Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses pengefraisan adalah, informasi
berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses
pemotongan/penyayatan pada proses pengfraisan. Parameter pemotongan pada mesin frais
meliputi: kecepatan potong (Cutting speed/ Cs), kecepatan putaran mesin (Revolution
Permenit/Rpm), kecepatan pemakanan (Feed/ F) dan waktu proses pemesinannya.
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada proses
pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada tabel kecepatan potong,
sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan difrais dan
jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/ spesial, tabel
kecepatan potongnya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Pada umumnya
bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan
karbida (carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa, dengan alat potong yang jenis
bahannya dari karbida, kecepatan potongnya lebih cepat jika dibandingkan dengan alat potong
yang jenis bahannya dari HSS (Tabel 1).
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter benda
kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan
mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran
mesin menjadi:
1000.Cs
n= Rpm
π.d
Keterangan:
d : diameter alat potong (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais shell endmill cutter
berdiameter () 50 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Pertanyaannya adalah:
Berapa kecepatan putaran mesinnya?.
Jawaban contoh soal 1:
1000.Cs
n= π.d
1000.25
n=
3,14.50
n = 159,235 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 159,235 Rpm
Contoh soal 2:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais pisau frais shell
endmill cutter berdiameter () 2 inchi dengan kecepatan potong (Cs) 30 meter/menit.
Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya ?.
Jawaban contoh soal 2:
Satuan inchi bila dijadikan satuan mm harus dikalikan 25,4 mm. Dengan demikian diamter ()
2 inchi = 2x25,4=50,8 mm. Maka putaran mesinnya adalah:
1000. Cs
n=
π. d
1000.30
n=
3,14.50,8
n = 188,073 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 188,073 Rpm
Dari hasil perhitungan di atas, dapat dijadikan dasar sebagai acuan dalam menyetel putaran
mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel pada mesin
tersebut. Artinya putaran mesin yang digunakan dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya
paling dekat dengan hasil perhitungan di atas. Selain itu, untuk menentukan besaran putaran
mesin frais juga dapat mengacu atau menggunakan tabel putaran mesin frais yang telahtersedia
(lihat pada lampiran).
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan putaran mesinnya (n) 560 putaran/menit, jumlah mata
sayat alat potong yang digunakan (t) 4 dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
jawaban contoh 1:
F=fxtxn
= 0,2 x 4 x 560 = 448 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 448 mm, selama satu menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 40 mm, dengan kecepatan
potong (Cs) 25 meter/menit, jumlah mata sayat alat potong yang digunakan (t) 4 dan besar
pemakanan (f) 0,15 mm/ putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan
pemakanannya ?.
Jawaban contoh 2:
1000.Cs
n= π.d
1000.25
=
3,14.40
= 199,044 ≈ 199 Rpm
F=fxtxn
F= 0,15 x 4 x 199 = 119,4 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 119,4 mm, selama satu menit
4. Perhitungan Waktu Pemesinan Frais
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin frais, lamanya waktu proses
pemesinan perlu diketahui atau dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui
kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar.
Apabila diameter alat potong, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran
pisaunya diketahui, waktu pengefarisan dapat dihitung.
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka perhitungan waktu pemesinan
pengefraisan rata (tm) dapat dihitung dengan rumus:
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 250 mm dengan pisau
frais jari. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin frais (n)=
460 putaran/menit, pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,13 mm/putaran, jarak start awal
(la)= 20 mm, jarak akhir (Lu)= 20 mm dan mata sayatnya pisau jari (t)= 6 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengefraisan sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 1:
F = f .t .n
= 0,13 . 6. 460
= 239,2 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 20 + 20 = 290 mm
L 290
tm 1,213 menit
F 239,2
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas adalah selama
1,213 menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 350 mm dengan pisau
shell endmill berdiameter 40 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Kecepatan pemakanan (Cs)= 25 meter/menit, pemakanan dalam satu putaran (f)=
0,23 mm/putaran, jarak start awal (la)= 25 mm, jarak akhir (Lu)= 25 mm dan mata sayatnya
pisau jari (t)= 8 mata.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengefraisan sesuai
data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 2:
1000.Cs
n= π.d
1000.25
=
3,14.40
= 199,05 ≈ 199 Rpm
F = f .t .n
= 0,23 . 8 . 199
=366,16 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 350 + 25 + 25 = 400 mm
L 400
tm 1,092 menit
F 366,16
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk proses pengefraisan sesuai data diatas adalah selama
1,092 menit.
L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang 38 mm
dengan mata bor berdiameter 12 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Putaran mesin frais (n)= 800 putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran
(f)= 0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran
pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawab soal 1 :
L = ℓ + 0,3 d = 38 + (0, 3.12) = 41,6 mm
F = f.n = 0,03 x 800= 24 mm/menit
L
tm = F menit
41,6
= = 1,733 menit
24
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah selama
1,733 menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran pada mesin frais sepanjang 30 mm
dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai
berikut: Kecepatan potong (Cs)= 25 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran
(f)= 0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan pengeboran
pada mesin frais sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali
pemakanan/proses ?.
Jawab soal 2 :
1000.Cs
n= π.d
1000.25
=
3,14.10
= 796,178 ≈ 796 Rpm
L = ℓ + 0,3 d = 30 + (0, 3.10) = 33 mm
F = f.n = 0,04 x 796= 31,84 mm/menit
L
tm = F menit
33
= = 1,036 menit
31,84
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas adalah selama 1,036
menit.