Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

IAS 1 “PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN”

Disusun Oleh:

Imam Maulana (1711070098)

Thalia Nauli (1711070096)

S-1 Akuntansi Karyawan

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan informasi

mengenai posisi keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, kinerja perusahaan.

Informasi ini bermanfaat untuk para pengguna laporan keuangan agar dapat mengambil

keputusan yang tepat. Pengaturan mengenai penyajian laporan keuangan diatur dalam

standard akuntansi internasional yaitu IAS 1.

IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan

keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan

mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan ekonomis. Tujuan IAS 1 adalah untuk untuk memastikan informasi yang

dapat dibandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya

dan dengan menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun atas

dasar kelangsungan hidup usaha (Going concern). Dalam makalah ini penulis akan

membahas lebih lanjut mengenai penyajian laporan keuangan berdasarkan IAS 1.


1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan sebagaimana dijelaskan pada latar belakang diatas,

penulis akan mengkaji beberapa permasalahan sebagai berikut :

1 Bagaimana ruang lingkup IAS 1 ?

2. Apa tujuan dari penyajian laporan keuangan ?

3. Bagaimana ketentuan umum penyajian laporan keuangan ?

4. Bagaimana perangkat laporan keuangan yang lengkap ?

5. Bagaimana pengungkapan kebijakan akuntansi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk menghetahui ruang lingkup IAS 1.

2. Untuk mengetahui tujuan dari penyajian laporan keuangan.

3. Untuk mengetahui ketentuan umum penyajian laporan keuangan.

4. Untuk perangkat laporan keuangan yang lengkap.

5. Untuk mengetahui pengungkapan kebijakan akuntansi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup IAS 1

IAS 1 adalah standar yang mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan,

struktur laporan keuangan, serta persyaratan minimum isi laporan keuangan. Laporan

keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

1. Aset;

2. Liabilitas;

3. Ekuitas;

4. Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian;

5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik;dan

6. Arus kas.

IAS 1 berlaku untuk semua laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).

2.2 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri adalah

memberikan informasi mengenai :

– Posisi keuangan,

– Kinerja keuangan
– Arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

dalam pembuatan keputusan ekonomi

– Menunjukan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber

daya yang dipercayakan kepada mereka.

Melalui laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya perusahaan. Selain itu, berkat informasi

tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,

membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya,

dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.3 Ketentuan Umum Laporan Keuangan

Laporan keuangan berbasis IAS 1 memiliki beberapa ketentuan umum yaitu:

 Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Laporan keuangan harus

menampilkan seluruh transaksi, peristiwa terkait, kondisi keuangan serta

pengakuan aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran yang ditetapkan sesuai

dengan IFRS.

 Suatu entitas yang memiliki laporan keuangan sesuai dengan Standar Pelaporan

Keuangan Internasional (IFRS), harus menjamin bahwa laporan tersebut eksplisit

atas kepatuhannya dengan standar tersebut.

 Kelangsungan hidup usaha (going concern): Entitas menyusun laporan keuangan

dengan didasarkan pada asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen

bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak

mempunyai alternatif lain yang realistis selain melakukannya. Apabila entitas


menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka

entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan

dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak

dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan

usaha.

 Dalam mempertimbangkan apakah dasar akrual kelangsungan usaha adalah tepat,

manajemen memperhatikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun

tidak dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan.

 Manajemen membutuhkan IAS 1 untuk membuat penilaian kemampuan entitas

dalam melanjutkan usaha (Going Concern). Jika manajemen memiliki

kekhawatiran yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan

usaha, maka ketidakpastian tersebut harus diungkapkan. Jika manajemen

menyimpulkan bahwa entitas tidak berjalan dengan baik, laporan keuangan tidak

harus disiapkan atas dasar kelangsungan usaha, dalam hal ini IAS 1 memerlukan

serangkaian pengungkapan.

 Penyajian dan klasifikasi item dalam laporan keuangan harus disimpan dari satu

periode ke periode berikutnya kecuali perubahan dibenarkan baik oleh perubahan

keadaan atau persyaratan IFRS baru.

 Entitas tersebut harus menggunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk kejadian dan transaksi serupa,

dari satu periode ke periode berikutnya untuk memastikan komparabilitas laporan

keuangan kecuali perubahan tersebut diperlukan oleh keadaan yang ditetapkan

dalam IAS. 8
 Saling Hapus. Entitas tidak diperbolehkan melakukan saling hapus atas aset dan

liabilitas atau penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh

suatu IAS. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi

keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi

kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,

peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas

entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansitransaksi

atau peristiwa.

 Frekuensi Pelaporan. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk

informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan

entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih

panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, sebagai tambahan

terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:

 alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;

dan

 fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat

dibandingkan secara keseluruhan

2.4 Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan IAS 1

Laporan keuangan berdasarkan IAS 1 terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1. Laporan Posisi Keuangan akhir periode (Statement of Financial Position /Balance

Sheet).

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut :

a. Aset tetap
b. Properti investasi

c. Aset tidak berwujud

d. Aset keuangan

e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas

f. Persediaan

g. Piutang dagang dan piutang lainnya

h. Kas dan setara kas

i. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan asset

yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki

untuk dijual: asset tidak lancer yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang

dihentikan

j. Utang dagang dan terutang lain

k. Provisi

l. Liabilitas keuangan

m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini

n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan

o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan

sebagai dimiliki untuk dijual

p. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas

q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk

Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah

didasarkan pada penilaian dari :


a. Sifat dan likuiditas aset

b. Fungsi dari aset tersebut dalam entitas

c. Jumlah,sifat dan jangka waktu liabilitas

Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka

panjang :

Entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau

diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang

menggabungkan jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan :

a. Tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan

b. Lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan

1) Aset Lancar dan Tidak lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika :

 Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk

menjual atau menggunakan dalam siklus operasi normal

 Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan

 Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua

belas bulan setelah periode pelaporan


 Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau

penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua

belas bulan setelah periode pelaporan.

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset

tidak lancar. Pernyataan ini menggunakan istilah “tidak lancar” , pernyataan ini tidak

melarang penggunaan istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas.

Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk

pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika siklus operasi

normal entitas tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka diasumsikan selama dua

belas bulan. Aset lancar mencakup aset yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan

sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharakan untuk

direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, aset lancar

juga mencakup aset yang dimiliki untuk diperdagangkan.

2) Liabilitas

Liabilitas merupakan kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan

adanya transaksi di masa lalu. Menurut Kieso (2008) liabilitas memiliki 3 (tiga)

karakteristik yaitu:

a) Kewajiban sekarang

b) Diperoleh dari kejadian di masa lalu

c) Penyelesaiannya menggunakan sumber daya yang dimiliki entitas.

a. Liabiliitas Jangka Pendek

Terdapat 4 (empat) Kriteria Liabilitas Jangka Pendek, yaitu:

• Diselesaiakan dalam siklus operasi normal;


• Tujuannya untuk diperdagangkan;

• Jatuh tempo 12 bulan setelah periode pelaporan ; atau

• Penyelesaian hutang tidak dapat ditunda sekurang-kurangnya dari 12 bulan

setelah periode pelaporan.

Pengecualian terhadap kriteria tersebut antara lain:

• Pengecualian untuk hutang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan,

dan biaya operasi lain tetap digolongkan sebagai hutang jangka pendek

meskipun jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan.

• Jika Jatuh tempo kurang dari 12 bulan meskipun perjanjian awal pinjaman

lebih dari 12 bulan dan terdapat perjanjian perpanjangan pembayaran setelah

periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan →

hutang jangka pendek

• Jika hutang jatuh temponya kurang dari 12 bulan lagi akan tetapi entitas

menginginkan (dan memiliki diskresi) untuk memperpanjang selama min. 12

bulan setelah setelah periode pelaporan. → hutang jangka panjang

• Jika Hutang jangka panjang yang harus segera dibayar diakibatkan entitas

melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang → hutang jangka

panjang

Macam-macam liabilitas jangka pendek

a) Hutang dagang

b) Hutang berjangka

c) Bagian hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo

d) Hutang deviden
e) Pendapatan diterima dimuka

f) Hutang Pajak Penjualan dan Pajak Penghasilan

Peristiwa yang terkait liabilitas jangka pendek yang memerlukan

pengungkapan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian yaitu:

• Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang

• Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang

• Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk

memperbaiki pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir

sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan

b. Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas yang tidak termasuk dalam kategori liabilitas jangka pendek

maka akan diklasifikasikan sebagai sebagai hutang jangka panjang. Hutang

jangka panjang antara lain:

a) Hutang wesel jangka panjang

b) Hutang obligasi

c) Hutang hipotek

3) Ekuitas

Hal-hal yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan

ekuitas atau :

a. Untuk setiap jenis saham

i. Jumlah saham modal dasar

ii. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh dan yang diterbitkan tetapi

tidak disetor penuh


iii. Nilai nominal saham

iv. Rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode

v. Hak, keistimewaan, dan pembatasan setiap jenis saham

vi. Saham yang dikuasai entitas sendiri, entitas anak, atau entitas asosiasi

vii. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan hak opsi

b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas Entitas yang

modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit perwalian,

mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan poin a di atas, yang

memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis kepentingan ekuitas,

serta hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kepentingan

ekuitas.

XYZ Group – Balance sheet as at 31 December 20X2

(in thousands of currency units)

20X2 20X1

ASSETS

Non-current assets

Property, plant and equipment X X

Goodwill X X

Other intangible assets X X

Investments in associates X X

Available-for-sale investments X X

X X
XYZ Group – Balance sheet as at 31 December 20X2

Current assets

Inventories X X

Trade receivables X X

Other current assets X X

Cash and cash equivalents X X

X X

Total assets X X

XYZ Group – Balance sheet as at 31 December 20X2

(in thousands of currency units)

20X2 20X1

EQUITY AND LIABILITIES

Equity attributable to equity holders of the parent

Share capital X X

Other reserves X X

Retained earnings X X

X X

Minority interest X X

Total equity X X

Non-current liabilities
XYZ Group – Balance sheet as at 31 December 20X2

Long-term borrowings X X

Deferred tax X X

Long-term provisions X X

Total non-current liabilities X X

Current liabilities

Trade and other payables X X

Short-term borrowings X X

Current portion of long-term borrowings X X

Current tax payable X X

Short-term provisions X X

Total current liabilities X X

Total liabilities X X

Total equity and liabilities X X

2. Laporan Laba Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain

Laporan Laba Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain selama periode berjalan

(Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income ) yang disajikan dalam

bentuk single statement, atau terpisah dengan Laporan Laba Rugi. Susunan laporan ini

diawali dengan profit or loss.


 Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif

 Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas

 Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi

Minimun Line Item yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi dan Pendapatan

Komprehensif Lain adalah sebagai berikut:

 pendapatan;

 biaya keuangan;

 bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint

 ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

 beban pajak;

 suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

 laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan

 keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai

wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok

yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur inerja perusahaan

selama periode tertentu. Informasi kinerja perusahaan digunakan untuk menilai dan

memprediksi jumlah dan waktu atas ketidak pastian arus kas masa depan.

IAS 1 menawarkan pilihan penyajian terhadap semua pendapatan dan beban yang

diakui di dalam suatu periode; dalam pelaporan tunggal; atau dalam dua laporan; yaitu

suatu laporan yang menggambarkan komponen laba atau rugi, bersamaan dengan laporan

yang berawal dengan laba atau rugi dan menggambarkan komponen perdapatan atau rugi

komprehensif lain.
Standar menetapkan, sebagai suatu yang minimum, pos-pos lini berikut harus

disajikan didalam suatu laporan laba-rugi komprehensif.

 Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari laba atau rugi dari perusahaan

asosiasi dan perusahaan patungan yang dicatat dengan menggunakan metode

ekuitas, beban pajak, jumlah yang diharuskan untuk diungkapkan menurut

Standar Pelaporan Keuangan International ( IFRS ) 5 yang terkait dengan

penghentian operasi.

 Laba atau rugi periode pelaporan

 Setiap komponen laba-rugi komprehensif lainnya diklasifikasikan

berdasarkan sifatnya.

 Setiap bagian dari laba-rugi komprehensif lainnya dari perusahaan asosiasi

dan perusahaan joint renture yang dicatat dengan menggunakan metode

ekuitas, dan

 Total laba-rugi komprehensif.

Laba atau rugi periode pelaporan sama halnya dengan total laba-rugi

komprehensif untuk periode yang diatribusikan kepada pemilik non-pengendali dan

pemilik perusahaan induk diharuskan untuk diungkapkan secara terpisah.

Karena IAS 1 menguraikan pengungkapan minimum pos lini, maka suatu entitas

diijinkan menyajikan tambahan pos lini, dan subtotal di dalam laporan laba-rugi

komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika entitas boleh memilih untuk menyajikan

laporan ini). Tambahan pengungkapan semacam ini diizinkan bilamana penyajian

semacam ini adalah relevan dengan suatu pemahaman mengenai kinerja keuangan entitas.
XYZ Group – Income statement for the year ended 31 December 20X2

(illustrating the classification of expenses by function)

(in thousands of currency units)

20X2 20X1

Revenue X X

Cost of sales (X) (X)

Gross profit X X

Other income X X

Distribution costs (X) (X)

Administrative expenses (X) (X)

Other expenses (X) (X)

Finance costs (X) (X)

Share of profit of associates(a) X X

Profit before tax X X

Income tax expense (X) (X)

Profit for the period X X

Attributable to:

Equity holders of the parent X X

Minority interest X X

X X

(a) This means the share of associates’ profit attributable to equity holders of the associates, ie it is after tax and minority interests
in the associates.
3. Laporan Perubahan Ekuitas selama periode berjalan (Statement of Changes in Equity),

menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode yang diatribusikan

kepada pemilik entitas induk dan pihak non pengendali. Penyajian dibedakan untuk

masing-masing kelas:

 Modal disetor

 Saldo akumulasi dari penghasilan komprehensif

 Saldo laba

 Total laba-rugi komprehensif untuk periode bersangkutan ( secara terpisah

mengungkapkan jumlah yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk

dan kepada pemilik non-pengendali).

 Untuk setiap komponen ekuitas, dampak dari penerapan berlaku surut atau

pernyataan kembali yang berlaku surut diharuskan oleh IAS 8 mengenai

kebijakan akuntansi, perubahan entitas akuntansi, dan kesalahan.

Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan

akhir periode, secara terpisah mengungkapkan perubahan yang diakibatkan oleh laba atau

rugi, setiap pos dari laba-rugi komprehensif lain, transaksi dengan pemilik, yang

memperlihatkan kontribusi secara terpisah oleh dan distribusi kepada pemilik dan

perubahan atas hak kepemilikan pada anak perusahaan yang tidak menyebabkan

kehilangan kendali.
XYZ Group – income statement for the year ended 31 December 20X2

(in thousands of currency units)

20X2 20X1

Revenue X X

Other income X X

Changes in inventories of finished goods and work in progress (X) X

Work performed by the entity and capitalized X X

Raw material and consumables used (X) (X)

Employee benefits expense (X) (X)

Depreciation and amortisation expense (X) (X)

Impairment of property, plant and equipment(a) (X) (X)

Other expenses (X) (X)

Finance costs (X) (X)

Share of profit of associates X X

Profit before tax X X

Income tax expense (X) (X)

Profit for the period X X

Attributable to:

Equity holders of the parent X X

Minority interest X X

X X
4. Laporan Arus Kas selama periode berjalan (Statement of Cash Flow),

Laporan Arus Kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk

menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas

dalam menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas, baik untuk perusahaan barang

ataupun jasa, mempunyai klasifikasi yang dibagi menjadi 3 jenis aktivitas, yaitu

operasional, investasi dan pendanaan.

1) Arus Kas Operasional

Arus kas operasional adalah arus kas yang terkait dengan operasional

perusahaan pada masa periode tertentu. Biasanya, yang termasuk pada arus kas

operasional adalah penerimaan kas dari konsumen atau pendapatan piutang,

pembayaran utang, pembayaran biaya pegawai (gaji dan perlindungan), penerimaan

bunga, pembayaran pajak dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan aktivitas

operasional.

2) Arus Kas Pembiayaan

Arus kas pembiayaan adalah arus kas yang terkait dengan aktivitas

pembiayaan perusahaan (pengurangan dan penambahan modal) pada masa periode

tertentu. Beberapa contoh aktivitas pendanaan adalah pinjaman bank, penerbitan

obligasi, penerbitan saham melalui IPO (Initial Public Offering), penerbitan saham

baru melalui HMETD dan aktivitas lainnya.

3) Arus Kas Investasi

Arus kas investasi adalah arus kas masuk dan keluar yang terkait dengan

aktivitas investasi perusahaan pada periode tertentu. Beberapa aktivitas yang


tergabung dalam arus kas investasi adalah pembelian dan penjualan aset tetap,

penyertaan saham, dan bentuk investasi lainnya.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes) berisi informasi ringkasan kebikakan

akuntansi penting dan informsi penjelasan lain.

Catatan adalah suau bagian yang sangat penting dan bagian yang integral dari

laporan keuangan karena memberikan rincian mengenai pos-pos yang disajikan di

dalam komponen lain dari laporan keuangan sebagai tambahan dalam penyediaan

informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan akuntansi

tertentu yang digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.

6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.

Semua komponen laporan keuangan tersebut harus disajikan oleh entitas secara

lengkap dengan tingkat keutamaan yang sama. Selain keenam laporan tersebut, entitas

diperbolehkan juga menyajikan laporan keuangan tambahan yang dinilai penting oleh

entitas untuk disajikan. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan

penyajian laporan keuangan entitas tersebut.

2.5 Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Suatu entitas harus mengungkapkan secara ringkas kebijakan akuntani yang

signifikan :

1. Dasar pengukuran (atau basis) yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan, dan kebijkan akuntansi lainnya yang digunakan adalah relevan bagi

suatu pemahaman laporan keuangan.


2. Pertimbangan. Bagian dari estimasi yang terkait bahwa manajemen melaksanakan

proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang paling signifikan atas jumlah yang

diakui di dalam laporan keuangan.

3. Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa datang , dan sumber utama lainnya

mengenai ketidakpastian pada akhir periode pelaporan.

Suatu entitas harus mengungkapkan didalam catatan :

1. Jumlah dividen yang diusulkan atau dideklarasikan sebelum laporan keuangan

diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai suatu distribusi kepada

pemilik selama periode yang bersangkutan, dan terkait jumlah per lembar saham.

2. Jumlah akumulasi dividen saham preferan yang tidak diakui.

3. Informasi yang menjadikan pengguna laporan keuangnya untuk mengevaluasi

tujuan , kebijakan dan proses entitas untuk pengelolaan modal.

Suatu entitas harus menggunakan hal berikut apabila tidak diungkapkan dalam

informasi yang diterbitkan dengan laporan keuangan :

1. Domisili dan bentuk hukum entitas, negara asal perusahaannya, alamat kantor

terdaftar (tempat bisnis utama)

2. Suatu deskripsi sifat kegiatan operasional entitas dan aktivitas utamanya

3. Nama perusahaan induk dan perusahaan induk utama dari kelompok.


BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan

keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan

mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan ekonomis. Tujuan IAS1 adalah untuk untuk memastikan informasi yang dapat

diperbandingkan dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan

dengan menyajikan laporan keuangan entitas lainnya. Laporan keuangan disusun atas

dasar kelangsungan hidup usaha (Going concern).

Anda mungkin juga menyukai