LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. C
Umur : 47 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dusun Drien Payong
No CM : 79-57-44
Tanggal pemeriksaan : 15 september 2017
II. ANAMNESA
RPS : Pasien datang di antar keluarganya dengan keluhan mata kanan sakit
sejak 4 hari yang lalu akibat terkena daun padi, mata bernanah dan sangat
- Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
1
Heart Rate : 82 x/menit
Tempertur : 36,5º C
Respiratory Rate : 20 x/menit
B. Status Oftalmologi
A. INSPEKSI OD OS
10.Mekanisme muskular
C. VISUS :
VOD : 1/-
VOS :5/5
IV. DIAGNOSIS:
- Ulkus Kornea et Hipopion
2
V. DIAGNOSIS BANDING:
- uveitis Anterior
- Erosi Kornea
VI. TERAPI:
Medikamentosa :
- Cendo floxa 6 dd gtt OD
- Cendo nonkort 6 dd gtt OD
- Inj. Ketorolak / 8 jam
- Inj. Cefotaxim / 12 jam
Nonmedikamentosa :
- Kurangi pajanan debu dan sinar matahari dengan menggunakan helm atau
kacamata anti ultraviolet
- Kontrol ke rumah sakit
FOLLOW UP
OD TGL 16-09-17 TGL 18-09-17
3
FOLLOW UP
FOLLOW UP
4
Hari 1 dan Hari Ke 2
5
BAB II
PENDAHULUAN
Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma oleh benda asing, dan
dengan air mata atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau jamur ke
dalam kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Ulkus kornea
merupakan luka terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan nyeri.
Menurunkan kejernihan penglihatan dan kemungkinan erosi kornea.
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya
infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung. Diskontinuitas jaringan kornea
dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Ulkus kornea yang luas memerlukan
penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya
komplikasi berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan.
6
tepat akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut
yang luas.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 1. Anatomi Kornea
1) Lapisan epitel
Tebalnya 50 um, terdiri dari 5 lapisan sel epital tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel
gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong
kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi
sel gepeng. Sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan
sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden :
ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang
merupakan barrier.
Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya.
Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi rekuren.
Epitel berasal dari ectoderm permukaan.
2) Membrane bowman
Terletak dibawah membrane basal epitel kornea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari
bagian dengan stroma.
Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.
8
3) Jaringan stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan yang lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur,
sedang dibagian perifer serat kolagen ini bercabang, terbentuknya
kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang
sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibrolast terletak diantara serat kolagen stroma.
4) Membrane descement
Merupakan membrane selular dan merupakan batas belakang stroma
kornea dihasilkan sel endotel dan dihasilkan membrane basalnya.
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai tebal 40 um.
5) Endotel
Brasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20 –
40 um. Endotel melekat pada membrane descement melalui
hemidosom dan zonula okluden.
9
1.1 Definisi
1.2 Patofisiologi
Kornea merupakan bagian anterior dari mata yang harus dilalui cahay
dalam perjalanan pembentukan ayangan di retina. Biasanya cahaya terutama
terjadi di permukaan anterior dari kornea, perubahan dalambentuk kejernihan
kornea segera mengganggu pembentukan bayangan yang baik di retina, oleh
karenanya kelainan sekeil apapun di kornea, dapat menimbulkan gangguang
penglihatan yang hebat.
10
1.3 Etiologi
a. Infeksi
Infeksi bakteri : streptococcus meumonia dan spesies moraxella
merupakan penyebab paling sering. Hamper semua ulkus berbentuk
sentral. Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya secret yang keluar
bersifat mukopurulen yang bersifat khas.
Infeksi jamur : disebabkan oleh candida, fusarium, aspergilus dan
spesies mikosis fungoides.
Infeksi virus : ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering
dijumpai. Bentuk khas dendrite dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil
dilapisi epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus.
b. Noninfeksi
Bahan kimia bersifat asam atau basa tergantung PH
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik. Bila
bahan asam mengenai mata maka akan terjadi pengedapan protein
permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak terjadi
destruktif.
Radiasi atau suhu
Dapat terjadipada saat bekerja las dan menatap sinar matahri yang
akan merusak epitel kornea.
Kelainan dari membrane basal misalnya karena trauma.
1.4 Klasifikasi
11
abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus
cepat menjalar kedalam dan menyebabkan perforasi kornea.
Ulkus stafilokokus :pada awalnya berupa ulkus berwarnah putih
kekuningan disertai infiltrate berbatas tegas, apapila tidak diobati
secara adekuat akan menjadi abses kornea yang disertai edema stroma
dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus sering
kali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
Ulkus pseudomonas : lesi pada ulkus ini dimulai dari arah sentral
kornea, ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam
kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea
dalam waktu 48 jam. Gambaran berupa ulkus berwarna abu-abu
dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang
bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat
hipopion yang banyak.
Ulkus pneumokokus : terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral
yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar kearah satu jurusan
sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut ulkus
serpent. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna
kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat
ulkus yang menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman.
12
Gambar 4. Ulkus kornea pseudomonas
13
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea herpes zoster : biasanya diawali rasa sakit pada kulit
dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul 1-3 hari sebelum timbulnya
gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edema palpebra,
konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrate.
Ulkus kornea herpes simplex
Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat
disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epiter kornea
disusul dengan bentuk dendrite.
14
Gambar 8. Ulkus kornea acanthamoeba
15
Gambar 10. Moorens ulcer
Gejala subjektif
Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva
Secret mukopurulen
Merasa ada benda asing di mata
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus
Silau
Nyeri
Gejala objektif
Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrate
Hipopion
1.6 Diagnosis
16
diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi dan adanya riwayat
penyakit kornea yang bermanaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes
simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat
topical oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi
penyakit bakteri.
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Pemeriksaan slit lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
Respon reflek pupil
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi
17
Gambar 11. Pewarnaan gram ulkus kornea gambar 12. Pewarnaan
gram ulkus kornea herpes
simplek herpes zoster.
1.7. Penatalaksanaan
Ulkus kornea adalah keadaan darurat yang harus segera ditangani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan
pada ulkus kornea tergantung pada penyebabnya. Diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi
peradangan dengan steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi. Pasien
tidak dapat memberikan obat sendiri.
18
Mencegah penyebab infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih
Berikan anlgetik jika nyeri
Penatalaksaan medis
Pengobatan lokal
Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dikeluarkan ztau
dihilangkan. Lesi kornea sekeil apapun harus diperhatikan dan di obbati sebaik-
baiknya.
1.8 Pencegahan
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk ke mata
19
Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak dapat
menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan
basah
Jika memakai lensa kotak harsu sangat diperhatikan cara memakai dan
merawat lensa tersebut
1.9 Komplikasi
1.10 Prognosis
2. Hipopion
2.1 Definisi
Hipopion di definisikan sebagai pus steril yang terdapat pada bilik mata
depan. Hipopion dapat terlihat sebagai lapisan putih yang mengedap di bawah
bilik mata depan. Komposisi dari pus biasanya steril, hanya terdiri dari leukosit
tanpa adanya mikroorganisme pathogen, seperti bakteri, jamur, maupun virus,
20
karena hipopion adalah reaksi inflamasi terhadap toxin dari mikroorganisme
pathogen.
2.2 Pathofisiologi
Bangunan yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan badan siliar.
Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan premeabilitas dari blood-
aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam
cairan aqueous, sehingga memberikan gambran hipopion. Adanya pus dibilik
mata depan biasanya memberikan gambaran lapisan putih. Hipopion yang
berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh infeksi pseudomonas, sedangkan
hipopion yang berwarna kekuningan biasanya disebabkan oleh jamur.
Karena pus bersifat lebih berat dari caira aqueous, maka pus akan mengidap di
bagian bawah bilik mata depan. Beberapa organism biasanya menghasilkan pus
lebih banyak dan lebih cepat, diantaranya pnemokokus, pseudomonas,
streptokokus dan gonokokus.
2.3 Etiologi
Rasa sakit
Iritasi
Gatal
Fotofobia pada mata yang terinfeksi
Beberapa mengalami penurunan visus tergantung dari beratnya
penyakit utama yang diderita
21
2.5 Diagnosa
Hipopion biasanya dinilai dari tingginya, diukur dari dasar bilik mata depan
dengan satuan millimeter.
2.5 Penatalaksanaan
Terapi yang lebih spesifik biasanya tergantung dari penyakit utama yang
menyebabkan hipopion. Anti inflamasi yang sering digunakan adalah
kortikosteroid.
Dexamethasone
Prednisolon
Triamcinolone acetonide
Metyhlprednisolone
Cycloplegic
2.6 Prognosa
22
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hipopion adalah pus steril yang terdapat pada bilik mata depan yang
terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan.
Bangunan yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan badan siliar.
Diagnose hipopion dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
dan penunjang.
23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
24
25