Anda di halaman 1dari 10

Teory Martha E Roger

A. Latar Belakang
Saat ini, profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang
demikian pesat. Perkembangan ini memberi dampak berupa perubahan status
keperawatan vokasional menjadi profesional. Perubahan ini tidak serta merta diterima
oleh masyarakat. Bahkan profesi kesehatan lain pun masih belum mau disejajarkan
dengan profesi perawat. Penomena ini tentunya harus menumbuhkan sikap optimis
pada diri perawat, yang diikuti dengan pembuktian eksistensi profesi keperawatan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perawat harus memiliki landasan keilmuan yang
kuat dan sikap profesionalisme didalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
(Asmadi,2008).

Karena keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang


praktek keperawatan, prinsip yang mendasari praktek keperawatan dan tujuan yang
sesuai dengan keperawatan di masyarakat. Model konsep dan teori keperawatan
digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatakan praktek, penuntun
penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktek
keperawatan. Teori-teori tersebut digunakan sebagai arah dalam melakukan
penelitian, pendidikan dan praktek keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

Pandangan konsep model dan teori merupakan gambaran dari bentuk


pelayanan keperawatan yang akan diberikan oleh perawat kepada klien dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkungan pekerjaan
dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Terdapat beberapa model
konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, yang
memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan yang hendak dicapai serta
pengetahuan dan keterampilan yang ada diantaranya adalah Martha E. Rogers. Teori
ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model
dan teori ini, Martha mempunyai anggapan bahwa manusia merupakan satu kesatuan
yang utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan, yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda (Muwarni, 2008).

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang aplikasi Teori Model Keperawatan
menurut Martha E. Rogers dalam praktik keperawatan, dan untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah keperawatan komunitas 1.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui Konsep dasar teori keperawatan Martha E Roger
 Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar dari teori Martha E Roger
 Untuk mengetahui prinsip-prinsip hemodinamik menurut Martha E Roger
 Untuk memahami konsep keperawatan Marta E Roger ke dalam aplikas asuhan
keperawatan
BAB II

TINJAUAN TEORI
Biografi Martha E. Rogers

Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennesse diKnoxville pada
tahun 1931.Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxvillepada September
1933.Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S
dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937.Pada tahun 1945 beliau mendapat
gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan
Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan
keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali
melanjutkan sekolah diUniversitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan memperoleh gelar
MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian
Keperawatan di NewYork University pada tahun 1954. Secara resmi beliau mengundurkan
diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun
dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar
Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal
pada 13 maret 1994.

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan


manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam
interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (Lutjens,1995). Selain itu, manusia
merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang
lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).

Manusia yang utuh merupakan ” Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi
oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak
dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer – Toey,1994). Keempat
dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers antara lain yaitu sumber energi, keterbukaan,
keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk
menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang.

KonsepTeori Martha E. Rogers

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.(Tomey & Alligood,
1998).

Keperawatan adalah ilmu humanistic/humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis
secara umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang
di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan
kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati
nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya
mengedepankan aplikasi keterampilan dan teknologi.

Asumsi teori Martha E. Rogers

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima
dasar asumsi tentang manusia, yaitu :

Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang
lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil
dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan
secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian
unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-
sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari
suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan
manusia.Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.

Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi bahwa
individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa
individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan
merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi
sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau
dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang
individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif. Mengidentifikasi
pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan
pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman
dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.

Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa sensasi
dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan
menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia (Tomey dan Alligood, 2006).
Pada tahun 1970 model konsep perawatan karya Martha E. Rogers meletakkan sekumpulan
asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia. Proses kehidupan
dicirikan oleh keseluruhan (Wholeness), keterbukaan (opennes), kesatuan arah
(unidirectionality), pola (pattern) dan organisasi dan pemikiran (thought). Kemudian pada
tahun 1983 Rogers merumuskan empat blok bangunan sebagai modelnya atau Building
Blocks, yang terdiri dari: Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi manusia
dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup dan
lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan
dariling kungannya.Universe of Open System (Sistem terbuka).

Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu
antarasatudenganyanglainnya.Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyudan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit
atau penyakit. Pandimensionality (Empat kedimensian)

Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola
dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di
tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain
non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas (Marriner, 2001).
Menurut Martha E Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan langsung dengan proses
kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan
hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers
mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian
di kemukakannya.

Dalam model Rogers, manusia yang utuh dan lingkungan saling berhubungan dan
berkembang secara berkesinambungan dan simultan. Baik manusia maupun lingkugan
mempunyai empat konsep utama yaitu lapang energi, sistem terbuka, pola, dan empat
dimensionalitas. Sifat dan arah hubungan antara manusia dan lingkungannya diperlihatkan
melalui tiga prinsip hemodinamik dirumuskan oleh Rogers untuk menguraikan sifat dan arah
perubahan yang berasal dari sistem konseptual yang telah digambarkan Prinsip –prinsip
hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu:

Integral

Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan,
rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara badan
manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar
dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral
adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.

Resonansi

Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara manusia dan
bidang lingkungan.Pertukaran adalah pola manusia dan bidang lingkungan disebarkan dari
gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke
gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam
badan manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu.Pengalaman
manusia di lingkungannya seperti segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka
dengan dunia istirahat.

Helicy

Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada
manusia- lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam
pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang
lingkungan. Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan. Jika pertukaran tidak dapat
diprediksi. Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan kerumitan.
Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.
Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan bidang
lingkungan hidup manusia. Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan
terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak tepat diulang.
Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat manusia dalam keutuhan
mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia yang tidak dapat kembali,
nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman pola tumbuh. Human/environmental
field CharacteristicsAssumption/PatternApraisalManifestations
TheoryofPattern/ApraisalPerceived Dissonance Nursing Action Theory of Power as
Knowing participation In change Seumber: Alilgood, Martha R. 2006. Nursing Theory
UtilizationdanAplication

Theory of perceived Dissonance

Menurut Bultemeier (1993), teori ini yang di gambarkan oleh Roger memberikan
perspektif teori untuk mengetahui situasi dari berbagai resonansi sebagaiman diwujudkan
dalam masalah perawatan kesehatan saat ini berlabelkan proses abnormal. Teori ini muncul
dari prinsip-prinsip resonansi dan integrasi. Teori ini memberikan memberikan dasar untuk
pola penilaian atau manifestasi di bidang manusia/ lingkungan pada saat kondisi sakit. Teori
ini mengusulkan bahwa resonansi diubah secara berkala dan berirama selama evolusi di
bidang energi, persepsi disonansi selama evolusi ritmis di bidang manusia dan lingkungan
dilakukan.
Manusia dipandang sebagai perwujudan medan energi dalam bidang energi
lingkungannya, bahwa resonansi bervariasi secara ritmik selam evolusi ritmik alamiah.
Ritmik melekat di bidang yang berkembang menjadi irama yang bervariasi dan dapat
menimbulkan ketidak harmonisan. Selama episode resonansi, manifestasi manusia di bidang
lingkungan dapat dinggap sebagai ketidak harmonisan dan sebagai ketidak nyamanan.
Dengan demikian orang tersebut menganggap dirinya sakit, demikian juga orang lain
mengannggap dirinya sakit.
Kesadaran pribadi dari pola munculnya manifestasi didefinisikan sebagai evolusi
bagian hidup untuk perubahan bidang energi manusia itu ( Parker, 1989). Kesadaran reseptif
adalah karakteristik dari integralistik dan merupak sarana bagi orang yang mengalami
resonansi berpariasi, yang dapat dianggap sebagai disonansi (sakit). Alligood (1991),
mengemukakan bahwa adanya perasaan adalah wujud dari pola integral medan manusia dan
lingkungan. Davidson (2001), menyatakan integral dari keseluruhan dapat dilihat dari pada
irama parameter fisiologis, pilihan yang dibuat dalam bidang kesehatan. Teori dissonance
yang dirasakan menmbah kejelasan bagaimana perawat dapat memamfaatkan persepsi oleh
klien dan memiliki persepsi sendiri untuk mengarahkan asuhan keperawatan, hal ini sangat
penting dalam pelaksanaan memberikan penilaian holistik dari kesatuan manusia.

Theori of Power as Knowing Participation In Change

Teori yang dikemukakan oleh Barret (1986), untuk mengetahui participasi dalam
perubahan muncul dari prinsip helicy dalam model Roger. Teori ini memberikan arahan bagi
perawat berpartisipasi dalam merawat manusia. Dalam teori ini di usulkan sebagi
peningkatan pengetahuan, demikian juga kemampuan untuk berpartisipasi.
Barret (2000), menggambarkan kekuatan sebagai kesadaran atas apa yang kita pilih
untuk lakukan, merasa bebas untuk melakukan dan terus melakukan, Ia menyebut kekuatan
juga merupakan sifat relatif dengan organisasiyang lebih konsisten dari pola manusia dan
lingkunagan. Dia menentukan bahwa seseorang harus memiliki pengetahuan pada wujud
polanya untuk partisipasi yang bermamfaat dalam proses pola yang terjadi.
Asumsi Utama Konsep Sentral Dari Model Konseptual Martha E. Rogers
Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan
manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat
konsep sentral adalah sebagai berikut :

Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu
manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia
secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan
cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani
orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan
mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).

Kesehatan
Merupakan ungkapan dari proses kehidupan yang ditandai oleh perilaku-perilaku
yang timbul dari interaksi bersama dan simultan antara manusia dan lingkungan mereka.
Kesehatan dipandang sebagai saling tukar dan interaksi yang berkesinambungan ke arah
potensi kesehatan maksimun dengan penekanan pada promosi.

Lingkungan
Merupakan lapang energi empat dimensi yang tidak dapat dikurangi dengan pola dan
karakteristik yang berbeda dari bagian-bagiannya. Suatu lapang lingkungan adalah unik
untuk lapang manusia yang spesifik, meskipun kedua bidang tersebut masih secara
bersinambungan berubah dan secara kreatif berkembang bersama.

Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan,
saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga
mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam
perubahan (Christensen, 2009).

Teori Rogers dan Karakteristik Teori


Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena
tertentu. Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip homeodynamic untuk
pelayanan kemanusiaan memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda.
Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi utama. Hasil
perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok bangunan, dengan
prinsip homeodynamic.

Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsepsi Rogers
manusia yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert,1989). Namun, teori jauh
lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan berkontribusi pada kesulitan pemahaman. Serta
didasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks.
Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori.
Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpa
menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi mereka.
Teori ini dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya kesederhanaan,
definisi operasional, dan instrumen yang valid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan
benar-benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak Roger.
Teori digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka. Ketika
ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan, pemahaman perilaku klien mengambil
dimensi baru. Selain itu, intervensi keperawatan seperti sentuhan terapeutik dan penggunaan
cahaya, warna, musik, dan gerakan telah diturunkan dari ajaran Rogers.
Teori harus konsisten dengan validasi teori lain, hukum, dan prinsip-prinsip. Sifat abstrak
dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk studi lebih
lanjut dan yang berasal intervensi untuk praktek keperawatan. Sistem Rogersjuga telah
berperan dalam pengembangan teori-teorilainnya. Newman (1994) Parse dan (1992) karya
dua contoh tersebut.

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan


Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya
memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers
menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan
pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang
jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam
konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah
merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.
Gill dan Atwood mengadakan studi dengan menggunakan hipotesis-hipotesis yang diambil
dari prinsip-prinsip Roger’s tentang helicy dan reciprocy. Fokusnya adalah mutual interaction
antara manusia dan lingkungan. Studi tersebut mendukung prinsip hemodinamis reciprocy.
Whelton mengaitkan teori Roger’s dengan proses perawatan menggunakan pasien-pasien
penderita sakit jantung dan fungsi-fungsi syaraf. Teori tersebut menjadi fokus untuk
penerapan intervensi-intervensi perawatan dan memprediksikan hasil-hasilnya. Falco dan
Lobo mengikat prinsip-prinsip hemodynamic dengan proses perawatan.
Mereka melaporkan “kesehatan tidak akan diraih dengan memperkenalkan homeostasis dan
keseimbangan, tetapi dengan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamisme
dan kompleksitas di dalam individu. Banyak studi penelitian lain telah dilakukan dan semua
studi ini memiliki implikasi dalam membimbing praktek perawatan dan pendidikan, serta
saran penelitian lebih lanjut.
Roger’s memandang perawat sebagai bagian integral dari lingkungan pasien. Ia juga
memandang perawatan sebagai ilmu pengetahuan unik yang berurusan dengan “kesatuan
manusia” yang berbeda dengan jumlah dari bagian-bagiannya. Hal ini yang membedakan
perawatan dengan berbagai profesi pelayanan lain.
Hasil Penelitian penelitian yang berhubungan dengan Marta E Roger
“Pengaruh Terapi Musik Terhadap Status Hemodinamika pada Pasien Koma Diruang ICU
Sebuah Rumah Sakit di Lampung”, diteliti oleh Trori Rihiantoro dalam Jurnal Keperawatan
Indonesia volume 12 No. 2 Juli 2008 (ISSN 1410-4490). Berdasarkan hasil penelitian
tersebut didapatkan bahwa terapi musik berpengaruh secara bermakna terhadap status
hemodinamika pada pasien koma. Penerapan dan pengembangan intervensi keperawatan
terapi musik hendaknya dilakukan dan disosialisasikan secara luas. Komunikasi yang
terapeutik dan percakapan yang baik pada pasien koma dalam setiap aktivitas perawatan juga
merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh perawat dan petugas kesehatan
lainnya dalam berinteraksi dengan pasien koma tersebut.
“Latihan ROM Lengan Meningkatkan Kekuatan Otot pada Pasien Pasca Stroke”, diteliti oleh
Judi Nurbaini dalam Jurnal Ners Vol. 5 No. 1 April 2010 (ISSN 1858-3598). Berdasarkan
hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa latihan ROM lengan dapat meningkatkan kekuatan
otot pada pasien pasca stroke melalui mekanisme perangsangan sel untuk mengaktifkan Ca+
sehingga terjadi integritas protein otot. Jika Ca+ dan Troponin diaktifkan maka aktin dan
meisin dipertahankan agar otot dapat berfungsi menggerakkan skeletal. Oleh karena itu
perawat harus lebih intensif untuk memberikan latihan ROM pada pasien pasca stroke tidak
hanya dilakukan di Rumah Sakit tetapi dilanjutkan oleh keluarga melalui pendidikan
kesehatan.

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan memiliki
dampak yang besar terhadap proses penyembuhan dan peningkatan kesehatan seseorang
dalam aplikasi praktek keperawatan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip hemodinamika di
dalam konsep Roger’s yang terdiri dari Integral (badan manusia dan lingkungannya tidak
dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi
antara badan manusia dan lingkungannya), Resonansi (berbicara pada kejadian pertukaran
alam antara manusia dan bidang lingkungan) dan Helicy (manusia dan lingkungan adalah
dinamis, sistem terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan
antara manusia dan bidang lingkungan).

Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan


Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka
ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.

Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan


Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986)
mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya
berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu, musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan, menunjukkan suatu perubahan yang positif
5. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
6. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.
7. Penerimaan Oleh Komunitas Ilmu Keperawatan Praktek

Roger meyakini bila teori-teorinya yang diturunkan dari model konseptualnya mudah
diterjemahkan ke dalam praktek, tetapi contoh-contohnya tidak spesifik. Meski dalam
model konseptual abstraknya tidak secara langsung bisa digunakan dalam praktek, ia
memberikan landasan bagi penelitian dan pengembangan teoriyang memberikan
dasar pengetahuan bagi praktek. Ia berusaha membangun suatu rencara perawatan
menggunakan prinsi-prinsip hemodinamis. Tetapi, hasil-hasil dari implementasi ini
masih berupa hal-hal umum, belum spesifik.
Pendidikan
Awal tahun 1960-an Rogers mengusulkan agar posisi paling dasar dalam perawatan
profesional haruslah level sarjana muda. Waktu itu tujuannya kelihatan idealistis,
namun sekarang penegasan-penegasannya menjadi standar, bukannya eksepsi. Ia
katakan” hanya orang-orang yang kompeten mengajar perawatan atau apa-apa yang
seharusnya dilakuakan oleh para perawat, merupakan perawat-perawat yang
berkualitas. Anjurannya menjadi bukti dalam pendidikan keperawatan saat ini, seperti
banyaknya perawat telah dipersiapkan untuk mengajar para perawat lain di semua
level pendidikan keperawatan.
Penelitian

Teori-teori Rogers secara langsungberhubungan dengan pengembangan riset dan teori


dalam ilmu keperawatan. Model konseptual memberikan stimulus dan arah bagi aktivitas
keilmuan. Prinsip-prinsip hemodinamik sedang dikaji. Sifat integral hubungan manusia-
lingkungan dan pertumbuhan kompleksitas kehidupan digunakan dalam studi-studi terkini
menggunakan model Rogers. Meski hipotesisi-hipotesis sulit untuk dibangun, teori tersebut
sedang dicoba dengan riset.

Bagian yang terpenting dari teori Roger’s adalah menggabungkan fenomena yang ada
pada manusia dan praktek keperawatan secara langsung. Konsep ini memberikan arah dalam
memberikan stimulasi dan untuk aktivitass keilmuan. Konsep ini menghubungkan fenomena
yang ada pada grand dan middle range theory. Dua contoh dalam grand nursing theory pada
theory Roger’s adalah teory Neuman’s health as expanding consciousness dan Parse’s human
becoming. Roger’s (1986) mengatur bahwa riset keperawatan harus mencakup kesatuan
manusia yang terintegrasi dengan lingkungan.
BAB III
KESIMPULAN

Deskripsi Kasus
Teori Martha E. Rogers tidak memberikan teori yang spesifik dalam aplikasinya
dalam proses keperawatan, akan tetapi dengan mengadaptasikan prinsip hemodinamik, maka
perawat dapat menuangkan dasar-dasar pemikiran Martha E. Rogers ke dalam tahap demi
tahap proses keperawatan. Untuk lebih dapat memudahkan pemahaman dapat kita lihat
contoh kasus keperawatan yang kemudian di dalam asuhan keperawatannya menggunakan
konsep dasar hemodinamik Martha E. Rogers.

Anda mungkin juga menyukai