Anda di halaman 1dari 7

Konsep Populasi Dan Sampel Pada Penelitian Kuantitatif

A. Populasi
Dalam kerangka penelitian ( terutama penelitian kuantitatif), populasi merupakan
salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama apabila
peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk
daerah atau objek penelitian.
(dalam Yusuf. 2013: 144)
Karakteristik populasi
1. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan
diinginkan
2. Dapat berupa manusia , hewan, tumbuh- tumbuhan,benda- benda atau objek maupun
kejadian – kejadian yang terdapat dalam suatu area / daerah tertentu yang telah
ditetapkan
3. Merupakan batas- batas yang mempunyai sifat- sifat tertentu yang memungkinkan
peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
4. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan
(dalam Yusuf. 2013: 145)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, teteapi juga obyek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini merupakan
populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini
berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi sekolah X juga mempunyai
karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya,
kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain; dan juga mempunyai karakteristik
obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang
dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik.
Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi,, cara bergaul,
kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua
karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orag sering bertindak sebagai populasi. Darah yang
ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagai darah
yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut diberlakukan ke seluruh
darah yang dimiliki orang tersebut.
(dalam Sugiyono. 2014: 80)
Contoh populasi:
a. Apabila peneliti ingin mengetahui tentang perasaan wanita usia subur melahirkan,
maka populasi penelitiannya adalah wanita usia subur, yang berumur sekitar 15-40
tahun dan telah pernah kawin serta telah pernah melahirkan
Mengapa tidak semua wanita usia 15-49 tahun?
Untuk membuktikannya secara empiris realistis adalah mustahil untuk menyertakan
wanita yang tidak pernah kawin sebab walaupun ia mungkin subur tetapi karena
belum terbukti dengan adanya anak sulit suli menyatakan dengan benar dan nyata.
Mungkin secara teoritis dapat dibuktikan berdasarkan hormone- hormone yang
meerakaa miliki tetpi belum tentu melahirkan
b. Peneliti ingin melihat pengaruh irigasi terhadap hasil panen sawah, maka populsi
penelitiannya adalah semua area sawah yang mendapatkan irigasi teknis dan seni
teknis dalam wilayah penelitia.
(dalam Yusuf. 2013: 146)

B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat dibelakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu
seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu
seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah
itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka
ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.
(dalam Sugiyono. 2014: 81)
Keuntungan penggunaan sampel
a. Biaya menjadi berkurang
Dengan mengambil data dari sebagian populasi, berarti jumlah sumber data yang akan
dikumpulakn lebih sedikit dari jumlah populassi. Dengan jumlah yang terbatas berarti
pula biaya yang digunakan untuk penyelidikan menjadi berkurang dibandingkan
apabila data harus dikumpulkan dari populasi
b. Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
Dengan responden yang lebih sedikit beraarti waktu yang digunakan untuk
mengumpul data lebih cepat. Selanjutnya dengan jumlah data yang terbatas akan
mempercepat pula dalam pengolahan data penelitian
c. Lebih akurat
Menggunakan sampel, jumlah personel lebih sedikit yang dibutuhkan, peneliti dapat
menggunakan tenaga yang lbih tinggi kualitasnya, keadaan yang demikian akan
memberikan hassil yang lebih baik dan akurat, baik pada pengumpulan data maupun
pada pengolahan data.
d. Lebih luas cakupan penelitian
Penelitian yang menggunakan sensus (populasi) akan menyebabkan ruang cakupan
lebih terbatas karena jumlah respondennya lebih banyak , sebaliknya juka peneliti
mengguankan sampel jumlah responden lebih sedikit dan ruang cakupan dapat
bertambah luas.
(dalam Yusuf. 2013: 150)
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengembalian sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam-macam sampling ditunjukan
pada gambar 5.
Probability
1. simple random Teknik Sampling 1.Non probability
sampling
sampling
sampling sampling
sistematis

2. proportionate 2. sampling kouta


Gambar 5.1 Macam-macam Teknik Sampling
stratified random
samplingterlihat bahwa, teknik 3.sampling
Dari gambar tersebut sampling pada dasarnya dapat
incidental
dikelompokkan menjadi 3. dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
4. purposive
Probability samplingDisproportionate
meliputi, simple random, proportionate stratifed random,
stratified random sampling
disproportionate stratified random,
sampling
dan area random. Non-probability sampling meliputi,
5. sampling jenuh
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
4. Area (cluster)
Snowball
jenuh, dan snowball sampling.
sampling
sampling
(sampling
(dalam Sugiyono. 2014: 81)
menurut daerah)
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified
random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (clester)
sampling (sampling menurut daerah).

a. Simple Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan sevara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Lihat gabar 5.2
berikut :
1. Populasi Sampel yang
homogen representatif

2. Relatif Diambil seacara


homogen
random
Gambar 5.2 Teknik Simple Random Sampling

b. Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900,
SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan
setelah bab ini.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai;
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang SMU, 700
orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluser Sampling (Area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan pendudukan mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sempelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan
15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi
perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified rondom sampling. Propinsi
di Indonesia ada yang penduduknya pada, ada yang tidak; ada yang mempunyai
hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak.
Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel
menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
(dalam Sugiyono. 2014: 81-83)
2. Teknik Penarikan Sampel Nonprobabilita
Teknik Penarikan Sampel Nonprobabilita Terdapat beberapa jenis teknik penarikan
sampel yang biasa digunakan dalam penelitian sosial atau bisnis. Teknik penarikan
sampel nonprobabilita ini dapat digunakan jika peneliti tidak memiliki kerangka
sampel yang memadai. Berbeda dengan teknik penarikan sampel probabilita yang
memiliki ciri semua anggota populasi memiliki kesempatan yang mama untuk
terpilih sebagai sampel, kelemahan teknik ini adalah tidak adanya kesempatan yang
sama bagi anggota sehingga hasil penelitian dengan menggtnakan teknik ini tidak
dapat digunakan untuk menyimpulkan kondisi pada populasi.
a. Teknik Penarikan Sampel Aksidental
Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan pada kemudahan
(conveniencel. Sampel dapat terpilih karena berada pada waktu. situasi, dan
tempat yang tepat
b. Teknik Penarikan Sampel Purposive
Teknik penarikan sampel purposive disebut juga judgmental sampling yang
digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel, terutama
orang-orang yang dianggap ahli.
c. Teknik Penarikan Sampel Ktiota
Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling) merupakan teknik penarikan
sampel yang sejenis dengan teknik penarikan sampel stratifikasi. Perbedaannya
adalah ketika rnenarik anggota sampel dari masing-masing lapisan, kita tidak
menggunakan cara acak, tetapi menggunakan cara kemudahan (accidental).
d. Teknik Penarikan Sampel Bola Salju
Teknik penarikan sampel bola salju (snotvball sampling) digunakan jika peneliti
tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya memiliki satu
nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh nama-nama lainnya.
Teknik ini biasanya digunakan jika kita meneliti kasus yang sensitif atau
rahasia.
D. Cara Mengambil Anggota Sampel.
Di baian depan bab ini telah dikemukan terdapat dua teknik sampling, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sample. Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara
pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random,
komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian. Bila
pengambilan dilakukan dengan undian, maka seriap anggota populasi diberi nomor
terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota sampel. Untuk
contoh diatas peluang setiap anggota populasi = 1/1000. Dengan demikian cara
pengambilannya bila nomor 1 diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak
dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak
dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1:(1000-1) = 1/999. Peluang akan
semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila telah diambil keluar lagi,
dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi.
(dalam Sugiyono. 2014: 91)

Anda mungkin juga menyukai