Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL REVIEW

JURNAL EKONOMI KOTA

Judul Jurnal : Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi


Kawasan Urban di Kota Palembang
Penulis : Dina Mellita (Fakultas Ekonomi) dan Deni Erlansyah (Fakultas Ilmu
Komputer)
Universitas Bina Darma
Publikasi : Prosiding Seminar Nasional & Call For Paper in Economic Globalization
Trend & Risk Development Country
Unviersitas Kristen Maranatha
Reviewer : Rezky Nur Astriyani (08161066)

1. RINGKASAN JURNAL
Ekonomi kreatif atau bisa disebut industri kreatif merupakan industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut. Industri kreatif sendiri merupakan salah satu sektor yang cukup signifikan
memberikan sumbangan angka pertumbuhan perekonomian serta pendapatan nasional.
Walaupun begitu, industri kreatif masih belum banyak mendapatkan perhatian dan campur
tangan dari pemerintah dikarenakan pemerintah belum menjadikan sektor ini sebagai sumber
pendapatan negara. Selain itu para pelaku industri kreatif juga kesulitan untuk mendapatkan
modal untuk memulai usaha dan mengembangkan potensi sehingga kesempatan
pengembangan sektor industri kreatif menjadi semakin terbatas.
Kota Palembang merupakan salah satu kota yang mendapatkan kebijakan otonomi daerah.
Kota Palembang sebagai kota yang tengah mengalami perkembangan juga perlu
mengidentifikasi potensi-potensi industri kreatif yang ada di daerahnya. Arus pertumbuhan yang
tinggi juga menyebabkan kegiatan ekonomi di kawasan urban Kota Palembang menjadi
semakin kompetitif dan beragam. Untuk meningkatkan potensi ekonomi di kawasan urban Kota
Palembang diperlukan pemetaan industri kreatif yang kondisinya hingga saat ini belum
tergambar dengan jelas. Melalui pemetaan ini luaran yang diharapkan adalah terciptanya profil
mengenai industri kreatif dan dapat dijadikan acuan bagi pemerintah daerah dalam

CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 1


meningkatkan peran industri kreatif dalam pembangunan ekonomi di Kota Palembang
khususnya.
Dalam hal ini, kawasan urban Kota Palembang dibagi menjadi 16 kecamatan dan 107
kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut, yaitu:
1. Alang-alang Lebar
2. Bukit Kecil
3. Gandus
4. Ilir Timur I
5. Ilir Timur II
6. Ilir Barat I
7. Ilir Barat II
8. Kalidoni
9. Kemuning
10. Kertapati
11. Plaju
12. Sako
13. Sebrang Ulu I
14. Sebrang Ulu II
15. Sematang Borang
16. Sukarame
Metode yang digunakan adalah metode pemetaan sosial (social mapping) didukung dengan
data-data yang didapatkan melalui desk research yang bersumber dari Depaertemen
Perindustrian Kota Palembang dan studi literatur serta melalui survei singkat kuesioner
terstruktur ke industri kreatif terpilih sebagai kegiatan verifikasi. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk melakukan pemetaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat batasan wilayah yaitu di kawasan urban Kota Palembang
2. Membuat profil industri kreatif khusus kawasan urban di Kota Palembang
3. Mengidentifikasi masalah, potensi dan indikator yang memberikan gambaran tentang
industri kreatif di kawasan urban Kota Palembang
Dari hasil pemetaan didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Sektor industri kreatif terbanyak adalah layanan komputer dan peranti lunak dimana
kegiatan kreatif yang dilakukan berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi

CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 2


termasuk didalamnya jasa pelayanan komputer, pengelolaan data, dan pengembangan
database.
2. Sektor industri kreatif terbanyak kedua adalah penerbitan dan percetakan dimana
kegiatan kreatif yang dilakukan berkaitan dengan penerbitan formulir, poster, spanduk,
undangan, serta barang cetakan lainnya.
3. Sektor industri kreatif terbanyak ketiga adalah video, film, dan fotografi dimana kegiatan
kreatif yang dilakukan berkaitan dengan kreasi produksi video, film, dan kasa fotografi
untuk kegiatan ataupun acara-acara tertentu.
4. Sektor industri kreatif terbanyak keempat adalah kerajinan (handicraft) dimana kegiatan
kreatif yang dilakukan berkaitan dengan tenun songket dan souvenir songket mengingat
Kota Palembang terkenal akan kain songketnya.
2. CRITICAL REVIEW JURNAL
Setelah meringkas jurnal terpilih, maka dapat dilakukan critical review terhadap
jurnal tersebut. Secara umum, berdasarkan judul yang diberikan oleh penulis yaitu
melakukan pemetaan industri kreatif di kawasan urban Kota Palembang setidaknya
mampu memberikan gambaran kepada pembaca tentang bagaimana isi dari jurnal
tersebut secara menyeluruh. Seperti jurnal pada umumnya, pada bagian awal dibuka
oleh penulisan abstrak. Namun, pada bagian ini penulis tidak memberikan kata kunci
(keywords) dan tidak menghapus panduan penulisan abstrak dalam bahasa Inggris
yang seharusnya diisi dengan abstrak. Selain itu pada bagian drafting jurnal di
beberapa bagian terlihat tidak rapi karena ada jarak antar pargraf maupun sub bab
yang terlalu jauh, dan ada paragraf yang ditulis tidak dengan alignment justify (rata
kanan-kiri) yang mana semakin mengurangi kerapihan dari penulisan jurnal tersebut.
Pada bagian pendahuluan, terdapat penjabaran latar belakang diangkatnya isu
tentang ekonomi kreatif yang telah memberikan gambaran tentang pentingnya industri
ekonomi kreatif terhadap pertumbuhan perekonomian di suatu daerah. Kemudian
dijelaskan pula bahwa Kota Palembang merupakan kota yang memiliki wewenang
otonomi daerah dan pada kawasan tersebut terjadi pertumbuhan perekonomian yang
pesat tak terkecuali pada industri kreatifnya. Sayangnya, pada bagian ini tidak
dijelaskan lebih lanjut seberapa besar industri kreatif di Kota Palembang mampu
memberikan sumbangan pertumbuhan perekonomian yang apabila hal tersebut
CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 3
dijelaskan, maka dasar dari dilakukannya penelitian dalam jurnal ini pun akan semakin
jelas karena isu yang diangkat memang memiliki pengaruh kepada Kota Palembang.
Selain itu pembaca pun juga akan menjadi paham seberapa besar keberadaan industri
kreatif di Kota Palembang. Selanjutnya, dalam jurnal ini juga terdapat landasan teori
yang berisikan penjelasan dari istilah-istilah yang dibahas di dalam jurnal. Hal ini
membantu pembaca untuk lebih memahami tentang bahasan yang ada di dalam jurnal
sehingga terjadi penyatuan persepsi antara pembaca dengan maksud penulis.
Kemudian bab selanjutnya adalah metode penelitian yang didalamnya menjelaskan
tentang metode yang digunakan untuk melakukan pemetaan industri kreatif di kawasan
urban Kota Palembang. Metode yang digunakan adalah metode pemetaan sosial (social
mapping) dan penulis telah menjelaskan pengertian dari pemetaan sosial namun
penjelasan yang diberikan terkesan terlalu bertele-tele tidak langsung kepada intinya.
Kemudian terdapat bagian yang seharusnya diberikan keterangan sebagai proses
pengambilan data di dalam pemetaan sosial, akan tetapi penulis tidak memberikan
keterangan tersebut sehingga pembaca kesulitan untuk memahaminya.
Pada bagian hasil dan pembahasan merupakan bagian inti dari jurnal yang
membahas tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Di bagian awal penulis
menjelaskan tentang langkah-langkah strategis pemetaan sosial yang seharusnya tidak
perlu dimasukkan ke dalam bab hasil dan pembahasan melainkan dimasukkan kedalam
bab metode. Selain itu seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa metode yang
digunakan adalah metode pemetaan sosial (social mapping) yang mana metode
tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data-data terkait kondisi dan permasalahan
sosial yang terjadi di masyarakat tempat dilakukannya penelitian. Akan tetapi setelah
melihat hasil dan pembahasan tidak ada penjelasan mengenai profil serta masalah
sosial yang ada pada masyarakat, melainkan hanya menampilkan tabel yang memuat
informasi mengenai jenis-jenis industri kreatif berserta jumlahnya di masing-masing
kecamatan yang ada di kawasan urban Kota Palembang. Penulis juga menjelaskan di
dalam metode bahwa digunakan pula survei singkat dengan alat bantu kuesioner yang
mana pada bagian hasil dan pembahasan tidak ditemukan bagian yang menjabarkan
pertanyaan tentang apa dan bagaimana hasil dari survei kuesioner yang telah
CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 4
dilakukan. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat terlihat bahwa terdapat
ketidaksesuaian antara metode penelitian dengan hasil dan pembahasan yang
diperoleh.
Seperti pada jurnal karya M. Umar Maya Putra dan Ami Dilham yang berjudul
“Pemetaan Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Dumai Timur (Studi Kasus:
Kelurahan Bukit Timah)” yang didalamnya juga menggunakan metode pemetaan sosial
(social mapping) dan melakukan survei kuesioner. Pada jurnal tersebut metode
penelitian dijelaskan secara lebih sistematis dan mudah dipahami oleh pembaca.
Kemudian pada bagian hasil penelitan dan pembahasan, dijelaskan pula identifikasi
masalah sosial beserta kebutuhan masyarakat terkait permasalahan sosial masyarakat
Kelurahan Bukit Timah. Selain itu terdapat sub bab rancangan pemetaan industri kreatif
Kota Palembang di dalam hasil dan pembahasan yang mana di dalamnya seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, hanya menampilkan persebaran jumlah industri kreatif
berdasarkan jenis di masing-masing kecamatan yang berada di kawasan urban Kota
Palembang. Lalu setelah tabel, penulis hanya menjelaskan mengenai jumlah industri
terbanyak yang ada di kawasan tersebut disertai alasannya. Sayangnya penulis tidak
menjelaskan hubungan yang lebih mendetail antara industri kreatif tersebut dengan
kondisi dan permasalahan sosial masyarakat di kawasan urban Kota Palembang, selain
hanya menjelaskan bahwa banyaknya jumlah suatu industri kreatif dikarenakan
tingginya minat masyarakat terhadap hal yang berkaitan dengan industri tersebut.
Padahal data yang didapatkan melalui pemetaan sosial (social mapping) seharusya bisa
lebih memberikan gambaran terkait kondisi sosial atau faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi tingginya jumlah industri ekonomi tersebut dan apa hubungannya
dengan permasalahan sosial yang ada di sana.
3. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan critical review terhadap jurnal “Pemetaan Industri Kreatif Dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban di Kota Palembang” maka dapat diambil
kesimpulan dan saran sebagai beriku:
a. Kesimpulan

CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 5


Industri kreatif merupakan salah satu sektor ekonomi yang memberikan banyak sumbangan
bagi angka pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Kota Palembang sebagai salah satu kota
berkembang perlu mengetahui potensi sektor-sektor perekonomian, terutama sektor industri
kreatif yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pemetaan industri kreatif di kawasan
urban Kota Palembang. Pemetaan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan
sosial (social mapping) dan survei kuesioner terstruktur. Hasilnya di kawasan urban Kota
Palembanga terdapat empat jenis industri kreatif yang berjumlah paling banyak yaitu industri
kreatif komputer dan peranti lunak, penerbitan dan percetakan, video, film, dan fotografi serta
kerajinan (handicraft).
b. Saran
1. Untuk dapat lebih meningkatkan kualitas penyampaian informasi agar lebih informatif
kepada pembaca, penulis dapat menambahkan pemetaan industri kreatif di kawasan
urban Kota Palembang. Hal tersebut guna memberikan gambaran spasial terkait
persebaran industri.
4. LESSON LEARNED
Pembelajaran yang didapatkan dari hasil penyusunan critical review jurnal ini adalah
sebagai berikut:
1. Industri kreatif merupakan industri yang sangat potensial dalam mendukung
perkembangan perekonomian di suatu kota apabila didukung oleh regulasi dari
pemerintah terkait industri kreatif. Hal ini dikarenakan selama ini industri kreatif
masih belum sepenuhnya diakui sehingga para pelaku industri kreatif kesulitan
dalam hal pembiayaan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang
menjadi penghambat berkembangnya industri kreatif.
2. Pemetaan dengan menggunakan metode pemetaan sosial (social mapping)
merupakan metode yang relatif sulit, karena data yang dibutuhkan merupakan
data yang berkaitan langsung dengan masyarakat seperti kondisi dan
permasalahan sosial. Kemudian diperlukan usaha lebih dalam melakukan
pencarian data tersebut seperti melakukan pengamatan terlebih dahulu selama
kurun waktu tertentu maupun survei kuesioner dan wawancara kepada kelompok
suatu kelompok masyarakat yang pastinya membutuhkan waktu yang cukup
lama hingga data-data yang diperlukan dapat terpenuhi.
CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 6
DAFTAR PUSTAKA

Mellita, Dina., Elransyah, Deni. 2014. Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban di Kota Palembang. Bandung: Prosiding
Seminar Nasional & Call For Paper Economic Globalization Trend & Risk Developing
Country, Universitas Maranatha.
Putra, M Umar Maya., Dilham, Ami. 2017. Pemetaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kecamatan Dumai Timur (Studi Kasus: Kelurahan Bukit Timah). Jurnal Wira Ekonomi
Mikrosil Volume 7, Nomor 01.

CRITICAL REVIEW JURNAL EKONOMI KOTA 7


Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan Pertumbuhan
Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang
Dina Mellita
Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma
dinamellita@mail.binadarma.ac.id

Deni Erlansyah
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma
deni@mail.binadarma.ac.id

ABSTRAK

Perkembangan sektor industri ekonomi kreatif di Indonesia telah dimulai sejak 10


tahun terakhir ini. Meskipun demikian, pemahaman masyarakat terhadap sektor ini
masih sangat minim. Masyarakat masih belum mengetahui apakah sektor industri
kreatif ini sertabagaimana prospek perkembangannya. Dan masih banyak lagi sejuta
pertanyaan mengenai sektor industri kreatif. Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang
kemudian menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sehingga akhirnya dilakukan
suatu upaya pemetaan industri kreatif.. Mulanya, Departemen Perdagangan RI telah
mencatat 14 bidang ekonomi kreatif yang terdiri dari: (1) jasa periklanan, (2)
arsitektur, (3) pasar seni dan barang antik, (4) kerajinan, (5) desain, (6) fesyen, (7)
video, film, dan fotografi, (8) permainan interaktif, (9) music, (10) seni pertunjukan,
(11) penerbitan dan percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13)
televisi dan radio, dan (14) riset dan pengembangan. Pemetaan yang dilakukan tidak
jauh berbeda dengan pemetaan-pemetaan sejenis yang telah dilakukan oleh Negara
lain maupun organisasi dunia lainnya. Selain melakukan pemetaan, dilakukan pula
tinjauan terhadap kontribusi industri kreatif apabila dilihat melalui beberapa sudut
pandang, yaitu berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto (PDB), berdasarkan
Ketenagakerjaan, dan berdasarkan Aktivitas Perusahaan

ABSTRACT (12pt Times New Roman)


Abstract around 500 words, 1 paragraph only, specifying the objectives of the work,
methods, main results, short discussion, and conclusions.

Keywords: maximum 6 keywords.

PENDAHULUAN
Ekonomi Kreatif atau bisa disebut Industri Kreatif merupakan Industri yang
berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk

1
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Dalam hal ini, industri
Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan
penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi.
Di beberapa negara, industri kreatif memainkan peran signifikan. Inggris,
yang merupakan pelopor pengembangan ekonomi kreatif, memperlihatkan
perkembangan industry kreatif yang signifikan dimana industri tersebut tumbuh rata-
rata 9% per tahun. Angka tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi
negara itu yang 2%-3%. Sumbangannya terhadap pendapatan nasional mencapai
8,2% atau US$ 12,6 miliar dan merupakan sumber kedua terbesar setelah sektor
finansial. Ini melampaui pendapatan dari industri manufaktur serta migas. Di Korea
Selatan, industri kreatif sejak 2005 menyumbang lebih besar daripada manufaktur.
Sedangkan di Singapura ekonomi kreatif menyumbang 5% terhadap PDB atau US$
5,2 miliar.
Ekonomi kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per tahun, dan diperkirakan
akan terus berkembang menjadi US$ 6,1 triliun tahun 2020. Di Indonesia, walaupun
ekonomi kreatif cukup berperan dalam pembangunan ekonomi nasional khususnya
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi kawasan urban. Namun industry ini belum
banyak tersentuh oleh campur tangan pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah
belum menjadikannya sebagai sumber pendapatan negara yang penting seperti sektor
manufaktur, fiskal, dan agrobisnis. Untuk semakin memaksimalkan potensi industry
kreatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, perlu untuk dilakukan
studi pemetaan mengenai industry kreatif khususnya yang berada di kawasan urban.
Adanya otonomi daerah mengharuskan tiap daerah untuk selalu
mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang dimilikinya. Kota Palembang
sebagai kota yang sedang berkembang juga perlu mengidentifikasi potensi-potensi
industry kreatif yang ada. Seiring dengan adanya arus pertumbuhan yang tinggi
menyebabkan ekonomi dikawasan urban berkembang sangat kompetitif.
Ketidakmampuan kawasan urban untuk beradaptasi dengan tantangan ekonomi akan
mematikan aktivitas ekonomi di kawasan ini. Adanya reposisi identitas ekonomi
yang lebih inovatif dan unik diharapkan akan mempu membuat kawasan urban dapat
bersaing dengan kawasan urban lain.
2
Untuk meningkatkan potensi ekonomi dikawasan urban Kota Palembang
diperlukan adanya pemetaan industry kreatif yang ada di kawasan ini. Sampai saat
ini belum ada gambaran yang jelas mengenai kondisi industri kreatif di Kota
Palembang yang dapat dijadikan bahan dasar untuk melakukan analisis, pembuatan
kebijakan atau pengambilan keputusan yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi
kreatif di Kota ini. Untuk itu, diperlukan adanya studi pemetaan mengenai industry
kreatif di Kota Palembang.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa industri kreatif merupakan pilar
utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memberikan dampak
yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini belum ada gambaran
yang jelas mengenai kondisi industri kreatif di Kota Palembang yang dapat dijadikan
bahan dasar untuk melakukan analisis, pembuatan kebijakan atau pengambilan
keputusan yang signifikan bagi pertumbuhan industri kreatif di Kota Palembang.
Untuk itu perlu dilakukan studi pemetaan mengenai keberadaan dan potensi yang
tercermin melalui peta industry kreatif di Kota Palembang.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pemetaan industry
kreatif berdasarkan kualifikasi yang ada. Selain itu penelitian ini juga dilakukan
untuk membuat profil kontribusi ekonomi industry kreatif di Kota Palembang.
Sedangkan luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terciptanya profil
mengenai industry kreatif di Kota Palembang. Selain itu luaran penelitian ini
merupakan kontribusi bagi pihak terkait khususnya pemerintah sebagai acuan dalam
meningkatkan peran industry kreatif dalam pembangunan ekonomi nasional.

LANDASAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN


HIPOTESIS (JIKA ADA)

Industri Kreatif
Industri Kreatif merupakan Industri yang berasal dari pemanfaatan
kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya
cipta individu. Konsep industry kreatif telah menarik perhatian para peneliti bidang
ekonomi selama dua dekade terakhir. Telah banyak kajian yang memfokuskan diri

3
pada kontribusi terhadap perekonomian, khususnya pengaruhnya terhadap
pengangguran, pembangunan regional dan dinamika kawasan urban (Andari et al.,
2007; Cooke and Schwartz, 2007; OECD, 2006). Beberapa tahun terakhir, peran
inovasi dalam industry kreatif diteliti secara lebih mendalam. Dalam hal ini,
beberapa ahli menyakini bahwa adanya inovasi dalam suatu perusahaan dapat
dikategorikan industry kreatif (Miles and Green, 2008; Wilkinson, 2007; Stoneman,
2007; Handke, 2004, 2006; Galenson, 2006; Green et al., 2007). Sedangkan disisi
lain, beberpa kajian memformulasikan peran industry kreatif dalam kontribusinya
untuk inovasi dalam perekonomian lebih luas dimana input dari industry kreatif
dapat digunakan sebagai proses inovasi dalam industry lain (Bakhshi et al.,2008).
Industri kreatif diindikasikan sebagai bidang yang paling menjanjikan dalam
aktivitas perekonomian pada negara maju karena potensi kontribusi yang dimilikinya
terhadap kesejahteraan dan penciptaan lapangan kerja. Aktivitas industry kreatif di
negara maju tergantung pada kreativitas individu, keterampilan dan bakat. Faktor-
faktor itulah yang menjadi indikator utama yang menjadikan negara maju
menghasilkan output yang lebih memiliki intelektual property dibandingkan negara-
negara berkembang yang lebih berorientasi pada barang dan jasa material.
Permintaan output yang memiliki intelektual property tentunya membutuhkan
kualifikasi dan keahlian tertentu dari individu. Hal ini yang menjadi indicator utama
di dalam meningkatkan pendapatan per kapita di negara maju.
Awal industry ekonomi kreatif awalnya dimotori oleh Tony Blair pada tahun
1990. Diawali dengan adanya penurunan produktivitas yang terjadi di kota-kota di
Inggris. Hal ini disebabkan beralihnya pusat-pusat industry dan manufaktur ke
negara berkembang. Negara berkembang disini menjadi pilihan karena menawarkan
bahan baku, harga produksi dan jasa yang lebih murah. Tony Blair kemudian
membentuk Creative Industry Task Force dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang peran industry kreatif dalam menyumbang
perekonomian negara. Lembaga tersebut berada di bawah Departement of Culture,
Media and Sports (DCMS). Pada tahun 1998, DCMS mempublikasikan hasil
pemetaan industry kreatif Inggris yang pertama kalinya.
Di Indonesia, industry kreatif didefinisikan sebagai industry yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu. Pemanfaatan untuk
4
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengekploitasi daya kreasi serta daya cipta individu tersebut. Fokus pemerintah
Indonesia terhadap industry kreatif dimulai tahun 2006.
Ada 14 sub sector industry kreatif, yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang
seni, kerajinan, desain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, music;
seni pertunjukkan; penerbitan danpercetakan; layanan computer dan peranti lunak;
televise dan radio; serta riset dan pengembangan. Pertumbuhan ekspor industry
kreatif tahun 2006-2009 tercatat 2,9 persen.
Dengan ditunjuknya Kementrian Perdagangan, Kementrian
Perindustrian, dan Kementrian Pariwisata untuk mengawali industry kreatif,
kalangan pelaku industry berharap banyak. Pertama, soal kendala pembajakan
karya.Dalam hal ini, rendahmya daya beli masyarakat membuat pembajakan atas
karya-karya kreatif semakin marak. Akibatnya, ide-ide kreatif seringkali pupus yang
pada akhirnya menyebabkan penurunan pada kreativitas.
Kedua, soal kendala pembiayaan. Dengan belum diakuinya aktivitas ekonomi
kreatif, pihak perbankan belum menyediakan pembiayaan untuk aktivitas industry
ini. Minimnya modal secara tidak langsung akan memangkas kreativitas karena
pelaku industry ini akan bekerja berdasarkan pesanan saja, bukan dari gagasan
sendiri.
Ketiga, hal ini berkaitan dengan peningkatan kemampuan sumber daya
manusia. Dalam hal ini, pendidikan di bidang industry kreatif masih
kurang. Padahal, kontribusi ekonomi kreatif dalam perekonomian nasionnal terus
naik. Peningkatan itu tentunya akan membutuhkan tenaga-tenaga kreatif, inovatif
dan andal. Dengan demikian, tidak mungkin tenaga-tenaga kreatif terbentuk tanpa
adanya jenjang pendidikan di bidang industry kreatif.

Pengelompokkan Industri Kreatif

Periklanan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan,
antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar
ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,
tampilan iklan di media cetak dan elektronik
Arsitektur kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan
informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota,

5
perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan,
dokumentasi lelang, dll
Pasar seni dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan,
barang antik pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko,
pasar swalayan, dan internet.
Kerajinan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk
kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu
berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain,
marmer, kapur, dan besi
Desain kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior,
produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.

Desain Fesyen kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian
mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta
distribusi produk fesyen
Video, Film kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film,
dan Fotografi dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk
didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron,
dan eksibisi film
Permainan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan
interaktif distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi
Musik kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi,
dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik,
penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik,
penyanyi, dan komposisi music
Seni kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan
Pertunjukan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan
balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik
tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain
dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata
pencahayaan
Penerbitan & kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten
Percetakan dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten
digital serta kegiatan kantor berita.
Layanan kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi
Komputer dan informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti
piranti lunak lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur
piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta
desain portal
Televisi & kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan
radio pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio
Riset dan kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang
Pengembangan menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu
dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi

6
produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru,
dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

METODE
Untuk mengetahui bagaimana gambaran industry kreatif yang ada di Kota
Palembang, metode pemetaan yang digunakan adalah metode pemetaan social
(social mapping). Dalam makalah ini pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan
sebagai proses penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan
pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profile
dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Merujuk pada Netting,
Kettner dan McMurtry (1993), pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social
profiling atau “pembuatan profile suatu masyarakat”.
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan dalam
Pengembangan Masyarakat yang oleh Twelvetrees (1991:1) didefinisikan sebagai
“the process of assisting ordinary people to improve their own communities by
undertaking collective actions.” Sebagai sebuah pendekatan, pemetaan sosial sangat
dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geography. Salah satu bentuk atau hasil
akhir pemetaan sosial biasanya berupa suatu peta wilayah yang sudah diformat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan
karakteristik masyarakat atau masalah social. Dalam penelitian ini hasil akhir
pemetaan ini berupa peta industry kreatif yang ada di Kota Palembang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Desk research yang bersumber dari instansi ataupun departemen terkait,
yaitu departemen peridustrian Kota Palembang maupun literature tentang
industry kreatif dengan kajian yang dilakukan.

2. Survei singkat ke industry kreatif terpilih untuk mendapatkan data primer


sebagai suatu kegiatan verifikasi yang didukung alat bantu kuesioner
terstruktur

HASIL DAN PEMBAHASAN

7
Secara teoritis, pemetaan ini dilakukan peneliti berdasarkan data industri kreatif dan
dilakukan secara internal dan independent dan dilakukan berdasarkan langkah
strategis pemetaan sosial, yaitu :
1. Membuat batasan wilayah, klasifikasi atau stratifikasi untuk memahami
keseluruhan situasi dan posisi relatif dalam konteks yang lebih luas dalam hal ini
peneliti membuat batasan dengan pemetaan yang dilakukan hanya dikawasan urban
(perkotaan).
2. Membuat profil dari setiap wilayah dan kelompok sosial masyarakat dari
pengaruh budaya-budaya luar untuk menjelaskan karakteristik dari populasi dan
identifikasi faktor sosial ekonomi yang dapat memepengaruhi perkembangan fungsi
sosial masyarakat. Dari tahapan ini, peneliti membuat profil industri kreatif khusus
kawasan urban di Palembang.
3. Identifikasi masalah, potensi dan indikator dasar yg memberikan gambaran
tentang bobot masalah dan strategi alokasi sumber pada setiap wilayah/ kelompok.
Dalam hal ini peneliti, melakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah, potensi
dan indikator dasar yang memberikan gambaran tentang industri kreatif di kawasan
urban Palembang

Rancangan Pemetaan Industri Kreatif Kota Palembang

Kawasan urban atau perkotaan adalah wilayan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintaah, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi. Karena letaknya yang berada di kawasan perkotaan, industri
kreatif seharusnya bisa menjadi solusi masalah-masalah sosial yang selalu terjadi di
kawasan perkotaan. Dalam hal ini, industri kreatif bisa terus berkembang dan
inovatif. Namun demikian sejak tahun 2008 atau sejak diluncurkannya Dokumen
Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025, industri kreatif selalu berhadapan dengan
permasalahan: i) Akses Permodalan dan ii) Kesiapan SDM untuk Manajemen usaha
(termasuk Pemasaran, keuangan dan pemanfaatan teknologi).

8
Metode yang digunakan untuk memetakan industri kreatif di kawasan urban di Kota
Palembang menitikberatkan pada pembagian 14 bidang ekonomi kreatif yang telah
ditetapkan oleh Departemen Perdagangan RI, yang terdiri dari: jasa periklanan,
arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, video, film, dan
fotografi, permainan interaktif, music, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan,
layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, riset dan pengembangan.
Kawasan urban Palembang dibagi menjadi 16 kecamatan dan dan 107 kelurahan,
kecamatan-kecamatan tersebut adalah Alang-alang lebar, Bukit Kecil, Gandus, Ilir
Timur I, Ilir Timur II, Ilir Barat I, Ilir Barat II, Kalidoni, Kemuning, Kertapati, Plaju,
Sako, Sebrang Ulu I, Sebrang Ulu II, Sematang Borang dan Sukarame
.

9
Tabel 1
Industri Kreatif Di Kawasan Urban Palembang
Alang-
Bukit Kalid Kemuni Kerta Plaj Sematang Sukara
Alang Gandus IT 1 IT2 IB1 IB2 Sako SU 1 SU 2
Kecil oni ng pati u Borang me
Lebar

Periklanan 3 4 6 2 3 1 1 4
Arsitektur 1 1 1 2
Pasar Seni & Brg Antik
Kerajinan 3 2 3 5 4 3 1 3 2 1 1 2
Desain 2 3 2 2
Desain Fesyen 2 1 1
Video, Film dan Fotografi 2 1 1 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2
Permainan Interaktif 2
Musik 1 1
Seni dan Pertunjukkan 2
Penerbitan & Percetakan 3 2 9 4 6 2 2 2 5 2 1 3 3 7
Layanan komputer &
Peranti Lunak 16 8 2 6 9 6 7 4 12 6 2 4 13
TV & Radio 1 2 1 1 1
Riset & Pengembangan

10
Meskipun industri kreatif telah dikembangkaan selama 10 tahun terakhir ini, namun
pemahaman instansi terkait akan pentingnya industri ini masih sangat minim. Hasil
observasi dilapangan menemukan bahwa instansi terkait masih membagi industri
yang ada berdasarkan skala. Padahal jika instansi terkait juga membagi berdasarkan
jenis industri kreatif, maka industri ini memiliki potensi menjadi salah satu lapangan
usaha yang dapat dikembangkan untuk memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan perekonomian nasional (PDB) dan pengurangan tingkat pengangguran.

Dari hasil pemetaan juga dapat terlihat bahwa jumlah industri layanan komputer
dan peranti lunak memiliki kontribusi yang cukup tinggi dibandingkan sektor-sektor
lain. layanan komputer dan peranti lunak meliputi kegiatan kreatif yang terkait
dengan pengembangan teknologi informasi termasuk didalamnya jasa layanan
komputer, pengolahan data, pengembangan database. Tingginya minat masyarakat
akan teknologi informasi serta pesatnya perkembangan teknologi informasi ini
menyebabkan tingginya kontrobusi sektor ini dibandingkan sektor lain.

Sektor kedua yang memiliki kontribusi tinggi dalam keberadaannya dikawasan


Urban Palembang adalah penerbitan dan percetakan. Penerbitan dan Percetakan:
kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari
berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas,
blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport,
tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-
foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan
lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film. Namun setelah
diidentifikasi melalui observasi dilapangan, kriteria penerbitan dan percetakan yang
banyak dilakukan adalah penerbitan formulir, poster, spanduk, undangan, formulir
serta barang cetakan lainnya.

Kemudian Video, Film dan Fotografi merupakan kegiatan kreatif yang terkait
dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video
dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
11
sinetron, dan eksibisi film. Aktivitas video, film dan fotografi yang paling banyak
dilakukan oleh industri kreatif ini adalah kreasi produksi video, film, dan jasa
fotografi untuk kegiatan ataupun acara-acara tertentu.

Industri kreatif yang juga banyak dilakukan kawasan urban Palembang adalah
kerajinan. Secara konsep dasar, kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh
tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga,
serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk
kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan
produksi massal). Kerajinan yang banyak dilakukan di kawasan ini adalah kerajinan
tenun songket dan souvenir songket. Sebagai salah satu daerah yang terkenan akan
kain tenun songket, menjadikan jenis kerajinan ini banyak dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini bertujuan untuk memetakan industri kreatif yang berada di kawasan
urban Kota Palembang. Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Hasil observasi di lapangan
menunjukkan belum adanya dukungan dan tingkat pengetahuan yang masih minim
dari instansi terkait mengenai industri kreatif. Hal ini dikaenan belum dibaginya
sektor-sektor industri kreatif yang ada berdasarkan 14 bidang ekonomi kreatif. Hasil
pemetaan memperlihatkan bahwa di kawasan urban Palembang industri kreatif yang
paling banyak dilakukan adalah layanan komputer dan piranti lunak, penerbitan dan
percetakan, video, film dan fotografi, kerajinan dan periklanan.

Untuk kedepannya, perlu dilakukan pemetaan yang lebih baik lagi dan didukung
oleh dinas serta instansi terkait. Dengan melakukan pemetaan dengan teknologi yang
12
lebih baik serta adanya dukungan dari instansi terkait diharapkan industri kreatif di
tiap kawasan urban akan semakin berkembang sehingga dapat lebih berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi tingkat pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Nenny, 2008. “Industri Kreatif”, Jurnal ekonomi Desember 2008 Volume
XIII No. 3 hal. 144-151

Andari, R., H. Bakhshi, W. Hutton, A. O’Keeffe, P. Schneider (2007), Staying


Ahead: The economic performance of the UK’s Creative Industries, The Work
Foundation, London

Anwar, Mokhamad, dkk. 2007. Identifikasi Sektor Industri dan Peranannya dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Garut. pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/08/Identifikasi_Sektor_Industri.doc (12 Des. 2012)

Bakhshi, H., E. McVittie, J. Simmie (2008), Creating Innovation. Do the creative


industries support innovation in the wider economy? NESTA Research Report
March 2008, London.

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Program KerjaPengembangan


industri Kreatif Nasional 2009-2015, Departemen Perdagangan RI, Jakarta

Green, L., I. Miles, J. Rutter (2007), Hidden Innovation in the Creative Industries,
NESTA Working Paper, London

Khristianto, Wheny, 2008. “Peluang dan Tantangan Industri Kreatif di Indonesia”,


Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 5 No.1 hal 33-37.

Zuhrias Nawi, Mengenal Industri Kreatif di Indonesia, diakses tgl 20 Februari 2013,
http://eumkm.com/artikel/mengenal-industri-kreatif-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai