Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

4.1 Batasan

Batasan masalah yang digunakan pada makalah ini yaitu berkaitan dengan penyakit
Phimosis Diharapkan dengan adanya batasan pada makalah ini tidak menyimpang serta dapat
memberikan informasi dengan tepat.

4.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

a. Sistem Reproduksi Pria

a.Organ eksterna
-Penis
-Scrotum
b.Organ interna
-Testis
-Epididimis
-Vas deferens
-Vesikula seminalis
-Kelenjar prostat
-Uretra/saluran kencing.

b. Anatomi Organ Reproduksi Pria


a.Organ Eksterna

1)Penis

Terdiri dari 3 tabung jaringan erektil, yaitu :

-Satu pasang korpus kavernosa.


-Satu korpus spongiosa.

Korpus spongiosum membungkus uretra pars kavernosa dan berakhir


pada gland penis.

2)Skrotum

Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang berisi testis.Berjumlah


sepasang, yaitu skrotum kanan dan kiri.Dinding skrotum tidak mengandung lemak
subkutan dan rambut tetapi mengandung sedikit otot.Otot ini bertindak sebagai
pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.

b. Organ Reproduksi Interna

1)Testis

Jumlah : 2 (kanan dan kiri)


Letak : di dalam kantong skrotum
Bentuk : seperti telur

Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobulus testis


Di testis, terdiri dari 200-300 lobulus dan setiap lobulus terdiri dari 3 tubulus
seminiferus.Testis dibungkus oleh tunika albuginea dan tunika vaginalis, yang
memungkinkan masing-masing testis dapat bergerak bebas di dalam skrotum,Di dalam
tubulus terdapat sel spermatogenik dan sel penunjang yaitu sel sertoli.Diantara tubulus
terdapat sel interstisial leydig.

2)Epididimis

Epididimis merupakan saluran panjang berkelok-kelok yang menempel di belakang


testis
Panjangnya ± 7 - 10 m

3)Vas deferens

Vas deferens merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan
dari epididimis
Merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi.

4)Vesikula seminalis

Vesikula seminalis merupakan kantong-kantong kecil yang berbentuk tidak teratur


Panjangnya 5 – 10 cm
Saluran dari vesikula seminalis bergabung dengan vas deferens membentuk ductus
ejaculatorius

5)Saluran ejakulasi

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen


dengan uretra
Panjangnya kira-kira 2,5 cm.

6)Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih

7)Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.

c. Fisiologi Sistem Genetalia Pria

a. Hormon pada Laki-laki


a. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi
sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
c. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.Testosteron bertanggung jawab dalam perubahan fisik
laki-laki terutama organ seks sekundernya.
b. Efek hormon testoteron pada pria:

Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
c. efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli
juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e.Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64
hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis
adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

d.Histologi Genetalia Pria


Fungsi testis :

1. Spermatogenesis
2. Produksi androgen

Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus. Produksi androgen berlangsung di


dalam kantung dari sel khusus yang terdapat di daerah interstitsial antara tubulus.
Tubulus seminiferus di kelilingi oleh membrana basalis. Disisi medial membrana basalis
terdapat sel progenitor untuk memproduksi sperma. Epitel yang mengandung spermatozoa
yang sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut sebagai epitel seminiferus atau epitel
germinal.

Pada potongan melintang testis, spermatozoit dalam tubulus berada dalam berbagai
tahapan pematangan. Diantara spermatozoit terdapat sel sertoli. Sel ini berperan secara
metabolik dan struktural untuk melindungi spermatozoa yang sedang berkembang.
Spermatogenesis dapat dibagi menjadi 3 fase :

1. Proliferasi mitosis untuk menghasilkan banyak sel


2. Pembelahan meiosis untuk menghasilkan perbedaan genetik
3. Pematangan

Fase yang terakhir diatas meliputi remodeling morfologi seluler yang luas dengan tujuan
untuk memfasilitasi perpindahan dan penetrasi sperma ke oosit didalam saluran reproduksi
wanita.

Sel stem spermatogonium primitif tetap dorman dalam testis sampai saat pubertas. Saat
pubertas, sel tersebut diaktivasi dan dipelihara dalam lingkaran mitosis pada membrana basalis
tubulus seminiferus.
Dari tempat penyimpanannya sel stem timbul kelompok sel yang secara morfologis
berbeda dan dinamakan sebagai spermatogonium A. Setiap spermatogonium A mengalami
beberapa kali mitosis untuk membentuk suatu “klon” sel germinal. Pada pembelahan mitosis
selanjutnya hingga yang terakhir, sel yang dihasilkan disebut sebagai spermatogonium B dan
setelah pembelahan terakhir sel yang dihasilkan disebut sebagai spermatosit primer.
Spermatozit primer kemudian mengalami dua kali pembelahan meiosis. Pembelahan ini
menjadikan jumlah kromosom sel anak menjadi setengahnya. Sel-sel yang mengalami tahap
pertama dari pembelahan meiosis ini akan memiliki perbedaan yang khas pada morfologi
intinya yang dinamakan menjadi tahp tahap khusus :

 R – Resting
 L – Leptoten
 Z – Zigoten
 Pakiten
 Di – Diploten

Pembelahan meiosis pertama menghasilkan spermatosit sekunder (II) dan pembelahan


meiosis kedua menghasilkan spermatid haploid awal (S ) Spermatid selanjutnya mengalami
remodeling sitoplasma yang luar biasa dimana terjadi perkembangan ekor, bagian tengah
mitochondria dan akrosom.Perkembangan spermatozoa dalam epitel seminiferus pada
manusia nampaknya agak sedikit tidak teratur dibandingkan spesies mamalia lain.
Pada manusia terjadi empat kali pembelahan mitosis dan waktu yang dibutuhkan oleh
spermatogonium A untuk berkembang sampai menjadi spermatozoa yang siap memasuki
epididimis kira kira 64 hari. Setelah spermatosit berlanjut ke tahap pematangan, spermatosit
bergerak maju di sepanjang lumen tubulus seminiferus.Sel sertoli pembungkus spermatosoa
yang berkembang homolog dengan sel granulosa pada ovarium dan juga berperan dalam
proses aromatisasi prekursor androgen menjadi estrogen, produk yang menghasilkan
pengaturan umpan balik lokal pada sel Leydig .Sel Leydig memiliki fungsi utama lain yakni
memproduksi androgen testis. Sel Leydig homolog dengan sel teka ovarium.Sel yang paling
mudah rusak pada testis adalah spermatogonium. Perubahan degeneratif yang cepat pada
spermatogonium dapat disebabkan oleh radiasi, alkohol,defisiensi makanan, radang lokal serta
suhu panas..

Anda mungkin juga menyukai