Anda di halaman 1dari 4

Posted on January 14, 2010

Pengertian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan
tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

Penyakit yang terkait erat dengan dampak air limbah dapat diklasifikasikan menjadi penyakit
non infektius dan infektius. Penyakit non infektius adalah penyaakit aakibat pencemaran
limbah industry yang mengandung logam-logam berat. Penyakit infektius adalah penyakit
akibat pencemaran limbah rumah tangga yang mengandung mikroorganisasi, seperti bakteri,
virus, dan parasit.

Read more …

Pengertian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai
sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan
tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

Penyakit yang terkait erat dengan dampak air limbah dapat diklasifikasikan menjadi penyakit
non infektius dan infektius. Penyakit non infektius adalah penyaakit aakibat pencemaran
limbah industry yang mengandung logam-logam berat. Penyakit infektius adalah penyakit
akibat pencemaran limbah rumah tangga yang mengandung mikroorganisasi, seperti bakteri,
virus, dan parasit.

embuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun
industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah
tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta
merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan
pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang
mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh
bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum
yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.
Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang menggunakan plastic media.

Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan
mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan
aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa
peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat
memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat
dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses
produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan
untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas
kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku
mutu yang sudah ditetapkan.

Parameter Konsentrasi (mg/L)


COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS)200 – 400
pH 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20 – 30
Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05 – 0.5
Batasan Air Limbah untuk Industri
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena
pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak
sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari
perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang
digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter
organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran
jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic
carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD),
minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam
air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna,
bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa
senyawa organik atau inorganik.

Teknologi Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di
dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa
organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan
air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)


Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan
yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and
storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama
dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical
addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air
limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan
yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic
lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological
contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure
filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,
atau landfill.

Pemilihan Teknologi

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan


dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel
di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail
mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian.
Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan
karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga
dilakukan studi kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:
1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai
dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan
efisiensi pengolahan yang diharapkan.
3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala
sebenarnya.

Sedimentation. Sebuah primary sedimentation tank di sebuah unit pengolahan limbah


domestik. Sedimentation tank merupakan salah satu unit pengolahan limbah yang sangat
umum digunakan.

Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik dari
pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri. Produksi bersih
(cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
terbentuknya limbah langsung pada sumbernya di seluruh bagian-bagian proses dapat dicapai
dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih, serta perubahan
mendasar pada sikap dan perilaku manajemen. Treatment versus Prevention? Mana yang
menurut teman-teman lebih baik?? Saya yakin kita semua tahu jawabannya. Reduce, recyle,
and reuse.

Referensi: Pengelolaan Limbah Industri – Prof.

Anda mungkin juga menyukai