A. Konsep Dasar
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. ( Friedman, 1998).
Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang
atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri saling
berhubungan dan tergantung antarindividu (Suprajitno, 2002). Keluarga sebagai
unit pelayanan perawatan adalah keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai
kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki
masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat, keluarga
merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu
dalam keluarga. (Friedman, 1998).
2. Type-Type Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (Extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan anggota
keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Kelurga bentukan kembali (Dyadic family) yaitu keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
d. Keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang
Terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
2. Penyebab
2) Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat
memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
b. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
3. Klasifikasi
4. Pathofisiologi
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Makrovaskuler
8. Penatalaksanaan
b. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin bekerja
lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, memperkuat
jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan
teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang berat – berat.
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah
normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas
pasien.
a. Diet
1) Syarat diet DM hendaknya dapat:
BB (Kg)
BBR = X 100 %
TB (cm) – 100
Kurus (underweight)
d. Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1). Mekanisme kerja sulfanilurea
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang
dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves
Beberapa cara pemberian insulin
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan
subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa
factor antara lain:
lokasi suntikan
ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan,
dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan
setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak
memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.
3). Suhu
Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini
berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada
subcutan.
Konsentrasi insulin
Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat
perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u
– 10 maka efek insulin dipercepat.
1. Pengkajian Keluarga
proses pengkajian keperawatan keluarga terbagi kedalam tahap-tahap meliputi
identifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur lingkungan,
a. Mengidentifikasi Data
Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien
dengan memakai norma kesehatan keluraga maupum sosial yang merupakan sistem
b. Data
Identifikasi
1) Umur
dengan cepat setelah usia 40tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki
usia rawan tersebut, terutama mereka yang berat badanya berlebih karena tubuh tidak peka
2) Jenis kelamin
Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang diabetes mellitus bila
dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan wanita lebih banyak mempunyai faktor yang
mendorong terjadinya diabetes seperti obesitas saat kehamilan, stress, kelelahan, serta
3) Pekerjaan
Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam melakukan
perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita diabetes. Salah satu
adalah tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya keuangan.
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan pendidikan yang
rendah, daya ingat klien, afektif dan psikomotorik pada penggolaan penderita diabetes
5) Hubungan ( genogram )
Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada anggota keluarga yang menderita
diabetes. Resiko juga meningkat pada keadaan kembar monozigot dan autosomal dominan.
diabetes lebih cenderung menderita diabetes dari pada keluarga yang ukuranya lebih
a) Kebiasan makan
Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan tradisional yang mengandung
banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan dengan komposisi makan yang
terlalu banyak mengandung protein, gula, lemak, garam dan mengandung sedikit serat. Pola
dengan diabetes mellitus. fasilitas kesehatan yang terjangkau memberikan pengaruh yang
besar terhadap perawatan dan pengobatan pada keluarga yang anggota keluarga menderita
diabetes mellitus. Bila keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, maka dengan
rajin mereka akan melakukan kontrol dan memeriksakan dirinya secara teratur apabila ada
keluhan lemas-lemas ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. pada keluarga yang kurang
kesehatan apabila sakit saja, termasuk ketika merasakan adanya gejala-gejala yang terkait
c) Pengobatan tradisional
Cara-cara yang lazim digunakan adalah meminum jamu tradisional. Namun perlu
pengobatan modern untuk mengatasi gejala dan keluhan DM. Pengobatan tradisional dapat
dilakukan dengan menggunakan: buah mengkudu yang telah masak 2 buah, dicuci dan
diparut, lalu diberi air garam 1 sendok makan. Campuran ini diperas dan disaring.
Minumlah sesudah makan 2-3 kali sehari 2 sendok makan. Cara yang kedua daun lidah
buaya 2 pelepah dibuang durinya, dicuci bersih dan di potong-potong lalu di rebus dalam
air 3 gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring lalu diminum sesudah makan 2-3 kali sehari
setengah gelas.
adalah tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan lansia. Karena pada
tahap ini terjadi proses degenerative yaitu suatu keadaan dimana fungsi system organ tubuh
Diabetes Mellitus berkaitan erat dengan penyakit yang lain, misalnya riwayat
d. Data Lingkup
1) Karateristik Rumah
Penataan perabot rumah yang tidak teratur, penerangan atau pencahayaan yang
kurang, keadaan lantai yang licin, merupakan faktor resiko injuri karena pada penderita
DM lanjut akan mengalami gangguan pada system presepsi sensori terutama visual seperti
pandangan kabur.
penyakit serta pengobatan. Tapi jalan yang rusak ,tempat pelayanan yang jauh dan sulit
c) Fasilitas transportasi
d) System pendukung
peran aktif seluruh anggota keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat. Semuanya berperan dalam pemberian edukasi, motivasi dan monitor atau
e) Struktur keluarga
satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga dan merupakan tugas
anggota keluarga yang dapat menurunkan tingkat stress yang menjadi pemicu terjadinya
Peran dan status seseorang dalam keluarga dan masyarakat mempengaruhi gaya
suami,ayah,istri,ibu,anak,kakak,adik,cucu,dan lain-lain.
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang bertentangan
dengan masalah DM seperti halnya pergi ke dukun dan bukan pada petugas fasilitas
kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh individu lain dalam
keluarga tersebut. Keluarga yang kurang memperhatikan keluarga yang menderita diabetes
2) Fungsi sosialisasi
diabetes mellitus untuk berinteraksi dengan lingkungan akan mengurangi tingkat stress
keluarga. Biasanya penderita diabetes mellitus akan kehilangan semangat oleh karena masa
Mellitus:
keluarga tidak mampu mengenal masalah diabetes mellitus, penyakit ini akan
menyebabkan komplikasi.
yang tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak memahami tentang
sifat,berat,dan luasnya masalah yang dihadapi dan masalah yang tidak begitu menonjol.
Ini dapat menjadi pengaruh pada kesehatan. Ketidak mampuan ini disebabkan
karena sumber-sumber dalam keluarga tidak mencukupi, diantaranya adalah masalah biaya.
Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai masalah DM. Agar
penderita dapat memeriksakan kesehatannya secara rutin dan sebagai tempat jika ada
keluhan.
4) Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: Berapa jumlah
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
5) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah: Sejauhmana
keluarga.
f.Koping Keluarga
oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh
keluarga.
dihadapi.
b. Pemeriksaan fisik
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
2. Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan diabetes
pada makanan, penurunan berat badan 10-20 % atau lebih dari yang
menunjang kesehatan
b. Intoleransi aktivitas
menunjang kesehatan
menunjang kesehatan.
berhubungan dengan:
menunjang kesehatan
menunujang kesehatan
3. Rencana Keperawatan
a. Menyusun prioritas
diberikan
hadapi
1) Tujuan umum
keluarga mampu mengenal masalah DM, mampu mengambil tindakan yang tepat bagi
2) Tujuan khusus
Masalah tentang diabetes mellitus dalam keluarga dapat teratasi atau tidak tambah
DM, yaitu pengertian penyebab, tipe, tanda dan gejala, dan perawatan diabetes mellitus.
mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus.
Respon motorik keluarga dan evaluasi perilaku yaitu keluarga mampu melakukan
a) Afektif / pengetahuan
1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang pengertian, penyebab
dan tanda/gejala, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita DM.
2) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar bagi penderita
DM.
3) Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang akibat perubahan nutrisi kurang dari
b) Kognitif / sikap
c) Psikomotorik / ketrampilan
Demonstrasikan cara diit yang benar pagi penderita DM . Motivasi keluarga untuk
Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita DM.
2) Intoleransi aktivitas
a) Afektif / pengetahuan
Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian, penyebab, tanda
gejala intoleransi aktivitas. Berikan informasi kepada keluarga tentang akibat intoleransi
aktivitas.
b) Kognitif / sikap
c) Psikomotorik / ketrampilan
Demontrasikan teknik ROM
Motivasi keluarga untuk mengikuti gerakan ROM yang dilakukan dan mempraktekannya
a) Afektif / pengetahuan
1) Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang manifestasi klinik kekurangan
2) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang cara mengatasi
b) Kognitif / sikap
c) Psikomotorik / ketrampilan.
2) Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam mengkonsumsi dan melakukan
pengobatan.
terdekat.
b) Kognitif / sikap
1) Berikan informasi kepada klien dan keluarga tentang adanya penurunan ketajaman
2) Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu penglihatan, jika terjadi gangguan
pengelihatan.
c) Psikomotor / ketrampilan
5) Resiko infeksi
a) Afektif / pengetahuan
1) Berikan pendidikan kesehatan pada klien dengan keluarga tentang adanya resiko
2) Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita DM.
b) Kognitif / sikap
1) Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga agar terhindar
dari infeksi.
2) Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstraikan cara perawatan luka yang
benar.
c) Psikomotorik / ketrampilan
DAFTAR PUSTKA
Arifin, A. 2011. Panduan Terapi Diabetes Melitus Tipe 2 Trekini. FK UNPAD, Bandung.
Dewi, RP. 2013. Faktor risiko perilaku yang berhubungan dengan kadar gula darah pada
penderita diabetes melitus tipe 2 di rsud kabupaten karanganyar. Jurnal Kesehatan
Masyarakat FKM Undip 2(1): 1-11.
Bunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan medical bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC