Anda di halaman 1dari 3

Faktor Resiko Karsinoma Sel Skuamousa Kulit

Pengetahuan tentang faktor risiko karsinoma sel skuamosa kulit menjadi


penting untuk pencegahan penyakit dan penanganan klinis. Dengan demikian,
pasien yang memiliki risiko tinggi dapat teridentifikasi sedini mungkin.1
Banyak faktor risiko yang berperan diantaranya faktor lingkungan (radiasi
ultraviolet, radiasi ion, dan bahan kimia seperti hidrokarbon arsenik dan
polyaromatik) dan faktor host (kerentanan genetik, usia, jenis kelamin, adanya lesi
prekursor, dan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya)2
1. Radiasi UV
Faktor utama yang mempengaruhi abnormalitas sel kulit yang kemudian
berevolusi menjadi KSS adalah radiasi UV, khususnya paparan sinar
matahari, yang saat ini berperan dalam peningkatan angka kejadian kanker
kulit pada orang muda. Hal ini menjadi alasan KSS biasanya muncul di
daerah wajah dan leher yang sering terkena sinar matahari.3 Risiko
karsinoma sel skuamosa dikaitkan dengan kumulatif dari paparan sinar
matahari selama masa hidup. Berdasarkan data penelitian Savoye et al
menunjukkan bahwa penggunaan tabir surya memberikan efek
perlindungan terhadap risiko KSS. Penggunaan tabir surya dapat
mengurangi durasi paparan sinar matahari yang lama karena menunda
terjadinya sengatan matahari.4
2. Bahan Kimia Karsinogenik
Paparan bahan kimia karsinogenik merupakan faktor lain yang
meningkatkan risiko terjadinya KSS. Salah satu bahan utama yang
memiliki kaitan kuat dengan karsinogenesis kulit adalah arsenik dan
poliaromatik hidrokarbon.3 Emisi gas mobil, aspal olahan, pembakaran
batubara, daging panggang, dan asap tembakau juga berkontribusi secara
substansial terhadap paparan PAH(poliaromatik hidrokarbon).
Selanjutnya, berbagai kosmetik dan shampo dibuat dari bahan tar batubara
yang juga mengandung PAH. Semakin tinggi konsentrasi PAH
menunjukkan peningkatan risiko kejadian KSS lebih dari 50%.5

1
3. Alkohol
Terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan dosis konsumsi
alkohol dan risiko kejadian KSS. sekitar 2-3% dari KSS diakibatkan
konsumsi alkohol 20 gram atau lebih per hari. Konsumsi alkohol dapat
meningkatkan risiko kanker kulit melalui efek imunosupresifnya.
Mekanisme imunosupresif sangat relevan untuk KSS karena penekanan
sistem kekebalan tubuh meningkatkan risiko KSS hingga 250 kali lipat.6
4. Kondisi Medis Tertentu
Pasien yang mendapat terapi imunosupresi dan / atau penerima
transplantasi organ meningkatkan risiko kejadian SCC secara signifikan.
Terdapat peningkatan 65 sampai 250 kali lipat kejadian karsinoma sel
skuamosa pada pasien ini.7
5. Usia dan Jenis Kelamin
Faktor risiko KSS meningkat seiring bertambahnya usia yang biasanya
terlihat pada usia yang lebih tua (> 40 tahun) dan pada jenis kelamin pria
(pria> wanita).8
6. Luka kronis
Riwayat luka kronis dan luka bakar merupakan faktor risiko lain untuk
kejadian KSS.8

1.Wu S, Cho E, Li W.Q, Weinstock M.A, Han J, Qureshi A.A. History


of Severe Sunburn and Risk of Skin Cancer Among Women and Men in 2
Prospective Cohort Studies. American Journal of Epidemiology. 2016 ;
183(9) : 824-833

2
2. AlSalman S.A, Alkaff T.M, Alzaid T,Binamerd Y. Nonmelanoma skin
cancer in Saudi Arabia: single center experience. Ann Saudi Med.2018;
38(1): 522-525
3. Voiculescu V, Calenic B, Ghita M, Lupu M. Review Article: From
Normal Skin to Squamous Cell Carcinoma: A Quest for Novel
Biomarkers. Disease Markers. 2016 : 1-14
4. Savoye I, Olsen C.M, Whiteman D.C. Patterns of Ultraviolet Radiation
Exposure and Skin Cancer Risk: the E3N-SunExp Study. J Epidemiol.
2018;28(1):27-33
5. Lewis J.M, Bürgler C.D. Mechanisms of Chemical Cooperative
Carcinogenesis by Epidermal Langerhans Cells. J Invest Dermatol. 2015 ;
135(5): 1405–1414
6.Siiskonen S, Han J. Alcohol intake is associated with increased risk of
squamous cell carcinoma of the skin: three US prospective cohort studies.
Nutr Cancer. 2016 ; 68(4): 545–553
7. Vajdi T, Eilers R, Jiang S.I. Clinical Characteristics of Non-Melanoma
Skin Cancers Recurring within 5 years after Mohs Micrographic Surgery:
Single Institution Retrospective Chart Review. J Clin Investig Dermatol.
2017 January ; 5(1): 1-8
8. Sari E. Non-metastatic Non-melanoma Skin Cancers: Our 3 Years of
Clinical Experiences. www.wjps.ir. 2017;6(3):305-312

Anda mungkin juga menyukai