A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengkajian di keluarga Tn W didapatkan data bahwa kesehatan lingkungan
merupakan masalah yang kurang dipahami oleh sebagian besar masyarakat dan kurang
mendapatkan perhatian.
Adanya permintaan penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan lingkungan merupakan
momentum yang sesuai untuk menyampaikan informasi mengenai penyakit-penyakit akibat
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan,keluarga Tn W mampu memahami tentang penyakit
asma.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan warga dapat :
a. Memahami pengertian, tanda dan gejala dan penyebab penyakit asma
b. Memahami pertolongan pertama bagi penderita asma
c. Memahami cara pencegahan kekambuhan penyakit asma
C. METODE
Ceramah dan Tanya jawab
D. MEDIA
Leaflet
E. ISI MATERI
1.Pengertiantanda dan gejala asma
2.Cara pencegahan kekambuhan asma
3. Cara pernafasan yang benar
F. STRATEGI PELAKSANAAN
Persiapan
Rangkaian Estimasi
No Kegiatan Materi Metode Pelaksanaan waktu
A.
Salam pembuka Penyuluh mengucapkan
B. salam pembuka dan
Menjelaskan tujuan menjelaskan
1. Pembukaan penyuluhan tujuan penyuluhan 5 menit
Penyuluh
Melakukan Ceramah
A. Tentang:
Menjelaskan tentang : –
– Pengertian ASMA
Pengertian ASMA –
– Penyebab ASMA
Penyebab ASMA –
– Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala ASAM ASMA
– –
Kegiatan Pencegahan ASMA Pencegahan ASMA
inti –
atau –
2 penyuluhan Penanganan ASMA Penanganan ASMA 15 menit
A.
Menanyakan Kembali
A. materi penyuluhan
Mengadakan Evaluasi yang diberikan
Setelah Penyuluhan B.
B. Mengucapkan salam
3 Penutup Salam Penutup penutup 10 menit
G. SETTING TEMPAT
Peserta duduk berhadapan dengan penyuluh
H. EVALUASI
1. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada warga tentang :
- Pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab asma
- Pencegahan kekambuhan asma
MATERI PENYULUHAN
ASMA
A. Pengertian
Asma adalah penyakit sukar bernapas yang ditandai adanya penyempitan saluran
napas, napas mencuit-cuit atau bengek.. Asma bersifat refersibel. Asma terjadi ketika
bronchi mengalami inflamasi dan hiperresponsif. Penyakit ini menyebabkan
penyempitan pada saluran nafas sehihngga menimbulkan kesulitan bernafas. Asma
adalah penyakit obstruksi saluran peranfasana yang bersifat refersibel dan berbeda dari
obstruksi saluran peranafasan lain seperti pada penyakit empisema maupun bromnkitis
kronis yang bersifat ireversibel dan kontinyu.
B. Etiologi
Etiologi asma mungkin merupakan reaksi alergi yang sering terjadi pada pasien
dengan umur kurang dari 30 tahun. Namun, munculnya asma pada pasien dengan
menyebabkan asma antara lain yaitu beberapa bahan iritan seperti debu-debu yang
beterbangan, asap, produk pembersih atau bau. Pemicu tambahan lainnya adalah udara
dingin, infeksi saluran peranfasan atas atau bawah dan stres.
C. Paofisiologi
Patofiiologi asma diawali dengan reaksi inflamasi pada slauran peranfasan yang
memicu terjadinya perubahan patofisiologi yang berupa bronki menjadi hiperresponsif
dna terjadi bronkospasme. Sehingga mengganggu proses pertukaran udara dan ventilasi.
Kebanyakan pasien berupaya mengatasi penyakit asma dengan baik. Namun begitu,
pasien yang mengidap penyakit asma perlu diangani secara serius karena reaksi asma
bisa mengarah pada gagal nafas dan akhirnya menyebabkan kematian.
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala asma meliputi batuk (krok-krok, krek-krek), dispnea, wheezing,
hiperventilasi (salah satu gejala awal), pusing-pusing, kebiruan di mulut dan sekitarnya,
perasaan yang merangsang, skait kepala, nausea, penigkatan nafas pendek, kecemasan,
diaporesis, dan kelelahan, dan gejala meningkat pada malam dan dini hari. Tingkat
keparahan dari serangan asma tergantung pada tingkat obstruksi pada saluran
peranfasan, kadar saturasi oksigen, pembawaan pola pernafasan, perubahan status
mental, dna bagaimana tanggapan penderita terhadap pernafasannya.
Tanda-tanda buruk dari perubahan status mental biasanya meliputi hal-hal berikut :
kurang istirahat yang makin meningkat kemudian diikuti dengan atau gampang
mengantuk.Ketika orang tersebut jatuh akibat kelelahan yang amat sangat, maka kondisi
kritis ini seirng mengarah pada aggal nafas akut. Beberapa penderita memliki penurunan
reaksi asma yang lambat. Tetapi ada beberapa yang cepat, misalnya dalam hitungan
menit.
Oleh karena itu, waktu bukanlah parameter yang etrbaik utnuk mennetukan apakah
perlu memamnggil dokter dulu atau mencari pertolongan darurat secepat mungkin.
Sehingga semua indikator yang disebutkan diatas perlu mendapatkan perhatian yang
semestinya.
REFERENSI
Dainur, 1992, Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Widya Medika,
Jakarta
Notoatmojoyo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
Setyono, Joko; 2001, Keperawatan Medikal Medah, Salemba Medika, Jakarta