Anda di halaman 1dari 3

Kualitas perangkat lunak (software quality) adalah tema kajian dan penelitian turun temurun

dalam sejarah ilmu rekayasa perangkat lunak (software engineering). Kajian dimulai dari apa
yang akan diukur (apakah proses atau produk), apakah memang perangkat lunak bisa diukur,
sudut pandang pengukur dan bagaimana menentukan parameter pengukuran kualitas perangkat
lunak. Bagaimanapun juga mengukur kualitas perangkat lunak memang bukan pekerjaan mudah.
Ketika seseorang memberi nilai sangat baik terhadap sebuah perangkat lunak, orang lain belum
tentu mengatakan hal yang sama. Sudut pandang seseorang tersebut mungkin berorientasi ke satu
sisi masalah (misalnya tentang reliabilitas dan efisiensi perangkat lunak), sedangkan orang lain
yang menyatakan bahwa perangkat lunak itu buruk menggunakan sudut pandang yang lain lagi
(usabilitas dan aspek desain)

.Apa yang diukur?


Pertanyaan pertama yang muncul ketika membahas pengukuran kualitas perangkat lunak,

adalah apa yang sebenarnya mau kita ukur. Kualitas perangkat lunak dapat dilihat dari sudut

pandang proses pengembangan perangkat lunak (process) dan hasil produk yang dihasilkan

(product). Dan penilaian ini tentu berorientasi akhir ke bagaimana suatu perangkat lunak dapat

dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Dari sudut pandang produk,

pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Parameter dan metode pengukuran menurut Kelvin dalam Wahono (2006),


Dalam ISO 9126 menetapkan 6 karakteristik kualitas yaitu :

1. Functionality: Kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan
kebutuhan user.
2. Reliability: Kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level performansi.
3. Usability: Kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak.
4. Efficiency: Kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang digunakan ketika
perangkat lunak dijalankan.
5. Maintainanility: Kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan perangkat lunak.
6. Portability: Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat lunak yang dikirim ke
lingkungan berbeda.

Dalam contoh penerapan praktik QA pada perusahaan, disini saya mengambil studi kasus
Minuman Sari Buah. Berikut analisa tugas dari masing-masing manajemen dalam praktik
penerapan QA pada perusahaan tersebut:

1. Perencanaan penerapan prosedur QA dalam perusahaan Minuman Sari Buah, terdiri dari :

 Pembentukan struktur organisasi dan penetapan karyawan dari kegiatan Quality Assurance di
dalam perusahaan.
 Penetapan standar-standar mutu yang meliputi aspek bahan baku, bahan pengemas, peralatan lini
produksi dan produk akhir.
 Penyimpanan, penanganan selama distribusi, dan lain-lain.
 Laboratorium dan metode-metode untuk analisis dan pengujian parameter mutu yang meliputi
metode-metode organoleptik, fisik, kimia dan mikrobiologi[1].
 Penentuan batas maksimum dan minimum untuk setiap parameter mutu serta sistem pencatatan
dan pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai