PENDAHULUAN
Seorang guru atau pengasuh di sebuah asrama harus mampu mengelola
proses pembelajaran sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Dengan demikian dimungkinkan untuk mengidentifikasi empat fungsi umum yang
merupakan ciri pekerjaan seorang guru atau pengasuh sebagai manajer adalah :
1. Merencanakan. Ini adalah pekerjaan seorang guru untuk menyusun
tujuan belajar.
2. Mengorganisasikan. Ini adalah pekerjaan seorang guru untuk
mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga
dapat mewujudkan tujuan pembelajaran dengan cara yang paling
efektif dan efisien.
3. Memimpin. Ini adalah pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan,
mendorong dan menstimulasikan siswanya, sehingga mereka
akan siap untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Guru dan pengasuh dalam sebuah asrama juga bisa menjadi harapan dalam
memberikan motivasi dalam membina kepribadian siswa, kalau di asrama, maka
pengurus asrama harus mempunyai sebuah program untuk mengembangkan
kepribadian siswa melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah, seperti latihan
ibadah perorangan dan jamaah, ibadah yang dimaksud di sini meliputi aktivitas-
aktivitas yang mencakup dalam rukun Islam selain membaca dua kalimat
syahadat, yaitu shalat, puasa, zakat, haji ditambah bentuk-bentuk ibadah lainnya
yang bersifat sunnah.
Kepribadian mencakup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku,
kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian pembimbing orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal
kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan.
Ketika mengembangkan kepribadian, orang harus berusaha mempertahankan
kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian.
Pembinaan kepribadian di asrama harus dilakukan secara teratur dan
terarah agar siswa dapat mengembangkan dan mempraktekannya dalam
1
2
kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan itu tentu tidak terlepas dari
beberapa faktor penunjang yang tersedia dan terlaksana dengan baik, seperti
tenaga pengajar yang baik serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
proses dari pembinaan kepribadian secara keseluruhan.
Program pembelajaran merupakan wahana untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, karena pendidikan itu merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan pengembangan potensi peserta didik. Untuk itu
pendidikan yang berkualitas merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan
penyempurnaan sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab II, pasal 3 sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal
yang tersebar di Indonesia. Dimana pondok pesantren lahir ditengah-tengah
masyarakat. Setiap pondok pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda
tergantung dari bagaimana tipe reader shipnya dan metode seperti apa yang
diterapkan dalam pembelajarannya. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak
sedikit pesantren yang mencoba menyesuaikan dan bersedia menerima akan suatu
perubahan, namun tidak sedikit pula pesantren yang memiliki sikap untuk
menutup diri dari segala perubahan-perubahan dan pengaruh perkembangan
zaman dan cenderung mempertahankan apa yang menjadi keyakinan. Untuk itu
disini akan mencoba menelaah seperti apa ciri-ciri pesantren yang bersikap
dinamis dan dilihat dari segi apa saja pesantren tersebut dikatakan sebagai
pesantren yang bersikap dinamis. Agar kita dapat melihat dan menyimpulkan
sendiri apakah pesantren yang dimaksud bersikap dinamis ataukah statis.
3
Dalam hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist Nabi Muhammad SAW,
yaitu :
ي قَا َل ُّ ار
ِ ص َ س ِعي ٍد ْال َ ْن َ ان قَا َل َحدَّثَنَا َيحْ يَى ب ُْنُ َس ْفي ُ الز َبي ِْر قَا َل َحدَّثَنَاُّ َّللاِ ب ُْن
َّ ُع ْبدَ ي ُّ َحدَّثَنَا ْال ُح َم ْي ِد
ُ ُس ِم ْعت
َع َم َر بْن َ ي يَقُو ُل ٍ َّع ْلقَ َمةَ بْنَ َوق
َّ اص اللَّ ْي ِث َ س ِم َعَ ُي أَنَّه َ أ َ ْخ َب َر ِني ُم َح َّمدُ ب ُْن ِإب َْراه
ُّ ِيم التَّي ِْم
سلَّ َم َيقُو ُل ِإنَّ َما
َ ع َل ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َّ سو َل
َ َِّللا ُ س ِم ْعتُ َر َ علَى ْال ِم ْن َب ِر قَا َل َ ُع ْنه َّ ي
َ َُّللا َ ض ِ ب َر َّ ْالخ
ِ َطا
ٍُصيبُ َها أ َ ْو ِإلَى ْام َرأَة
ِ َت هِجْ َرتُهُ إِلَى دُ ْنيَا ي ٍ ت َوإِنَّ َما ِل ُك ِل ْام ِر
ْ ئ َما ن ََوى فَ َم ْن َكان ِ ْال َ ْع َما ُل بِالنِيَّا
يَ ْن ِك ُح َها فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى َما هَا َج َر إِلَ ْي ِه
“Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia
berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah
mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar
Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya,
dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa
niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang
perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan"
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, “Peneliti melihat ada beberapa
fenomena yang terjadi di Asrama Pesantren Al-harbiyaitu para siswa yang tinggal
diasrama memiliki kebiasaan, yaitu pergi melayat ketika adanya peristiwa
kematian disekitar asrama At-Taqwa Al-Harbi, hal ini sangat berpengaruh dalam
membentuk kepribadian siswa dalam bidang sosial. Salah satu guru MTs Al-Harbi
mengatkan, : Siswa yang tinggal di asrama setiap pagi disuruh untuk bersalaman
dengan pengurus panti, guna untuk menumbuhkan kepatuhan siswa kepada
pengurus panti, ini sangat membantu dalam membentuk kepribadian siswa
dibidang akhlak.
Pengasuh Asrama Pesantren Al-harbi menambahkan, “Salah satu
fenomena yang terjadi mengenai pembinaan siswa di Asrama Pesantren Al-harbi
adalah kurang adanya kerja sama antara pengurus Asrama Pesantren Al-harbi
4
BAB II
HASIL OBSEVASI
Setelah melakukan observasi di lapangan, dengan menggunakan teknik
wawancara dan studi dokumentasi, peneliti dapat mendeskripsikan beberapa fakta
dilapangan untuk menggambarkan hasil penelitian, adalah sebagai berikut :
A. Temuan Umum1
1. Sejarah Pesantren Al-Harbi Pabalutan
Pondok Pesantren Al-Harbi adalah Pondok Pesantren Modern pertama di
Kabupaten Tanah Datar Luhak Nan Tuo memberikan pendidikan gratis kepada
anak-anak didiknya, sesuai dengan program pendidikan gartis pemerintah
sembilan tahun. Pada tahun 2006 salah seorang muhsinin warga Pabalutan telah
mewakafkan sebidang tanah seluas 4.360 m2 untuk dijadikan lokasi pembangunan
komplek Pondok Pesantren Al-Harbi dengan sertifikat tanah wakaf No. 06 / 2006.
Pada tanggal 29 September 2006 Yayasan Wakaf telah terdaftar pada
Notaris Aflinda, SH dengan No. 95 di Batusangkar dan pada tanggal 12 Januari
2007 Bupati Tanah Datar Ir. M. Shadiq Pasadigoe, SH telah meletakan batu
pertama pembangunan Pondok Pesantren Modern Al-Harbi.
Dengan dimulainya pembangunan Yayasan Wakaf Pondok Pesantren
Modern Al-Harbi merupakan langkah awal untuk meneruskan cita – cita para
pendiri perguruan Islam bersejarah di Minangkabau (Sumatera Barat) dan
didorong oleh langkahnya para alim ulama serta kebutuhan kepada kader ulama
ditengah-tengah masyarakat kita, serta dalam rangka mendukung program
Pemerintah Daerah Sumatera Barat di bidang pendidikan, khususnya pendidikan
agama Islam.
2. Profil MTs Al-Harbi
1
Dokumentasi pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari 2016
6
B. Temuan Khusus
1. Bentuk pembinaan Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam
mewujudkan kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan
Rambatan Kabupaten Tanah Datar
a. Pembinaan akhlak dalam membentuk kepribadian siswa
7
2
Wawancara dengan masyarakat sekitar asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11
Januari 2016
3
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
8
4
Wawancara dengan ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
5
Wawancara dengan ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
9
ditemukan ada kecurangan dalam membagikan uang jajan tersebut, maka anak
yang di beri amanah akan di kenakan sanksi. Selain itu, pendidikan moral erat
kaitannya dengan pendidikan budi pekerti, karena dalam pendidikan budi pekerti
juga mengandung makna penginternalisasian nilai-nilai moral, baik itu dalam
berinteraksi dengan Tuhan, sesama manusia maupun dengan alam. Oleh karena
itu, dalam pendidikan moral anak pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan juga
memasukan unsur pendidikan budi pekerti.6
Pelaksanaan pembinaan moral menurut peneliti sudah cukup baik dilihat
dari tutur kata dan sopan santun anak-anak asuh, meskipun tidak semua anak
bersikap sopan atau agak susah untuk diajak berbicara namun secara keseluruhan
tingkah laku dan perbuatan serta cara mereka melayani kami sudah cukup baik
dan itu menunjukkan bahwa pembinaan moral di Pesantren Al-Harbi Pabalutan
sudah berhasil. Dengan pembinaan perilaku yang baik, maka pengaturan perilaku
pun akan baik pula. Kedisiplinan pun diterapkan dengan adanya tata tertib dan
setiap anak wajib melaksanakannya, dan apabila ada anak yang tidak
mematuhinya atau dengan kata lain kedapatan melanggarnya maka akan
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan apabila anak yang
mematuhinya dan bersikap disiplin maka akan diberikan reward atau pujian dan
hadiah.7
Media utama yang digunakan dalam membina moral anak-anak asuh di
Pesantren Al-Harbi Pabalutan adalah Al-Quran dan Hadist serta buku-buku lain
yang sifatnya membina moral anak-anak asuh misalnya mungkin buku-buku cerita
keteladanan yang patut untuk dicontoh. Setiap pengasuh mempunyai target dalam
setiap pembinaan yang diberikan secara umum yang diterapkan agar anak
mempunyai akhlak dan rohani, serta mempunyai kedisiplinan yang tinggi, teratur,
dan menjadi anak yang mempunyai kecakapan hidup yang dilandasi iman yang
baik.8
b. Pembinaan ibadah dalam membentuk kepribadian siswa
6
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
7
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
8
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
10
9
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
10
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
11
Observasi asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
11
secara langsung oleh pengasuh. Berkaitan dengan upaya penggalian bakat dan
potensi anak, dari dasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa dahulu pihak
pengurus asrama pernah mendatangkan ahli sidik jari, jika ahli sidik jari
tersebut sudah berhasil mengidentifikasikan bakat anak, maka tindak lanjut yang
dilakukan oleh pengurus adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana serta
mendatangkan tenaga ahli untuk melatih bakat anak tersebut. Selain itu, dari
hasil wawancara dengan informan lainnya ditemukan juga upaya yang
dilakukan pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan dalam menggali bakat anak
yaitu dengan mewajibkan anak asuh mengikuti latihan pencak silat. Selanjutnya,
dalam penyelenggaraan penunjangan pendidikan anak terdapat beberapa
faktor penghambat yang dihadapi oleh pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan.
Faktor penghambat yang pertama adalah keanekaragaman anak.
Keanekaragaman yang dimaksud adalah setiap anak yang berada di Pesantren Al-
Harbi Pabalutan berasal dari daerah yang berbeda-beda, hal ini tentu saja
mempengaruhi proses adaptasi anak di lingkungan asrama.12
Untuk membina aspek intelektual anak, upaya yang dilakukan oleh
pengurus Pesantren Al-Harbi Pabalutan adalah dengan memberikan kesempatan
kepada anak asuh untuk mengenyam pendidikan formal serta mengadakan
bimbingan belajar yang didukung oleh tenaga ahli. Misalnya dengan
mendatangkan guru les untuk membantu anak, baik itu dalam belajar,
mengerjakan PR sekolah dan sebagainya. Bimbingan belajar yang dilaksanakan
pada pagi hari, sedangkan kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan
pada sore hari.13
Latihan ini diadakan setiap sabtu malam dan dimulai pada pukul 19.30
WIB sampai pukul 21.00 WIB. Pelatih pencak silat di Pesantren Al-Harbi
Pabalutan merupakan anak yang sudah memasuki masa penyapihan atau “anak
yang telah dianggap telah cukup mendapatkan pengasuhan di Pesantren Al-Harbi
Pabalutan ” (dalam buku pedoman hidup tertib panti). Dalam latihan pencak
silat ini peneliti juga menemukan adanya unsur pendidikan ketaqwaan, contohnya
12
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
13
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
12
14
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
15
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
16
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
13
17
Wawancara dengan guru Akidah Akhlak At-Taqwa Muhammadiyah, pada tanggal 11
Januari 2016
18
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
19
Wawancara dengan wakil ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11
Januari 2016
20
Observasi di asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
14
21
Observasi di Asrama Pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari 2016
22
Wawancara anak asuhan Panti At-Taqwa Muhammadiyah, pada tanggal 11 Januari
2016
15
pendidikan mental bagi anak salah satu faktor pendukungnya adalah dengan
menjauhkan anak dari pengaruh lingkungan luar yang bersifat negative.23
Kondisi bentuk kepribadian Siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan
Rambatan, adalah sebagai berikut:
1) Karakteristik Perkembangan Fisik
Masa MTs merupakan masa anak berusia diantara 13-15 tahun. Pada masa
ini terjadi suatu pertumbuhan fisik yang sangat cepat. Hal tersebut terlihat dari
perkembangan ukuran tubuh yaitu tinggi badan. Selain itu juga pertumbuhan pada
peserta didik laki-laki dan perempuan dapat digolongankan dengan ciri-ciri primer
dan sekunder. Bagi perempuan pertumbuhan tinggi badan sebelum haid rata-rata 5
inchi pertahun namun setelah haid menurun 1 inchi pertahun dan berhenti pada
usia 18 tahun. Perempuan yang telah mengalami masa haid terjadi pertambahan
berat badan. Sedangkan bagi laki-laki usia pertumbuhan meningkat pesat dimulai
pada saat umur 13 tahun, mencapai puncaknya pada usia 14 tahun dan melambat
pada usia 15 tahun. Jadi tidak mengherankan jika anak laki-laki yang mulanya
duduk di kelas I MTs Al-Harbi Pabalutan masih terlihat pendek, namun pada
masa kelas II dan III MTs Al-Harbi Pabalutan anak laki-laki mulai tumbuh
dengan tinggi secara cepat.24
Ciri-ciri primer yang terdapat pada laki-laki yaitu ditandai dengan
membesarnya organ reproduksi luar yang diawali dengan mimpi basah.
Sedangkan pada wanita ciri-ciri sekunder tersebut adalah ditandai dengan
membesarnya ukuran perut yang berada tepat pada atas kemaluan karena
membesarnya organ reproduksi bagian dalam dan ditandai dengan menstruasi
pertama.25
Ciri-ciri primer juga terdapat pada laki-laki yaitu :
1. Timbulnya rambut pada bagian-bagian tertentu (ketiak, alat kelamin,
wajah).
2. Kulit kasar, tidak jernih dan berpori-pori besar.
23
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 11 Januari
2016
24
Observasi di MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
25
Observasi di MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
16
26
Wawancara denga guru Penjaskes MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari
2016
17
27
Wawancara denga Wakil Kepala Madrasah bidang kesiswaan MTs Al-Harbi
Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
28
Wawancara denga guru PKn MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
18
29
Wawancara dengan Sekretaris Pengurus asrama pesantren Al-Harbi Pabalutan, pada
tanggal 11 Januari 2016
30
Wawancara denga guru Pkn MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
19
31
Wawancara denga guru Pkn MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 11 Januari 2016
32
Wawancara denga seluruh wali kelas MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 10
Januari 2016
20
33
Wawancara denga Kepala Madrasah MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 10
Januari 2016
34
Wawancara dengan bendahara pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
35
Wawancara dengan ketua pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
36
Wawancara dengan sekretaris pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
21
37
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari 2016
22
38
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
39
Wawancara dengan anak asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari 2016
40
Wawancara dengan Kepala MTs Muhammadiyah Kecamatan Rambatan, pada tanggal
10 Januari 2016
41
Wawancara dengan yayasan pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
23
42
Wawancara dengan sekretaris pengurus asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10
Januari 2016
24
43
Wawancara dengan anak asuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
26
44
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Harbi Pabalutan, pada tanggal 10
Januari 2016
45
Wawancara dengan pengasuh asrama pesantren Al-Harbi, pada tanggal 10 Januari
2016
27
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan yang dikemukakan pada bab sebelumnya dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Bentuk pembinaan Asrama Pesantren Al-Harbi dalam membina
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar adalah:
a. Bentuk pembinaan akhlak dalam membentuk kepribadian siswa,
yaitu dengan menginternalisasikan nilai-nilai moral baik itu dalam
berinteraksi dengan Tuhan maupun sesama manusia yaitu dengan
membiasakan anak untuk membaca doa sebelum dan sesudah
melakukan suatu kegiatan
b. Bentuk pembinaan ibadah dalam membentuk kepribadian siswa
adalah dengan melaksanakan shalat lima waktu dan tahfiz al-
Qur’an yang diawasi secara langsung oleh pengasuh dan para
guru.
c. Bentuk pembinaan sosial dalam membentuk kepribadian siswa
adalah dengan membiasakan anak untuk bergaul antara satu
dengan yang lainya tanpa memperhatikan perbedaan usia.
Selain itu, untuk menunjang pendidikan sosial anak, pengurus
mengikutsertakan anak asuh dalam menghadiri undangan
pengajian atau pembacaan doa di rumah-rumah warga sekitar
panti.
2. Fungsi manajemen Asrama Pesantren Al-Harbi dalam membina
kepribadian siswa MTs Al-Harbi Pabalutan Kecamatan Rambatan
Kabupaten Tanah Datar, yaitu:
a. Membuat perencanaan dengan cara merencanakan semua program
penunjang dalam mengelola dan membina para siswa yang tinggal
di panti, hal ini dilakukan dengan memusyawarahkan dengan
segenap jajaran pengurus panti setiap tahunnya, yang meliputi
29