Masa pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian periode yang penting
menyangkut bangsa Indonesa. Pada masa tersebut telah terjadi berbagai perubahan yang mendasar pada sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Rangkaian politik imperialisme dibawa hingga terjadinya kependudukan Jepang di Indonesa, yang merupakan usahanya untuk membangun suatu imperium di Asia, khususnya Asia Tenggara. Munculnya imperialisme Jepang didorong oleh keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak modernisasi di berbagai bidang kehidupan. Modernisasi tersebut berimplikasi pada persoalan-persoalan yang sangat komplek seperti kepadatan penduduk, lapangan pekerjaan, bahan mentah dan daerah pemasaran hasil produksi. Pada masa penjajahan Jepang dari tahun 1942 sampai dengan 1945, Jepang mengeluarkan salah satu kebijakannya yang bersifat imperialisme yang kemudian dikenal dengan romusha. Romusha merupakan sebutan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa untuk persiapan perang Asia Timur Raya dengan membuat benteng-benteng pertahanan, lapangan terbang, tempat pertahanan, jalan, gedung , perbekalan perang, memenuhi kebutuhan tentara jepang serta penambah dana pemasukan jepang. Memasuki tahun 1944 Jepang berupaya mencari dukungan dari para pemimpin rakyat Indonesia dalam melancarkan propagandanya,dengan membentuk organisasi-organisasi yang dipimpin oleh kaum Nasionalis dan kaum Intelektual dari Indonesia. Salah satu organisasi tersebut adalah Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Latar belakang gerakan putera berhubungan dengan gerakan BPUPKI dan kemerdekaan (1945). Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. Kemudian BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI"). Pada tahun 1945 ini terjadi juga peristiwa sekutu menyerang negara Jepang dengan menjatuhkan 2 bom atom di Hirosima dan Nagasaki. Sementara itu, di Indonesia telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Kaum muda pun mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan. Kemudian serangkaian peristiwa terjadi sampai diproklamirkannya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan Jepang mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta dan melucuti senjata mereka dan membubarkan PETA dan Heiho. Pada tahun 1945 masih terjadi perlawanan antara pasukan PETA dengan serdadu-serdadu Jepang. Gerakan perlawanan yang terkenal terjadi di Papua adalah Gerakan Koreri, yang berpusat di Biak. Di daerah lain juga terdapat perlawanan rakyat yaitu di Kalimantan, Blitar dan Indramayu.