Anda di halaman 1dari 5

ELEKTROFORESIS

Oleh :
Nama : Muhammad Alif Rois Nahdiyin
NIM : B1A016019
Asisten : Dini Rizki Pertiwi
Kelompok :2
Rombongan : A1

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
A. Hasil
B. Pembahasan

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan


berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam suatu matriks yang dipengaruhi
oleh medan listrik. Komponen atau molekul tersebut dapat berupa DNA, RNA,
maupun Protein dari pengotor lain. Elektroforesis menyediakan informasi mengenai
ukuran, muatan, dan jenis komponen yang dielektroforesis (Fairbanks & Andersen,
1999).
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat molekul yang bermuatan listrik
ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul yang digunakan dalam
praktikum elektroforesis adalah molekul DNA yang bermuatan negatif.
Molekul akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan
muatan yang terkandung di dalamnya. Molekul-molekul yang bermuatan negatif
(anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul-molekul
yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (katoda) DNA
memiliki muatan negatif karena mengandung gugus O. Oleh karena itu, arah migrasi
DNA adalah dari kutub negatif ke kutub positif (Kusuma, 2010).
Migrasi DNA tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran molekul
DNA, konsentrasi gel, bentuk molekul, densitas muatan, pori-pori gel, voltase, dan
larutan buffer elektroforesis. Pertama, ukuran molekul DNA. Molekul yang
berukuran lebih kecil akan cepat bergerak melewati gel karena hambatan yang akan
dihadapi tidak lebih banyak dibandingkan molekul berukuran besar. Kedua,
konsentrasi gel. Semakin tinggi konsentrasi agarosa, semakin kaku gel yang dibuat
sehingga sukar untuk dilewati molekul-molekul DNA. Konsentrasi agarosa yang
lebih tinggi memudahkan pemisahan DNA yang berukuran kecil, konsentasi agarosa
yang lebih rendah memudahkan pemisahan DNA dengan ukuran yang lebih besar.
Ketiga bentuk molekul. Molekul yang memiliki bentuk elips atau fibril akan lebih
cepat bergerak dibandingkan dengan yang berbentuk bulat. Keempat densitas
muatan. Densitas muatan yaitu muatan per unit volume molekul. Molekul dengan
densitas muatan tinggi akan bergerak lebih cepat dibandingkan molekul dengan
densitas muatan yang rendah. Kelima, pori-pori gel. Semakin kecil pori-pori gel yang
digunakan, semakin lambat pergerakan molekul DNA. Keenam, voltase. Semakin
tinggi tegangan listrik yang diberikan, semakin cepat pergerakan molekul DNA.
Ketujuh, larutan buffer elektroforesis. Buffer dengan kadar ion tinggi akan
menaikkan konduktansi listrik sehingga mempercepat migrasi DNA (Martin, 1996).
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1. Comb digunakan untuk membentuk well pada gel agarosa,
2. Tray digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa,
3. Chamber digunakan sebagai wadah gel agarosa, dan
4. Sumber listrik digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis
5. Mikropipet berfungsi untuk memindahkan sampel dan larutan lainnya dari tube ke
dalam wells pada aparatus elektroforesis
6. Power Supply (DC) sebagai sumber energi untuk aparatus elektroforesis
7. Sumber Sinar UV berfungsi untuk membantu mengamati hasil band yang tampak
sehingga terlihat lebih jelas (Martin, 1996).
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu gel agarosa. Gel agarosa
diperoleh dari rumput laut dan biasanya digunakan dalam konsentrasi 0,5--2%
(Magdeldin, 2012).
DAFTAR REFERENSI

Fairbanks, D. J. & Andersen. 1999. Genetics : The continuity of life. Cole Publishing
Company, Pacific Grove.
Kusuma, S.A.F., 2010. PCR. Fakultas Farmasi. Universitas Padjajaran. Bandung.
Magdeldin, Sameh. 2012. Gel Electrophoresis - Principles and Basics. InTech Publisher
: Rijeka, Croatia.
Martin, R. 1996. Gel electrophoresis: Nucleid acids. Bros Scientific Publishers Ltd.,
Oxford.

Anda mungkin juga menyukai