Anda di halaman 1dari 4

I.

LATAR BELAKANG
Radiografi merupakan salah satu jenis metode non-destructive test (NDT) atau uji tak merusak
yang merupakan sebuah teknik non-invasif untuk menentukan integeritas dari materi tanpa merusak
dan mengubah fungsi dari objek uji. Konsep umum dari radiografi adalah adanya cacah terukur dari
paparan radiasi setelah melewati materi. Karena radiasi baik partikel maupun cahaya ketika dilewatkan
pada materi akan berinteraksi dengan partikel subatomiknya, maka kuantitas radiasi sebelum dan
setelah melewati materi akan berubah. Perubahan kuantitas cacah maupun intensitas disebabkan oleh
interaksi radiasi dengan materi yang konsekuensinya akan menghasilkan variabel jangkau bagi partikel
bermuatan, tampang lintang bagi partikel tidak bermuatan serta atenuasi bagi foton.

Secara kuantitatif maka besarnya radiasi yang lolos setelah melewati materi dan menjadi dasar
teori fisika radiografi diformulasikan dengan:

𝐼𝑡 = 𝐼0 𝑒 −𝛬𝑥
dimana:

𝐼𝑡 = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖


𝐼0 = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑚𝑒𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖
𝛬 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑎𝑡𝑒𝑛𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖
𝑥 = 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖
Pada kondisi sebenarnya faktor koreksi baik secara geometri, ketajaman film, maupun efisiensi detektor
(jika menggunakan detektor radiasi) harus diperhitungkan agar didapati hasil yang akurat.

Secara teknis metode uji tak merusak radiografi dibedakan menjadi 2 yakni Computed
Radiography serta Digital Radiography. Jika pada radiografi konvensional digunakan film radiograf yang
yang terbuat dari layar fosfor maka pada computed radiography dan digital radiography hasil uji
ditampilkan pada perangkat lunak. Sedangkan perbedaan antara computed radiography dan digital
radiography terletak pada penggunaan komponennya saja, dimana pada computed radiography
dibutuhkan tabung kedap udara (disebut photo-stimulable) supaya objek bisa ditangkap oleh kamera.

II. DIGITAL RADIOGRAPHY


Teknik yang digunakan pada digital radiography pada dasarnya sama dengan yang dilakukan
pada metode radiografi konvensional. Perbedaannya terletak pada penambahan kolimator (intensifying
screen pada gambar) dibelakang objek untuk memfokuskan foton radiasi agar jatuh tepat pada kamera
digital. Selain itu disekitar kamera digital juga dilengkapi dengan perisai timbal untuk melindungi kamera
dari paparan radiasi sumber maupun radiasi latar sehingga diperoleh gambar dengan resolusi tinggi.
Setelah data radiograf digital diperoleh kemudian data digital diinputkan pada perangkat lunak
pengolahan citra tertentu untuk pembacaan dan tampilan.
Figure 1 Rancang bangun sistem digital radiography berbasis kamera digital

Figure 2 Rancang bangun sistem digital radiography berbasis kamera CCD


Figure 3 Kaset ADC yang digunakan untuk memndahkan data digital dari kamera ke perangkat lunak pengolah citra

Pada digital radiography sensor-sensor digital sinar-X digunakan untuk menggantikan film
fotografi konvensional sedangkan proses kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung
dengan monitor atau laser printer.

III. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA DIGITAL


RADIOGRAPHY DIAPLIKASIKAN PADA BIDANG INDUSTRI
1. Kualitas gambar digital. Ketika digital radiography diterapkan pada skala industri maka
perangkat lunak pengolah citra harus bisa mengendalikan semua kemungkinan tingkat kualitas
gambar. Meskipun banyaknya komponen yang digunakan serta kondisi objek uji sangat
berpengaruh pada kualitas gambar yang dihasilkan.
2. Tampilan serta analisis gambar. Untuk menunjang keakuratan pengukuran dan verifikasi
parameter maka dibutuhkan perangkat lunak yang memadai meskipun operator pengguna
telah mahir menggunakan tools seperti pengaturan kontras, penajaman gambar, pelipatan dan
perbesaran gambar, serta banyak tools evaluasi lain yang membuat gambar hasil radiografi
digital lebih baik dari phosphor screen.
3. Manajemen informasi dan data. Semua data hasil radiografi dapat dimasukan baik secara
manual maupun otomatis dan kemudian data-data tersebut tersimpan dalam memori. Hal
tersebut bermanfaat untuk menghindari manipulasi data digital karena memori mengingat data
asli yang pertama kali diinputkan.
4. Pengendalian keluaran. Media kerja perangkat lunak atau dalam hal ini adalah komputer harus
dilengkapi dengan perangkat keras yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan data hasil
radiografi dapat dikomunikasikan dengan baik.
REFERENSI

Computed radiography in NDT applications. Deprins, E. 2004. 10, 2004, Insight, Vol. 46, pp. 591-593.

Kajian Sistem Radiografi Digital sebagai Pengganti Sistem Computed Radiography yang Mahal. Susilo,
Sunarno, Ketut Swakarma, Rudi Setiawan, Edy Wibowo. 2013. Agustus 2013, Semarang : Jurnal Fisika
Indonesia, 2013, Vol. XVII. 50.

Anda mungkin juga menyukai