Anda di halaman 1dari 8

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjaun Teori


1.1.1 Pengertian
Perubahan kenyamanan yaitu keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu
rangsangan yang berbahaya (Capernito, 2004).
Nyeri merupakan kondisi berupa parasaan tidak menyanangkan
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala dan tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat,
2009).

1.1.2 Etiologi
1. Fisik
Lingkungan
1. Panas,/dingin (thermal),
2. Kimiawi (chemical),
3. Mekanik (mechanical),
4. Listrik.
Trauma
1. Pembedahan,
2. Penekanan pada daerah tertentu jaringan tubuh.
Penyakit
1. Tumor,
2. Penimbunan cairan dalam rongga tubuh,
3. Penyakit infeksi.
2. Psikologi
1. Ketegangan / stress,
2. Reaksi emosional.
1.1.3 Fisiologi

1. Nosisepsi
Reseptor yang bertugas merambatkan sensasi nyeri disebut
nosiseptor. Nosiseptor merupakan ujung-ujung saraf perifer yang
bebas dan tidak bermielin / sedikit bermielin. Reseptor nyeri dapat

1
dirangsang oleh stimulus mekanis, suhu, kimiawi. Sedangkan proses
fisiologi terkait nyeri disebut Nosisepsi.
Proses tersebut terdiri atas empat fase, yaitu :
a. Transduksi → Pada fase ini, stimulus / rangsangan yang
membahayakan ( misal : bahan kimia, suhu, listrik / mekanik )
memicu pelepasan mediator biokimia( misal : prostaglandin,
bradikinin, histamine, substansi P ) yang mensensitisasi nosiseptor.
b. Transmisi → Fase ini terdiri dari 3 bagian . Pertama, nyari
merambat dari serabut saraf perifer ke medula spinalis. Kedua,
adalah transmisi nyeri dari medula spinalis menuju batang otak dan
talamus melalui jaras spinotalamikus. Ketiga, sinyal tersebut
diteruskan ke korteks sensorik somatik – tempt nyeri
dipersepsikan.
c. Persepsi → Pada fase ini, individu mulai menyadari adnya nyeri.
d. Medulasi → Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal – sinyal
kembali ke medula spinalis.
2. Teori Gate Control
Melzack dan Well ( 1965 ) menjelaskan bahwa substansi
gelatinosa ( SG ) pada medula spinalis bekerja layaknya pintu gerbang
yang memungkinkan / menghalangi masuknya impuls nyeri menuju
otak.

1.1.4 Klasifikasi
1. Jenis Nyeri
1) Nyeri Perifer, ada 3 macam :
a. Nyeri Superfisial : rasa nyeri yang muncul akibat rangsangan
pada kulit dan mukosa
b. Nyeri Viseral : rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada
reseptor nyeri di rongga abdomen, kranium, dan toraks.
c. Nyeri Alih : nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
dari jaringan penyebab nyeri.
2) Nyeri Sentral : nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula
spinalis batang otak, dan talamus.
3) Nyeri Psikogenik : Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisik.
Seringkali, nyeri ini muncul karena faktor psikologis, bukan
fisiologis.
2. Bentuk Nyeri

2
Terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.
1) Nyeri Akut. Nyeri ini berlangsung tidak lebh dari 6 bulan. Awitan
gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri
sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dgn peningkatan tegangan oto
dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2) Nyeri Kronis. Nyeri ini berlangsung lebih dari 6 bulan. Sumber
nyeri bisa diketahui / tidak. Pengindraan nyeri menjadi lebih dalam
sehingga penderita sukar untuk menunjukkan lokasinya. Dampak
dari nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan
sering mengalami insomnia. Akibatnya, menjadi kurang perhatian,
sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan keluarga.

1.1.5 Manifestasi Klinis


1. Takanan darah meningkat.
2. Nadi meningkat.
3. Pernapasan meningkat.
4. Raut wajah kesakitan.
5. Menangis, merintih.

1.1.6 Penatalaksanaan
1. Mengobservasi tanda-tanda vital.
2. Mengobservasi skala nyeri.
3. Memberi pasien posisi yang nyama untuk mengurangi nyeri.
4. Memberi obat analgesik.
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
Didalam pengkajian terdapat dua cara yaitu anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
1.2.1.1 Anamnesa
1. Keluhan Utama
Satu keluhan yang menjadi masalah utama ( aktual )
P: Provokatif atau Paliatif ( Provokatif apa saja yang memperberat
keluhan, paliatif apa saja yang dapat mengurangi keluhan )
apakah yang menyebabkan gejala terjadinya nyeri.
Q: Qualitas:Bagaimana gejala dirasakan / sejauh mana anda merakan
sekarang.

3
R: Region / area : dimana gejala terasa? Apakah menyebar, area
dimana gejala di rasakan.
S: Skala keparahan : seberapakah keparahan yang dirasakan
T: Timing / waktu : kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala
terasa apakah tiba-tiba atau bertahap, seberapa lama gejala yang
di rasakan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kronologi mencakup awitan/mulai timbulnya masalah dan
semua pengobatan, gejala yang timbul saat itu yang di tulis letak,
kwalitas, kwantitas, waktu, situasi, faktor-faktor yang memperberat
atau yang mengurangi, manifestasi/faktor pencetus yang
berhubungan nyeri dalam infeksi saluran kencing.
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa
khususnya yang ada kaitannya dengan penyakit sekarang.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Buat Genogram ( 3 Generasi ), riwayat penyakit keluarga
antara lain : DM, stroke, TBC, Hipertensi.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat
termasuk keluarga yang terkait dengan penyakitnya serta spiritual
menggambarkan keyakinan beragama pandangan / nilai dari
kepercayaan.
6. Pola Aktivitas sehari-hari
1).Nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit.
2).Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi usus dan kandung kemih.
3).Aktivitas / Latihan
Menggambarkan pola latihan dan aktivitas.
4).Istirahat Tidur
Menggambarkan pola tidur, istirahat.
5).Sexualitas / Reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau di
rasakan dengan seksualitas.
7. Keadaan / Penampilan / Keadaan Umum Pasien

4
Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus,
gemuk, personal hygiene, gaya hidup, ekspresi wajah, tanda-tanda
distress, keadaan umum.
8. Tanda-Tanda Vital
Diambil saat melakukan pengkajian yang meliputi suhu tubuh,
denyut nadi, tekanan darah, nafas, tinggi badan dan berat badan.
1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala
Inspeksi : Memperhatikan ada tidaknya lesi, warna dan distribusi
rambut.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya pembengkakan ataupun nyeri
tekan.
2. Mata
Inspeksi : Bentuk kelopak mata, konjungtiva, kesimetrisan mata.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan.
3. Telinga
Inspeksi : Kesimetrisan telinga, keadaan terhadap ukuran, bentuk,
warna, lesi/adanya masa, serumen dan pendarahan
Palpasi : Untuk mengetahui adanya peradangan pada telinga
4. Hidung
Inspeksi : Kesimetrisan Lubang Hidung, bentuk / tulang hidung
Palpasi : Perhatian terhadap adanya nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : Mengamati bibir, gigi dan lidah
6. Leher
Inspeksi : Bentuk leher, adanya pembengkakan
Palpasi : Palpasi kelenjar thyroid
7. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku
Inspeksi : Warna kulit, keadaan kulit
Palpasi : Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan benjolan
8. Pemeriksaan Payudara dan ketiak ( bila di perlukan ).
Inspeksi : Ukuran, bentuk, kesimetrisan payudara, adanya lesi,
odema, benjolan, adanya pembesaran kelenjar lymfe di
ketiak, adanya tanda-tanda kemerahan.
9. Pemeriksaan Thorak / Dada
Inspeksi Thorak : Postur, bentuk,kesimetrisan ekspansi, sekaligus

5
perlu diamati kemungkinan adanya kelainan tulang belakang seperti
kyposisi, lordosis, scoliosis, gerakan dada saat bernafas.
Palpasi thorak : ada nyeri tekan atau tidak.
10. Paru
Inspeksi : pergerakan dada saat inperasi dan ekspirasi seimetris atau
tidak.
Palpasi : Untuk mengkaji keadaan dinding dada, Taktil Fremitus
simetris atau tidak.
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : Untuk mengkaji kondisi paru-paru dan rongga plura,
misalnya adanya suara tambahan : ronchi kering /
ronchi basah.
11. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Tampak / tidak tampak ictus kordis
Palpasi : Teraba ictus kordis di daerah mana
Perkusi : Pekak
Aukultasi : Irama regular atau irregular, S1=lub , S2=dub
12. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk / adanya ketidak simetrisan, ada jejas / tidak,
adanya bekas operasi atau tidak.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya massa / nyeri tekan
Perkusi : Thympani
Auskultasi : Diafragma stetoskope dengan tekanan ringan pada
setiap kuadran terdengar bising usus ( normal 8-
12x/menit )
13. Pemeriksaan Genetalia dan anus
Inspeksi : kebersihan.apakah ada inflamasi
14. Anus
Inspeksi : Apakah ada lesi, hemoroid, massa dan kelainan-kelainan
lain
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan atau tidak
15. Pemeriksaan muskuloskeletal :
Inspeksi : Amati persendian, kaji rentang gerak sendi masing-masing
anggota gerak (ROM), derajat kekuatan otot dengan skala
0-5
Cara penilaian :
Skala 0 : paralisis total

6
Skala 1 : tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
Skala 2 : gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan sokongan
Skala 3 : gerakan normal penuh melawan gravitasi
Skala 4 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit
penahanan
Skala 5 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
Palpasi : Ada tidaknya nyeri tekan pada persendian
16. Pemeriksaan Neurologi :Pemeriksaan GCS untuk mengetahui tingkat
kesadaran, reaksi pupil dan reflek patella
17. Pemeriksaan Status Mental : Orientasi orang, tempat dan waktu
18. Pemeriksaan Penunjang Medis : Misalnya foto dada, pemeriksaan
darah
19. Pelakasanaan/Terapi : Misalnya tirah baring lama, harus diet apa.
20. Harapan klien / keluarga sehubungan dengan penyakitnya :
Kesanggupan klien / keluarga dalam penanganan lanjutan / follow up
tentang penyakitnya.

1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan


1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan iritasi mukosa lambung.
Batasan Karakteristik
Mayor (harus terdapat)
1. Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan.
Minor (mungkin terdapat)
1. Nadi,nafas meningkat
2. Raut wajah kesakitan,menangis, dan merintih.
Tujuan
1. Pasien tampak segar dan rileks
2. Tidak ada nyeri
Kriteria Hasil
1. Nyeri berkurang / hilang.
2. Tidak menyeringai kesakitan
Intervensi dan Rasional
1. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional: Untuk mengetahuin perkembangan pasien
2. Observasi dan ukur skala nyeri pasien.

7
Rasional: Untuk mengetahui derajat skala nyeri pasien.
3. Ajarkan tehnik nafas dalam.
Rasional: Dengan tahnik nafas dalam berguna untuk mengalihkan
perhatian .
4. Rawat luka pasien dengantehnik steril.
Rasional: Agar luka pasien terhindar dari infeksi dan untuk
mengurangi rasa nyeri.
5. Berikan Posisi pasien yang nyaman.
Rasional: Dengan pemberian posisi yang nyaman diharapkan dapat
mengurangi nyeri.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu diet DM.
Rasional: Untuk menstabilkan kadar gula dalam darah.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat.
Rasional : Dapat membantu proses penyembuhan pasien.

1.2.3 Evaluasi
1. Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, di antaranya
hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri, adanya
respons fisiologi yang baik, dan pasien mampu melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
2. Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai
dari adanya kemampuan dalam memenuhi : Jumlah tidur, apakah
sesuai dengan kebutuhan, faktor-faktor yang mencegah gangguan
tidur, teknik – teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi
gangguan tidur, mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat
dan tidur sesuai dengan status kesehatan pasien,

Anda mungkin juga menyukai