pengajuan yang tepat waktu
Adapun proses penagihan di rumah sakit menurut Mitchell et al. (2003) dala Zulfa (2013)
adalah sebagai berikut:
a. Pengesahan diagnosis
b. Penyampaian perintah layanan, Diagnosis dan pengobatan, Obat, Laboratorium,
Radiologi, Operasi, dll.
c. Perintah kode layanan dari biaya utama.
d. Lembar periksa dokter yang merangkum mengenai diagnosis utama, diagnosis
sekunder operasi, laboratorium, tanda-tanda dan gejala.
e. Medical record, review seluruh medical record, mengekstrak informasi untuk
menetapkan kode ICD-9 CM yang paling tepat.
f. Medicare intermediary screens claims, medicare code editor, klasifikasi
pengelompokan software DRG.
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan penunjang medis
7
c. Pelayanan asuhan keperawatan
d. Pelayanan rehabilitasi
e. Pelayanan rujukan
f. Pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
8
b. Laporan Individual Pasien
c. Rekam Medis Laporan Penunjang Pasien
d. Resume medis
e. Formulir Verifikasi JKN (INA CBG’s)
f. Surat Keterangan (Surat perintah rawat inap, surat emergency, surat rujukan)
g. Identitas Pasien (Kartu Tanda Penduduk dan kartu BPJS) Cara pembayaran klaim
BPJS yaitu dengan sistem INA CBGs.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a.Billing system merupakan sebuah aplikasi yang digunakan dan dimanfaatkan oleh
orang maupun organisasi untuk menjalankan proses penagihan biaya pelayanan
kesehatan sehingga proses kerja menjadi lebih efisien.
b.Billing process and procedures merupakan proses billing klaim secara keseluruhan dari
suatu pelayanan kesehatan yang telah dilakukan di fasilitas kesehatan.
c.Billing process and procedures meliputi:
1. Rekapitulasi pelayanan
2. Berkas pendukung pasien berupa resum medis, pengantar rawat inap,
perincian tagihan manual RS, hasil pemeriksaan penunjang, laporan operasi,dll
3. Pengkodean dan entry data pada software (software INA-CBGs)
4. Verifikasi data, baik verifikasi internal dari bagian keuangan RS maupun
verifikasi eksternal dari perusahaan asuransi kesehatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Karimah, R.N, Chairina, R.R, dan Weka, M. 2018. Buku Kerja Praktek Mahasiswa
Sistem Pembiayaan Berbasis Diagnosis. Politeknik Negeri Jember.
10
11