Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
Seorang guru atau pengasuh di sebuah asrama harus mampu mengelola
proses pembelajaran sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Dengan demikian dimungkinkan untuk mengidentifikasi empat fungsi umum yang
merupakan ciri pekerjaan seorang guru atau pengasuh sebagai manajer adalah :
1. Merencanakan. Ini adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun
tujuan belajar.
2. Mengorganisasikan. Ini adalah pekerjaan seorang guru untuk
mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga
dapat mewujudkan tujuan pembelajaran dengan cara yang paling
efektif dan efisien.
3. Memimpin. Ini adalah pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan,
mendorong dan menstimulasikan siswanya, sehingga mereka
akan siap untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Guru dan pengasuh dalam sebuah asrama juga bisa menjadi harapan dalam
memberikan motivasi dalam membina kepribadian siswa, kalau di asrama, maka
pengurus asrama harus mempunyai sebuah program untuk mengembangkan
kepribadian siswa melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah, seperti latihan
ibadah perorangan dan jamaah, ibadah yang dimaksud di sini meliputi aktivitas-
aktivitas yang mencakup dalam rukun Islam selain membaca dua kalimat
syahadat, yaitu shalat, puasa, zakat, haji ditambah bentuk-bentuk ibadah lainnya
yang bersifat sunnah.
Kepribadian mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku,
kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal
kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan.
Ketika mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan
kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian.
Pembinaan kepribadian di asrama harus dilakukan secara teratur dan
terarah agar siswa dapat mengembangkan dan mempraktekannya dalam

1
2

kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan itu tentu tidak terlepas dari
beberapa faktor penunjang yang tersedia dan terlaksana dengan baik, seperti
tenaga pengajar yang baik serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
proses dari pembinaan kepribadian secara keseluruhan.
Program pembelajaran merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, karena pendidikan itu merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan pengembangan potensi peserta didik. Untuk itu
pendidikan yang berkualitas merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan
penyempurnaan sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab II, pasal 3 sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal
yang tersebar di Indonesia. Dimana pondok pesantren lahir ditengah-tengah
masyarakat. Setiap pondok pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda
tergantung dari bagaimana tipe reader shipnya dan metode seperti apa yang
diterapkan dalam pembelajarannya. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak
sedikit pesantren yang mencoba menyesuaikan dan bersedia menerima akan suatu
perubahan, namun tidak sedikit pula pesantren yang memiliki sikap untuk
menutup diri dari segala perubahan-perubahan dan pengaruh perkembangan
zaman dan cenderung mempertahankan apa yang menjadi keyakinan. Untuk itu
disini akan mencoba menelaah seperti apa ciri-ciri pesantren yang bersikap
dinamis dan dilihat dari segi apa saja pesantren tersebut dikatakan sebagai
pesantren yang bersikap dinamis. Agar kita dapat melihat dan menyimpulkan
sendiri apakah pesantren yang dimaksud bersikap dinamis ataukah statis.
3

Dalam hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist Nabi Muhammad SAW,
yaitu :
‫ي قَا َل‬ ُّ ‫ار‬
ِ ‫ص‬ َ ‫س ِعي ٍد ْال َ ْن‬ َ ‫ان قَا َل َحدَّثَنَا َيحْ يَى ب ُْن‬ُ َ‫س ْفي‬ ُ ‫الز َبي ِْر قَا َل َحدَّثَنَا‬ُّ ‫َّللاِ ب ُْن‬
َّ ُ‫ع ْبد‬َ ‫ي‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا ْال ُح َم ْي ِد‬
ُ ُ‫س ِم ْعت‬
َ‫ع َم َر بْن‬ َ ‫ي يَقُو ُل‬ ٍ َّ‫ع ْلقَ َمةَ بْنَ َوق‬
َّ ‫اص اللَّ ْي ِث‬ َ ‫س ِم َع‬َ ُ‫ي أَنَّه‬ َ ‫أ َ ْخ َب َر ِني ُم َح َّمدُ ب ُْن ِإب َْراه‬
ُّ ‫ِيم التَّي ِْم‬
‫سلَّ َم َيقُو ُل ِإنَّ َما‬
َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫علَى ْال ِم ْن َب ِر قَا َل‬ َ ُ‫ع ْنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ب َر‬ َّ ‫ْالخ‬
ِ ‫َطا‬
ٍ‫ُصيبُ َها أ َ ْو ِإلَى ْام َرأَة‬
ِ ‫َت هِجْ َرتُهُ إِلَى دُ ْنيَا ي‬ ٍ ‫ت َوإِنَّ َما ِل ُك ِل ْام ِر‬
ْ ‫ئ َما ن ََوى فَ َم ْن َكان‬ ِ ‫ْال َ ْع َما ُل بِالنِيَّا‬
‫يَ ْن ِك ُح َها فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى َما هَا َج َر إِلَ ْي ِه‬
“Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia
berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah
mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar
Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya,
dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa
niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang
perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan"
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, “Peneliti melihat ada beberapa
fenomena yang terjadi di Asrama Pesantren Al-harbiyaitu para siswa yang tinggal
diasrama memiliki kebiasaan, yaitu pergi melayat ketika adanya peristiwa
kematian disekitar asrama At-Taqwa Al-Harbi, hal ini sangat berpengaruh dalam
membentuk kepribadian siswa dalam bidang sosial. Salah satu guru MTs Al-Harbi
mengatkan, : Siswa yang tinggal di asrama setiap pagi disuruh untuk bersalaman
dengan pengurus panti, guna untuk menumbuhkan kepatuhan siswa kepada
pengurus panti, ini sangat membantu dalam membentuk kepribadian siswa
dibidang akhlak.
Pengasuh Asrama Pesantren Al-harbi menambahkan, “Salah satu
fenomena yang terjadi mengenai pembinaan siswa di Asrama Pesantren Al-harbi
adalah kurang adanya kerja sama antara pengurus Asrama Pesantren Al-harbi
4

dengan pihak MTs Al-Harbi, fenomena tersebutlah yang menjadi problematika


yang dapat menghambat pengasuh Asrama Pesantren Al-harbi dalam membina
kepribadian siswa.
5

BAB II
HASIL OBSEVASI
Setelah melakukan observasi di lapangan, dengan menggunakan teknik
wawancara dan studi dokumentasi, peneliti dapat mendeskripsikan beberapa fakta
dilapangan untuk menggambarkan hasil penelitian, adalah sebagai berikut :
A. Temuan Umum1
1. Sejarah Pesantren Al-Harbi Pabalutan
Pondok Pesantren Al-Harbi adalah Pondok Pesantren Modern pertama di
Kabupaten Tanah Datar Luhak Nan Tuo memberikan pendidikan gratis kepada
anak-anak didiknya, sesuai dengan program pendidikan gartis pemerintah
sembilan tahun. Pada tahun 2006 salah seorang muhsinin warga Pabalutan telah
mewakafkan sebidang tanah seluas 4.360 m2 untuk dijadikan lokasi pembangunan
komplek Pondok Pesantren Al-Harbi dengan sertifikat tanah wakaf No. 06 / 2006.
Pada tanggal 29 September 2006 Yayasan Wakaf telah terdaftar pada
Notaris Aflinda, SH dengan No. 95 di Batusangkar dan pada tanggal 12 Januari
2007 Bupati Tanah Datar Ir. M. Shadiq Pasadigoe, SH telah meletakan batu
pertama pembangunan Pondok Pesantren Modern Al-Harbi.
Dengan dimulainya pembangunan Yayasan Wakaf Pondok Pesantren
Modern Al-Harbi merupakan langkah awal untuk meneruskan cita – cita para
pendiri perguruan Islam bersejarah di Minangkabau (Sumatera Barat) dan
didorong oleh langkahnya para alim ulama serta kebutuhan kepada kader ulama
ditengah-tengah masyarakat kita, serta dalam rangka mendukung program
Pemerintah Daerah Sumatera Barat di bidang pendidikan, khususnya pendidikan
agama Islam.
2. Profil MTs Al-Harbi

DETAIL PROFIL MADRASAH

1
Dokumentasi pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari 2016
6

NO, STATISTIK : 121213040029


Nama Madrasah : MTsS Al-Harbi
Jl. Raya Batusangkar – Ombilin Km 4 -
Alamat :
PABALUTAN
Kelurahan / Desa : Rambatan
Kecamatan : Rambatan
Kota / Kabupaten : Tanah Datar
Propinsi : Sumatera Barat
Kode Pos : 27271
No. Telp. / Fax. : (0752) 7575092
Email / Website : pabalutan@telkom.net
Tahun Bardiri : 2007
Status Madrasah : Swasta
Status Akreditasi : Akreditasi C
Tahun Akreditasi : -
Waktu Belajar : Pagi
KKG / MGMP : Belum terbentuk
Status dalam KKM : -
Induk KKM : -
Anggota KKM : -
Komite / Majelis Madrasah : Sudah terbentuk
Penyelenggara Madrasah : Yayasan
Organisasi Penyelenggara : Yayasan
Pernah Vakum : Belum
Dikoordinasi oleh Pondok Pesantren : -

B. Temuan Khusus
1. Bentuk pembinaan Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam
mewujudkan kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan
Rambatan Kabupaten Tanah Datar
a. Pembinaan akhlak dalam membentuk kepribadian siswa
7

Bentuk pembinaan kepribadian siswa yang dilakukan pengurus Pesantren


Al-Harbi Pabalutan adalah dengan menginternalisasikan nilai-nilai moral baik itu
dalam berinteraksi dengan Tuhan maupun sesama manusia yaitu dengan
membiasakan anak untuk membaca doa sebelum dan sesudah melakukan
suatu kegiatan, metode yang kedua adalah dengan pengkondisian
lingkungan. Mengkondisikan lingkungan untuk mendidik budi pekerti anak juga
peneliti temukan adanya slogan-slogan mengenai budi pekerti tepatnya di ruangan
belajar anak asuh.2
Selanjutnya dalam menunjang pendidikan moral, metode yang
digunakan oleh pengurus panti asuhan adalah dengan melatih anak untuk
memegang suatu amanah, misalnya seorang anak di amanahkan untuk
membagikan uang jajan kepada teman-temannya, jika ditemukan ada
kecurangan dalam membagikan uang jajan, maka anak yang diberi
amanah tersebut akan diberi sanksi. Selanjutnya, upaya yang dilakukan
pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam menunjang pendidikan sosial
anak yaitu dengan membiasakan anak untuk membaur antara satu dengan
yang lainya tanpa memperhatikan perbedaan usia. Selain itu, untuk menunjang
pendidikan sosial anak, pengurus mengikutsertakan anak asuh dalam
menghadiri undangan pengajian atau pembacaan doa di rumah-rumah warga
sekitar panti.3
Selain itu, ketua pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan juga
mengatakan bahwa perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor
penghambat yang dihadapinya. Misalnya sering ditemukan anak yang keluar dari
lingkungan panti asuhan dan pergi ke warnet untuk bermain game online. Untuk
meminimalisir pengaruh warnet terhadap anak, ketua pengurus Pesantren Al-
Harbi Pabalutan menyediakan lapangan olahraga bagi anak dengan harapan
jika anak yang sudah kelelahan pada sore hari karena bermain, maka pada malam
hari anak akan kelelahan dan tidak terpikir lagi untuk pergi ke warnet.
Selanjutnya, ditemukan bahwa faktor penghambat dalam penunjangan

2
Wawancara dengan masyarakat sekitar asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11
Januari 2016
3
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
8

pendidikan anak adalah pengaruh lingkungan pergaulan anak zaman sekarang


yang cenderung terlalu bebas dan faktor perkembangan teknologi. Untuk
mengatasi faktor penghambat seperti yang disebutkan di atas, upaya yang
dilakukan pengasuh adalah dengan membatasi pergaulan anak asuh dengan
teman-temannya di luar panti asuhan dan memberikan sanksi yang tegas
kepada anak, misalnya dengan tidak memberi uang jajan atau menghukum anak
dengan cara membersihkan lingkungan asrama. Selain itu, yang berperan
sebagai pengasuh juga ditemukan faktor penghambat dalam menunjang
pendidikan anak yaitu rendahnya kesadaran anak untuk belajar. Anak akan
belajar dengan serius apabila diawasi, akan tetapi ketika pengasuh
meninggalkan anak yang sedang belajar, maka anak lebih banyak bergurau.4
Pendidikan untuk anak-anak pada hakikatnya lebih kompleks daripada
pendidikan orang dewasa. Sehingga, ketua pengurus Pesantren Al-Harbi
Pabalutan menetapkan kriteria tertentu dalam perekrutan pengasuh,
diantaranya adalah harus memiliki ijazah minimal S1 dan diprioritaskan pada
sarjana lulusan perguruan tinggi berbasis Islam. Akan tetapi, pengasuh di
Pesantren Al-Harbi Pabalutan tidak seluruhnya memiliki latar belakang
pendidikan berbasis ilmu pendidikan, sehingga dikhawatirkan pembagian
wilayah kerja di Pesantren Al-Harbi Pabalutan tidak sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing. Selain itu, ketua pengurus asrama Pesantren Al-Harbi
Pabalutan juga mengatakan bahwa pembinaan yang ada di Pesantren Al-
Harbi Pabalutan lebih difokuskan pada pembinaan aspek intelektual dan
akhlak dengan tujuan adanya keseimbangan antara tingkat inteligensi dan
akhlak anak.5
Selanjutnya, upaya yang dilakukan oleh pengurus Pesantren Al-Harbi
Pabalutan dalam menunjang pendidikan moral adalah dengan membiasakan
anak untuk memegang amanah. Misalnya dengan mengamanahkan kepada
salah satu anak untuk membagikan uang jajan kepada teman-temannya. Apabila

4
Wawancara dengan ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
5
Wawancara dengan ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
9

ditemukan ada kecurangan dalam membagikan uang jajan tersebut, maka anak
yang di beri amanah akan di kenakan sanksi. Selain itu, pendidikan moral erat
kaitannya dengan pendidikan budi pekerti, karena dalam pendidikan budi pekerti
juga mengandung makna penginternalisasian nilai-nilai moral, baik itu dalam
berinteraksi dengan Tuhan, sesama manusia maupun dengan alam. Oleh karena
itu, dalam pendidikan moral anak pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan juga
memasukan unsur pendidikan budi pekerti.6
Pelaksanaan pembinaan moral menurut peneliti sudah cukup baik dilihat
dari tutur kata dan sopan santun anak-anak asuh, meskipun tidak semua anak
bersikap sopan atau agak susah untuk diajak berbicara namun secara keseluruhan
tingkah laku dan perbuatan serta cara mereka melayani kami sudah cukup baik
dan itu menunjukkan bahwa pembinaan moral di Pesantren Al-Harbi Pabalutan
sudah berhasil. Dengan pembinaan perilaku yang baik, maka pengaturan perilaku
pun akan baik pula. Kedisiplinan pun diterapkan dengan adanya tata tertib dan
setiap anak wajib melaksanakannya, dan apabila ada anak yang tidak
mematuhinya atau dengan kata lain kedapatan melanggarnya maka akan
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan apabila anak yang
mematuhinya dan bersikap disiplin maka akan diberikan reward atau pujian dan
hadiah.7
Media utama yang digunakan dalam membina moral anak-anak asuh di
Pesantren Al-Harbi Pabalutan adalah Al-Quran dan Hadist serta buku-buku lain
yang sifatnya membina moral anak-anak asuh misalnya mungkin buku-buku cerita
keteladanan yang patut untuk dicontoh. Setiap pengasuh mempunyai target dalam
setiap pembinaan yang diberikan secara umum yang diterapkan agar anak
mempunyai akhlak dan rohani, serta mempunyai kedisiplinan yang tinggi, teratur,
dan menjadi anak yang mempunyai kecakapan hidup yang dilandasi iman yang
baik.8
b. Pembinaan ibadah dalam membentuk kepribadian siswa

6
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
7
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
8
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
10

Dalam mendidik rasa kecintaan anak terhadap sesama peneliti


menemukan adanya anak yang saling mengingatkan untuk melaksanakan
shalat sunnah dan menegur temannya karena membuang plastik bekas makanan
secara sembarangan. Selanjutnya, untuk mendidik ketaqwaan anak,
menunjukan adanya ketegasan dari pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan
dalam menjaga kedisiplinan ibadah anak. Misalnya ketika tepatnya pada pukul
18.24 WIB, peneliti menemukan ketua pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan
yang sedang memberikan teguran dan nasehat serta memberikan penegasan
pelaksanaan shalat kepada anak asuh.9
Selain itu, untuk menggali minat dan bakat anak dilakukan dengan
mewajibkan kepada anak asuh mengikuti latihan pencak silat. Latihan ini
dilaksanakan setiap sabtu malam dimulai dari pukul 19.30 WIB sampai pukul
21.00 WIB. Dalam pelaksanaan latihan pencak silat ini, anak asuh dibagi kedalam
dua kelompok, yang pertama adalah kelompok pemula yang terdiri dari 18 anak
dan kelompok mahir yang terdiri dari 9 anak. Yang bertindak sebagai pelatih
dalam latihan pencak silat ini adalah anak asuh yang sudah memasuki masa
penyapihan.10
Bentuk lain yang pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan lakukan dalam
menunjang pendidikan fisik anak adalah dengan menyediakan sarana dan
prasarana, misalnya dengan menyediakan lapangan futsal, raket badminton dan
alat musik seperti gitar. Selanjutnya, dari hasil wawancara dengan pengurus
Pesantren Al-Harbi Pabalutan mengenai upaya yang dilakukan untuk
menunjang pendidikan fisik anak adalah dengan mewajibkan latihan pencak silat,
untuk pendidikan mental, pengasuh membangun rasa percaya diri anak
untuk berbicara di depan umum, misalnya dengan memberi tugas kepada anak
untuk menjadi pemateri dalam KULTUM (kuliah tujuh menit) di lingkungan
panti.11
Yang terakhir adalah pendidikan spiritual, pendidikan spiritual
dilaksanakan dengan mendisiplinkan shalat lima waktu anak yang diawasi

9
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
10
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
11
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
11

secara langsung oleh pengasuh. Berkaitan dengan upaya penggalian bakat dan
potensi anak, dari dasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa dahulu pihak
pengurus asrama pernah mendatangkan ahli sidik jari, jika ahli sidik jari
tersebut sudah berhasil mengidentifikasikan bakat anak, maka tindak lanjut yang
dilakukan oleh pengurus adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana serta
mendatangkan tenaga ahli untuk melatih bakat anak tersebut. Selain itu, dari
hasil wawancara dengan informan lainnya ditemukan juga upaya yang
dilakukan pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam menggali bakat anak
yaitu dengan mewajibkan anak asuh mengikuti latihan pencak silat. Selanjutnya,
dalam penyelenggaraan penunjangan pendidikan anak terdapat beberapa
faktor penghambat yang dihadapi oleh pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan.
Faktor penghambat yang pertama adalah keanekaragaman anak.
Keanekaragaman yang dimaksud adalah setiap anak yang berada di Pesantren Al-
Harbi Pabalutan berasal dari daerah yang berbeda-beda, hal ini tentu saja
mempengaruhi proses adaptasi anak di lingkungan asrama.12
Untuk membina aspek intelektual anak, upaya yang dilakukan oleh
pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan adalah dengan memberikan kesempatan
kepada anak asuh untuk mengenyam pendidikan formal serta mengadakan
bimbingan belajar yang didukung oleh tenaga ahli. Misalnya dengan
mendatangkan guru les untuk membantu anak, baik itu dalam belajar,
mengerjakan PR sekolah dan sebagainya. Bimbingan belajar yang dilaksanakan
pada pagi hari, sedangkan kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan
pada sore hari.13
Latihan ini diadakan setiap sabtu malam dan dimulai pada pukul 19.30
WIB sampai pukul 21.00 WIB. Pelatih pencak silat di Pesantren Al-Harbi
Pabalutan merupakan anak yang sudah memasuki masa penyapihan atau “anak
yang telah dianggap telah cukup mendapatkan pengasuhan di Pesantren Al-Harbi
Pabalutan ” (dalam buku pedoman hidup tertib panti). Dalam latihan pencak
silat ini peneliti juga menemukan adanya unsur pendidikan ketaqwaan, contohnya

12
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
13
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
12

dengan membiasakan anak untuk berdoa sebelum maupun sesudah latihan,


sehingga latihan yang dilakukan bernilai ibadah dan mendapatkan hasil yang
maksimal.14
Selain itu, penunjangan pendidikan fisik yang ada di Pesantren Al-Harbi
Pabalutan merupakan bagian dari upaya untuk menggali minat dan bakat anak.
Akan tetapi, menggali minat dan bakat anak seharusnya dilakukan melalui
berbagai macam jalur dan disesuaikan dengan minat dari masing-masing
anak, sehingga potensi yang ada dalam diri anak dapat tersalurkan
seluruhnya. Untuk menunjang pendidikan mental anak, upaya yang
dilakukan pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan adalah dengan membiasakan
anak untuk berbicara di depan umum. Misalnya dengan memberi tugas kepada
anak menjadi pemateri KULTUM (kuliah tujuh menit). Akan tetapi,
kekuatan mental anak yang sudah dibangun tidak dijaga konsistensinya sehingga
dari hasil wawancara ditemukan ada anak yang berkelahi di sekolah karena
ejekan teman-temannya.15
Selanjutnya, upaya yang dilakukan oleh Pesantren Al-Harbi Pabalutan
dalam menunjang pendidikan spiritual anak adalah dengan menjaga
kedisiplinan anak asuh untuk melaksanakan shalat lima waktu yang diawasi
secara langsung oleh pengasuh. Ketua pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan
juga turut berperan aktif dalam menjaga kedisplinan ibadah anak asuh, hal ini di
temukan ketika ketua pengurus panti asuhan sedang memberikan nasehat-
nasehat kepada anak asuh agar disiplin melaksanakan shalat.16
Dalam kegiatan ini, pengasuh di Pesantren Al-Harbi Pabalutan
membimbing anak secara langsung sehingga pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an
ini dilakukan dengan fasih. Setelah berlangsungnya kegiatan ini, peneliti juga
menemukan pengasuh yang memberikan bimbingan lanjutan secara individual
kepada anak yang dianggap masih belum fasih dalam membaca Al-Qur’an.
Selanjutnya, faktor penghambat yang dihadapi oleh pengurus Pesantren Al-Harbi

14
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
15
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
16
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
13

Pabalutan dalam menunjang pendidikan anak diklasifikasikan menjadi dua,


yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor penghambat yang bersifat
internal dalam penunjangan pendidikan anak adalah proses adaptasi anak asuh
dengan lingkungan asrama.17
Disamping itu ada juga kegiatan pelaksanaan dalam bidang kesenian pada
Pesantren Al-Harbi Pabalutan ini, seperti latihan qasidah dan nasyid yang
melibatkan anak-anak asuh yang terampil dalam bernyanyi untuk lebih
mengembangkan potensi dan bakat yang mungkin masih tersembunyi dalam diri
anak asuh. Namun sayangnya kegiatan ini tidak terlalu rutin dilakukan mengingat
tidak banyak anak-anak asuh yang tertarik dalam bidang ini. Kebanyakan anak-
anak lebih tertarik dalam bidang olah raga seperti bola kaki, bola voli atau
badminton.18
Bentuk-bentuk dalam bidang kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus Panti
setiap harinya dalam membina kepribadian siswa adalah sebagai berikut:19
a. Tartil
b. Tahfiz
c. Seni dan Budaya
d. Sirah Nabawiyah
e. Nasyid
f. Les B. Arab dan B. Inggris
g. Dll.
c. Pembinaan sosial dalam membentuk kepribadian siswa
Selain itu peneliti juga menemukan anak yang keluar dari lingkungan
Panti asuhan dan pergi ke warnet untuk bermain game online. Fenomena
ini tentunya mempengaruhi kualitas mental anak. 20 Karena, Khan (2010:
134) mengatakan bahwa “anak harus dijauhkan dari perangsangan atau nafsu

17
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak At-Taqwa Muhammadiyah, pada tanggal 11
Januari 2016
18
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
19
Wawancara dengan wakil ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11
Januari 2016
20
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
14

apapun karena ketenangan pikiranlah yang memberi anak kekuatan,


keseimbangan, kontrol diri, rasa percaya diri dan kepastian”.
Selain itu para anak asuh Pesantren Al-Harbi Pabalutan juga mempunyai
kegiatan rutin untuk membersihkan halaman tempat tinggal mereka, seperti
mencabuti rumput dan menyirami kebun dikala musim kemarau atau musim
kering. Selain melakukan kegiatan fisik mereka juga melakukan kegiatan
sebagaimana anak-anak normal lainnya seperti bermain-main atau bercanda
dengan teman-temannya. Apalagi di panti Pesantren Al-Harbi Pabalutan ini
disediakan lapangan khusus bermain anak-anak asuh seperti lapangan sepak bola
dan taman bermain dan sangat nyaman untuk tempat bermain anak-anak asuh.21
Anak asuh di Pesantren Al-Harbi Pabalutan berasal dari daerah yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pengasuhan dan
penunjangan pendidikan, pengurus panti asuhan dihadapkan dengan berbagai
kebiasaan anak yang dibawa dari daerah asalnya. Untuk mengatasi hal tersebut,
pengasuh di Pesantren Al-Harbi Pabalutan membiasakan anak untuk berbaur
antara satu dengan lainnya. Hal ini dapat dilihat ketika anak asuh secara bersama-
sama dalam melaksanakan kewajiban mereka seperti piket kebersihan dan
melaksanakan tugas-tugas lainnya. Selain itu, faktor penghambat yang dihadapi
pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam menunjang pendidikan anak
adalah rendahnya kesadaran anak untuk belajar, untuk menghadapi faktor yang
disebutkan di atas, upaya yang dilakukan pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan
adalah dengan memberikan sanksi kepada anak. Misalnya dengan tidak memberi
uang jajan dan sebagainya. Faktor penghambat yang bersifat eksternal adalah
pengaruh lingkungan luar, pangaruh lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan pergaulan anak yang cenderung terlalu bebas.22
Faktor penghambat lainnya adalah perkembangan teknologi. Dari
beberapa kasus menunjukan bahwa pernah ditemukan anak yang keluar
lingkungan asrama dan pergi ke warnet untuk bermain game online. Hal ini
tentu saja mempengaruhi mental anak, karena untuk memaksimalkan

21
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
22
Wawancara anak asuhan Panti At-Taqwa Muhammadiyah, pada tanggal 11 Januari
2016
15

pendidikan mental bagi anak salah satu faktor pendukungnya adalah dengan
menjauhkan anak dari pengaruh lingkungan luar yang bersifat negative.23
Kondisi bentuk kepribadian Siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan
Rambatan, adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik Perkembangan Fisik
Masa MTs merupakan masa anak berusia diantara 13-15 tahun. Pada masa
ini terjadi suatu pertumbuhan fisik yang sangat cepat. Hal tersebut terlihat dari
perkembangan ukuran tubuh yaitu tinggi badan. Selain itu juga pertumbuhan pada
peserta didik laki-laki dan perempuan dapat digolongankan dengan ciri-ciri primer
dan sekunder. Bagi perempuan pertumbuhan tinggi badan sebelum haid rata-rata 5
inchi pertahun namun setelah haid menurun 1 inchi pertahun dan berhenti pada
usia 18 tahun. Perempuan yang telah mengalami masa haid terjadi pertambahan
berat badan. Sedangkan bagi laki-laki usia pertumbuhan meningkat pesat dimulai
pada saat umur 13 tahun, mencapai puncaknya pada usia 14 tahun dan melambat
pada usia 15 tahun. Jadi tidak mengherankan jika anak laki-laki yang mulanya
duduk di kelas I MTs Al-Harbi Pabalutan masih terlihat pendek, namun pada
masa kelas II dan III MTs Al-Harbi Pabalutan anak laki-laki mulai tumbuh
dengan tinggi secara cepat.24
Ciri-ciri primer yang terdapat pada laki-laki yaitu ditandai dengan
membesarnya organ reproduksi luar yang diawali dengan mimpi basah.
Sedangkan pada wanita ciri-ciri sekunder tersebut adalah ditandai dengan
membesarnya ukuran perut yang berada tepat pada atas kemaluan karena
membesarnya organ reproduksi bagian dalam dan ditandai dengan menstruasi
pertama.25
Ciri-ciri primer juga terdapat pada laki-laki yaitu :
1. Timbulnya rambut pada bagian-bagian tertentu (ketiak, alat kelamin,
wajah).
2. Kulit kasar, tidak jernih dan berpori-pori besar.

23
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
24
Observasi di MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
25
Observasi di MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
16

3. Pinggul kecil dan sempit.


4. Dada menjadi bidang.
5. Suara menjadi serak dan menggema.
6. Otot bertambah besar dan kuat sehingga memberi bentuk bagi lengan,
tungkai kaki dan bahu.
7. Kelenjar lemak memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar
dan menjadi aktif sehingga banyak muncul jerawat.
Ciri-ciri primer juga terdapat pada perempuan yaitu :
1. Timbulnya rambut pada bagian-bagian tertentu (ketiak, alat kelamin,
wajah).
2. Kulit menjadi lebih halus, jernih dan berpori-pori besar.
3. Pinggul menjadi lebar dan bulat.
4. Dada mulai membesar.
5. Suara lebih penuh dan merdu.
6. Otot bertambah besar dan kuat sehingga memberi bentuk bagi lengan,
tungkai kaki dan bahu.
7. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar lemak di ketiak
mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan
selama masa haid.
2) Karakteristik Perkembangan Intelektual (Kognitif)
Intelektual merupakan suatu kecerdasan yang dimilki seorang individu
yang dapat dikembangkan melalui proses belajar. Intelektual yang dimiliki oleh
seorang anak akan cenderung terlihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Semakin
tinggi tingkat intelektualitasnya maka tingkah laku yang dihasilkannya pun sangat
berkualitas. Di MTs Al-Harbi Pabalutan lebih cenderung banyak anak yang lebih
berprestasi dibidang non-akademik dibandingkan dengan bidang akademik namun
indeks prestasi dibidang akademikpun mengalami banyak peningkatan. Rata-rata
siswa banyak yang lulus 100%.26

26
Wawancara denga guru Penjaskes MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari
2016
17

Dari bidang non-akademik biasanya lebih cenderung ke bidang olahraga.


Dan kebanyakan anak yang berprestasi di bidang non-akademik tersebut tidak
mempunyai prestasi dibidang akademik sehingga ada beberapa guru yang
cenderung mempertahankan siswa tersebut agar tetap mendapat nilai yang baik.
Di bidang akademik anak sangat keberatan dengan di berlakukannya sistem KKN
(Kriteria Ketuntasan Nilai). Sehingga banyak anak yang mengeluh karena
kapasitas kecerdasannya tidak bisa melampaui KKN. Hal itu menjadi masalah
besar bagi semua guru karena anak tidak semuanya mempunyai tingkat
kecerdasan yang sama dan di atas rata-rata.27
3) Karakteristik Perkembangan Emosi
Emosi memiliki peran penting terhadap perkembangan anak. Anak
memiliki kebutuhan emosional yang harus dipenuhi yaitu antara lain dicintai,
dihargai, merasa aman, merasa kompeten dan mengoptimalkan kompetensi. Hal
ini tak terkecuali dengan siswa-siswi MTs Al-Harbi Pabalutan. Apabila kebutuhan
emosional terpenuhi maka terdapat emosi yang sehat dan stabil. Sehingga siswa-
siswi dapat menikmati dan menembangkan kehidupan sosialnya secara sehat
begitu pula sebaliknya jika kebutuhan emosional tidak terpenuhi maka kehidupan
sosialnya tidak berjalan secara sehat dan stabil.28
Emosi siswa-siswi di MTs Al-Harbi Pabalutan cenderung bersikap
pemurung diisebabkan perubahan biologis dalam hubungannya dengan
kematangan seksual dan sebagian lagi mereka kebingungan menghadapi orang
dewasa. Adakalanya juga bersifat kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal
rasa percaya diri atau bisa disebut dengan gengsi. Siswa-siswi MTs Al-Harbi
Pabalutan sering mengalami ketidakstabilan emosi karena measa kelelahan,
merasa bekerja terlalu keras, makan tidak tepat atau bahkan tidur yang tidak
cukup. Selalu bersikap cenderung membenarkan pendapatnya sendiri. Dan bahkan
sering terpancing oleh omongan teman-temannya.
4) Karakteristik Perkembangan Sosial

27
Wawancara denga Wakil Kepala Madrasah bidang kesiswaan MTs Al-Harbi
Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
28
Wawancara denga guru PKn MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
18

Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan peserta didik MTs Al-Harbi


Pabalutan mulai memperhatikan beberapa nilai seperti takziah dan melihat orang
sakit dan norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku pada
keluarganya. Pergaulan tersebut banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik
kelompok kecil maupun kelompok besar. Pengelompokan tersebut tergantung
dengan pertimbangan seperti moral, minat, ekonomi, dan kesamaan bakat dengan
kemampuan. Dengan adanya sikap yang saling berkelompok tersebut terkadang
banyak memberikan dampak yang tidak baik bagi anak MTs Al-Harbi Pabalutan
yang mana banyak anak yang merasa tersingkirkan dan merasa terasingkan.
Sehingga anak banyak mengalami gangguan psikologis yang dapat menghambat
proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah. Selain itu juga pengelompokan
teman yang salah akan membawa dampak yang buruk dengan anggota anak yang
lainnya.29
5) Karakteristik Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang terdapat dalan siswa-siswi MTs Al-Harbi
Pabalutan belum menunjukkan adanya kestabilan moral yang terdapat pada siswa-
siswinya. Anak yang berumur 13-15 tahun merupakan anak yang mempunyai
sikap yang labil sehingga tidak tetap dalam perubahan kehidupannya. anak pada
usia ini selalu mencari tempat yang menurutnya nyaman dan apabila telah
mengalami kebosanan ia akan pindah mencari yang lebih nyaman lagi. Pada anak
kelas I MTs Al-Harbi Pabalutan merupakan anak yang masih terlihat polos, manja
dan masih penurut karena masih dalam masa peralihan dari anak SD ke tingkat
MTs dan juga masih merasa bahwa mereka masih dalam kasta yang bawah. Oleh
sebab itu pada anak kelas I sering terjadi suatu penyimpangan moral. 30
Sedangkan anak kelas II MTs Al-Harbi Pabalutan sering sekali melakukan
penyimpangan moral hal ini karena ia sudah merasa berkuasa karena telah
memiliki adik kelas. Kelas II sering sekali menindas anak kelas I dengan cara
mengompas, mengejek, berkelahi, mengancam dan lain-lain. Masa-masa kelas II
MTs Al-Harbi Pabalutan merupakan masa anak yang paling banyak melakukan

29
Wawancara dengan Sekretaris Pengurus asrama pesantren Al-Harbi Pabalutan, pada
tanggal 11 Januari 2016
30
Wawancara denga guru Pkn MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
19

masalah di bandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan untuk siswa-siswi kelas


III sudah mempunyai sifat yang baik karena mereka lebih memikirkan
kelulusannya agar bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.31

6) Karakteristik Perkembangan Kepribadian


Kepribadaian adalah keseluruhan pola tingkah laku, sifat, kebisaan,
kecakapan, bentuk tubuh, seta unsur-unsur psiko-fisik lainnya. Setiap anak
mempunyai perbedaan kepribadian. Pada masa MTs anak cenderung tidak mau
diatur. Anak ini ingin bebas melakukan sesuata sesuai dengan yang
dikehendakinya.
Yang membentuk kepribadian seorang anak yaitu ada 3 faktor yang
meliputi:32
1. Faktor Biologis
Yang berhubungan dengan keadaan jasmaniyang meliputikeadaan
pencernaan, pernapasan, peredaran darah, kelenjar urat syaraf dan lain-
lain.
2. Faktor Sosial
Yaitu masyarakat sekitar baik individu, adat-istiadat, peraturan-
peraturan, bahasa dan lainnya.
3. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan
tentunya kebudayaan tiap daerah berbeda-beda. Maka dari itu masing-
masing anak mempunyai kepribadian yang berbeda sesuai dengan
tempat dimana anak dibesarkan.
Dari faktor-faktor di ataslah yang menyebabkan siswa-siswi MTs Al-Harbi
Pabalutan mempunyai banyak perbedaan kepribadiaan. Ada anak yang sangat
nakal yang dikarenakan kurangnya kasih sayang dari orang tua dan merupakan
keluarga yang broken home. Kemudian ada anak yang mempunyai kepribadian
menyimpang seperti sering berkelahi karena dia berasal dari tempat tinggal yang

31
Wawancara denga guru Pkn MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
32
Wawancara denga seluruh wali kelas MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 10
Januari 2016
20

daerahnya merupakan tempat berkumpulnya orang-orang preman dan lain-lain.


Ada juga anak yang mempunyai kepribadian yang baik hal itu di sebabkan ia
dibesarkan di lingkungan yang baik, penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang,
mempunyai teman yang baik (tidak salah memilih teman) dan lain-lain.33
2. Fungsi manajemen Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam membina
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar
Pengurus panti setiap tahunnya merencanakan semua program penunjang
dalam mengelola dan membina para siswa yang tinggal di panti, hal ini dilakukan
dengan memusyawahkan dengan segenap jajaran pengurus panti.34 Dalam
membuat perencanaan program kerja organisasi, seluruh pengurus yayasan dan
pengasuh Pesantren Al-Harbi Pabalutan terlibat secara aktif. Dari membuat
analisa kondisi dan sumber daya hingga pada penetapan program yang tepat bagi
organisasi pada satu periodesasi kepemimpinan. Dengan melakukan analisis
kebutuhan dan penyusunan program secara bersama-sama, maka pada saat
pelaksanaan (actuating) program tersebut, kendala dari internal organisasi dapat
diminimalisir. Selain itu, seluruh pengurus yayasan dan pengasuh Pesantren Al-
Harbi Pabalutan akan mampu mengeksekusi program tersebut dengan baik,
dikarenakan merekalah yang merencanakan dan memahami secara benar indikator
dari keberhasilan program tersebut.35
Tujuan dari perencanaan program kerja Pesantren Al-Harbi Pabalutan
adalah :36
1. Pencapaian visi dan misi Pesantren Al-Harbi Pabalutan. Dengan
merencanakan program kerja secara efektif, maka pengurus atau
fungsionaris merencanakan untuk menjalankan roda organisasi menuju
capaian tujuan organisasi. Memang tidak dalam satu periodisasi

33
Wawancara denga Kepala Madrasah MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 10
Januari 2016
34
Wawancara dengan bendahara pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
35
Wawancara dengan ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
36
Wawancara dengan sekretaris pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
21

kepemimpinan organisasi visi dan misi akan tercapai, namun program


tersebut akan mendekatkan organisasi secara bertahap untuk mencapai
hal tersebut. Dalam program kerja juga akan tampak misi yang
dijalankan dalam aktivitas organisasi.
2. Menjawab kebutuhan Pesantren Al-Harbi Pabalutan. Dengan memiliki
program kerja yang efektif, maka organisasi telah menemukan
semacam “metode yang tepat” dalam menjawab kebutuhan organisasi.
Kebutuhan organisasi yang dimaksud adalah kebutuhan dalam
menjawab persoalan organisasi secara internal maupun eksternal dan
kebutuhan organisasi dalam menciptakan strategi yang tepat bagi
organisasi kedepannya.
3. Bekerja secara sistematis. Program kerja Pesantren Al-Harbi Pabalutan
dapat membantu setiap anggota pengurus Pesantren Al-Harbi
Pabalutan untuk bekerja secara sistematis dan terstruktur dalam
mencapai tujuan organisasi. Seluruh anggota akan terlibat secara aktif
dan terstruktur dalam meningkatkan kinerja untuk menjawab tujuan
program.
Dalam membuat perencanaan pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan juga
membuat jadwal harian untuk anak panti, jadwal harian dari anak panti bangun
tidur sampai anak panti tidur kembali. Segala aktifitas anak panti tersusun secara
rapi, jadi ini direncanakan di awal tahun.37
Adapun metode yang pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan gunakan
adalah metode pengkondisian lingkungan dan teguran. Pengkondisian
lingkungan untuk menunjang pendidikan anak yang dimaksud adalah
dengan menyediakan sarana fisik berupa slogan-slogan mengenai budi
pekerti. Selain itu, mengkondisikan lingkungan untuk mendidik budi pekerti
adalah dengan menyediakan tempat sampah dengan tujuan agar tertanamnya
kesadaran dari dalam diri anak untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Berikutnya, upaya yang dilakukan untuk menunjang pendidikan sosial anak
diimplementasikan dengan mengikutsertakan anak asuh dalam pengajian-

37
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari 2016
22

pengajian atau pembacaan doa di rumah warga sekitar panti. Dalam


mengikutsertakan anak pada kegiatan pengajian kerumah warga, pengasuh ikut
berperan aktif dalam mendampingi anak sehingga sopan santun dan akhlak anak
ketika bersosialisasi dengan warga dapat di awasi secara langsung oleh
pengasuh.38
Anak Pesantren Al-Harbi Pabalutan yang peneliti wawancarai juga
menambahkan, bahwa anak panti harus mematuhi segala peraturan dan jadwal
kegiatan yang telah ditetapkan oleh pengurus dan pengasuh Pesantren Al-Harbi
Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Apabila anak panti
melanggar maka akan memperoleh hukuman yang setimpal sebagaimana yang
telah direncanakan atau di programkan.39
Dalam menempatkan kepengurusan pengurus panti sangat selektif dalam
penempatan anggota struktur kepengurusan, hal ini dilakukan agar Pesantren Al-
Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar tertata dengan
rapid an tercapainya segala program, Namun terkadang mengalami kendala dalam
menseleksi anggota kepengurusan, diantara kendalanya adalah belum begitu
banyak anggota kepengurusan yang professional dibidangnya.40
Penanganan kasus yang tepat dan cepat akan memberikan rasa aman dan
anak-anak pun merasa diperhatikan. Memahami psikologi perkembangan anak,
memiliki keterampilan mengasuh anak (parenting skill) dan pengetahuan tentang
metode pekerjaan sosial merupakan pengetahuan minimal yang harus dimiliki
oleh pengurus dan staff Pesantren Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar.41

38
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
39
Wawancara dengan anak asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari 2016
40
Wawancara dengan Kepala MTs Muhammadiyah Kecamatan Rambatan, pada tanggal
10 Januari 2016
41
Wawancara dengan yayasan pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
23

Agar terciptanya kepengurusan yang efektif dan efesien dalam menjalan


tugasa-tugas yang ada, maka yayasan Asrama mengklasifikasi pembagian tugas
sebagai berikut:42
1. Ketua :
a. Bertanggung jawab tentang kegiatan Yayasan
b. Mengkordinasikan pelaksanaan program kerja Yayasan dari
seluruh pengurus termasuk seksi-seksi, hususnya seksi pendidikan,
seksi dana, seksi peribadatan
c. Memulihkan kebijakan terhadap masalah Yayasan kaitannya
dengan menejemen administrasi dan oprasional
d. Mengadakan efaluasi terhadap pelaksanaan program kerja
pengurus Yayasan
2. Wakil Ketua :
a. Membantu dan mendampingi Ketua dalam melaksanakan tugas
yayasan
b. Khusus Wakil ketua mengkordinir pelaksanaan program kerja
seksi pemeliharaan keamanan dan kesehatan
c. Menyampaikan laporan tertulis atau secara lisan kepada Ketua dan
itu sebagai pembantu, pendamping walaupun pengkordinir hukum
setelah pemeliharaan, keamanan dan ketertiban.
3. Sekretaris :
a. Melaksanakan kegiatan dan surat menyurat
b. Mendokumentasi seluruh arsip surat dan berkas-berkas penting
lainnya
c. Mempersiapkan pertemuan.
d. Membantu Ketua dan Ketua I dalam rangka melaksanakan
musyawarah kerja Yayasan
4. Bendahara :
a. Bertanggung jawab atas keuangan Yayasan

42
Wawancara dengan sekretaris pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
24

b. Mencatat, membukukan anggaran Yayasan


c. Setiap pengeluaran keuangan harus didukung dengan kwitansi
d. Rencana pengeluaran Yayasan harus disetujui dahulu oleh ketua
e. Mencatat, membukukan kekayaan Yayasan
f. Buku kas anggaran ditutup setiap bulan dan di ketahui Ketua
5. Seksi pendidikan
a. Bertanggung jawab atas pelajaran anak asuh panti di luar jam
sekolah
b. Mencantumkan jadwal kegiatan pelajaran
c. Mencari pengajar, terutama untuk mata pelajaran: Ahlak, Bahasa
inggris, Keterampilan, Baca Alquran dll.
d. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
6. Seksi usaha/Dana
a. Berusaha memperbanyak donator
b. Mengelola stook keuangan Yayasan yang ada
c. Berusaha membuat kotak amal di took-toko dan Jorong-jorong
d. Menyerahkan hasil donator dan kotak amal kepada bendahara
e. Menerima infaq, qurban, zakat fitrah, zakat mal, dan sodaqoh
f. Mengelola segala keperluan anak asuh dan yang butuh
g. Melaporkan kepada Ketua tentang pelaksanaan tugasnya
7. Seksi pemeliharaan
a. Bertanggung jawab terhadap keindahan, kebersihan Panti
b. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan asrama dan
pemandangan Yayasan (panti)
c. Pengadaan asrama yang di butuhkan (termasuk alat-alat
kebersihan)
d. Melaporkan kepada Ketua tentang pelaksanaan tugas
8. Seksi peribadatan
a. Membimbinng anak asuh waktu melakukan ibadah
b. Melakukan pengawasan terhadap anak asuh waktu shalat
berjamaah di masjid, terutama waktu maghrib, isyak, dan subuh
25

c. Melakukan pembinaan terhadap anak asuh waktu keprilakuan


sopan dan terpuji
d. Melaporkan kepada Ketua tentang pelaksanaan tugasnya
9. Seksi Keamanan
a. Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban Panti
b. Membimbing anak asuh waktu melakukan jujur dan tidak
mengganggu, terutama para tetangga dan masyarakat kita
c. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
10. Seksi Kesehatan
a. Bertanggung jawab atas pembinaan tentang kesehatan kepada anak
asuh
b. Membantu apabila ada anak asuh sakit
c. Membantu/menyarani menu makanan yang sehat untuk anak asuh
d. Membantu/menyarani lingkungan panti agar selalu bersih dan
sehat
e. Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Penanganan siswa bermasalah yang dilakukan pengurus Pesantren Al-
Harbi Pabalutan adalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan (tata
tertib) di sekolah dan aturan (tata tertib) beserta sanksinya sebagai salah satu
komponen organisasi disekolah, oleh karena itu perlu digunakan pendekatan yaitu
pendekatan melalui bimbingan konseling, penanganan siswa bermasalah melalui
bimbingan konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dan
menggunakan beberapa layanan dan teknik yang ada, sebagaimana hasil
wawancara pata table berikut:43
Dalam mengatasi masalah pada anak Pesantren Al-Harbi Pabalutan
seorang guru juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa,
guru hanya mampu mengontrol anak tersebut disekolah begitupun sebaliknya
orang tua pun mengontrol anaknya dirumah. Penaganan melalui bimbingan
konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, akan tetapi lebih

43
Wawancara dengan anak asuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
26

mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling


percaya diantara konselor dengan siswa yang bermasalah sehingga tahap demi
tahap siswa tersebut dapat memahami serta dapat mengarahkan dirinya untuk
mencapai penyesuaian diri yang lebih baik.44
Dalam melakukan pengontrolan dan evaluasi terhadap anak asuh yang
berada di Pesantren Al-Harbi Pabalutan , maka para pengasuh dan pengurus
menyiapkan format dan prosesdur dalam menilai kepribadian anak asuhnya.
Selain itu, ketua pengurus panti asuhan juga akan mengingatkan
akan memberikan sanksi kepada anak asuh yang sering meninggalkan
shalat, contoh sanksi yang akan diberikan adalah dengan tidak membayar
biaya sekolah mereka. Ketegasan ketua pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan
dalam aspek pendidikan spiritual sudah cukup baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat ketua yayasan Pesantren Al-Harbi Pabalutan yang mengatakan
“pendidikan untuk generasi yang lebih muda lebih memerlukan idealisme
spiritual daripada hal lainnya. Sejak dunia semakin materialistis orang telah
hampir kehilangan pengelihatan akan objek kehidupan, yaitu idealisme
spiritual”. Selain itu, upaya yang dilakukan oleh pengurus Pesantren Al-Harbi
Pabalutan dalam menunjang pendidikan spiritual anak adalah dengan
membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an sesudah shalat magrib, ashar
dan shubuh.45

44
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 10
Januari 2016
45
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
27
28

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan yang dikemukakan pada bab sebelumnya dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Bentuk pembinaan Asrama Pesantren Al-Harbi dalam membina
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar adalah:
a. Bentuk pembinaan akhlak dalam membentuk kepribadian siswa,
yaitu dengan menginternalisasikan nilai-nilai moral baik itu dalam
berinteraksi dengan Tuhan maupun sesama manusia yaitu dengan
membiasakan anak untuk membaca doa sebelum dan sesudah
melakukan suatu kegiatan
b. Bentuk pembinaan ibadah dalam membentuk kepribadian siswa
adalah dengan melaksanakan shalat lima waktu dan tahfiz al-
Qur’an yang diawasi secara langsung oleh pengasuh dan para
guru.
c. Bentuk pembinaan sosial dalam membentuk kepribadian siswa
adalah dengan membiasakan anak untuk bergaul antara satu
dengan yang lainya tanpa memperhatikan perbedaan usia.
Selain itu, untuk menunjang pendidikan sosial anak, pengurus
mengikutsertakan anak asuh dalam menghadiri undangan
pengajian atau pembacaan doa di rumah-rumah warga sekitar
panti.
2. Fungsi manajemen Asrama Pesantren Al-Harbi dalam membina
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar, yaitu:
a. Membuat perencanaan dengan cara merencanakan semua program
penunjang dalam mengelola dan membina para siswa yang tinggal
di panti, hal ini dilakukan dengan memusyawarahkan dengan
segenap jajaran pengurus panti setiap tahunnya, yang meliputi
29

peraturan-peraturan, jadwal harian dan lain-lainnya yang dianggap


perlu.
b. Membuat pengorganisasian dengan menetapkan struktur Asrama
Pesantren Al-Harbi dalam membina kepribadian siswa MTs Al-
Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan adalah dengan memilih
pengurus-pengurus panti dalam menjalankan tugas beserta
pembagian tugasnya masing-masing.
c. Melaksanakan semua program yang telah direncanakan pada
setiap awal tahunnya dengan melibatkan seluruh unsur yang
terkait dengan program-program yang telah direncakan secara
kolektif.
d. Melakukan pengontrolan dan evaluasi terhadap anak asuh yang
berada di asrama Pesantren Al-Harbi Pabalutan, maka para
pengasuh dan pengurus menyiapkan format dan prosesdur dalam
menilai kepribadian anak asuhnya.
B. Implikasi
1. Bentuk pembinaan Asrama Pesantren Al-Harbi dalam membentuk
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar terdiri dari bidang:
a. Pembinaan di bidang akhlak merupakan hal yang urgen, karena
akhlak seorang siswa berpengaruh kepada kepribadian yang
lainnya.
b. Pembinaan di bidang ibadah merupakan efek dari pada pembinaan
akhlak siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya.
c. Pembinaan di bidang sosial merupakan sikap kepedulian siswa
terhadap lingkungannya, hal tersebut sebagai bukti ketidak
egoisannya dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Fungsi manajemen Asrama Pesantren Al-Harbi dalam membina
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar, yaitu meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrol atas semua program-
30

program. Dengan mengetahui seluruh aspek-aspek manajemen maka


semua program akan berjalan dengan baik dan akan mencapai tujuan
yang diinginkan.
C. Saran
1. Diharapkan kepada Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama
beserta masyarakat melalui komite sekolah agar membagun kerja
sama dengan pengurus panti, agar tercapainya keinginan dalam
membina siswa di Asrama Pesantren Al-Harbi dalam mewujudkan
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar.
a. Pembinan di bidang akhlak perlu adanya contoh yang baik yang
diberikan oleh para pengurus panti dan guru MTs Al-Harbi
Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
b. Pembinan di bidang Ibadah perlu adanya pengontrolan secara
berkesinambungan oleh pengurus panti dan guru MTs Al-Harbi
Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
c. Pembinan di bidang sosial hendaknya perlu adanya tambahan
kegiatan dan motivasi kepada seluruh siswa di asrama, hal ini
dapat dilakukan oleh para pengurus panti dan guru MTs Al-Harbi
Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
2. Diharapkan kepada kepada Dinas Pendidikan dan Kementerian
Agama beserta masyarakat melalui komite sekolah agar mendukung
segala bentuk program dalam membina kepribadian siswa MTs Al-
Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.
Sehingga pada akhirnya semua fungsi manajemen dapat berjalan
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai