PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam penulidsan makalah ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perpindahan panas
konduksi.
b. Untuk mengetahi bagaimana proses perpindahan panas konduksi pada plat
datar dan plat komposit.
c. Untuk mengetahui bagaimana analisis perhitungan perpindahan panas
konduksi pada plat datar dan plat komposit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Marmar 2,08-2,94 1,2-1,7
Batu pasir 1,83 1,06
Kaca, jendela 0,78 0,45
Kayu maple atau ek 0,17 0,096
Serbuk gergaji 0,059 0,034
Wol kaca 0,038 0,022
Air-raksa 8,21 4,74
Air 0,556 0,327
Amonia 0,540 0,312
Minyak lumas, SAE 50 0,147 0,085
Freon 12, 22FCCI 0,073 0,042
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air ( jenuh ) 0,0206 0,0119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
Konduktivitas termal merupakan suatu besaran intensif bahan yang
menunjukkan kemampuan untuk menghantarkan panas. Konduktivitas
termal adalah suatu fenomena transport dimana perbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke
daerah yang sama pada temperatur yang lebih rendah.Konduktivitas termal
dari material adalah laju perpindahan panas dengan konduksi per satuan
panjang per derajat Celcius. Hal ini dinyatakan dalam satuan
W/m°C.Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua,
yaitu:
4
2.3 Konduksi pada Dinding Datar Kondisi Steady State – Satu Dimensi
2.3.1 Bidang atau Dinding Datar Geometris
Pada gambar 2.3.1, dimana energi kalor mengalir melalui dinding datar
pada arah x. Sementara itu, diasumsikan bidang datar adalah dalam kondisi tunak
(steady state) dan satu dimensi, maka untuk menentukan laju aliran perpindahan
panas konduksi dapat dilakukan sebagai berikut:
∫ 𝑑 2 𝑇 = ∫ 0𝑑𝑥 2 → 𝑑𝑇 = 𝐶1 𝑑𝑥
𝑑𝑇
atau : 𝑑𝑥 = 𝐶1 (2.2)
Integrasi kedua
∫ 𝑑𝑇 = 𝐶1 ∫ 𝑑𝑥 → 𝑇 = 𝐶1𝑥 + 𝐶2 (2.3)
5
Jika x = 0 ; maka T = T1, sehingga
𝑇1 = 𝐶1 𝑥 0 + 𝐶2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶2 = 𝑇1 (2.4)
atau
𝑇1 − 𝑇2
𝑞𝑥 = 𝑘 𝑑𝐴 ( ) (2.8)
𝐿
6
A. Laju perpindahan panas konduksi dengan mengabaikan pengaruh
perpindahan panas konveksi
Berdasarkan Hukum Fourier :
𝑑𝑇
𝑞𝑥 = −𝑘 𝑑𝐴 (2.10)
𝑑𝑥
𝑘1 𝐴1 𝑘2 𝐴2 𝑘3 𝐴3
𝑞𝑥 = − (𝑇2 − 𝑇1 ) = − (𝑇3 − 𝑇2 ) = − (𝑇4 − 𝑇3 ) (2.11)
𝑥1 𝑥2 𝑥3
1
kalikan persamaan diatas dengan 𝑥⁄ , maka :
𝑘𝐴
−(𝑇2 −𝑇1 ) − (𝑇3 −𝑇2 ) − (𝑇4 −𝑇3 )
𝑞𝑥 = 𝑥1 = 𝑥2 = 𝑥3 (2.12)
𝑘1 𝐴1 𝑘2 𝐴2 𝑘3 𝐴3
7
dimana 𝐿⁄𝑘𝐴 adalah tahanan thermal yang dinotasikan sebagai (R), maka
persamaan (2.13) dapat ditulis:
𝑇1 −𝑇4 𝑇1 −𝑇4
𝑞𝑥 = atau 𝑞𝑥 = (2.14)
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
dimana
1 1 1
= +
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅1 𝑅2
atau
𝑅1 𝑥 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝑅1 + 𝑅2
maka persamaan (2.21) dapat ditulis:
8
𝑇1 − 𝑇2
𝑞1 =
𝑅1 𝑥 𝑅2
𝑅1 + 𝑅2
dimana:
𝐿 𝐿
𝑅1 = dan 𝑅2 =
𝑘1 𝑥 𝐴1 𝑘2 𝑥 𝐴2
dari persamaan :
∆𝑇 𝑇1 − 𝑇∞
𝑞= = (2.23)
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
dimana:
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 + 𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 + 𝑅𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑠𝑖
atau
𝑅1 𝑥 𝑅2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = + 𝑅3 + 𝑅𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑠𝑖
𝑅1 +𝑅2
9
BAB III
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. A furnace wall consist three materials in series. 32% chrome brick, magnesite
brick and low grade refractory brick (k=0,5). The magnesite brick cannot
withstand a face temperature above 1500 and the low grade brick cannot exceed
600 ˚F. What thickness of the wall will give a heat loss not in excess 1500 Btu/hr
ft2 when the extreme face temperature are 2500 and 200 ˚F, respectively
Dik : T1 = 2500 ˚F
T2 = 200 ˚F
Kc = 0.5 Btu/hr.ft2 ˚F/ft2
Q/A = 1500 Btu/hr ft2
Penyelesaian :
(2500 + 800)˚F 2700 ˚F
T2 = = = 1350 ˚F
2 2
(1350 + 200)˚F 1550 ˚F
T3 = = = 775 ˚F
2 2
Maka
(2500 + 1350)˚F 3850 ˚F
TKa = = = 1925 ˚F
2 2
(1350 + 775)˚F 2125 ˚F
TKb = = = 1062,5 ˚F
2 2
(775 + 200)˚F 975 ˚F
TKc = = = 487,5 ˚F
2 2
Memakai rumus ekstrapolasi
𝑥−𝑥
y= y+( ) (y2 − 𝑦1 )
𝑥−𝑥
Btu 1925 − 1202 Btu
Ka = 0,85 + ( ) (1,0 − 0,85)
hr. ft 2 ˚F/ft 2399 − 1202 hr. ft 2 ˚F/ft
Btu
Ka = 0,9406
hr. ft 2 ˚F/ft
10
Btu 1062,5 − 399 Btu
Kb = 2,2 + ( ) (1,6 − 2,2)
hr. ft 2 ˚F/ft 1202 − 399 hr. ft 2 ˚F/ft
Btu
Ka = 1,7042
hr. ft 2 ˚F/ft
Maka
Q ∆T
=
A ∆x/k
Maka
Btu (2500 − 1925)℉
1500 =
hr. ft 2 Xa/0,9406 Btu
hr. ft 2 ˚F/ft
Btu
575℉ × 0,9406
hr. ft 2 ˚F/ft
Xa =
Btu
1500
hr. ft 2
Xa = 0,3606 ft
11
12 in
Xb = 0,9799 ft × = 11,7588 in
1 ft
12 in
Xc = 0,2875 ft × = 3,45 in
1 ft
2. Sebuah jendela kaca ganda, seperti gambar, memiliki tinggi 1,2 m, lebar 2 m,
tebal 3 mm, dan koefisien konduktivitas thermalnya (k) 0,78 W/m. ˚C dipisahkan
dengan ruang udara stagnant dengan jarak 12 mm dan k = 0,026 W/m.˚C.
Tentukanlah laju perpindahan panas dalam keadaan steady melalui jendela kaca
ganda tersebut dan temperatur permukaan sisi dalamny dimana temperatur ruang
dijaga pada 24 ˚C sementara temperatur lingkungan luar adalah -5 ˚C. Gunakan
koefisien konveksi untuk sisi dalam dan luar jendela adalah h1 = 10 W/m2. oC
dan h2 = 25 W/m2.˚C dan abaikan perpindahan panas radiasi yang mungkin
terjadi.
12
Diketahui : seperti soal dan gambar.
Ditanya : laju perpindahan panas pada jendela kaca
Diasumsikan : Jendela kaca dalam kondisi steady state dan satu dimensi,
konduktivitas thermal kaca dan udara adalah konstan dan perpindahan panas
radiasi adalah diabaikan.
Penyelesaian:
Berdasarkan gambar dan analogi tahanan thermal sistem, maka dari persamaan:
∆T ∆T
q= =
R total R1 + R 2 + R 3 + R 4
atau
T∞1 − T∞ 2
q=
1 L L L 1
+ + + +
h1 A k kaca 𝐴 k kaca 𝐴 k kaca 𝐴 ℎ0 𝐴
Dimana A adalah luas penampang jendela
A = (1,2 × 2)m = 2,4 m2
Maka
1m
Ri = = 0,04167 ℃/W
10W/m2 . ℃ × 2,4 m2
0,003 m
R1 = = 0,00160 ℃/W
0,78W/m2 . ℃ × 2,4 m2
0,012 m
R2 = = 0,19231 ℃/W
0,026W/m2 . ℃ × 2,4 m2
R 3 = R1 = 0,00160 ℃/W
1m
R0 = = 0,01667 ℃/W
25W/m2 . ℃ × 2,4 m2
Sehingga
R total = (0,04167 + 0,00160 + 0,19231 + 0,01667)℃/W = 0,25385℃/W
Oleh karena itu,
Laju perpindahan panas konduksi pada jendela kaca:
[24 − (−5)]℃
𝑄= = 114,24069 W
0,25385 ℃/W
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda temperatur antara daerah-daerah
tersebut. Ada tiga macam mekanisme perpindahan panas yang dapat terjadi, yaitu
perpindahan panas secara konduksi, radiasi dan konveksi.
Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan panas jika panas
mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah,
dengan media penghantar panas tetap. Konduksi pada suatu bahan dipengaruhi
oleh nilai konduktivitas termal bahan, luas bahan, dan temperatur. Besarnya nilai
perpindahan panas konduksi pada suatu bahan dirumuskan dalam persamaan pada
Hukum Fourirer sebagai berikut:
𝑑𝑇
𝑞𝑥 = −𝑘 𝑑𝐴
𝑑𝑥
Konduksi dapat terjadi pada benda padat,cair, maupun gas. Pada benda padat,
konduksi dapat terjadi pada plat datar, plat komposit,dll.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kern, D.Q., “Process Heat Transfer”, International Student Edition, McGraw Hill
Kogakusha, Ltd., New York.
Perpindahan%20panas/jbptppolban-gdl-drirharyad-3876-1-perpinda-s.pdf
15