Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PEMBELAJARAN

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

Rini Maya Sofa1, Arnelis Djalil2, Nurhanurawati2


rinimayasofa@yahoo.com
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika

ABSTRAK

This quasi experimental research was aimed to know the influence of instrumental music at
learning towards student’s conceptual understanding of mathematics. The design of this
research was post test only control group design. The population was all students of grade
7th of SMP Negeri 12 Bandarlampung in the academic year of 2012 – 2013 that was dis-
tributted into eight classes. The samples consisted of two student groups. Group of students
of VII.D class as experimental class and VII.H as control class. The samples were chosen
by purposive random sampling technique. The data was analyzed by Mann-Whitney Test
(U-test). The conclusion of this research was the implementation of instrumental music as
accompanist of mathematics learning did not give influence towards student’s conceptual
understanding of mathematics.

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan musik
instrumental dalam pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Desain
penelitian ini adalah post test only control group design. Populasi penelitian adalah selu-
ruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung tahun ajaran 2012 – 2013 yang terdis-
tribusi ke dalam delapan kelas. Sampel terdiri dari dua kelompok siswa. Kelompok siswa
kelas VII.D sebagai kelas eksperimen dan VII.H sebagai kelas kontrol. Sampel diambil
dengan teknik purposive random sampling. Data penelitian berupa data pemahaman kon-
sep matematika siswa yang diambil melalui tes. Data dianalisis dengan menggunakan Uji
Mann-Whitney (Uji U). Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan musik instrumental
sebagai pengiring pembelajaran matematika tidak berpengaruh terhadap pemahaman kon-
sep matematika siswa.

Kata kunci: musik intrumental, pemahaman konsep matematika, pembelajaran


konvensional
PENDAHULUAN pembelajaran. Tentu saja, ini merupakan
masalah bagi para guru.
Pendidikan merupakan usaha secara
Sesungguhnya pembelajaran konven-
sadar dan terencana untuk menciptakan
sional bukanlah pembelajaran yang harus
suasana kegiatan pembelajaran yang
ditinggalkan. Sebab, banyak cara atau trik
membentuk peserta didik secara aktif me-
yang dapat digunakan guru untuk meng-
ngembangkan potensi dirinya untuk me-
akali suasana pembelajaran konvensional
miliki kekuatan spiritual keagamaan, pe-
tersebut menjadi pembelajaran yang me-
ngendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
nyenangkan seperti halnya pembelajaran
akhlak mulia, serta keterampilan yang di-
kooperatif yang digebu-gebukan oleh para
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
ahli pendidikan. Hal ini sejalan dengan
negara, seperti yang dijelaskan dalam UU
yang dikatakan Sarji (2012: 72) bahwa
No. 20 Tahun 2003, pasal 1 (Depdiknas,
salah satu prinsip belajar adalah proses
2007). Begitu pentingnya pendidikan
belajar dapat berlangsung jika kondisinya
dalam kehidupan manusia untuk meng-
menyenangkan (learning is fun). Makna
hadapi perkembangan ilmu pengetahuan
senang bisa karena pembawaan guru, ma-
dan teknologi, sehingga diperlukan suatu
teri pembelajaran, atau karena suasananya.
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan
Dengan suasana pembelajaran konvensi-
juga berkenaan dengan upaya pembinaan
onal yang menyenangkan itu, diharapkan
manusia, maka keberhasilan pendidikan
tujuan pembelajaran akan mudah tercapai
sangat tergantung pada unsur manusianya.
serta kesulitan siswa dalam memahami
Pada masa kini, banyak guru yang
konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi
masih menerapkan pembelajaran konven-
seperti halnya yang diklaim oleh pembel-
sional. Fenomena ini terjadi juga pada
ajaran kooperatif.
pembelajaran kelas VII SMP Negeri 12
Salah satu cara menciptakan pembel-
Bandarlampung T.A. 2012 – 2013 semes-
ajaran yang menarik dan menyenangkan
ter genap. Pembelajaran konvensional ini
namun tetap efektif adalah membuat sua-
berpusat pada guru dan cenderung mono-
sana belajar yang nyaman dan santai, yaitu
ton, sehingga bisa menyebabkan siswa
dengan menggunakan iringan musik ins-
merasa bosan atau jenuh. Hal ini dapat
trumental dalam pembelajaran. Musik me-
mengakibatkan materi yang diserap siswa
miliki pengaruh terhadap tubuh manusia.
hanya sedikit, sehingga terkadang guru
Seorang pakar, yaitu Jean Houston, Ph. D,
sulit mencapai harapan dan tujuan
dalam Gunawan (2004: 254) mengatakan
sebagai berikut.
Pada level molekul, tubuh bergetar yang lebih baik; 6) musik merangsang
pada panjang gelombang yang tetap kreativitas, kepekaan, dan kemampu-
dan stabil. Sedangkan, musik memi- an berpikir.
liki getaran atau frekuensi. Saat Dari pengaruh-pengaruh yang ditim-
tubuh mendengarkan musik, frekuensi
musik ini bisa beresonansi atau ber- bulkan tersebut, pemanfaatan musik ins-
tentangan dengan frekuensi tubuh. trumental dalam pembelajaran memiliki
Saat terjadi kesamaan frekuensi, maka
tubuh akan merasa nyaman, sehingga banyak keuntungan, seperti yang dinyata-
tubuh dapat belajar dengan lebih baik kan oleh Gunawan (2004:257) sebagai
dan berada pada keadan rileks namun
tetap waspada. berikut.
Hal tersebut sependapat dengan Fauzi 1) Membuat siswa rileks dan mengu-
rangi stres (stres sangat menghambat
dalam Kusbiantoro (2010:3) bahwa musik
proses pembelajaran); 2) mengurangi
dapat menjadikan suasana lebih tenang, masalah disiplin; 3) merangsang kre-
sehingga otak menjadi terbuka menerima ativitas dan kemampuan berpikir; 4)
informasi. membantu kreativitas dengan mem-
bawa otak pada gelombang tertentu;
Banyak jenis musik yang dapat di-
5) merangsang minat baca, keteram-
manfaatkan. Salah satunya adalah jenis pilan motorik; dan pembendaharaan
musik instrumental. Grolier Academic kata; 6) sangat efektif untuk proses
pembelajaran yang melibatkan pikiran
Encyclopedia dalam Christianti (2012:5)
sadar maupun pikiran bawah sadar.
menjelaskan sebagai berikut.
Hal tersebut sependapat dengan DePorter
Musik instrumental merupakan musik
yang tersusun dari rangkaian nada- (2005:73), yang menyatakan musik juga
nada ritmik yang teratur dan harmo- sangat berpengaruh pada guru dan siswa.
nis. Keteraturan nada-nada tersebut
membuat pendengar menikmati mu- Musik dapat digunakan untuk menata
sik. Suara tersebut berasal dari alat suasana hati, mengubah keadaan mental
musik tanpa vokal, sebab jika dileng-
kapi dengan vokal maka musik ter- siswa, dan mendukung lingkungan belajar.
sebut menjadi musik vokal. Selain itu, musik juga membantu siswa
Keteraturannya nada-nada musik sa- mengingat lebih baik, merangsang dan
ngat berpengaruh pada tubuh kita. Penga- memperkuat belajar, baik secara sadar
ruh yang ditimbulkan menurut Gunawan maupun tidak sadar. Kemudian, musik
(2004:255) dapat dimanfaatkan dalam juga dapat membantu siswa masuk ke
pembelajaran adalah sebagai berikut. keadaan belajar optimal. Sementara itu,
1) musik meningkatkan energi otot; 2) Christianti (2012:2) mengutip dari harian
musik mempengaruhi detak jantung;
3) musik mengurangi stres dan rasa Kompas sebagai berikut.
sakit; 4) musik mengurangi rasa lelah Sejak 1993 tiga ahli neurobiologi
dan mengantuk; 5) musik mem-bantu Amerika Serikat melakukan peneliti-
meningkatkan kondisi emosi ke arah an terhadap musik Mozart dan penga-
ruhnya terhadap kecerdasan. Peneliti- yang dilaporkan dalam hasil penelitian Dr.
an ini membuktikan bahwa IQ seke-
Frances H. Rauscher dari Universitas
lompok mahasiswa meningkat 8 – 9
tingkat dalam kemampuan spasial California di Irvine.
setelah mendengar musik Mozart
Hal tersebut didukung oleh Gunawan
selama 15 menit.
dalam Christianti (2012:4) yang menyata-
Hal tersebut didukung Champbell dalam
kan bahwa terdapat kaitan erat antara
Christianti (2012:2) yang menyatakan
matematika dengan musik. Musik dapat
bahwa salah satu kemampuan yang dibu-
melatih otak untuk melakukan pemikiran
tuhkan untuk bermatematika adalah ke-
yang rumit dan meningkatkan konsentrasi
mampuan spasial.
serta menciptakan ketenangan, sedangkan
Schuster dan Gritton dalam DePorter
matematika membutuhkan konsentrasi
(2005:73) mengatakan bahwa dari hasil
yang penuh untuk memecahkan persoalan
penelitian menunjukan belajar lebih mu-
yang cukup rumit. Dengan demikian,
dah dan cepat jika siswa berada dalam
musik dapat dimanfaatkan untuk mening-
kondisi santai dan reseptif. Disebutkan
katkan konsentrasi dan kondisi tubuh yang
juga untuk penggunaan musik barok dapat
lebih baik dalam mengerjakan persoalan
dimanfaatkan untuk merangsang dan
matematika, sehingga dilakukanlah suatu
mempertahankan lingkungan belajar opti-
penelitian yang bertujuan untuk me-
mal. Musik barok merupakan musik yang
ngetahui ada tidaknya pengaruh penggu-
sesuai dengan detak jantung manusia yang
naan musik instrumental dalam pembel-
santai dalam kondisi belajar optimal.
ajaran terhadap pemahaman konsep
Contoh musik barok adalah musik-musik
matematika siswa.
yang dimainkan oleh Bach, Corelli,
Tartini, Vivaldi, Handel, Pachelbel, dan
METODE PENELITIAN
Mozart serta musik klasik oleh Satie dan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Rachmaninoff.
Negeri 12 Bandarlampung. Populasi da-
Brown dalam DePorter (2005:74) me-
lam penelitian ini adalah seluruh siswa
ngemukakan para peneliti lainnya menya-
kelas VII semester genap tahun ajaran
takan bahwa siswa yang mendengarkan
2012 – 2013 sebanyak 262 siswa yang
musik Mozart lebih mudah menyimpan
terdistribusi dalam delapan kelas (VII.A-
informasi dan memperoleh hasil tes yang
VII.H, dengan rata-rata nilai ulangan
lebih tinggi. Mendengarkan musik sejenis
harian matematika semester ganjil seperti
musik piano Mozart bisa merangsang jalur
yang disajikan pada tabel 1.
saraf yang penting untuk kognisi seperti
Tabel 1. Nilai Rata-rata Kelas VII data kuantitatif. Untuk pengumpulan
No. Kelas Rata-rata UH
1. A 62.90
data, digunakan metode tes. Tes yang di-
2. B 65.24 berikan setelah pembelajaran tersebut ber-
3. C 66.29
4. D 64.70 tujuan untuk melihat pengaruh pembela-
5. E 63.91 jaran yang diterapkan terhadap pemaham-
6. F 64.38
7. G 64.55 an konsep matematika siswa. Instrument
8. H 64.69
tes berupa soal uraian yang telah diuji
Rata-rata Nilai Populasi 64.58
kualitasnya. Perangkat tes terdiri dari be-
Sampel dari penelitian ini diambil berapa soal esai. Setiap soal memiliki
menggunakan teknik purposive random satu atau lebih indikator pemahaman kon-
sampling dengan mengambil dua kelas sep matematika. Indikator tersebut adalah
dari delapan kelas yang nilai rata-rata menyatakan ulang suatu konsep; mengkla-
ulangan harian matematikanya mendekati sifikasikan objek menurut sifat tertentu se-
atau hampir sama dengan nilai rata-rata suai dengan konsepnya; memberi contoh
populasi dan pertimbangan dari guru mitra dan non contoh; menyatakan konsep
bahwa kedua kelas memiliki tingkat ke- dalam berbagai bentuk representasi mate-
aktifan siswa yang hampir sama, maka di- matika; mengembangkan syarat perlu dan
peroleh kelas VII H dan VII D. Setelah syarat cukup; menggunakan, memanfaat-
itu ditentukan kelas VII D sebagai kelas kan, dan memilih prosedur atau operasi
eksperimen, yaitu kelas yang mengguna- tertentu; dan mengaplikasikan konsep.
kan iringan musik instrumental dalam Adapun prosedur penelitian adalah di-
pembelajarannya dengan jumlah siswa 31 awali dengan penelitian pendahuluan de-
orang. Kelas VII H sebagai kelas kon-
ngan kegiatan survei sekolah dan wawan-
vensional, yaitu kelas yang pembelajaran cara guru mata pelajaran. Kemudian, di-
konvensional dengan jumlah siswa 30 lanjutkan melakukan kajian pustaka dan
orang. membuat proposal penelitian. Lanjut ke
Penelitian ini merupakan penelitian tahap penelitian di sekolah. Setelah itu,
quasi experiment. Desain yang digunakan dilanjutkan proses analisis data dan mem-
dalam penelitian ini adalah posttest only buat laporan hasil penelitian.
control group design. Data dalam peneliti- Analisis data dilakukan pada data
an ini merupakan data pemahaman konsep skor posttest menggunakan uji kesamaan
matematika siswa yang diperoleh dari dua rata-rata. Namun sebelumnya, dilaku-
nilai posttest yang dilaksanakan di akhir kan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan
pembelajaran. Data tersebut merupakan uji homogenitas. Hasil perhitungan uji
normalitas data dapat dilihat pada tabel Berdasarkan hasil perhitungan data post-
berikut. test pada tabel 3, nilai Mann-Whitney U
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Normal- merupakan nilai Uhitung, yaitu 441,00.
itas Data Post-test
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) atau p value =
2 2
Kelompok X hitung X tabel Kriteria
0,729. Menurut Martono (2010), untuk
Tidak
Eksperimen 8,17 7,81
Normal p value > α, maka H0 diterima. Dari hasil
Kontrol 5,74 7,81 Normal uji SPSS, diketahui p value = 0,729 > α =
0,05. Artinya, keputusan uji adalah H0
Dari hasil uji normalitas data pema-
diterima, sehingga dapat disimpulkan
haman konsep matematika siswa dalam
bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
Tabel 2, terlihat bahwa data pada kelas
nilai pemahaman konsep matematika
eksperimen tidak normal, sedangkan data
siswa pada kelas dengan pembelajaran
pada kelas kontrol normal. Dengan demi-
menggunakan iringan musik instrumental
kian dapat disimpulkan bahwa data bera-
maupun pada kelas yang pembelajarannya
sal dari populasi yang berdistribusi tidak
tanpa iringan musik. Sebagai tindak lanjut
normal. Hal ini menyebabkan pengujian
dari pengujian rata-rata pemahaman kon-
homogenitas varian dapat diabaikan (tidak
sep adalah menganalisis bagaimana pen-
diuji). Tahap selanjutnya adalah pengujian
capaian indikator pemahaman konsep
hipotesis. Untuk data berasal dari populasi
matematika siswa pada kelas eksperimen
yang berdistribusi tidak normal digunakan
dan kelas kontrol seperti yang disajikan
uji non parametrik, Uji U atau Uji Mann-
dalam tabel 4.
Whitney.
Dari tabel 4, rata-rata pencapaian

HASIL DAN PEMBAHASAN indikator pada kelas eksperimen adalah


48,01%. Pencapaian tertinggi, yaitu 67%
Hasil analisis data dengan mengguna-
untuk indikator mengklasifikasikan objek
kan Uji-U disajikan pada tabel berikut.
menurut sifat tertentu sesuai dengan kon-
Tabel 3. Rekapitulasi Uji U
sepnya. Pencapaian indikator terendah,
Mean Sum of
Kelas N yaitu 32% untuk indikator menyatakan
Rank Ranks
Eksperimen 31 31,77 985,00 konsep dalam berbagai bentuk represen-
Kontrol 30 30,20 906,00
Total 61 tasi matematika. Sementara, untuk kelas
Statistik Uji Nilai kontrol rata-rata pencapaian indikator
Mann-Whitney U 441,000
Wilcoxon W 906,000 adalah 47,20%. Pencapaian paling tinggi,
Z -.346 yaitu 77% untuk indikator memberi con-
Asymp. Sig. (2-tailed) .729
toh dan non contoh. Pencapaian indikator
terendah, yaitu 33% untuk indikator me- pada nilai tertinggi. Nilai tertinggi, yaitu
nyatakan ulang suatu konsep. Terlihat 86 diperoleh pada kelas kontrol, sedang-
bahwa persentase pencapaian indikator kan nilai tertinggi pada kelas eksperimen
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripa- hanya sampai pada 76. Sementara, nilai
da persentase pencapaian indikator pada rata-rata kemampuan awal keduanya (pen-
kelas kontrol. Namun, selisih tersebut ti- capai nilai tertinggi) adalah sama 65. Jika
daklah begitu berarti. menilik teori, seharusnya terdapat perbe-
Tabel 4. Rekapitulasi Skor Pemahaman daan yang signifikan pada rata-rata nilai
Konsep Matematika Siswa
pemahaman konsep matematika siswa.
Pencapaian Indikator
Indikator Pemahaman Sebab, sudah jelas untuk memahami suatu
Konsep Matematika Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol konsep diperlukan konsentrasi dan musik
Menyatakan ulang
41% 33% dapat dimanfaatkan untuk membawa sis-
suatu konsep.
Mengklasifikasikan wa pada keadaan konsentrasi dan belajar
objek menurut sifat
67% 58% optimal. Namun demikian, pada peneliti-
tertentu sesuai dengan
konsepnya. an ini iringan musik instrumental tersebut
Memberi contoh dan
65% 77% tidak berpengaruh.
non contoh.
Menyatakan konsep Adapun pencapaian indikator pema-
dalam berbagai bentuk
32% 44% haman konsep matematika, total rata-
representasi
matematika.
ratanya lebih tinggi 1% pada kelas ekspe-
Mengembangkan
syarat perlu dan syarat 39% 37% rimen. Selisih ini jelas tidak signifikan.
cukup.
Selanjutnya, pencapaian indikator terting-
Menggunakan,
memanfaatkan, dan gi diperoleh pada kelas kontrol yaitu 77%
45% 41%
memilih prosedur atau
pada indikator memberi contoh dan non
operasi tertentu.
Mengaplikasikan contoh, sedangkan pada kelas eksperimen,
47% 41%
konsep.
pencapaian tertinggi terdapat pada indika-
48.01% 47.20%
tor mengklasifikasikan objek menurut
Berdasarkan hasil analisis data post- sifat tertentu sesuai konsepnya, yaitu 67%.
test, rata-rata pemahaman konsep matema- Dari perbandingan pencapaian ketujuh in-
tika siswa pada kelas yang pembelajaran- dikator tersebut, lima di antaranya lebih
nya menggunakan iringan musik instru- tinggi diperoleh pada kelas eksperimen.
mental tidak berbeda dengan kelas yang Sementara, kelas kontrol hanya memper-
pembelajarannya tanpa iringan musik. oleh dua indikator dengan pencapaian
Meskipun demikian, dari kedua kelas ter- lebih tinggi dari kelas eksperimen. Hal ini
dapat perbedaan yang cukup signifikan menunjukan pencapaian per indikator
pemahaman konsep pada kelas eksperi- suka mendengarkan musik sambil belajar,
men lebih mendominasi. Namun, tetap yaitu musik apa yang se-ring didengarkan
dominasi tersebut tidak begitu berpenga- saat belajar. Umumnya saat belajar, siswa
ruh karena perbedaan rata-rata pencapaian suka mendengarkan musik: barat, korea,
indikator tersebut tidak signifikan. dangdut, pop, dan lain-lain. Jenis musik
Kemampuan memahami suatu konsep tersebut merupakan jenis musik yang
matematika siswa yang merupakan salah memiliki lirik. Fakta se-lanjutnya adalah
satu kegiatan belajar yang dipengaruhi sebagian besar siswa ma-sih asing dengan
oleh banyak hal. Namun, pada penelitian musik instrumental teru-tama jenis musik
ini terdapat anggapan dasar bahwa faktor klasik. Hal ini ditandai dengan pertanyaan
lain yang mempengaruhi pemahaman siswa bahwa musik instrumental itu musik
konsep matematika siswa selain musik seperti apa. Kemu-dian, saat awal-awal
instrumental diabaikan. Hal ini bertujuan berlangsungnya pem-belajaran dengan
agar bahasan tidak keluar kemana-mana. iringan musik juga para siswa sempat
Penelitian ini menerapkan pembela- mengeluhkan musiknya ka-rena mereka
jaran konvensional yang di kelas eksperi- masih asing mendengarkan musik-musik
men ditambahkan suasana musik instru- klasik tersebut. “Musik apa itu, Bu?”
mental sebagai pengiring pembelajaran, ungkapan beberapa siswa saat mulai
sedangkan pada kelas kontrol tidak. Iring- diputar musik klasik tersebut. Na-mun,
an musik di sini ditujukan untuk memba- lama-kelamaan mereka terlihat me-
wa siswa pada gelombang Alpha maupun nikmati musik tersebut. Hal ini ditandai
Tetha, yaitu gelombang yang sangat baik dengan sebagian siswa turut mengikuti
dimanfaatkan untuk belajar ataupun me- dan menirukan irama musik intrumental
mahami suatu konsep. Pada pertemuan tersebut.
pertama, baik pada kelas eksperimen mau- Untuk jadwal pelajaran, kedua kelas
pun kontrol, dilakukan sedikit tanya jawab melakukan dua kali pertemuan matemati-
tentang belajar sambil mendengarkan mu- ka dalam satu minggu. Pertemuan pertama
sik. Pada kelas eksperimen, dari 31 siswa selama tiga jam pelajaran dan pertemuan
terdapat tiga siswa yang tidak suka belajar kedua selama dua jam pelajaran. Pertemu-
sambil mendengarkan musik, sedangkan an pertama kelas eksperimen berlangsung
pada kelas eksperimen dari 30 siswa ter- pada tiga jam terakhir dari tujuh jam pela-
dapat empat siswa yang tidak suka belajar jaran. Saat jam pelajaran terakhir biasanya
sambil mendengarkan musik. Selanjut- siswa mulai dihinggapi rasa jenuh untuk
nya, ada pertanyaan lagi untuk siswa yang belajar. Apalagi, ini adalah pembelajaran
matematika. Sementara, kelas kontrol juga tugas/ latihan, yaitu Pachelbel’s Canon in
tiga jam pelajaran untuk pertemuan perta- D (Pachelbel); musik saat guru menjelas-
ma. Hanya saja waktunya berlangsung kan, yaitu Loving You, Forever in Love
pada jam ketiga sampai jam kelima, yang (Kenny G.), Pachelbel’s Canon in D
artinya pikiran masih fresh. Selanjutnya, (Pachelbel), dan Air (Johan Sebastian
pertemuan kedua untuk kedua kelas ada- Batch); musik saat menyimpulkan pem-
lah sama-sama pagi. belajaran, yaitu Pachelbel’s Canon in D
Dilihat dari segi waktu pelaksanaan (Pachelbel), Adagio in C Minor (Tomaso
pembelajaran pada kelas eksperimen, ma- Albioni).
ka pemilihan musik harus benar-benar di- Mengingat manfaat musik dalam
perhatikan sesuai dengan suasana kelas. pembelajaran, pada dasarnya pembelajar-
Misal, pada pertemuan pertama yang ber- an dengan iringan musik intrumental ini
langsung pada siang hari selama tiga jam bisa mempengaruhi pemahaman konsep
pembelajaran, maka untuk mengawali matematika siswa. Hanya saja, dalam pe-
pembelajaran dimainkanlah musik-musik nelitian ini ada beberapa hal yang harus
yang membangkitkan semangat, seperti lebih diperhatikan. Misalnya, pemilihan
Baby G dan The Final Countdown. Kemu- musik yang harus menyesuaikan dengan
dian, baru dilanjutkan musik-musik instru- suasana kelas, apakah kelas terlihat antu-
mental seperti biasanya, semisal Pachelbel sias, gembira, jenuh, mengantuk, atau
Canon in D, Loving You, dan sebagainya. bosan. Kemudian, volume suara guru
Jika suasana kelas kembali terlihat lemas, juga harus bisa mengimbangi suara musik.
mengantuk, atau kurang bersemangat, ma- Jangan sampai suara musik mengalahkan
ka kembali diputarkan musik yang mem- suara guru atau siswa yang sedang meng-
bangkitkan semangat tadi. ajukan pendapat atau pertanyaan. Hal lain
Untuk pemilihan musik, mengacu pa- yang perlu diperhatikan adalah pengguna-
da pendapat Gunawan (2004) dan bebera- an loud-speaker. Sebaiknya, digunakan
pa tambahan musik lain yang sejenis. Mu- loud-speaker ruangan yang biasanya di-
sik untuk mengawali pembelajaran, yaitu tempatkan di ruangan bagian atas, agar
Sonata for Two Pianos (oleh Wolfgang suara musik terdengar merata dan tidak
Amadeus Mozart); musik untuk mem- mengganggu pendengaran siswa terhadap
bangkitkan semangat dan energi, yaitu penjelasan guru atau siswa lain yang
The Final Countdown (oleh Europe) dan sedang mengungkapkan pendapat.
Baby G (Kenny G); musik untuk relaksasi Kemudian, loud-speaker tersebut sebaik-
(sebelum sampai setelah mengerjakan nya memiliki sistem operasi yang mudah,
sehingga memungkinkan untuk dioperasi- menggunakan iringan musik instrumental
kan jarak jauh, sehingga jika guru ingin tidak berpengaruh terhadap pemahaman
mengganti musik bisa langsung dilakukan konsep matematika siswa kelas VII SMP
tanpa menuju tempat pengoperasian. Ke- Negeri 12 Bandarlampung.
lemahan lainnya adalah di awal penelitian
DAFTAR PUSTAKA
tidak dilakukan tes kemampuan awal pe-
mahaman konsep matematika siswa. Hal
Christianti, Martha. 2012. Pengaruh
ini menyebabkan tidak diketahui pasti ba- Musik Instrumental terhadap Hasil
Belajar Matematika. Didaktika Jurnal
gaimana kemampuan pemahaman konsep
Ilmu Pembelajaran ke-SD-an.
matematika siswa pada kedua kelas di Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. ISSN 1907-6746.
awal penelitian. Penelitian hanya meng-
andalkan nilai rata-rata hasil belajar, yaitu Depdiknas. 2007. Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
rata-rata nilai ulangan harian pada semes-
Nasional)UU RI No. 20 tahun 2003.
ter ganjil, sementara penelitian dilakukan Jakarta: Depdiknas.
.
pada semester genap. Hal-hal yang meru-
DePorter, Bobbi. 2005. Quantum
pakan kelemahan tersebut harus sangat di- Teaching: Mempraktikkan Quantum
Learning di Ruang-ruang Kelas
perhatikan, agar hasil penelitian benar-
(penerjemah, Ary Nilandari).
benar bisa menggambarkan bagaimana pe- Bandung: Kaifa.
ngaruh penggunaan musik instrumental
Gunawan, W. Adi. 2004. Genius Teaching
sebagai pengiring pembelajaran terhadap Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka.
pemahaman konsep matematika siswa.
Kusbiantoro. 2010. Perancangan Game
Simulasi Human Error yang
KESIMPULAN Terintegerasi terhadap Tingkat
Pencahayaan, Suhu, dan Kebisingan
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- Ruangan. Tesis. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
bahasan diperoleh kesimpulan bahwa ti-
Tersedia: http://digilib.its.ac.id/ITS-
dak terdapat perbedaan rata-rata pemaha- Undergraduate-3100010038554/9441.
Diakses pada Januari 2013.
man konsep matematika siswa pada kelas
yang menggunakan musik instrumental Martono, Nanang. 2010. Statistik Sosial:
Teori dan Aplikasi Program SPSS.
sebagai iringan pembelajaran dan pada
Yogyakarta: Gaya Media.
kelas yang tidak menggunakan musik. Se-
Sarji. 2012. Restorasi Pendidikan.
lain itu, perbedaan rata-rata pencapaian
Majalah Nuansa Persada. Desember
indikator pemahaman konsep matematika 2012. Vol.XIV.
siswa pada kedua kelas yang tidak begitu
signifikan. Jadi, pembelajaran dengan

Anda mungkin juga menyukai