Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan
yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis (produk usaha pertanian,perikanan,
peternakan, kehutan, dan hasil olahan produk-produk tersebut). berdasarkan hal
tersebut,maka manajemen agribisnis dapat dapat diartikan sebagai seperangkat
keputusan untuk mendukung proses produksi Agribisnis, mulai dari keputusan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, hingga
evaluasi proses produksi. (sri ayu, 2017)
Manjemen produksi memiliki dampak menyeluruh dan terkait beberapa
fungsi,seperti fungsi personalia,keuangan penelitian dan pengembangan,pengdaan
dan penyimpanan, dan lain-lain. Artinya,segala sesuatu yang berkaitan dengan
produksimemiliki dampak terhadap fungsi-fungsi lainya. bahkan memiliki dampak
menyeluruhterhadap perusahaan. Misalnya,suatu rencana peningkatan produksi
sampai 10% akan memiliki dampak terhadap fungsi manajemen keuangan,
mnanjemen sumber daya manusia, manjaemen teknologi, manjemen pengadaan,
manjemen persediaan, manajemen penyimpanan, dan lain-lain.
Manajemen produksi,terutama menyangkut keputusan lokasi, ukuran atau
volume,dan tata letak fasilitas,pembelian,persediaan,dan penjadwalan serta mutu
produk,akan menjadi perhatian khusus dari para manajer produksi. Walaupun
keputusan-keputusan mengenai hal tersebut secara fungsional dapat berada diluar
tanggung jawab manajer produksi,seperti fungsi pengadaan, persediaan, dan
penyimpanan, tetapi tetap harus diperhatikan oleh manajer produksi dalam
rangkamenjamin berlangsungnya proses produksi sesuai dengan yang direncanakan.
(zaki, 2018)

B. Tujuan
1. memahami konsep manajemen produksi agribisnis.
2. memahami ruang lingkup manajemen produksi usaha produksi pertanian.
3. memehami proses perencanaan produksi pertanian.
4. Memahami ruang lingkup manajemen usaha pengolahan hasil pertanian.
5. Memahami proses pengolahan hasil pertanian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Produksi Dalam Usaha Produksi Pertanian


Usaha produksi pertanian,produksi primer, sangat variatif dan sngattergantung
kepada jenis komoditas yang diusahakan.Namun,pada intinya manajemen produksi
pertanian mencapai kegiatan perencanaan,pengawasan,evaluasi dan
pengendalian.Ruang lingkup manajemen produksi pertanian tersebut diuraikan di
bawah ini.

1. Perencanaan produksi pertanian

Perencanaan merupakan suatu upaya penyusunan program,baik


program yangsifatnya umum maupun yang spesifik,baik jangka pendek
maupun jangka panjang.suatu usaha produksi yang baru memerlukan
perncanaan yang bersifat umumatau yang sering disebut sebagai
praperencanaan.faktor-fktor yang sangat penting danharus diputuskan dalam
praperencanaan Agribisnis ,khususnya subsistem produksi primer/usah
tani,adalah pemilihan lokasi produksi dan pertimbangan fasilitas,sertasekala
usaha.setelah ketiga hal tersebut diputuskan,maka dibuat rencana yang lebih
spesifik menyangkut kebutuhan input-inpu serta perlengkapan produksi.

2. Pemilihan komoditas pertanian

Pemilihan komoditas yang akan di usahakan memegang peranan


pentingdalam keberhasilan usaha produksi pertanian.komoditas yang bernilai
ekonomistinggi akan menjadi prioritas utama,tetapi perlu di pertimbangakan
hal-hal yang berhubungan dengan pemasaranya.sebab,mungkin terjadi
komoditas ekonomis dalam produksi,tetapi tidak tetap untuk daerah produksi
dan wilayah pemasaran yang akandituju.komoditas yang telah dipilih
selanjutnya ditetapkan jenisnya/varietasnya sesuaidengan kondisi topografi
dan iklim lokasi yang direncanakan.

2
3. Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
Untuk usaha agribisnis bersekala kecil mungkin pemilihan lokasi
produksitidak menjadi suatu prioritas ,karena umumnya produksi di lakukan
di daerah domisili para petani.Namun,usaha agribisnis yang bersekala
menengah keatas,seperti perusahaan perkebunan,pertternakan,perikanan,dan
dikelola oleh perusahaan denganmodal investasi yang berjumlha besar,maka
pemiliihan lokasi tersebut akan besar pengaruhnya bagi keberhasikan dan
kesinambungan usaha.beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja,ketersediaan prasarana dan
sarana fisik penunjang,lokasi pemasaran,dan ketersediaan intensif wilayah.
Tingkat upah regional dan peraturan-peraturan ketenagakerjaan di
daerahtersebut juga harus menjadi pertimbangan.Tingkat upah regional sangat
berpengaruhkepada biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan.peraturan- peraturan ketenagakerjaan juga berpengaruh kepada
kewajiban-kewajiban perusahaandalam kaitanya dengan pemanfaatan tenaga
kerja.
Ketersediaan saran dan prasarana fisik penujang,seperti transportasi
dan perhubungan,komunikasi,penerangan,serta pengairan/sumber air,sangat
penting untuk menjadi pertimbangan dalam keputusan lokasi produksi.sifat-
sifat dan karakteristik produk-produk pertanian dan perlengkapan, input-input
dan sarana produksinya yangkamba (voluinous) menyebabkan ketersediaan
sarana dan prasarana fisik tersebutmenjadi sangat penting untuk
dipertimbangkan.produk pertanian yang umumnya tidak tahan lama
memerlukan penanganan dan pengangkutan yang cepat menuju ke
lokasikonsumen.begitu juga keberadaan alat komunikasi akan menjadi penting
untuk transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau sebaliknya.
Pertimbangan lainya adalah lokasi pemasaran. Sebaiknya lokasi
produksidekat dengan lokasi pemasaran,terutama untuk komoditas-komoditas
yang tidak tahanlama,seperti produk holtikultura.walaupun demikian pada era
kemjuan teknologiseperti sekrang ini,jarak antara lokasi produksi dan lokasi
pasar tidak menjadi prioritas karena dengan teknologi daya tahan produkdapat
diperpanjang dan dan jarak relatif dapat diperpendek dengan alat-alat
pengangkutan yang cepat.

3
Selanjutnya,intensif wilayah juga merupakan faktor peertimbangan
dalammenetapkan keputusan lokasi produksi.intensif wilayah sangat terkait
dengankebijakn pemerintah daerah yang terkait,baik secara langsung maupun
tidak langsung ,dengan operasi produksi tersebut.kebijakan pajak,kebijakan
dan peraturantenaga kerja,kebijakan Investasi ,budaya pelayanan publik
(demokrasi),dan lain-lainmerupkan intensif wilayah yang mempunyai daya
tarik bagi investor untuk berusahadi daerah tersebut.
4. Skala usaha Pertanian
Skala usaha pertanian sangat terkait dengan ketersediaan input dan
pasar.Skalausaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga
produksi yang dihasilkantidak mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan
permintaan.begitu juga ketersediaan input, seperti modal, kerja,bibit,
peralatan, serta fasilitas produksi dan operasi lainya harus diperhitungkan.
Skala usaha yang besar,secara teoretis,akan dapat menghasilkan economics of
scale yang tinggi. Namun, kenyataan dilapangan seringkali skala besar
menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik produk dan
produksi komoditas pertanian yang khas.oleh karena itu,dalam
merencanakanusaha produksi pertanian ,maka keputusan mengenai skala
usaha menjadi sangat penting.
Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga
menyebabkanskala usaha kecil di bidang Agribisnis kebanyakan dapat
mencapai skalaekonomis.pada umumnya,tanaman holtikultura dapat
diusahakan dalam skala yangkecil dengan tingkat efisiensi yang cukup
tinggi.Akan tetapi,komoditas perkebunan,seperti kelapa sawit
,teh,kina,karet,tebu,danlain-lain,akan sangat tidak efisien jika diusahakan
dalam skala kecil pada komoditas tersebut,maka dibentuk pola-pola kemitraan
,seperti perkebunan inti rakyat(PIR).
5. Perencanaan Proses Produksi Pertanian
Setelah menetpkan jenis dan varietas komoditas yang akan
diusahakan.lokasi produksi dan penempatan fasilitas,serta skala usaha yang
akan di jalankan,maka mulaimerencanakan proses produksi.Khusus dalam
pembukaan usah baru diperlukan perencanaan pengadaan fasilitas
dirampungkan,maka dilanjutkan dengan perencanaan proses produksi adalha
biaya produksi,penjadwalan proses produksi ,dan sumber-sumber input dan
sistem pengadaanya.

4
6. Biaya produksi pertanian
Perencanaan biaya produksi sangat terkait dengan kemampuan
pembiayaandengan kemammpuan pembiayaan yang dimiliki oleh
perusahaan,baik bersumber darimodal sendiri maupun dari sumber
luar,sepertimodal ventura,pembiayaaan melaluikredit ,penjualan saham ,dan
sumber-sumber pembiayaan lainya Perencanaan biayatersebut juga terkait
dengan skala usaha yang optimal dan ekonomis untuk menghasilkan
pendapatan usaha yang layak. modal ventura,pembiayaan
melaluikredit,penjualan saham,dan sumber-sumber pembiayaan
lainya.Perencanaan biayatersebut juga terkait dengan skala usaha yang optimal
dan ekonomis untuk menghasilkan pendapatan usaha yang layak.

7. Penjadwalan Proses Pertanian


Penjadwalan proses produksi dibuat mulai dari pembukaan lahan
sampai kepada pemanenan dan penanganan pasca panen,terutama untuk
komoditas yang memiliki gestation period yang relatif pendek,seperti tanaman
holtikultura. Namun, komoditas yang gestation perod nyarelatif panjang,
seperti tanaman perkebuna, biasanya penjadwalan secara rinci dilakukan
secara bertahap,walaupun tetap ada perencanaan jangka panjang yang
menyeluruh.
Penjadwalan tanaman holtikultura yang berumur pendek memegang
peranan penting sehubungan dengan fluktuasi harga dan permintaan dalam
setahun. Hal-halyang perlu diperhatikan dalam melakukan penjadwalan adalah
jenis komoditas, kecenderungan permintaan dan fluktuasi harga, gestation
period, pola produksi, pembiyaan, dan lain-lain.
Penjadwlan dilakukan mulai dari pembukaan lahan, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan (pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan
penyakit dan lain-lain),dan masa panen Masa panen hendaknya
disesuaikandengan waktu di mana kecenderungan permintaan dan harga
komoditas tersebuttinggi,kemudian dihitung mundur.
Sebagai contoh,agribisnis cabai memiliki gestation period selama tiga
bulan sejak penanaman.jika permintaan dan harga harga cabai sangat tinggi
pada bulandesember dan januari, maka tiga bulan sebelum bulan Desember
mulai dilakukan penanaman, yakni pada akhir bulan agustus sampai awal

5
september.Jika pembibitandan pengolahan lahan memerlukan waktu satu
bulan setengah sebelum lahan siap ditanami, maka pengelolahan memerlukan
waktu satu bulan setengah sebelum lahan siap ditanami, maka pengelolahan
dan pembibitan dilakukan mulai awal bulan juli. Dengan demikian, diharapkan
panen perdana mulai dapat dilakukan pada awal desember sehingga produk
cabai tersebut dapat dijual dengan harga yang tinggi dankeuntungan yang
diperoleh juga tinggi.
8. Perencanaan Pola Produksi pertanian
Perencanaan pola produksi memegang perenan penting dalam
penjadwalan,perencanaan tenaga kerja dan input,pembiayaan,proses produksi
danoperasi,penanganan pasca panen,serta sistem distribusi dan
pemasaran,terutama untuk tanaman holtikultura yang memerlukan
penanganan cepat.Pola produksi dapat dibagikedalam beberapa bentuk,antara
lain berdasarkan:
1) Jumlah komoditas yaitu komoditas tunggal,komoditas ganda,dan
multikomoditas.
2) Sistem produksi,yaitu pergiliran tanaman dan produksi massa

9. Perencanaan dan sistem pengadaan input-input dan sarana produksipertanian


Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup
kegiatanmengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang
dibutuhkan,baik dari segi jenis,jumlah,mutu ataupun spesifikasinya. Secara
umum,input-input dalam agribisnisadalah bibit,pupuk,obat-obatan,tenaga
kerja,dan moadal.Dilain pihak ,sarana dan prasarana produksi adalah areal
tempat produksi,perlengkapan dan peraltan serta bangunan-bangunan
pendukung dan teknologi.
Setelah input-input serta sarana dan prasrana produksi di indentifikasi
dandispesifikasi,maka disusun rencan dan sistem pengadaanya.Dua hal
mendasar yang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan
adalah membuatsendiri atau membeli.Misalnya,dalam hal pngadaan
bibit,apakah memproduksi bibitsendiri ataukah membeli dari sumber-sumber
lain.Keputusan memproduksi sendiriatau membeli sangat tergantung pada
biaya imbangan antara kedua alternatif tersebut.

6
B. Manajemen Produksi Dalam Usaha Pengolahan Hasil Pertanian
Manajemen produksi dalam usaha pengelolahan hasil pertanian (agroindustri)
juga memerlukan penanganan yang lebih serius karena sangat tergantung pada
ketersediaan masukan, terutama bahan baku, dan juga ketersediaan masukan, terutama
bahan baku, dan juga ketersediaan pasar.
1. Perencanaan Agroindustri
Perencanaan agroindustri dimulai dengan penentuan jenis usaha
agroindustri apa yang akan dibuka. setelah itu, dilakukan evaluasi dan
penilaian untuk hal-hal dibawah ini.
2. Pemilihan Teknologi
Dalam pemilihan teknologi terdapat beberapa hal yang perlu dinilai
dan dievaluasi, seperti kesesuain teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan produk dengan kebutuhan pasar produk proses pengadaan
(ketersediaan barangnya, suku cadanganya, biaya pengadaan, dan lain-lain),
biaya sosial (lingkungan),kapasitas penggunaan, kemampuan sumber daya
manusia dalam pengelolaan dan pengoprasian, fleksibilitas dalam proses,
ketersediaan energi, dan lain-lain.
3. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik atau industri pengolahan perlu
mempertimbangkan ketersediaan bahan baku,lokasi dan sumber bahan baku,
lokasi pemasaran, sarana dan prasarana fisik (transportasi, distribusi,
komunikasi dan energi) ketersediaan tengakerja, areal pengembangan,dan
lain-lain. Pemilihan lokasi yang tidak tepat akan menyebabkan pemborosan-
pemborsan, seperti biaya pengangkutan dankomunikasi, investasi sarana dan
prasarana umum, dan lain-lain. Dengan demikian biaya per unit produksi
sangat besar sehingga daya saing produknya kurang.
4. Fasilitas Persediaan dan Masukan
Perencanaan fasilitas persediaan dan masukan perlu
mempertimbangkan fasilitas pergudangan, pengangkutan, dan aspek
finansialnya (terutama jika harus menggunakan gudang sewaan dan lain-lain.
Untuk hal ini perlu diperhatikan fasilitas persediaan bahan baku utama yang
memerlukan tempat yang besar dengan perlakuan- perlakuan khusus untuk
menjamin tingginya mutu bahan baku tersebut. (sri ayu, 2017)

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa sudah
layaknyalah perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka
menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan
situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau
lingkungan mikroperusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal
dengan lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan
lagipenjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil
menetapkanstrategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkankepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar.
Karena perusahaan yangbesar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas
tidak bisa dilakukan olehperusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah
menjadi sesuatu hal yang jarangterjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya
sendiri mampu menghasilkan tingkatkeuntungan yang sama atau bahkan lebih baik
daripada perusahaan besar.

B. Saran
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat
dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasarannya
sertastrategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah
persaingannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Sri. 2017. Pendekatan manajemen dalam agribisnis. Bandung : Cendikia


Muslim.
Zaki. 2018. Definisi Manajemen produksi dan tahap tahapnya.
www.rocketmanajemen.com/manajemen-produksi/#a. Diakses pada 20 oktober
2018.

Anda mungkin juga menyukai