Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 8.1 Data Curah Hujan Kab. Gresik

Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
Bulan
Januari 2114 2528 2182 2522 2417
Februari 142 456 431 582 317
Maret 260 172 128 302 59
April 121 130 120 89 214
Mei 31 208 209 18 18
Juni 3 168 179 66 45
Juli 66 15 30 0 64
Agustus 0 4 3 45 0
September 0 0 0 0 27
Oktober 227 0 69 132 0
November 324 7 170 185 65
Desember 719 484 624 45 265
Jumlah 4007 4172 4145 3986 3491

Keterangan :

 Bulan basah = ditandai dengan warna ungu


 Bulan lembab = ditandai dengan warna hijau
 Bulan kering = ditandai dengan warna merah
Tabel 8.2 Jenis Bulan Berdasarkan Klasifikasi Schmith-Ferguson

Tahun Bulan basah Bulan lembab Bulan kering


2005 7 1 4
2006 7 - 5
2007 8 1 3
2008 5 2 5
2009 4 2 6
Jumlah 31 6 23

Keterangan :

 Bulan kering = Bulan dengan curah hujan 0 – 60 mm


 Bulan lembab = Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
 Bulan basah = Bulan dengan curah hujan > 100 mm

31
o Rata – rata bulan basah = = 6,2
5
23
o Rata – rata bulan kering = = 4,6
5
o Penentuan tipe iklim
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Q= x 100 %
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
4,,6
= x 100 %
6,2

= 0,74 x 100 %
= 74 %
Dari perhitungan nilai Q tersebut dan dengan menggunakan segitiga Schmith-
ferguson, diketahui bahwa Kabupaten Gresik memiliki tipe iklim D, yaitu dimana
daerahnya sedang, dengan vegetasi hutan musim.
Tabel 8.3 Jenis Bulan Berdasarkan Klasifikasi Oldeman

Bulan Rata - rata


Januari 2352,6
Februari 385,6
Maret 184,2
April 134,8
Mei 96,8
Juni 92,2
Juli 35
Agustus 10,4
September 5,6
Oktober 85,6
November 150,2
Desember 427,4

Keterangan :

 Bulan basah = Bulan dengan curah hujan > 200 mm, ditandai dengan warna ungu
 Bulan kering = Bulan dengan curah hujan < 100 mm, ditandai dengan warna
merah

o Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu :


Zone A : bulan basah berturut-turut > 9 bulan
Zone B : bulan basah berturut-turut 7 – 9 bulan
Zone C : bulan basah berturut-turut 5 – 6 bulan
Zone D : bulan basah berturut-turut 3 – 4 bulan
Zone E : bulan basah berturut-turut < 3 bulan
o pemberian nama sub zone berdasarkan angka yaitu :
Sub 1 : bulan kering berturut-turut < 2 bulan
Sub 2 : bulan kering berturut-turut 2 – 3 bulan
Sub 3 : bulan kering berturut-turut 4 – 6 bulan
Sub 4 : bulan kering berturut-turut > 6 bulan
o Penentuan tipe iklim :
- Zone iklim D dengan bulan basah berturut – turut 3 bulan.
- Sub zone 3 dengan bulan kering berturut – turut 6 bulan.

Dari pemberian nama zone dan sub zone iklim menurut Oldemen yang menyatakan
kebutuhan air untuk tanaman padi dan tanaman palawija, diketahui bahwa Kabupaten
Gresik memiliki tipe iklim D3, yaitu hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija
setahun, tergantung pada adanya persediaan air irigasi.

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu membahas penentuan klasifikasi iklim di indonesia. Menurut
(Lakitan,2002) Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama dan
meliputi tempat yang luas, kira-kira memerlukan data cuaca antara 10 sampai 30 tahun. Iklim
dikaji dalam bidang ilmu klimatologi. Terjadinya perbedaan iklim di muka bumi disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu rotasi dan revolusi bumi yang berdasar pada garis lintang dan
bujur, topografi bumi, tekanan udara, luas permukaan tanah dan lautan. Klasifikasi iklim
umumnya didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan
atau kelautan. Pengklasifikasian iklim hanya memilih data iklim yang mempengaruhi secara
langsung aktivitas dalam bidang yang diamati seperti pola tanam komoditas bahan pangan
atau perkebunan. Oleh karena itu menurut (Dewi,2005) pembagian iklim disuatu tempat
didasarkan pada dua atau tiga tipe iklim. Pembagian iklim berdasarkan tujuan penggunaannya
yaitu tipe iklim Mohr, tipe iklim Schmidt-Ferguson dan tipe iklim Oldeman. Praktikum kali
ini membahas klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson dan oldeman.

Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe
iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya
adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan
tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman
yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis
vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana,
tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis
vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah
padang ilalang (Lakitan,2002). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa klasifikasi
menurut Schmidt-Ferguson, data curah hujan kabupaten Gresik memiliki tipe iklim D,
yaitu dimana daerahnya sedang, dengan vegetasi hutan musim.

Oldeman menyusun klasifikasi iklim Indonesia berdasar jumlah bulan basah yang
berlangsung secara berturut-turut. Klasifikasi Oldeman bulan basah adalah bulan dengan
total curah hujan kumulatif > 200 mm, bulan kering adalah bulan dengan total curah
hujan < 100 mm, bulan lembab dengan total curah hujan kumulatif antara 100 hingga
200 mm. Berdasar jumlah bulan basah berturut-turut ini, Oldeman membuat 5 zona
agroklimat utama, istilah agroklimat digunakan untuk mencerminkan zona iklim yang
dikaitkan dengan kebutuhan budidaya pertanian (Lakitan, 2002). Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa data curah hujan kabupaten Gresik memiliki bulan basah berturut –
turut 3 bulan ( termasuk zone D ) dan memiliki bulan kering berturut – turut 6 bulan (
termasuk sub zone 3 ). Dari pemberian nama zone dan sub zone iklim menurut Oldemen
yang menyatakan kebutuhan air untuk tanaman padi dan tanaman palawija, diketahui
bahwa Kabupaten Gresik memiliki tipe iklim D3, yaitu hanya mungkin satu kali padi
atau satu kali palawija setahun, tergantung pada adanya persediaan air irigasi.

Penentuan klasifikasi iklim di atas, dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu letak
astronomis, ketinggian tempat, pengaruh luas daratan, lokasi daerah, Suhu udara,
kelembapan udara dan awan, jumlah curah hujan, pengaruh arus laut, lamanya musim,
pengaruh topografi dan vegetasi.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Praktikum penentuan klasifikasi iklim di Indonesia menggunakan metode Schmidt-Ferguson dan


Oldeman

2. Hasil pengamatan menurut Schmidt-Ferguson, data curah hujan kabupaten Gresik memiliki
tipe iklim D, yaitu dimana daerahnya sedang, dengan vegetasi hutan musim.

3. Hasil pengamatan menurut Oldeman, menyatakan bahwa kebutuhan air untuk tanaman
padi dan tanaman palawija, diketahui bahwa Kabupaten Gresik memiliki tipe iklim D3, yaitu
hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun, tergantung pada adanya
persediaan air irigasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan klasifikasi iklim di Indonesia faktor yaitu
letak astronomis, ketinggian tempat, pengaruh luas daratan, lokasi daerah, Suhu udara,
kelembapan udara dan awan, jumlah curah hujan, pengaruh arus laut, lamanya musim,
pengaruh topografi dan vegetasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, N. K. 2005. Kesesuaian iklim terhadap pertumbuhan tanaman. Jurnal Biologi 1(2) : 1-15.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi cetakan ke-dua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai