Anda di halaman 1dari 3

1.

Apa itu 1000 HPK

Periode 1000 hari pertama sering disebut window of opportunities atau sering juga
disebut periode emas (golden period) didasarkan pada kenyataan bahwa pada masa
janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat
dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.
Periode awal kehidupan juga sering disebut periode sensitif. Perkembangan sel-sel
otak manusia pada masa tersebut sangat menentukan, sehingga bila terjadi gangguan
pada periode tersebut akan berdampak permanen, tidak bisa diperbaiki.
Menurut Menkes, istilah 1000 hari pertama kehidupan atau the first thousand days
mulai diperkenalkan pada 2010 sejak dicanangkan Gerakan Scalling-up Nutrition di
tingkat global. Hal ini merupakan upaya sistematis yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan khususnya pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memberikan
perhatian khusus kepada ibu hamil sampai anak usia 2 tahun, terutama kebutuhan
pangan, kesehatan, dan gizinya.

Gagal tumbuh pada periode 1000 hari pertama kehidupan, selain akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan fisik, juga akan menyebabkan gangguan metabolik, khususnya
gangguan metabolism lemak, protein dan karbohidrat yang pada akhirnya dapat
memicu munculnya penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes dan penyakit
jantung koroner pada usia dewasa, jelas Menkes

Menkes menyatakan, prevalensi gizi kurang pada anak balita sebesar 17,9 persen.
Untuk mencapai target sasaran MDGs pada 2015 harus diturunkan menjadi 15,5
persen. Permasalahan kekurangan gizi mikro seperti kurang vitamin A (KVA), anemia
gizi pada balita, serta kekurangan yodium sudah dapat dikendalikan, sehingga tidak lagi
menjadi masalah kesehatan di masyarakat.

Mengutip data hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, ditemukan disparitas masalah gizi
kurang antar provinsi. Beberapa provinsi memiliki prevalensi gizi kurang di bawah 15
persen, seperti Sulawesi Utara, Yogyakarta, Bali, Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara
beberapa provinsi lainnya memiliki prevalensi gizi kurang yang masih tinggi, seperti
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Barat.

Menkes menambahkan, masalah gizi lain yang harus diantisipasi adalah mulai
meningkatnya prevalensi balita gemuk. Dalam kurun waktu 3 tahun dari 2007 hingga
2010, prevalensi anak yang mengalami kelebihan berat badan meningkat dari 12,2
persen menjadi 14,3 persen. Pada usia dewasa, prevalensi gizi lebih bahkan sudah
mencapai 21 persen.

Selain itu, yang masih menjadi masalah utama saat ini adalah tingginya prevalensi anak
pendek (stunting). Saat ini, sekira 35 persen anak-anak kita, tinggi badanya tidak sesuai
dengan usianya, kata Menkes

Hal lainnya, Menkes memaparkan, sebagai wujud komitmen pemerintah, telah


ditetapkan strategi prioritas mulai tahun 2012 sampai 2014. Terkait dengan upaya
perbaikan gizi pada 1000 hari kehidupan, telah ditetapkan beberapa kebijakan,
diantaranya: Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kehamilan dan persalinan;
Melakukan sosialisasi dan pemantauan pelaksanaan UU nomor 36/2009 tentang
Kesehatan dan PP nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif; Meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan melalui penyediaan dukungan
tenaga, penyediaan obat gizi dan suplementasi yang cukup; Meningkatkan kegiatan
edukasi kesehatan dan gizi melalui budaya perilaku hidup bersih dan sehat; serta
dengan meningkatkan komitmen berbagai pemangku kepentingan terutama lintas
sektor, dunia usaha serta masyarakat untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan
pangan tingkat keluarga.

Dalam sambutannya, Menkes mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang


menyiapkan Gerakan Nasional Sadar Gizi yang tujuan utamanya adalah menyamakan
persepsi, pemahaman, serta meningkatkan komitmen segenap pemangku kepentingan
untuk memenuhi dan melindungi kebutuhan dasar, terutama pangan, kesehatan dan
gizi pada ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun.

Mudah-mudahan diskusi ini dapat memberikan pemikiran-pemikiran alternatif dalam


implementasinya di lapangan, tandas Menkes.

Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling
penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat masih
di dalam kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun
(730 hari).
Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai
saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin di dalam
kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan
seseorang. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori,
konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di
kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai