Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS URIN

URINALYSIS

Nola Suryani Putri1), Indriani2), Jeri Susanti3), Muhammad Ikbal Fadillah 4),Riska Nur Safitri5),
,Wahyu Dwisa Putra 6)

1)NIM.1610422024, Kelompok 3, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND


2)NIM.1610421027, Kelompok 3, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
3)NIM.1610422051, Kelompok 3, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
4)NIM.1410422041, Kelompok 3, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
5)NIM.1610421007, Kelompok 3, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
6)NIM.1610422056, Kelompok 3, Praktikan Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
*Koresponden: nolasuryani@gmail.com

ABSTRACT

Urine is one of the excretion of human. The urine is the final products from kidney, and the condition of
the urine can describe the condition of someone.The experiment about urine analysis had done on
Wednesday, 14 November 2018 at Teaching II Laboratory, Department of Biology, Faculty of
Mathematics and Natural Science, Andalas University, Padang. The aim of the experimentwas to known
and understand about the process of glucose level test in normal urine and pathological urine in semi
quantitative and to identify forms of sedimentation in normal urine and pathological urine. The method
used was experiment. The results of this practical work were, in the normal urine, the post prandial urine
and in the normal urine that was given 0,5% glucose was <0,5%; The glucose amount of urine that was
given 1,5% glucose was 0,5-1%; The urine that was given 3% of glucose had 0,5-1% of glucose amount;
And in the diabetes urine had also 0,5-1% of glucose amount. The form of sedimentation that was found
in the normal urine were mucose fiber, candle molecules and plant fiber, and in the pathological urine
there were three forms of sedimentation, they were epithel, sylinder and diatomae.

Keywords : Urine analysis, glucose level, sedimentation, normal urine, pathological urine
PENDAHULUAN
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan terinfeksi, sehingga urin akan mengandung
oleh ginjal yang kemudian akan bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui dan saluran kencing yang sehat, secara
proses urinasi. Urin disaring di dalam medis urin sebenarnya cukup steril dan
ginjal, dibawa melalui ureter menuju hampir tidak berbau ketika keluar dari
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah
tubuh melalui uretra. Cairan dan materi meninggalkan tubuh, bakteri akan
pembentuk urin berasal dari darah atau mengkontaminasi urin dan mengubah zat-
cairan interstisial. Komposisi urin berubah zat di dalam urin dan menghasilkan bau
sepanjang proses reabsorpsi ketika ada yang khas, terutama bau amonia yang
molekul yang masih dibutuhkan oleh tubuh. dihasilkan dari urea (Ganong, 2000).
Cairan yang tersisa mengandung urea Ginjal menjalankan fungsi yang
dalam kadar yang tinggi dan berbagai vital sebagai filtrasi plasma darah melalui
senyawa yang berlebih atau berpotensi glomerulus. Sejumlah besar yang tersaring
racun yang akan dibuang keluar dari tubuh adalah bagian cairan darah bebas protein
(Poedjiadi 2005). dan molekul-molekul berukuran kecil
Fungsi utama urin adalah untuk sehingga konsentrasi filtrat glomerulus
membuang zat sisa seperti racun atau obat- dalam kapsula bowman hampir sama
obatan dari dalam tubuh. Hal ini berkaitan dengan plasma (Sherwood, 2011). Filtrat
dengan kemungkinan urin tersebut berasal yang dihasilkan akan melewati tubulus
dari ginjal atau saluran kencing yang ginjal untuk penyerapan kembali zat-zat
yang diperlukan tubuh ke dalam sirkulasi bau manis yang khas (Jevon P & Ewens B,
darah termasuk glukosa sedangkan zat lain 2008).
yang tidak berguna akan diekskresikan Urinalisis adalah analisis urin
bersama urin. Pada orang sehat, glukosa secara invitro meliputi pemeriksaan
akan diserap kembali seluruhnya ke dalam makroskopis, mikroskopis/sedimentasi, dan
darah. kimia urin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
Pada tubuh manusia, kadar glukosa mendapatkan informasi diagnostik
darah normal adalah 70-90 mg/dl (1 dl= kemungkinan adanya gangguan pada ginjal,
100 mL). Namun, kadar glukosa darah saluran kemih, serta gangguan metabolisme
tersebut tergantung dengan waktu setelah tubuh. Analisis urin secara fisik meliputi
makan dalam satu jam pertama setelah pengamatan warna urin, berat jenis cairan
makan, kadar gula darah meningkat sekitar urin, pH, dan suhu urin. Sedangkan analisis
130 mg/dl darah, lalu menurun setelah 2-3 kimiawi dapat meliputi analisis glukosa,
jam berikutnya setelah glukosa tersebut analisis protein, dan analisis pigmen
digunakan dalam berbagai jaringan. empedu. Untuk analisis kandungan protein
Sejumlah glukosa diubah menjadi glikogen ada banyak sekali metode yang dapat
dan disimpan dalam hati dan otot. Bila digunakan, mulai dari metode uji Millon
glukosa diperlukan untuk energi atau sampai kuprisulfa dan sodium basa.
glikogen, kelebihan glukosa akan diubah Analisis secara mikroskopik, sampel urin
menjadi lemak. Glikogen merupakan secara langsung diamati di bawah
sumber energi cadangan yang akan mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat
dikonversi kembali menjadi glukosa pada apa saja yang terkandung di dalam urin
saat dibutuhkan lebih banyak energi tersebut, misalnya kalsium phospat, serat
(Suarsana, 2010). tanaman, bahkan bakteri (Lehninger 1982).
Tes glukosa urin dapat dilakukan Adapun tujuan dari praktikum kali
dengan menggunakan reaksi reduksi, baik ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
dengan fehling, benedict, maupun clinitest. proses pengujian kadar glukosa urin normal
Ketiga jenis tes ini dapat digolongkan dan patologis secara semi kuantitatif, serta
dalam jenis pemeriksaan semi-kuantitatif. untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk sedi-
Adapun pemeriksaan lainnya yaitu dengan mentasi pada urin normal dan urin
reaksi enzimatik dilakukan dengan metode patologis.
carik celup yang mengandung reagen
METODE PRAKTIKUM
spesifik, skala warna yang menyertai carik
celup memungkinkan penilaian semi- Waktu dan Tempat
kuantitatif (Sherwood, 2011). Praktikum analisis urin dilaksanakan pada
Urin normal pada manusia terdiri hari Rabu, 14 September 2018 pukul 13.30
dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, – selesai di Laboratorium Teaching II,
asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
klorida, natrium klorida dan zat berlebih di Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
dalam darah seperti vitamin C dan obat-
Andalas.
obatan. Semua cairan dan materi
pembentuk urin tersebut berasal dari darah
atau cairan interstisial. Proses rearbsorpsi di Alat dan Bahan
tubulus ginjal mempengaruhi urin Adapun alat yang digunakan dalam
(Poedjiadi, 2000). Urin normal yang praktikum analisis urin yaitu tabung reaksi,
diekskresikan biasanya tidak berbau dan tabung sampel urin, pipet tetes, penangas
baru akan berbau sedikit amonia setelah air, tang krus, kertas label, beaker glass,
dibiarkan. Urin yang terinfeksi memiliki
bau amis. Pada pasien diabetes dengan gelas ukur, tissue, tabung sentrifus,
ketoasidosis atau pada pasien yang sentrifus urin, pipet tetes, mikroskop, kaca
mengalami anoreksia, aseton yang objek, dan cover glass. Sedangkan, bahan
diekskresikan bersama urin menyebabkan yang digunakan yaitu urin normal pagi, urin
patologis, urin postprandinal, ragen tabung. Catat hasil pengamatan dan
benedict, dan glukosa dengan konsentrasi bandingkan dengan standar tabel.
0,5%, 1,5%, 3%, dan 5%. Analisis Sedimen Urin
Cara Kerja Sampel urin dikocok homogen dalam
Penentuan Kadar Glukosa Urin Secara botolnya lalu dituangkan masing-masing
Semikuantitatif urin kedalam tabung sentrifus sebanyak 7
Disediakan enam tabung reaksi dan beri ml dan lakukan sentrifugasi selama 5-10
label I,II,III,IV,V,VI dan VII. Selanjutnya, menit dengan kecepatan 200 rpm.
masukkan reagen benedict sebanyak 2,5 ml Selanjutnya, dituangkan cairan dibagian
kedalam masing-masing tabung dan disertai atas dari tabung dengan cepat dan lues
dengan perlakuan pada tabung I ditetesi sehingga sedimen dibawah tidak ikut
dengan 4 tetes urin normal, tabung II terbuang. Disisakan larutan dari
disertai dengan 4 tetes urine post prandinal, sedimennya kira-kira 0,5 ml atau kurang
tabung III ditetesi dengan urin patologis, dari dasar tabung. Kocoklah tabung berisi
tabung IV ditetesi dengan 4 tetes urin larutan dan sedimen tersebut agar homogen
normal ditambah 4 tetes glukosa 0,5%, lalu ambil dengan pipet tetes dan teteskan
tabung V ditetesi dengan 4 tetes urin ke kaca objek sebanyak dua tetes ketempat
normal ditambah 4 tetes glukosa 1,5%, yang terpisah pada kaca objek yang sama.
tabung VI ditetesi dengan 4 tetes urin Lalu, tutup dengan kaca penutup lalu
normal ditambah 4 tetes glukosa 3% dan diamati dengan mikroskop. Amati jenis
tabung VII ditetesi dengan 4 tetes urin atau tipe sedimen yang terkihat dan gambar
normal ditambah 4 tetes glukosa 5%. pada buku kerja praktikum. Selanjutnya
Larutan dipanaskan dengan penangas air perkirakan juga kriteria kuantitas sedimen
selama 5 menit, lalu dikocok dan diamati yang terlihat. Bandingkan apakah ada
perubahan yang terjadi pada masing-masing perbedaan antara urin normal dan urin
patologis dari aspek sedimennya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Uji kadar glukosa urin dengan reagen benedict
No Perlakuan Warna larutan Skor Kadar glukosa
1 4 tetes urin normal Biru 0 <0,5%
2 4 tetes urin patologis Hijau 3 <0,5%
3 4 tetes urin postprandial Biru 0 0,5-1%
4 4 tetes urin normal + 4 tetes glukosa Hijau 0 0,5-1%
0,5%
5 4 tetes urin normal + 4 tetes glukosa Hijau 1 0,5-1%
1,5%
6 4 tetes urin normal + glukosa 3% Hijau 2 0,5-1%
7 4 tetes urin normal + glukosa 5% Hijau 2 0,5-1%
a. b. c. d. e. f.

Gambar 1. Hasil uji kadar glukosa pada urin (a. urin normal; b. urin patologis; c.urin postprandial; d. urin
+ glukosa ,5 %; e. urin + glukosa 1,5%; f. urin +glukosa 3%.
Dari gambar diatas, terlihat perbedaan Dari perbedaan warna pada uji urin
warna dari urin yang diujikan. Pada urin normal, patologis dan post prandial, dapat
normal (a) terlihar warna biru sedikit disimpulkan bahwa adanya perbedaan
kehijauan. Lalu pada urin patologis kadar glukosa pada sampel urin. Menurut
penderita diabetes (b) terlihat warna Ophart (2003), pada sampel urin normal,
oreange yang sangat keruh. Sedangkan postprandial dan urin normal dengan
pada urin post prandial (c), warna hasil uji penambahan 0,5% glukosa, kadar
tetap biru jernih. Selanjutnya pada urin glukosanya <0,5%. Lalu pada sampel urin
normal yang diberikan glukosa 0,5% (d) normal dengan penambahan glukosa 1,5%,
warna hasil ujinya sedikit kehijauan. kadar glukosanya 0,5-1%. Selanjutnya pada
Berikutnya, pada urine normal yang urin normal yang diberikan glukosa 3% dan
diberikan glukosa 1,5% (e) warna hasil 5%, kadar glukosanya 1-1,5%. Sedangkan
ujinya hijau kekuningan. Lalu pada urin pada urin patologis diabetes kadar
normal yang diberikan glukosa 3% (f) glukosanya 2-3,5%. Urin yang terlalu keruh
warna hasil ujinya adalah kuning keruh. menandakan tingginya kadar unsur-unsur
Hasil ini sesuai dengan Kimball (1998) yang terlarut di dalamnya. Hal ini bisa
yang menyatakan bahwa urine orang sakit terjadi karena faktor makanan dan adanya
yang telah diuji dengan benedict akan infeksi yang mengeluarkan bakteri atau
berwarna biru, kuning, hijau, atau merah konsumsi air yang kurang. Bau urin dapat
dan sedikit keruh. Hal ini disebabkan bervariasi karena kandungan asam organik
karena suatu hormon yang meningkatkan yang mudah menguap.
penyerapan kembali air dan demikian
mengurangi volume urine yang terbentuk.

Tabel 2. Jenis sedimen pada urin normal dan urin patologis


No Jenis Urin Jenis/Tipe Sedimen Kuantitas Sedimen

1 Urin Normal Serat Tumbuhan, Benang Lendir, Lilin Sedikit

2 Urin Patologis Epitel, Diatomea, Silinder Sedikit


(a)
Gambar 2. Sedimen Urin Normal (a) Benang (c) tumbuhan
(b) Lendir, (b) Lilin, (c) serat
_ _ _
Pada pengamatan sedimen urin normal, Akan tetapi pada kadar yang sedikit
ditemukan 3 jenis endapan, yaitu benang memang bisa ditemukan pada urin normal
lendir, lilin dan serat tumbuhan. Pada tanpa gangguan penyakit tertentu (Loeshari,
sedimen benang lendir ditemukan bentuk 2012).
memanjang dan tidak beraturan. Menurut Bentuk dari endapan serat tumbuhan
Dahelmi (1991), unsur-unsur sedimen urin ini adalah memanjang dan terlihat
organik berdasarkan bentuknya adalah strukturnya menyerupai tumbuhan. Hal ini
eritrosit, leukosit, spermatozoa, dan benang kurang sesuai dengan literature, dimana
lendir. Unsur-unsur sedimen urin anorganik menurut Djuanda (1980), urin orang sehat
atau non organik dalam suasana asam mengandung sedimen organik (seperti
(kristal asam urat), kristal kalsium oksalat, eritrosit, leukosit, berbentuk silinder, dan
dan dalam suasana basa (kristal triple sel epitel). Dan pada urin orang sakit
phospat, kristal kalsium phospat, kristal ditemukan sedimen an-organik (seperti
kalsium karbonat) (Dahelmi, 1991). kristal). Eritrosit dalam jumlah normal
Pada sedimen lilin terdapat bentuk dapat ditemukan pada setiap orang, tidak
tidak simetris dan bening. Pada penderita ditemukannya unsur-unsur anorganik
pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit (cemaran) pada urin dapat diindikasikan
dan pada glomerulonefritis akut dapat bahwa orang pemilik urin tersebut tidak
ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan mengandung penyakit yang dapat diuji
pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut melalui test urin.
didapat silinder berbutir dan silinder lilin.

(a) (b) (c)


_ _ _
Gambar 3. Sedimen Urin Patologis (a) Epitel (b) Silinder (c) Diatom
Pada pengamatan sedimen urin patologis, Kesimpulan
terlihat adanya endapan berupa sel epitel Berdasarkan hasil yang telah didapatkan
(gambar a), silinder (gambar b) dan diatom dapat disimpulkan bahwa:
(gambar c). Pada gambar a, terlihat bahwa
endapan butiran bulat. Warnanya bening 1. Pada sampel urin normal kadar
dan ukurannya kecil. Pada pemeriksaan glukosanya <0,5% dengan warna hasil
dipstik dan sedimen urine akan didapatkan uji kebiruan. Pada urin patologis
zat-zat yang terkandung dalam urine seperti diabetes kadar glukosanya 2-3,5%
eritrosit, leukosit, protein, pH, serta epitel dengan hasil warna uji warna
(Hubbard, 2010). Sel epitel squamous kehijauan. Dan pada urin postprandial
sering dijumpai di urin normal, sepertiga kadar glukosanya <0,5% dengan warna
bawah saluran urethra dilapisi sel epitel hasil uji biru jernih
squamous dan bentuknya diurin merupakan 2. Uji sedimen urin didapatkan beberapa
sel datar yang besar dengan sitoplasma jenis sedimen yaitu pada urin normal
yang lebar dan intinya bulat kecil tepi sel benang ledir, lilin dan serat tumbuhan.
kadang terlipat (Loesnihari, 2012). Sedangkan pada urin patologis
Sedangkan pada gambar b, terlihat didapatkan silinder, epitel, dan
endapan berupa silinder bergranula. Bentuk diatom.
endapanya memanjang dan berbentuk
tabung. Dan endapan ini terlihat bening. DAFTAR PUSTAKA
Menurut Wulangi (1990) Silinder adalah
endapan protein yang terbentuk didalam Dahelmi. Ms. 1991. Fisiologi Hewan.
tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa Universitas Andalas. Padang
glikoprotein (protein Tamm Horsfall) dan Djuanda, T. 1980. Pengantar Anatomi
kadang-kadang dipermukaannya terdapat Perbandingan Vertebrata. Armico.
leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan Bandung.
silinder dipengaruhi oleh berbagai faktor Ganong, W. F. 2000. Fisiologi
antara lain osmolalitas, volume, pH dan Kedokteran edisi 14. Penerbit
adanya glikoprotein yang disekresi oleh buku kedokteran, EGC.Jakarta
tubuli ginjal. Dikenal bermacam-macam
Hubbard JD. 2010. A concise review of
silinder yang berhubungan dengan berat
clinical laboratory science. 2nd
ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti
Edition. Philadelphia: Lippincott
setuju bahwa dalam keadaan normal bisa
Williams & Wilkins;.hlm.313-23.
didapatkan sedikit eritrosit, lekosit dan
Jevon dan Ewens. 2008. Pemantauan Pasien
silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler
seperti silinder lekosit, silinder eritrosit, Kritis. Jakarta: Erlangga.
silinder epitel dan sunder berbutir selalu Kimball. 1998. Biologi. Erlangga. Jakarta.
menunjukkan penyakit yang serius. Pada Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia.
pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
dan pada glomerulonefritis akut dapat Loesnihari, R. 2012. Peran analisa urin
ditemukan silinder eritrosit. Sedangkan pada penanganan penyakit ginjal dan
pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut traktus urinarius Departemen
didapat silinder berbutir dan silinder lilin. Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran
Pada gambar c ditemukan adanya Universitas Sumatera Utara RSUP H.
diatom yang berbentuk memanjang. Adam Malik Medan
Adanya diatom menunjukkan adanya Morrison MC, Lum G.1986. Dipstick
gangguan yang terjadi. Menurut Loesnihari testing of urine- can it replace urine
(2012), organisme bakteri, jamur dan microscopy? Am J Clin Pathol.
parasit serta sel neoplasma jika dijumpai 85:590-4.
perlu pemeriksaan lebih lanjut. Nilai normal
Ophart, C.E. 2003. Virtual Chembook.
sangat bervariasi mengingat variasi
Elmhurst College Press. Illinois.
konsentrasi dari urin yang random, metode
pembuatan sedimen urin yang berbeda.
Poedjiadi A. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Suarsana IN. 2010. Sintesis Glikogen Hati
Penerbit UI-Press. Jakarta. an Otot Pada Tikus Diabetes Yang
Roberts, M. 1993. Biology Princeple and Diberi Ekstrak Tempe. Jurnal
Processes, 1 sted. Thomas Nelson Veteriner. 11(3):190-195.
and Sons Ltd. London. Wulangi,K. 1990. Prinsip-Prinsip Fisiologi
Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia dari Hewan. Erlangga. Bandung.
Sel ke Sistem. Ed. 6. Jakarta: Erlangga.
Soebroto,G. 1989. Penuntun Laboratorium
Klinik. Dian rakyat. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai