BLOK PROFESIONALITAS
KELOMPOK V:
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMUM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha kuasa, oleh karena
berkat dan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini dengan baik dan
tepat waktu.
Laporan ini adalah laporan hasil kerja Problem Based Learning (PBL) skenario 1
pada blok profesionalitas yang fokus pada permasalahan yang diberikan dalam skenario
tersebut. Pada dasarnya, pokok permasalahan yang terdapat dalam skenario ini dan menjadi
pokok pembahasan laporan ini yaitu Rekam Medis
Dalam pembuatan laporan ini, ada banyak pihak yang telah membantu kami sehingga
laporan ini dapat selesai dengan baik oleh karena itu, atasnya kami mengucapkan terima
kasih. Secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada ixhfidfh yang telah menuntun
kami saat melakukan Problem Based Learning sebagai tutor, serta memberikan masukan
dalam penulisan laporan ini, terima kasih juga kami sampaikan kepada rekan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Angkatan 2018, serta pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu per satu yang telah memberikan kami support dalam penulisan laporan
ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta menambah
wawasan kepada pembaca yang berkaitan dengan pembahasan dalam laporan ini namun kami
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan maupun penyajian isi dari laporan ini sendiri. Oleh karena itu, kami memohon
kritik dan saran kepada pembaca sebagai masukan kepada kami untuk menjadi tolak ukur
kami pada penulisan laporan selanjutnya.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
2.1 Skenario .................................................................................................................................. 3
2.2 Klarifikasi Istilah ...................................................................................................................... 4
2.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................................ 4
2.4 Analisis Masalah ...................................................................................................................... 4
2.5 Lerning Object (LO) ................................................................................................................. 5
2.6 Pembahasan Pokok Masalah .................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 18
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan
melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangka pengembangan kesehatan secara
menyeluruhan terpadu yang didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional. Dengan
kesehatan orang dapat berpikir dengan baik dan maksimal. Oleh karena itu setiap
orang akan selalu berusaha dalam kondisi yang sehat. Upaya penyembuhan tidak akan
terwujud jika tidak didukung dengan pelayanan yang baik pula dari suatu sarana
pelayanan kesehatan, dan kriteria pelayanan kesehatan yang baik, tidak cukup
ditandai dengan terlibatnya banyak tenaga ahli atau yang hanya memungut biaya
murah, melainkan harus didasari dengan suatu sistem pelayanan medis yang baik pula
dari sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Salah satunya adalah dengan mencatat segala hal tentang riwayat penyakit
pasien, dimulai ketika pasien datang, hingga akhir tahap pengobatan di suatu sarana
pelayanan kesehatan. Dalam dunia kesehatan, catatan catatan tersebut dikenal dengan
istilah rekam medis. Dalam pelaksanaan pelayanan medis kepada pasien, informasi
yang memegang peranan yang sangat penting. Informasi tidak hanya penting bagi
pasien, tetapi juga bagi dokter agar dapat menyusun dan menyampaikan informasi
kedokteran yang benar kepada pasien demi kepentingan pasien itu sendiri. Peranan
informasi dalam hubungan pelayanan kesehatan mengandung arti bahwa pentingnya
peranan informasi harus dilihat dalam hubungannya dengan kewajiban pasien selaku
individu yang membutuhkan pertolongan untuk mengatasi keluhan mengenai
kesehatannya.
Informasi tentang penyakit pasien itu diberikan antara lain dengan
mengumpulkan catatan mengenai gangguan kesehatan yang pernah dialami oleh
pasien (rekam medis). Dari rekam medis itu, dokter dapat mengetahui catatan dan
dokumen. Catatan yang dimaksud merupakan uraian tentang identitas pasien,
diagnosis, pengobatan, sehingga ini dapat menentukan tahap pengobatan yang baik
serta akibat yang mungkin timbul untuk kemudian diinformasikan kepada pasien.
2
1.2 Tujuan
Setelah membaca laporan ini penulis dan pembaca diharapkan mampu untuk
memahami:
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Skenario
Keluarga Korban 'Suntik Mayat' Pertanyakan Rekam Medis
Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga pasien yang diduga disuntik setelah meninggal,
Supariyah (67), mempertanyakan berkas rekam medis kepada pihak RS Siti Khodijah
Sidoarjo, Jawa Timur. Keluarga mengaku sudah beberapa kali melayangkan surat
untuk meminta rekam medis Supariyah.
"Keluarga sudah berkirim surat sebanyak empat kali mulai tanggal 10 hingga 29
Januari 2018. Namun niatan baik dari ahli waris belum mendapat respon positif dari
pihak rumah sakit," kata kuasa hukum keluarga korban, Achemat Yunus, saat
dihubungi, Kamis (1/2).
Surat pertama dengan nomor E0001/KH-AY/SOM/I/2018 dikirim pada
tanggal 10 Januari 2018, berkaitan dengan permintaan pertemuan secara kekeluargaan
yang ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Siti Khodijah. Surat kedua dikirim pada
17 Januari, dan surat ketiga dikirim pada 22 Januari. Ahli waris, lanjutnya, telah
menerima surat balasan dari pihak Direktur RS tertanggal 19 Januari 2018 dengan
nomor : 01/IV.6.AU/I/2018. Isinya, permintaan agar korespondensi dilakukan dengan
pihak pengacara rumah sakit Masbukhin dan Partnership Law Firm.
"Begitu pun surat keempat, tanggapan atas surat sebelumnya," imbuh
Achemat.
Saat ini, pihaknya sudah melaporkan manajemen rumah sakit ke Polresta
Sidoarjo untuk mencari fakta hukum dan mendapatkan keadilan bagi keluarga korban.
Pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
"Kami juga akan melaporkan kejadian tersebut ke Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran dan Majelis Disiplin Etik Kedokteran di Pusat, Jakarta," ujarnya.
Diketahui, pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam medis menyebutkan soal keharusan
menjaga rekam medis. Namun, pasal 10 ayat (2) menyebut tentang sejumlah pihak
dan kondisi yang membuat data rekam medis itu bisa dibuka. Yakni, untuk
kepentingan pasien dan permintaan aparat penegak hukum.
Supariyah dikabarkan meninggal akibat serangan jantung pada 21 Desember.
Perawat diduga tetap menyuntik pasien meski Supariyah sudah meninggal dunia.
Kasus ini mencuat setelah beredarnya video yang menjadi viral yang berisi keluarga
4
pasien yang sedang memarahi seorang dokter dan perawat di RS Khodijah yang
diduga bertanggung jawab atas insiden penyuntikan tersebut.
Bagaimana prosedur yang harus ditempuh jika ingin meminta rekam medis?
Hipotesis: Mengirim surat kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan memberikan respon.
2. RS Khodijah tidak mau memberikan Rekam Medis tersebut kepada keluarga
Apa alasan pihak RS tidak memberikan rekam medis kepada keluarga?
Hipotesis: Alasan keluarga tidak memberikan rekam medis tersebut kepada
keluarga karena menjadi kewajiban dan tugas rumah sakit untuk menjaga
kerahasiaan.
Dalam hal apa saja rumah sakit (fasilitas pelayanan kesehatan) dapat
memberikan rekam medis?
Hipotesis: Permintaan aparat penegak hukum, lembaga yang berwenang untuk
mengawasi dan melaksanaan kode etik kedokteran
Bagaimana tanggung jawab rumah sakit terhadap rekam medis dari segi
kerahasiaan dan keamanan?
Hipotesis: Rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan wajib untuk menjaga,
merahasiakan kepada pihak yang tidak berwenang rekam medis setiap pasiennya.
3. Keluarga pasien telah melaporkan ke kepolisian dan Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran, dan video pada saat pihak keluarga memarahi pihak RS viral di
media sosial.
Bagaimana sifat kerahasiaan Rekam Medis saat keluarga sudah memberitakan
dimedia massa?
Hipotesis: Rekam medis sudah kehilangan kerahasiaan saat pasien/keluarga
memberitakan ke media massa ataupun media sosial.
Apakah RS/Dokter boleh membuka rekam medis saat dihadapan pihak penegak
hukum?
Hipotesis: RS dan Dokter bisa membuka rekam medis dihadapan penegak hukum
dan lembaga penegak etik profesi kedokteran sebagai bukti pembelaan.
Kerangka Berfikir
KETENTUAN
PUBLIKASI KERAHASIAAN
PASIEN
ISI LANDASAN
HUKUM
HAK MILIK
REKAM MEDIS
RS/DOKTER
PENGERTIAN
KEGUNAAN/
FUNGSI
7
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien (PERMENKES)
Kewajiban menulis rekam medis pada setiap pasien yang berobat pada instansi
kesehatan memiliki dasar hukum dan purundang-undangan yang sah dimata negara
yang di atur dalam beberapa peraturan perundangan-undangan seperti :
a. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran pasal (46) ayat (1) yang
berbunyi “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat rekam medis” (UNDANG-UNDANG).
b. Hal yang sama juga diatur dalam Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008/
Rekam Medis Pasal (5) ayat (1). Yang berbunyi “ Setiap dokter atau dokter gigi
dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis”
(PERMENKES)
9
e) Diagnosis
f) Rencana penatalaksanaan
g) Pengobatan dan/atau tindakan
h) Pelayanan lain yan telah diberikan kepada pasien
i) Untuk pasien gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
j) Persetujuan tindakan bila diperlukan (PERMENKES)
Pada ayat (2) dijelaskan bahwa rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan
satu hari sekurang-kurangnya memuat:
a) Identitas pasien
b) Tanggal dan waktu
c) Hasil anamnesis, mencangkup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit.
d) Hasil pemeriksaan dan penunjang medik
e) Diagnosis
f) Rencana penatalaksanaan
g) Pengobatan dan/atau tindakan
h) Persetujuan tindakan bila diperlukan
i) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
j) Ringkasan pulang (discharge summary)
k) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan
l) Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu
m) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan ondotogram klinik
(PERMENKES)
Rekam medis untuk pasien gawat darurat sesuai dengan ketentuan ayat (3) pasal (3)
sekurang-kurangnya memuat:
a) Identitas pasien
b) Tanggal dan waktu
c) Hasil anamnesis, mencangkup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit.
d) Hasil pemeriksaan dan penunjang medik
e) Diagnosis
f) Rencana penatalaksanaan
g) Pengobatan dan/atau tindakan
h) Persetujuan tindakan bila diperlukan
11
Untuk bisa memahami hal tersebut, maka harus mengerti dahulu arti kata
rekam medis yang dimaksud sesungguhnya. Untuk bisa memahami hal tersebut, maka
harus dimengerti dahulu arti kata isi yang dimaksudkan dalam Peraturan Kementrian
Kesehatan tersebut. Yang dimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
dimaksud “isi” adalah sesuatu yang ada, termuat, terkandung dan sebagainya di dalam
suatu inti atau bagian yang pokok dari sesuatu yang tertulis didalamnya dari suatu
buku,surat menyurat dan wejangan (pidato, pembicaraan, dan teks sebagainya). Berarti
yang dimaksud dengan isi rekam medis dalam Peraturan Kementrian Kesehatan diatas
adalah suatu pengertian isi rekam medis seperti yang sudah tertera pada pasal 12 ayat
4 yang tertulis “ Isi rekam medis yang sebagaimana tercantum dalam ayat (2) dalam
bentuk ringkasan”. Dengan demikian yang menjadi milik sah sarana kesehatan ialah
berkas rekam medis yang berisikan catatan dan dokumenm tentang identitas pasien,
pemerikisaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien
(PERMENKES No 269 tentang Rekam Medis Pasal 1 Ayat (1) Isi Rekam Medis) yang
dimana “berkas rekam medis itu merupakan milik sarana pelayanan kesehatan, yang
harus di simpan sekurang kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak
tanggal terakhir pasien tersebut(PERMENKES No 269 tentang Rekam Medis Pasal
10). Dan yang menjadi milik pasien adalah isi rekam medisnya, dan jika pasien atau
keluarga yang diberi kuasa menanyakan berkas rekam medis maka sesuai peraturan
perundang undangan di atas yang dapat diberikan sarana pelayanan kesehatan adalah
isi rekam medis yang isinya berupa ringkasan, penjelasan rekam medis pasien tersebut,
bukan salinan atau copyan asli berkasnya.
Begitupun yang berhak menerima dan mendapatkan isi rekam medis ialah
orang-orang yang sudah di atur dalam Permenkes No 269 tahun 2008 pasal 12 ayat (4)
1. Pasien
2. Keluarga pasien
3. Orang yang diberi kuasa oleh pasien
4. Orang yang mendapat persetujuan tertulis dari pasien atau keluarga pasien
Untuk mengetahui siapa saja anggota keluarga yang dimaksud tersebut kita dapat
mengacu pada PERMENKES No. 36 Tahun 2012 Pasal (1) ayat (6) “Keluarga
terdekat adalah suami atau istri, ayah dan atau ibu kandung, wali, anak-anak yang
telah dewasa, atau saudara-saudara kandung yang telah dewasa” (PERMENKES)
Pemberian informasi medis pasien kepada pihak lain adalah sama saja dengan
membuka rahasia kedokteran, pemberitahuan informasi untuk kepentingan kesehatan
hanya boleh dilakukan orang orang tertentu seperti yang sudah diatur dalam
13
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;
1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
2. Rekam medis pada umumnya digunakan sebagai; (1). Dasar pengobatan
pasien; (2). Peningkatan kualitas pelayanan; (3). Pendidikan dan
penelitian; (4). Pembiayaan; (5). Statistik Kesehatan; (6). Pembuktian
masalah hukum, Disiplin dan Etik.
3. Isi rekam medis, tergantung pada jenis pelayanan, tindakan medis yang
diberikan tetapi pada umumnya rekam medis memuat, identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan lain yang telah diberikan.
4. Pada dasarnya Rekam Medis bersifat rahasia, tetapi dapat dibuka pada
kondisi tertentu, seperti; (1). Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
pasien; (2). Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran
dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran
gigi; (3). Keperluan pendidikan dan penelitian (4). Dasar pembayar biaya
pelayanan kesehatan; (6). Data statistik kesehatan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, E. Y. (2015, April). Kedudukan Rekam Medis dalam Pembuktian Perkara Malpraktek
dibidang Kedokteran. Lex Crimen , 2.
Peraturan Pemerintah. (n.d.). No. 10 Tahun 1966 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.