2. Base on Ergonomics, what concept can be used to identify the problems? Why?
Konsep yang dipakai dalam kasus diatas adalah dengan curative ergonomis,
terdapat dua konsep dari ergonomis, yaitu preventive ergonomics dan curative
ergonomics. Preventive ergonomics digunakan pada saat sebelum terjalannya suatu
kegiatan dan penjadwalan. P.E merupakan suatu konsep dimana kita membuat schedule
yang tepat hingga bisa membuat kita bekerja dengan keadaan sehat, aman,nyaman, dan
produktif. Dan C.E merupakan suatu konsep dimana kita sudah membuat schedule dan
kita merasa schedule kita terlalu padat, sehingga kita merasa bekerja dengan dengan tidak
nyaman, terasa sakit, tidak aman sehingga menghasilkan pekerjaan yang tidak produktif.
6. Why we should consider worker’s limitations when give an advice to the patient ?
Karena, pekerjaan seseorang juga berpengaruh pada waktu istirahat seseorang. Pada umumnya
orang membutuhkan sekitar 6-8 jam tidur dalam sehari. Kasus seorang pria yang berumur 31
tahun dengan keluhan gangguan tidur karena mengikuti kerja shift yang berubah-ubah, terkadang
malam hari dan terkadang pagi hari. Sehingga kualitas tidur menjadi tidak baik dan tubuh tidak
mampu mengatasi situasi yang terjadi, maka kita perlu mempertimbangkan pekerjaan yang kita
jalani terhadap kualitas tubuh kita, agar dapat bekerja secara optimal dan juga dapat tidur dengan
cukup sehingga saat bangun pada pagi hari tidak merasa mengantuk.
Yang terjadi pada pasien dengan kondisi ini sebenarnya adalah irama sirkadian
atau jam biologis tubuh tidak mampu mengatasi perubahan situasi yang ada. Seperti
diketahui proses tidur di malam hari dipengaruhi oleh cahaya. Cahaya matahari yang
hilang di saat matahari terbenam selaras dengan meningkatnya hormon tidur yaitu
melatonin di dalam tubuh yang menginduksi tidur. Kondisi ini yang akan mengantarkan
individu memasuki tidurnya di malam hari.
Pada orang yang bekerja di malam hari sampai pagi hari, kondisi ini tidak berhasil
menjadi pola yang seharusnya karena ternyata tubuh tidak mengikuti polanya untuk tidur
tetapi terus diusahakan terjaga oleh orang tersebut. Sayangnya pada saat individu itu
ingin tidur di pagi hari, tubuh tidak melihat adanya sinkron dengan lingkungan yang
sudah terang. Kondisi 'kebingungan' tubuh inilah yang memicu adanya suatu gangguan
tidur yang terkait dengan shift kerja.
TOPIK 2
1. Identify the problem of the patient !
Keluhan yang dialami pasien pada leher dan bahunya merupakan akibat dari buruknya
kondisi saat bekerja yang timbul akibat meja dan kursi yang tidak memenuhi persyaratan
kerja atau tidak ergonomis. Alat yang digunakan seperti meja dan kursi yang terlalu
tinggi menyebabkan musculoskeletal disorders pada leher dan bahu. Pekerjaan yang
dilakukan oleh pasien mengharuskan untuk duduk di depan computer dalam jngka waktu
yang lama. Meja dan kursi yang terlalu tinggi mengharuskan postur tubuh pasien dalam
keadan yang tidak seharusnya, karena posisi kepala harus ditekuk agar mendapat posisi
penglihatan yang optimal. Meja yang tinggi juga membuat posisi lengan pasien terangkat
(bahu terangkat). Jadi masalah yang dihadapi pasien adalah posture duduk yang salah
sehingga menyebabkan muskoloskeletal disorders. Oleh karena itu tempat duduk harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapat
kenyamanan dan tidak mengalami penekanan pada bagian tubuh yang dapat
menyebabkan nyeri dan menghambat aliran darah. Optimalnya tinggi permukaan atas
meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh manusia pada saat bekerja.
Daerah pandangan yang jelas apabila peserta berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata
adalah 0 sampai 30 derajat vertical kebawah dan 0 sampai 50 derajat horixontal ke kanan
dan kiri.
Umur pasien ini tidak lagi muda seiring dengan bertambahnya usia penyakit bisa saja
muncul dari mana saja salah satunya yaitu frozen shoulder atau nyeri bahu yang dimana
mekanismenya Frozen shoulder adalah kondisi yang dapat berkembang dalam beberapa
fase. Pada tahap pertama, Anda mulai merasakan nyeri bahu dan tangan sulit bergerak.
Tahap ini biasanya berlangsung sekitar 4 bulan. Lalu dalam 4 bulan ke depan, Anda masih
akan merasa sangat sakit. Anda dapat menggerakkan lengan tapi hanya sedikit.
Sedangkan pada tahap terakhir, bahu tidak lagi menjadi kaku, nyeri berangsur-angsur
menghilang, dan lengan bisa bergerak kembali. Tahap ini juga berlangsung sekitar 4 bulan
dalam kebanyakan kasus
Frozen Shoulder
Penderita frozen shoulder umumnya diobati dengan fisioterapi, yang bertujuan
untuk meregangkan otot bahu dan mengembalikan jangkauan gerakan lengan. Pasien
butuh beberapa minggu hingga 9 bulan agar hasilnya terlihat. Selama sesi fisioterapi,
dapat dilakukan TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation). TENS adalah
terapi yang dilakukan dengan mengantarkan arus listrik kecil melalui elektroda yang
ditempelkan pada kulit. Arus listrik tersebut akan merangsang pelepasan molekul
penghambat nyeri (endorfin) sehingga menghalangi timbulnya nyeri. Konsultasikan
dengan dokter bila setelah 6 bulan menjalani fisioterapi masih belum ada perubahan
Selain itu juga pengobatan frozen shoulder
Manipulasi bahu. Prosedur ini dilakukan dengan memberikan bius total terlebih
dahulu, agar pasien tidak merasakan nyeri saat dokter menggerakkan bahu ke
berbagai arah. Prosedur ini dilakukan untuk melemaskan jaringan-jaringan yang
tegang.
Distensi bahu, adalah prosedur penyuntikan air steril ke dalam kapsul sendi,
untuk meregangkan jaringan pada bahu dan memudahkan pergerakan sendi.
Artroskopi, ditujukan untuk membuang jaringan parut dan jaringan yang merekat
di dalam sendi bahu. Bedah dilakukan menggunakan sebuah alat kecil, yang
dimasukkan melalui irisan di sekitar sendi bahu
TOPIK 3
1. Shift Malam
Perusahaan yang beroperasi selama 24 jam per hari, biasanya memberlakukan
jadwal untuk setiap shift secara berurutan, yaitu :
07.00 – 15.00 WIB
15.00 – 23.00 WIB
23.00 – 07.00 WIB
Permasalahan yang biasa terjadi yaitu:
Perubahan siklus tidur-bangun yang memiliki dampak fisiologis seperti perubahan
suhu badan, perubahan hormonal, dan digestive (produksi asam lambung menjadi
lebih banyak).
Permasalahan sosial, karena malam tidak tidur sementara siang hari mereka tidur
sehingga kebutuhan untuk bersosialisasi dengan keluarga berkurang.
Ancaman keselamatan dan bahaya lebih banyak terjadi pada karyawan shift
malam.
2. Shift Panjang
Biasanya lama setiap shift adalah delapan jam kerja, tetapi banyak perusahaan
mengimplementasikan waktu yang lebih panjang.
Contoh, supir bus atau truk dalam melayani rute jalur tertentu tidak bisa
menyelesaikan tugas berkendaranya dalam waktu delapan jam, sehingga
penghitungan shift yang digunakan biasanya 10 jam untuk empat hari kerja atau
4/40.
Beberapa perusahaan yang melayani publik 24 penuh setiap hari, biasanya mereka
akan membagi jam kerja atas 12 jam pershift per hari.
Kebaikan dan permasalahan yang biasa terjadi yaitu:
Banyak karyawan menyukai long shift karena hanya ada empat hari kerja, waktu
istirahat yang lebih banyak serta menghemat biaya transport (dampak dari jam
berangkat dan pulang karyawan).
Terjadinya gangguan kesehatan yang serius seperti gangguan tidur dan
penggunaan obat-obatan terlarang untuk menambah tenaga.
3. Flextime
Walaupun semua perusahaan memiliki jam kerja yang telah ditetapkan, namun
masih banyak pula perusahaan yang mencoba untuk menggunakan jadwal
fleksibel (flextime). Cara ini memungkinkan karyawan untuk menentukan jam
kerjanya.
Karyawan dibebaskan untuk menentukan, apakah mereka ingin memulai jam
kerja dengan lebih cepat atau bahkan lambat. Namun total jam kerja tetap
diharuskan sesuai dengan ketentuan misalnya delapan jam kerja.
Flextime memberi keleluasaan karyawan untuk menggunakan waktunya jika
mereka ingin melakukan hal tertentu yang tak bisa ditunda misalnya merawat
anak sebelum bekerja.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa diberlakukannya flextime dapat:
• Mengurangi keterlambatan
• Meningkatkan produktivitas
• Meningkatkan kepuasan karyawan
5.explain any factor that must be organized for the 24 hours works?
Jawab:
- Membuat tabel jadwal bekerja dalam seminggu selama setahun, setiap tahun harus
terbagi rata antara bekerja dengan istirahat.
- Pembagian shift : pagi (8-16), sore (16-24), malam (24-8). Jadi berpola (8-16-24)
- Pada sift dibagi dalam seminggu : pagi maks 3 kali, sore 3 kali, sedangkan malam
hanya 2 kali karena jika lebih dapat membuat kebiasaan tidur terganggu, makannya
terganggu, tiba-tiba maghnya kumat saat bekerja, kerjanya uring-uringan, dan dapat
kelelahan.
- Setiap minggunya bisa dibuat sistem dengan (2 malam- libur -2 sore-3 pagi), (2 pagi-
2sore-2malam-libur)
- Setiap setelah kerja pada bagian sift malam setelahnya diberikan istirahat/libur karena
untuk mengganti utang tidur yang kemarin.