Anda di halaman 1dari 2

PERAN ITS UNTUK INDONESIA

Nama saya Tegar Lanang Prakoso, saya ingin meneladani sifat kepahlawanan dari Ki Hajar
Dewantara untuk peran Indonesia, yang tertulis dibawah ini.
1. Tekun belajar dalam keadaan apa pun
Pada jaman penjajahan Belanda, hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan
mengenyam pendidikan. Sebagai warga keturunan bangsawan atau ningrat, beliau tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berjuang, khususnya demi kemerdekaan Negara kita
tercinta ini. Melalui jalur pendidikan, beliau ingin keberadaan dirinya membawa manfaat
bagi Negara kita.

Bagaimana dengan kita? Pada saat ini, kita sebagai warga Indonesia memiliki banyak sekali
kesempatan untuk mengenyam pendidikan seluas-luasnya. Mungkin memang untuk kalangan
tertentu, mereka mendapatkan kemudahan untuk bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi
dan lebih baik, namun bila kita hanya berhenti dan banyak memgeluh dengan keadaan kita itu
tidak akan banyak memberikan manfaat. Kita juga seharusnya melihat bila banyak orang
sukses yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi atau bisa disebuat sebagai orang-orang
yang “gagal”. Namun mereka memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah putus
asa. Selain itu, mereka juga pandai melihat kesempatan. Namun bila seseorang tidak
memiliki daya juang dan semangat, bagaimana seseorang bisa mendapatkan kesempatan?
Sebagai contoh, orang yang dahulu orang yang tidak punya lalu menjadi seorang milyader
“gara-gara” sebuah kuis di sebuah televise pun, tidak akan mendapatkan “anugrah” itu bila
dia tidak ada daya juang!
2. Tidak terpuruk dalam kegagalan
Setelah menamatkan pendidikannya di ELS, Ki Hajar Dewantara meneruskan pendidikannya
ke STOVIA. Namun karena kondisi kesehatannya yang kurang baik, maka beliau pun harus
banyak beristirahat di rumah (mungkin jumlah kehadirannya di kelas di tidak sampai 70
persen kali ya… J ) Namun perjuangannya di dunia pendidikan tidak berhenti. Mungkin
karena banyak waktu di rumah, beliau pun mulai banyak berkonsentrasi dalam
mengembangkan bakatnya di dunia jurnalis. Yah… Dia mulai aktif menulis di beberapa surat
kabar.
3. Aktif dalam kegiatan bermasyarakat (bersosialisasi)
Itulah kelebihan Ki Hajar Dewantara, beliau sangat aktif berkecimpung di banyak bidang.
Meski dasar pendidikannya adalah pendidikan, namun beliau juga mengembangkan hobinya
untuk tekun di bidang politik dan sosial. Beliau memiliki banyak teman dari berbagai
kalangan, baik pendidikan, sosial, dan politik. Itulah yang menjadi inspirasi beliau untuk
menulis keadaan sosial dan politik di Negara kita, khususnya dalam mengkritik penjajah di
Negara kita, yaitu Belanda.
4. Pandai memanfaatkan situsi untuk mencari peluang
Setelah beliau menulis sebuah tulisan di sebuah surat kabar yang berjudul “Andai Aku
Seorang Belanda”, beliau ditangkap dan diasingkan ke Bangka, lalu ke Belanda. Di masa
pengasingan tersebut, beliau tidak merasa terpuruk dan menyerah. Beliau seakan-akan malah
“bersyukur” dengan hukuman yang dia terima. Karena berkat hukuman tersebut, beliau
mendapatkan kesempatan untuk lebih menekuni bakatnya di bidang pendidikan dan
pengajaran. Bahkan, beliau mendapatkan sebuah sertifikat pendidikan di negeri
belanda, Europeesche Akte. Luar biasa bukan?

5. Belajar dari Semboyan Ki Hajar Dewantara


Dalam perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai
Semboyan yaitu:

1. Tut wuri handayani,


artinya dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
2. Ing madya mangun karsa
artinya: di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide.
3. Ing ngarsa sung tulada
artinya di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik.
Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-
sekolah Taman Siswa.

Saya mengambil peran Ki Hajar Dewantara agar kedepannya Bangsa Indonesia selalu berani
dan tidak takut untuk membuat prestasi khususnya dibidang Pendidikan. Karena dibidang
sangat lah penting untuk masa depan warga Indonesia. Maka, dari itulah ITS sangat berperan
penting untuk Bangsa Indonesia. Karena ITS ingin mencetak generasi muda emas bangsa
agar selalu berprestasi dikancah Internasional maupun Nasional khususnya dibidang IPTEK.

Anda mungkin juga menyukai