Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

TRANSKRIP WAWANCARA FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu :
dr. DENI K. SUNJAYA, M.Ph.

Disusun oleh:
MAULIA ISNAINI 131020180005

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
Fenomena : KEBAHAGIAAN
Masalah penelitian : Bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan menurut seseorang?
Pertanyaan : Bagaimana seseorang mendeskripsikan kebahagiaan pada hidupnya

A. Tokoh FGD
Moderator : Neng Riska Rismayanti
Peserta : 1. Nelly Dameria Sinaga
2. Maulia Isnaini
3. Rahma Dewi Agustini
4. Fitri Hijri Khana
5. Dera Sukmanawati

B. Transkrip Wawancara FGD


M = Moderator
P1 = Peserta 1
P2 = Peserta 2
P3 = Peserta 3
P4 = Peserta 4
P5 = Peserta 5

M : Bismillahirrahmannirrahim, assalamu’alaikum warrohmatullohi wabarrokatu.


Semua : Wa’alaikumsalam warrohmatullohi wabarrokatu.
M : Selamat siang salam sejahtera, ee bagaimana kabarnya teman – teman?
Semua : Alhamdulillah.
M : Baik – baik semua ya?
P3 : Super.
M : Ee super bahagia hari ini?
P1 : Luar biasa.
M : Allohuakbar. Ee baik sebelumnya perkenalkan bila ada yang belum kenal, nama
saya Neng Rika Rismayanti. Ee hari ini sesuai dengan agenda, kita akan berdiskusi
mengenai ee teori kebahagiaan atau kebahagiaan itu sendiri. Ee sebelumnya kita
perkenalan terlebih dahulu, boleh dimulai dari saudara, siapa namanya?
P1 : Nelly.
M : Ok.
P1 : Perkenalkan nama saya Nelly Dameria Sinaga, saya berasal dari Sumatra Utara, ee
saat ini saya sedang melanjutkan pendidikan S2.
M : Sebelumnya, bekerja di?
P1 : Owh sebelumnya saya bekerja di Papua.
M : Owh di Papua, statusnya?
P1 : Statusnya saya belum menikah.
M : Owh heheee
(semua tertawa)
M : Ok baik silahkan dilanjutkan dengan saudari?
P2 : Baik, nama saya Maulia Isniaini, saya dari Lampung, keberadaan saya di Bandung
sedang melanjutkan studi Magister Kebidanan.
M : Untuk statusnya?
P2 : Untuk status, sama, masih lajang.
M : Owh, ok, ok, ok. Selanjutnya?
P3 : Ee saya Rahma Dewi Agustini bisa dipanggil Rahma, asalnya dari Solo, dulu
kerjanya di Gorontalo, sekarang lagi jeda buat kuliah disini.
M : Ok, ok ok ok. Selanjutnya, oya bentar statusnya ee masih menunggu?
P3 : Status diakui.
M : Owh diakui heheee
(Semua tertawa)
M : Ok, ok ok ok. Mbak sendiri?
P4 : Perkenalkan nama saya Fitri Hijri Khana, saya biasa dipanggil Pipit atau Fitri, saya
berasal dari kedua orangtua saya, alamat saya di Aceh, ee apa lagi? aktivitas saya
sekarang lagi melanjutkan pendidikan S2 Kebidanan, di Unpad.
M : Ok di Unpad. Ee, belum menikah juga ya?
P4 : Insyaallah akan.
M : Insyaallah akan ehem, eheheee.
Semua : Ehem, aamiin.
M : Aamiin aamiin. Dari Instansi pendidikannya dari mana? Atau dari rumah sakit?
P4 : Oh saya dari Aceh juga. Dari Stikes Bumi Persada.
M : Owh, Aceh?
P4 : Iya.
M : Oh Ok. Oh yang terakhir?
P5 : Ya terimakasih nama saya Dera Sukmanawati, saya berasal dari Kuningan Jawa
Barat, sebelumnya juga bekerja di Kuningan, untuk aktivitas sekarang sedang
melanjutkan untuk belajar, untuk status belum menikah.
M : Baik. Dari institusi pendidikan atau dari rumah sakit?
P5 : Dari institusi pendidikan.
M : Ok, baik. Ee jadi satu sama lain sudah saling kenal ya?
P1 : Sudah.
(peserta mengangguk)
M : Baik kita akan mula berdiskusi mengenai kebahagiaan,yah. Tentunya kebahagiaan
itu bukan sesuatu yang asing kita dengar, tapi selebihnya apa sih ee apa sih
kebahagiaan itu kalau menurut Anda? Saudari Nelly?
P1 : Kalau menurut saya kebahagiaan itu suatu yang saya raih, yang saya harapkan dan
saya dapatkan. Ee baik itu bisa ee melalui proses itu dukungan – dukungan dari
lingkungan saya.
M : Ok, dari saudari Dera. Ok, selanjutnya? (menunjuk P5)
P5 : Baik untuk kebahagiaan ya, kebagiaan sendiri menurut saya adalah ketika kita ee
mempunyai ee cita – cita. Jadi kita bisa merencanakan apa – apa saja yang kita
inginkan, apa – apa saja yang kita mau, apa aja yang kita butuhkan, lalu kita
berusaha untuk menggapai mimpi tesebut. Itu adalah salah satu hal yang membuat
saya bahagia.
M : Oh gitu. Kalau untuk saudari Rahma?
P3 : Definisi bahagia gitu ya?
M : Iya, definisi bahagia itu apa sih?
P3 : Kalau menurut saya definisi bahagia itu adalah tentang perasaan.
M : Owh gitu?
P3 : Dimana hati, pikiran dan jiwa kita itu ee dalam keadaan ikhlas, menerima dan
damai, itu.
M : Iklas, menerima dan damai. Untuk saudari Maulani, ee Maulia sendiri? Hehee
Maulia sendiri? hehee
P2 : Oke, ee bagi saya suatu kebahagiaan itu adalah suatu hasil dari emosi positif
manusia.
M : Emosi positif?
P2 : Iya.
M : Itu maksudnya bisa lebih dijelaskan lebih panjang?
P2 : Ee, iya. Jadi manusia itu kan memiliki emosi. Nah, emosi positif itu emosi yang,
apa ya? ee hasil dari sesuatu, suatu hal, kegiatan, ataupun ee
M : Bisa berupa pemikiran, mungkin?
P2 : Iya dari pemikiran manusia yang dia mencapai puncak dimana itu yang diharapkan
oleh si manusia itu, sehingga dia menjadi bahagia atas proses tersebut.
M : Ooh iya iya, jadi perpaduan ya antara sikap, pemikiran dan juga mungkin dari
perkataan juga yah, yang akhirnya sehingga bisa membuat sesuatu yang posisif.
Baik untuk saudari Fitri sendiri itu definisi bahagia itu seperti apa sih?
P4 : Ee, menurut saya, perasaan bahagia itu ketika kita terbebas dari sebuah kesusahan.
M : Ok.
P4 : Iya, ee dan ketika kita mampu bersyukur dengan segala sesuatu yang telah Alloh
berikan kepada kita.
M : Baik.
P4 : Ee, karna kalau misalnya bahagia itu, dia luas ya, terkadang ada juga ee kebahagian
itu lahir ketika kita mampu mencapai semua yang kita inginkan, misalnya kita
memiliki cita – cita, kita memiliki keinginan. Nah, keinginan yang kita inginkan
itu bisa kita capai, itu bahagia, titik – titik kebahagiaan, ee saya pribadi ataupun
mungkin banyak orang mungkin saya rasa seperti itu juga.
M : Ehem ok, baik. Jadi ini lebih ke ini cita – cita, kemudian memiliki rasa syukur ya?
P4 : Iya, satu lagi, bahagia itu ketika kita bisa tertawa lepas, yaa
(semua tertawa)
M : Owh, iya iya iya. Tentunya ketika kita bisa tertawa lepas itu ee tidak terlepas juga
dari teman – teman yang memang mendukung ya.
Semua : Iya.
M : Bukan hanya teman – teman, tapi juga keluarga mungkin ya yang juga mendukung?
P4 : Ya bener, tapi jangan tertawa sendiri ya. (tertawa)
(semua tertawa)
M : Owh, iya iya. Nah, untuk saudari Nelly sendiri, apa sih bahagia itu kalau menurut
anda?
P1 : Kalau menurut saya bahagia itu sesuatu yang saya harapkan Ee, dapat terwujud
gitu. Artinya ee mungkin karna saya orangnya ee terlalu, apa ya namanya kalau
menginginkan sesuatu itu berlebihan itu apa sih namanya itu?
M : Ambisius?
Semua : Obsesi? Ambisius?
P1 : Oh ya terlalu ambisius, jadi, jadi saya ee ketika saya dapat meraih sesuatu yang
saya harapkan, ee mungkin saya merasa bahagia, bahagia yang luar biasa. Tapi
kalau bahagia yang biasa. Mungkin, yang biasa – biasa, yang sering terjadi di hari
– hari hidup saya, mungkin disaat saya bersyukur, disaat saya bersyukur. “Wah,
ternyata saya ee bisa saat ini, ya karena Yang Kuasa.” gitu.
M : Iya iya. Jadi sebetulnya kebahagia itu sepertinya ada level – levelnya ya, kalau
menurut saudara Nelly katangya hehee ada yang biasa – biasa saja ada yang
memang sesuatu yang luar biasa.
P1 : Bener.
Semua : Iya bener, ada standar – standarnya.
M : Iya, ada standar – standarnya ya. Hehee udah kaya apa ya. Oh gitu.
P1 : Kalau menurut mba Rika sendiri? penasaran ya kita ya.
M : Menurut saya ya? hehehe
Semua : Iya penasaran.
M : Oh gitu ya. Kalau menurut saya sendiri, memang kebahagiaan itu sesuatu yang
lebih luas, jadi seperti apa kita bisa memandang bukan hanya diri sendiri tapi orang
lain juga, terus kebahagiaan itu tergantung pada mindset dan juga diri kita, oh apa
hati kita, jadi ketika kita misalnya jadi karna memang banyak faktor ee yang
mendukung, ketika misalnya faktor lain dari yang dari luar itu bisa mensupport
atau mendukung itu juga bisa jadi sumber kebahagiaan kita begitupun juga ee
sebaliknya.
P4 : Yang seperti mba Lia bilang tadi ya.
M : Iya itu.
P4 : Adanya energi-energi positif ya?
M : Nah itu, itu itu itu itu. Tapi tetap kebahagiaan itu ada dari hati sanubari seseorang
itu kan, jadi kalau saya lebih ke apa, kebahagiaan ketika misalnya kita lebih dekat
kepada Tuhan gitu. Ok, setiap orang tentunya punya ee definisi kebahagiaan sendiri
– sendiri ya. Nah, menurut anda upaya untuk mencapai kebahagiaan itu apa – apa
saja sih? Apakah ada teknik – teknik khusus? Atau ah biarkan mengalir saja? Boleh
siapa saja yang ingin berpendapat terlebih dahulu.
(P4 tunjuk tangan)
(semua tertawa)
P1 : Sepertinya udah, udah terkonsep kayanya?
(tertawa semua)
P3 : Pinjem dong contekannya.
(tertawa semua)
P4 : Iya ya banyak ini konsepnya heheee. Astagfirullohal’adzim. Nah, untuk mencapai
sebuah kebahagian itu sebenarnya simple, yaitu berbuat baik ya,
M : Iya iya.
P4 : Satu berbuat baik. Ketika kita berbuat baik inshaa Alloh itu bahagia-bahagia dari
manaa saja itu akan datang pada kita.
M : Aaminn, Inshaa Alloh,
P4 : Iya itu kuncinya berbuat baik dan bersyukur itu bersykur itu tidak akan terputus
dari konsep kebahagiaan. Jadi ketika kita ee untuk mencapai sebuah kebahagiaan
itu ketika kita memang benar – benar bersyukur maka bahagia itu akan ada, dan
ketika kita berbuat memang baik dengan teman, mba Dera, mba Rahma dan lain
sebagainya juga akan ada lahirnya kebahagiaan, suatu ee hal yang membuat kita
itu ya nyaman, tentram, sejahtera karena kita berbuat baik maka orang akan
berbuat baik pada kita
M : Ya, meskipun misalnya berbuat baik tidak selalu dibalas baik. Tapi penting kita
yakin
P4 : Iya tapi yakin, kita harus ada konsep di dalam diri kita.
M : Iya kita yakin, he’eh.
P4 : Ketika kita berbuat baik orang tidak membalas kebaian kita, pasti akan ada yang
membalasnya dengan orang lain
M : Berhusnudzon mungkin ya, berhusnudzon. Berprasangka baik kepada orang lain.
(semua tertawa)
P2 : Ya saya setuju sekali dengan pendapat dari
P4 : Tos.
(bunyi beradu tangan P2 dan P4)
P2 : Dari mba Fitri ya, jadi memang kita sebagai individu, manusia itu harus selalu
bersyukur dalam hidup, mau itu dalam suatu keadaan yang baik bagi kita sehingga
kita memperoleh bahagia atau dalam keadaan terhimpit kita harus besyukur, karena
dalam agama kita pun selalu diajarkan, ketika kita tertimpa masalah kita harus
selalu alhamdulillah, ketika dapat suatu kebahagiaan kita harus mengucap
alhamdulillah pokoknya kita selalu ingat kepada Yang Maha Kuasa insha Alloh
kita akan selalu mendapat kebahagiaan
M : Aamin ya Robbal’alaamiin.
Semua : Aamiin...
P4 : Luar biasa.
P3 : Kalau boleh nambahin, kalau saya sih upaya ee untuk mencapai kebahagiaan itu tu
ada di kayak manajemen emosi kita, jadi kayak bersyukur, kaya berbuat baik itu
kan gara - gara karena e mindset kita sama emosi kita itu terkontrol. Jadi entah
apapun ee stressor dari luar tapi kalau manajemen dari kitanya bagus itu tu yaudah
bisa aja kita tetap bahagia meskipun banyak tugas banyak stres-sor banyak masalah
apapun tapi kalau kita manajemen bagus, kita tetap akan bisa tetep, he’eh tetep bisa
bahagia.
P2 : Iyaa di teorinya begitu sih ya
M : Berati memang banyak faktor yang bisa ee mempengaruhi ee kebahagiaan kita. Nah, untuk
mbak Nelly sendiri upayanya apa sih? (menunjuk P1)
P1 : Ee, kalau menurut saya, upaya itu ee kan banyak ya, ada faktor dari luar ada faktor dari
dalam gitu ya. Tapi kalau menurut saya itu ee kedua da, kita enggak usah menunggu dari
lingkungan sekitar kita, tapi dari dalam kita diri sendiri he’eh. Artinya dari dalam ee
tergantung kita, bagaimana kita menyikapi diri kita sendiri. Artinya ee baik itu diri kita
terhadap Yang Maha Kuasa, maupun diri kita terhadap orang lain. Jadi, jadi dia harus
seimbang gitu ya. Terus kalau ee ini kalau, apasih namanya? Kalau kita kan kita sudah ini
dari, dari dalam kita ada masalah problem – problem nih kan. Jadi ee terkadang kita ee
mungkin pada saat kita, pada saat kita ee netral – netral aja, mungkin kita gampang ya
mengontrolnya. Nah, pada saat kita merasa sedih, atau problem – problem yang kita hadapi
itu terjadi dalam diri kita, mungkin salah satu yang kita ee ini, yang, yang kita perbuat itu
adalah iklas. Iklas untuk menerima sesuatu. Jadi ee mungkin ada jalan yang terbaik di balik
semua itu, gitu.
M : Baik, baik, baik. Untuk mbak Dera mungkin ingin ada yang ingin ditambahkan?
P5 : Saya ingin menambahkan gini, yang dari tadi kan, yang sudah ini kan, mungkin dengan,
dengan seperti itu memang, memang betul ya, ee apa namanya?
M : Harus iklas, kan tadi ya.
P5 : Ya, harus iklas.
M : Iklas, terus?
P5 : Harus iklas terus juga ditambah dengan bersabar, terus juga tidak mengingat hal – hal, hal
– hal negatif yang membuat kita sedih, dan kita selalu apa ya? Selalalu mengambil hikmah
dari, dari setiap keadaan, dari setiap masalah yang, yang kita berikan. karena tidak setiap
hari kita merasakan bahagia, kadang – kadang kita juga kan merasakan kesedihan. Nah,
bagaimana cara kita ee meng, apa ya? Menghempaskan kesedihan itu, menurut saya itu
juga penting. Jadi perlu, perlu adanya motivasi. Misalnya setiap hari kita harus, mau pilih
sedih apa seneng nih? Walaupun kita, misalnya kita sedang ada masalah ketika hari itu.
Nah, pagi hari pas kita niatkan, kita ee mau pilih seneng apa sedih nih hari ini? Jadi dengan
mensugesti kita berfikiran positif, kita juga satu hari itu, seharian, sampai malam, bahkan
mungkin bisa tersugesti untuk bahagia. Menurut saya seperti itu.
M : Oh gitu. Jadi memang hidup itu pilihan ya, jadi dan memang harus terkonsep dari pagi –
pagi tu kita harus mengonsep diri, kita mau bahagia atau nggak.
(semua peserta tertawa)
P4 : Harus milih ya, sedih atau senang.
M : Iya, ee, ee. Setujukah apabila misalnya kita bisa mengupayakan kebahagiaan kita dengan
cara komunikasi, menjalin komunikasi dengan orang – orang terdekat, dengan orang –
orang terkasih ataupun ee dengan orang – orang yang memang ada di sekitar kita?
Setujukah anda apabila, misalnya memang e upaya untuk berkomunikasi ataupun untuk
silaturahmi itu salah satu upaya untuk meraih kebahagian ya,
P2 : Salah satu faktor untuk….
P4 : Faktor meraih kebahagiaan
M : Ee meraih kebahagiaan ya, nah gitu? Ee saya ingin bertanya lagi, target anda di ee apa ya?
Target dekat ataupun memang target jangka panjang anda itu apa saja sih? Salah satu
memang yang bisa mendorong kebahagiaan? (menunjuk P4)
P4 : Ketika saya bisa menyelesaikan pendidikan S2 kebidanan saya dalam waktu satu setengah
tahun hahaaa
(suasana riuh dengan tawa para peserta)
M : Aamiin, ya Alloh aamiin….
Semua : Aamiin
M : Aamiin, aamiin. Tentunya apabila memang itu betul - betul itu terjadi pada target kita tu
ee harus ada komunikasi dan harus ada kerjasama dari kita semua, karena kita memang
sedikit ya, inshaa Alloh, aamiin, aamiin aamin aamiin.
P4 : Aamiin
M : Untuk target jangka panjang mungkin apa dari mbak Fitri ini?
P4 : Ya pastinya menikah (sambil tersenyum)
M : Iya, bener.
(suasana riuh dengan tawa peserta)
P4 : Ya maksudnya ya ee apa, kalau menikah ini kan bisa dikategorikan, ee target jangka
panjang,
M : Jangka panjang
P4 : Atau jangka pendek. Karena ee ketika jangka pendek tidak sanggup kita gapai (tertawa),
maka dia masuk ke dalam jangka panjang (tertawa)
(semua peserta tertawa)
P3 : Fleksibel ya ini ya? (sambil tertawa) maksudnya kalu nikah itu ya.
P4 : Iya.
M : Ok.. ok…
P4 : Tapi pastinya itu menjadi salah satu target hidup saya. Karena pastinya kita juga, salah
satu ee visi,
M : He’em.
P4 : Visi kita untuk bahagia itu adalah menikah,
M : Iya menikah.
P4 : Memberikan cucu untuk kedua orang tua kita.
P3 : Betul
P4 : Karena orang tua itu bahagia ketika bisa menimang
P4, M : Cucu (tertawa)
M : Target jangka panjang itu. Alhamdulillah memang itu.
P4 : Misalnya kebahagiaan itu, ketika ee, ee apa kakak saya melahirkan, ketika kakak saya
melahirkan, jadi bawa cucu, saya melihat orang tua saya sangat bahagia banget gitu. Jadi,
aku juga ingin membuat orang tua saya bahagia seperti itu. Jadi saya harus menikah. Tapi
yang pastinya kita harus menyelesaikan pendidikan S2 dulu.
M : Dan saya harap memang itu bisa secepatnya…
P4 : Insha Alloh
Semua : Aamiin
(suasana riuh)
Semua : Aamiin aamiin
P1 : Kalau bisa teh, doanya untuk kita bersama teh
M : Aamiin
P1 : He’eh (tertawa)
P4 : Kalau seandainya kita jabarkan, kalau kita jabarkan, target bahagia itu adalah pertama
orang tua, nanti baru ada orang tua di bawahnya selesai kuliah, di bawahnya lagi menikah,
di bawah lagi kasih cucu. Ada lagi?
P2 : Naik haji.
(tertawa riuh)
P4 : Jadi begitulah kalau misalnya kita kerangkakan target masa depan saya, ee kedepan, jangka
panjang, jangka pendek itu.
M : Nah, untuk mbak Nelly sendiri, gimna tuh? (menunjuk P1) target jangka panjang dan
jangka pendeknya apa?
P3 : Aduh panjang nih kayanya. Banyak ini kayaknya (tertawa)
(peserta tertawa)
P1 : Kalau saya, mungkin nggak banyak ya mbak. Kalau jangka pendek ya, karena saya lagi
melanjutkan pendidikan. Mungkin, mudah – mudahan secepatnya ya,
M : Aamiin, aamiin.
P1 : Tepat waktu, kalau bisa sebelum waktunya juga saya sudah selesai dari pendidikan S2, di
Unpad. Ee kemudian yang untuk jangka panjangnya mungkin, ee, nah ini kita nggak tau
ini, jangka panjang atau jangka pendek heheee, karena posisinya memang saya belum
menikah. Jadi….
M : Tapi, on the relationnship atau gimana sudah?
P1 : He’eh. Harapannya saya. Ee, sebenarnya sih menikah itu bukan target yah sebenarnya.
M : Tujuan hidup?
P1 : Karena. Enggak, menurut saya menikah itu.
P4 : Kewajiban.
P1 : Jodoh kan jodohkan udah disediakan ya sama Yang Maha Kuasa, jadi kita menjalaninya
aja gitu, jadi ee mungkin menikah itu pada saat tepat pada waktunya aja, gitu kan. Jadi
untuk jangka panjangya itu, kalau menurut saya mungkin ee ini, bisa, bisa ee ini karena
saya belum menikah ya mungkin saya ee bisa membahagiakan orang tua saya.
M : Ohh iya, iya baik. Baik baik, lebih simple ya. Tapi memang sulit, sulit sebetulnya. Nah,
untuk mbak Rahma ni, dari tadi dia udah cengengas – cengenges aja. Sepertinya dia
memancing.
P4 : Banyak yang ingin dituangkan mungkin?
(riuh dan tawa peserta)
M : Iya (tertawa). Iya mungkin.
P3 : Kalau saya ee,
M : Nah, targetnya apa nih jangka panjang dan jangka pendeknya?
P3 : Ee sama sih ya, lulus, tepat waktu, dan bukan hanya tepat waktu sih, maksudnya
lulus itu kita meninggalkan sesuatu gitu. Bukan hanya sekedar lulus, oh yaudah.
Siapa sih kemaren, enggak inget, atau tidak meninggalkan jejak apapun? Tapi
pengen meninggalkan sesuatu yang bisa dikenang dan bermanfaat seperti itu, sama
yang seperti tadi. Nah selain itu, di dalam jangka waktu untuk sampai dengan lulus
itu, saya pengen nikah sama pengen punya anak, di tengah – tengah itu, kalo bisa
M : Aamiin aamiin ya Alloh.
Semua : Aamiin
(suasana riuh)
M : Jadi dia jangka pendeknya, jadi harus punya anak dan menikah gitu.
P3 : Ahh ya itu …..
M : aamiin aamiin.
P3 : Menurut saya nikah itu di target sih, soalnya kalau nggak nanti kalau datang,ya gak
nikah – nikah gitu kalau nggak ditarget, tapi insya Alloh, insya Alloh tahun depan
sambil menyelesaikan studinya, sambil menyelam minum air kan, sambil kuliah
yah nikah gitu
M : Oh gitu, supaya ketika wisuda itu sudah ada yang mendampingi.
(suara riuh peserta)
M : Tingkat kebahagiaan itu sudah di level atas
P1 : Urutannya
P3 : Mungkin itu bukan itu kebahagiaan tapi bisa melengkapi kebahagian
(semua riuh tertawa)
M : Ohh iya heheee
P3 : Begitu.
M : Oh iya Ok. Saudara Dera apa sih targetnya?
P5 : Sama,,,yaa,
(suara riuh peserta)
P5 : Saya Cuma,,, target saya lulus, kemudian dimudahkan dalam studi ini,dan rata-
rata sama juga yah bertarget untuk menikah, kalau bisa dalam jangka pendek, tapi
menurut saya ee pasangan itu juga sebagai salah satu faktor pendudukung untuk
mencapai cita – cita
M : Cita – cita kebahagiaan.
P5 : Cita – cita kebahagian betul,betul sekali jadi kita harus, karena belum menikah gitu
yah, gak papa nih kita selektif, atau, e, mksdunya dia sesuai gak ya untuk kita, dia
bisa tidak ya menerima kita, atau kita bisa tidak ya menerima kekurangan dia, nah
agar kita nanti kelak jika sudah berkeluarga tidak menyesal karena saya juga sering
mendengar cerita – cerita ada saja kejadian yang misalnya sudah menikah tapi
menyesal kok begini yaa, kok gitu ya, itu karena mungkin pas awalnya belum tau
karakternya, atau belum sesuai mungkin gitu untuk mengantisipasi, apa namanya?
Untuk?
M : Kegagalan, kegagalan?
P5 : Mengantisipasi kegagalan dalam e pencarian pasangan ini, hehehhe, penting,
penting juga.
M : Ok. Kalau untuk saudara Maulia sendiri apa sih targetnya?
P2 : Ya, mungkin kalau saya akan merangkum dari beberapa pendapat teman – teman
sebelumnya. Memang bener yah, untuk jangka pendek kita, target kita untuk
menyelesaikan pendidikan kita di S2 ini, bisa dipermudah, diperlancar kegiatan
kita disini yah. Kemudian tadi ada jangka panjang, mungkin lebih tepatnya jangka
menengah sampai jangka panjang yah, jadi di antara jangka menengah sama ee
sampai jangka panjang ini beberaapa target yang akan kita capai itu jodoh, itu pasti
sekali yah, karena kita masih jomblo – jomblo semuanya hehee, kemudian untuk
membahagiakan orang tua juga iya, kemudian karena kita disinipun e menuntut
ilmu yang kelak akan kita transfer lagi untuk orang yang lain itu juga menjadi
prioritas kita disini. Seperti itu sih menurut saya.
M : Ya ya ya, ok ok ok, baik baik baik.
P1 : Tapi saya penasaran target nya mbak rika ini, saudari rika ini apa ya?
P4 : Yeaaaa
M : Tadi saya nanya yaa, saya tentunya sama dengan yang lain nya, tetapi karena saya
memang dalam kondisi
P4 : Sama dengan kami? (terkejut)
M : Nggakkk (hehheh)
P4 : Jangan…
M : Maksudnya,,,,(hehhe) Sama untuk bisa selesai tepat waktu, ya kan, kalau bisa sih
sebelum waktunya kita sudah selesai dengan lancar,
P1 : Aamiin
P4 : Insha Alloh, aamiin.
M : Kemudian saya ingin juga kedepannya lebih bisa ee meningkatkan lagi pendidikan
saya, kemudian apa lagi, saya pengen punya anak lagi.
Semua : Aamiin
M : Target nya itu.
P4 : Mbak sudah berapa anaknya?
M : Baru satu.
P2 : Alhamduliiah, berapa umurnya mbak udahan mbak?
M : Kok jadi saya? Hehehe
(semua peserta tertawa)
P4 : Hehehhehe berbagi informasi, mana tau dengan kami mengetahui umurnya
anaknya mbak, kami bisa lebih bersemangat untuk cepat nikah
P2 : Jadi target cepat yahh? Hehheheheh
(semua tertawa)
M : Ee secara apa yaa, maksudnya, secara ee, tidak lah secara langsung saya melihat
ada kebahagiaan di raut wajah teteh – teteh, mbak – mbak ini. Ee sebetulnya kalau
menurt anda – anda semuanya, tanda seseorang bahagia itu dari apa sih? apa dari
memang dia sering, apa dari raut wajahnya? apa dari gesturnya? atau apa dari
perkataanya, atau dari apa sih sebetulnya? Boleh ada siapa saja yang ingin
berpendapat pertama kali.
P3 : Kalau tanda – tanda yang,
M : Bagaimana kalian mengekspresikan, ee sesuai dengan ee diri sendiri – sendiri saja,
seperti apa? Kalau misalnya untuk mbak Rahma sendiri, bagaimana
mengekspersiakan ee kebahagiaan?
P3 : Mengekspresikan kebahagiaan atau tanda – tanda kebahagiaan ini?
M : Tanda – tanda kebahagiaan, dan bagaimana mengekspresikannya?
P3 : Ya kalau tanda – tanda kebahagiaan sih, kalau kita liat orang biasanya e orang itu
keliatan, ya keliatan apa? ya kaya ya keliatan mungkin ya keliatan tetep happy,
senyum, bersemangat, enggak lemes, enggak, enggak males – malesan, enggak apa
gitu. Maksudnya bersemangat lagi atau,
M : Itu tandanya ya? Tapikan memang ada orang – orang yang memang bisa
menampilkan atau memang menyembunyikan.
P3 : Iya bener.
M : Nah kalau untuk anda sendiri, masing – masing itu bagaimana sih mengekspresikan
kebahagiaan itu? Termasuk orang – orang yang memang bisa menyembunyikan
seperti saya atau memang anda adalah orang yang ee spontan? Seperti apa?
P3 : Kalau saya sih, entah itu bahagia atau sedih, biasanya saya mukanya gini – gini aja.
(riuh tawa peserta)
P3 : Maksudnya, saya sedih juga gini, kebanyakan, kebanyakan ya ngebanyol. Kalo
saya happy ya kaya gini. Standar, standar aja.
M : Standar ya?
P3 : Kalau saya ya.
M : Jadi memang tidak ada yang mempengaruhi, misalnya ada faktor dari luar
misalnya, misalnya jadi akhirnya unmood? Atau bisa jadi moodnya jadi apa ya?
Jadi jelek, seperti itukah? Enggak?
P3 : Jarang bete sih, maksudnya ya mungkin ada orang yang bisa ngeselin, tapi ee
enggak yang langsung saya langsung bete seharian itu enggak.
M : Berarti bagus ya. Berati ya lumayan lah bisa saya ee heheee.
P1 : Humble.
M : Kalau menurut mbaknya sendiri gimana? (menunjuk ke P1)
P1 : Kalau menurut saya, karena saya memang orangnya terbuka ya, mungkin pada saat
saya bahagia mungkin yang kelihatan itu orang yang terdekat saya. Artinya heheee
mungkin saya bisa cerita hehee, mungkin saya bisa kelihatan dari ekspresi,
mungkin yang duluan tahu saya bahagia itu orang terdekat.
M : Orang terdekat. Pasangan? Atau teman?
P1 : Ee, pokoknya semua orang terdekat.
(suara riuh dan tawa)
M : Kalau mbak Mau gimna, kalau mbak?
P2 : Ya, kalau saya ee kan manusia itu banyak sifat ya? Banyak sifat, banyak ciri.
Memang ada, mungkin seperti mbak Rahma, mbak Rahma itu tipe orang yang bisa
bermuka datar dan bisa mengontrol emosi.
P3 : Ohh, muka dua saya heheee
(tertawa riuh)
P2 : Bisa mengontrol emosi, dimana beliau bisa membagi ee masalah itu tidak boleh
muncul ke orang lain. Karena itu, ya orang lain itu bisa unmood juga ya ketika tau
kita sedang banyak masalah. Kalau dalam diri saya, mungkin saya perlu belajar
juga nih sama mbak Rahma. Kalau saya sendiri, ketika saya bahagia memang
benar, ee saya akan banyak senyum, saya akan banyak cerita, dan orang terdekat
itu akan merasa nyaman, kan? Tapi kalau sedang sedih, biasanya itu lebih,
P4 : Banyak diem.
P2 : Menyendiri.
M : Ohh gitu.
P2 : Iya, jadi agak sedikit introvert gitu.
M : Iya introvert, he’eh ada beberapa seperti itu. Tapi enggak papa sih. Setiap orang
memang unik ya?.
P2 : Heheee iya betul sekali.
M : Untuk mbak Dera seperti apa? Sepertinya kalem – kalem gimana gitu ya.
Menghanyutkan.
P5 : Ya, kalau, kalau saya sendiri itu hampir sama seperti Kak Nelly ya, karena saya
orangnya tipe yang terbuka, ekspresif. Bahkan sebelum saya cerita juga, orang –
orang terdekat saya sudah tau heheeee
Semua : Sudah tau hahaaaa
(tertawa riuh)
P5 : “Der, kamu kenapa? Lagi happy ya? Heheeee.
Semua : heheeeeeee
P5 : Jadi saya tidak ceritapun teman – teman saya mengetahui sendiri. Mungkin karena
kelihat dari raut, terus ceria, gesture juga, terus apa senyum – senyum sendiri,
mungkin dari situ ya kelihatannya heheee.
M : Ok. Nah ini terakhir ni, mbak Fitri nih, semuanya….
(riuh dan tawa peserta)
P4 : Iya benar, sepertinya tidak jauh berbeda dengan cerita yang tadi dijelaskan sama
teman – teman, bahwasanya ketika kita bahagia ya orang – orang terdekat kita lebih
duluan tahu. Karena memang kita itu bahagia rasanya ingin juga berbagi gitu, biar
bahagia seperti kita bagia. Tapi ee untuk saya pribadi tanpa saya sadari, ee secara
sikologis ee mood, mood saya itu bagus, ketika saya mengenakan baju – baju yang
ee baju yang lebih cerah gitu, maksudnya bukannya gara – gara pakek baju itu aku
cerah, bukan.
(tetawa riuh)
P4 : Saya itu bahagia, jadi tanpa saya sadari ternyata bajunya itu terikut dengan perasaan
saya.
P3 : Oh sekarang bahagia gitu?
P4 : Sekarangkan banyak bunga – bunga, bahagia heheee
M : Jadi memang memperlihatkan bahwa dia sedang berbunga – bunga gitu ya?
P4 : Tanpa disadari gitu, Misalnya hari ini bajunya berbunga, tapi dibalik bunga – bunga
itu ada abu – abunya. Jadi ada yang tersirat,
Semua : Ohhhh
(riuh dan tawa peserta)
M : Agak samar – samar mungkin ya, agak samar.
P4 : Ilmu psikologisnya kaya gitu, tapi ya intinya tanda bahagia itu kalau kita ee bisa
tersenyum, bisa menikmati, ee terus bisa bercerita, bisa tertawa bareng bahkan
kadang nyanyi – nyanyi bareng yang enggak jelas gitu ya
(riuh tawa peserta)
P4 : Tapi ada juga orang yang sedih tu pelampiasan kesedihannya itu dengan bernyanyi
tapi ada juga yang bahagia gitu.
M : Ya memang berbeda – beda ya.
P4 : Ya kurang lebih seperti itu kalau misalnya tanda – tanda bahagia menurut saya.
M : Terus secara mayoritas, biasanya seseorang orang bisa mengekspresikan
kebahagiaannya itu dengan tertawa, ya.
P3, P4 : Iya tertawa..
P4 : Satu lagi, jahilin orang, tanda saya bahagia itu bisa jahilin orang.
(peserta tertawa riuh)
M : Oh seperti itu, ada yang seperti itu?
P3 : Jangan dekat dia lah kalo gitu yah hehehe
P4 : Saya itu, kalo lagi moodnya, kalo lagi moodnya itu oke, lagi mantap gitukan, suka
gitu jahilin orang, gangguin apa gitu. Tapi itu, tapi yaa, maksudnya tergantung juga
orangnya, jangan salah – salah orang juga kita jahilin, nanti malah kadang jadi
melunjak.
M : Tapi jangan sering – sering juga.
P3 : Iya .
M : Karena mungkin setiap orang juga kan beda ya?
P4 : Beda – beda, karena kan kita liat liat orang juga yang kita jahilin, yang udah kita
kenal gitu.
M : Ok, kita kan udah pada tau nih, ee pribadi – pribadinya, ya kan? Sekarang kita udah
tau pribadi - pribadinya. Nah, biasanya tuh, ee kalian bisa bahagia itu sebabnya apa
sih? Biasanya apasih faktor pemicu kebahagiaan kalian tu apa sih?
P3 : Banyak sih kalo itu.
M : Entah itu dari luar, atau dari dalam? Kalian inikan masih pada jomblo nih.
R : Aduh itu lagi dibahas hehehe
(semua tertawa)
M : Apakah salah satu? Hahaaa
(tertawa riuh)
P1 : Single ajalah, single mbak single.
M : Jomblo wati lho, jomblo wati.
P1 : Single mbak.
F : Jombloooo
(semua tertawa)
M : Itu ee apakah pasangan? Karenakan memang kita butuh pasangan ya, biasanya bisa
jadi moodbooster. Apakah pasangan itu…..
(P5 mengacungkan tangan)
M : Nah udah ada yang mau berpendapat sendiri
(riuh tawa peserta)
P2 : Wah, lagi bahagia nih.
P3 : Karena dia udah punya lho, yaudah duluan aja duluan sok sok mangga atuh,
mangga mangga..
D : Oke. Menurut saya itu kita tidak bisa menularkan bahagia jika kita tidak bahagia
dengan diri kita sendiri. Yah..jadi dengan kita mencintai diri sendiri, menerima diri
kita sendiri, menerima segala kekurangan diri, kelemahan diri, kelebihan diri, aku
tuh gini lho dari A sampai Z, dari kepala sampai ujung kaki tuh seperti ini. Kita
mau ga nih menerima diri kita sendiri seperti ini, aku tuh karakternya seperti ini.
Jadi, lebih memahami diri sendiri, lebih mencintai diri sendiri, nyaman dengan diri
sendiri dengan apa pekerjaan kita apa yang sedang kita jalani, itu bisa hmm
menularkan kebahagiaan kita kepada orang lain. Jadi sebelum ee apa ya? Sebelum
bahagia karena yang lain, bahagia dulu dengan diri sendirinya, gitu..
M : Jadi, kalau mbak dera itu kebahagiaan harus dari diri sendiri, maksudnya bahagia,
harus bisa menerima diri sendiri apa adanya dan dengan sendirinya di luar itu bisa
apa ya? Bisa menyebabkan kebahagiaan.
P5 : Ya, bahagia dengan mencintai diri sendiri terlebih dahulu.
M : Baru bisa mencintai orang lain?
F3 : Whoaa..bener bener bener, emang modal dasar mencintai diri sendiri itu mencintai
diri sendiri dulu.
F5 : Memang awalnya dari sana.
M : Ya, betul, betul. Untuk mbak Nelly sendiri gimana mbak?
P1 : Kalau penyebab saya bahagia itu bahagia kan tadi ada banyak ya, ada tingkatannya.
Kalau bahagia terbesar itu ketika saya meraih suatu hasil, hasil,
M : Pekerjaan?
P1 : He’eh, bisa pekerjaan, bisa itu pendidikan, bisa itu ee impian saya ee impian saya
selama ini, mau itu untuk orang tua atau lingkungan saya begitu ya, itu hasil output
ya. Terus kalau ada bahagia yang biasa-biasa gitu yang hari – hari yang kita jalanin
itu penyebabnya dari diri kita sendiri. Jadi pada saat kita mengontrol diri kita
sendiri mungkin ee kita bisa mendapatkan kebahagiaan. Yang lain?
M : Mungkin ada yang ingin menambahkan?
P3 : Kalau itu kan tadi dari dalam diri ya, kalo yang dari luar itu yang bisa kaya ngefek
bikin kita happy itu adalah stabilisasi finansial. Pokoknya kalo finansial kan
secukupnya kan, mau bayar semester cukup, mau bayar kos – kosan cukup, mau
makan apa cukup, semuanya cukup, ada aja gitu pokonya. Emang kayanya,
meskipun itu bukan hal yang utama, tapi semua itu sumbernya dari finansial. Duit
dululah, finansial, kalo itu udah stabil ngefek ke yang lain, semuanya jadi ikut
gampang dan dari kemudahan itu bisa jadi happy. Di luar yang dalem – dalem tadi
itu sih.
M : Mbak Fitri gimana?
P4 : Ya..tadi udah, penyebab lahirnya sebuah kebahagiaan itu yang pertama dari diri
kita sendiri. Yang kedua yang memang fondasinya itu uang gitu ya. Ini juga ada
akar – akarnya, ada tiang – tiangnya. Tiang – tiangnya itu apa? Keluarga juga
menjadi penyebab bahagia. Ketika keluarga kita mendukung semua yang kita
inginkan kemudian kondisi keluarga pun bagus semua ini, kondisinya juga stabil
kita juga akan bahagia. Karena itu salah satu penyebab bahagia.
M : Keluarga ya, dukungan keluarga, support keluarga.
P4 : Ya benar sekali, dan..mau bilang dan support ini tapi janganlah karena belum suami
(hahaha)
M : Mbak Maulia silakan biasanya mau memberi masukan yang bersifat agamis?
P2 : Hmm.. iya itu termasuk juga sih ya bahagia dalam sifat agamis ya, dimana kita
selalu mengingat Alloh, inshaa Alloh itu dipermudah semuanya. Tapi kalau dari
saya pribadi. Apa yang menyebabkan saya bahagia itu ketika bisa melihat orang
tua saya itu tersenyum. Itu akan membuat saya bahagia sekali. Iya. Dimana orang
tua kita kan membesarkan kita, mendidik kita pasti punya motif, mempunya motif
tersendiri. Dan ketika kita bisa menyelesaikan atau menyelesaikan motif yang ingin
dicapai orang tua, akan membuat beliau itu bahagia. Dengan kita membahagiakan
orang tua, inshaa Alloh akan dirodhoi dengan Tuhan kita, sehngga jalan hidup kita
inshaa Alloh akan dipermudah/
P3 : Betul.
M : Itu juga memberikan kebahagiaan secara, apa ya? Secara otomatis kepada diri kita.
P3 : Dan jalannya orang tua untuk bahagia itu bisa lihat anaknya sehat, lihat anaknya
pinter, lihat anaknya bagus, lihat anaknya kaya, gitu kan .
M : Nah itu semua memang sudah langsung dari sana.
P4 : Itu note..
M : Ya itu memang itu saya garis bawahi karena saya tahu kalo anda-anda ini memang
berkeinginan kuat untuk itu. Baik memang rasanya cukup dari temen-temen semua
saya mendapatkan banyak pelajaran, pengalaman, banyak yang saya dapatkan,
semoga temen-temen semua bisa seperti itu semua Cukup mungkin apa yang kita
diskusikan hari ini. Mungkin ada yang ingin ditambahkan? satu dua patah kata dari
teman – teman?
P4 : Yang penting intinya Bahagia itu kita yang ciptakan.
P3 : Dari kita, untuk kita, bagi kita.
M : Dan saya harap, karena kita ini hanya ber 12 armada , kita memang betul – betul
bisa mencapai kebahagiaan bersama.
P4 : Satu jangan lupa bahagia.
M : Tentunya dengan cara kita masing – masing. Baik terimakasih untuk waktunya,
terimakasih untuk ilmunya, terimakasih juga untuk kebahagiaannya. Tetap tebar
kebahagiaan, tetap tanamkan kebahagiaan dalam diri kita semuanya. Baik
terimakasih. Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatu.
Semua : Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatu.

Anda mungkin juga menyukai