4.1 Batasan
Batasan masalah yang digunakan pada makalah ini yaitu berkaitan dengan penyakit
Phimosis Diharapkan dengan adanya batasan pada makalah ini tidak menyimpang serta dapat
memberikan informasi dengan tepat.
a.Organ eksterna
-Penis
-Scrotum
b.Organ interna
-Testis
-Epididimis
-Vas deferens
-Vesikula seminalis
-Kelenjar prostat
-Uretra/saluran kencing.
1)Penis
2)Skrotum
1)Testis
2)Epididimis
3)Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan
dari epididimis
Merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi.
4)Vesikula seminalis
5)Saluran ejakulasi
6)Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih
7)Uretra
Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
c. efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli
juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e.Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64
hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis
adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
1. Spermatogenesis
2. Produksi androgen
Pada potongan melintang testis, spermatozoit dalam tubulus berada dalam berbagai
tahapan pematangan. Diantara spermatozoit terdapat sel sertoli. Sel ini berperan secara
metabolik dan struktural untuk melindungi spermatozoa yang sedang berkembang.
Spermatogenesis dapat dibagi menjadi 3 fase :
Fase yang terakhir diatas meliputi remodeling morfologi seluler yang luas dengan tujuan
untuk memfasilitasi perpindahan dan penetrasi sperma ke oosit didalam saluran reproduksi
wanita.
Sel stem spermatogonium primitif tetap dorman dalam testis sampai saat pubertas. Saat
pubertas, sel tersebut diaktivasi dan dipelihara dalam lingkaran mitosis pada membrana basalis
tubulus seminiferus.
Dari tempat penyimpanannya sel stem timbul kelompok sel yang secara morfologis
berbeda dan dinamakan sebagai spermatogonium A. Setiap spermatogonium A mengalami
beberapa kali mitosis untuk membentuk suatu “klon” sel germinal. Pada pembelahan mitosis
selanjutnya hingga yang terakhir, sel yang dihasilkan disebut sebagai spermatogonium B dan
setelah pembelahan terakhir sel yang dihasilkan disebut sebagai spermatosit primer.
Spermatozit primer kemudian mengalami dua kali pembelahan meiosis. Pembelahan ini
menjadikan jumlah kromosom sel anak menjadi setengahnya. Sel-sel yang mengalami tahap
pertama dari pembelahan meiosis ini akan memiliki perbedaan yang khas pada morfologi
intinya yang dinamakan menjadi tahp tahap khusus :
R – Resting
L – Leptoten
Z – Zigoten
Pakiten
Di – Diploten