Anda di halaman 1dari 10

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Pendidikan Kesehatan Pencegahan HIV AIDS

Untuk Memenuhi Penugasan Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS

Oleh:

1. Novian Dwi P
2. Regina Eka P
3. Rosi Widyarini
4. Safitri Zummy A
5. Siti Nur Aisah
6. Sri Sunarsih
7. Veronika Sibarani
8. Virgiana
9. Yunita Wigatiningsih
10. Yuyun Desi S

PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2018
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Topik/materi : Pendidikan Kesehatan Pencegahan HIV AIDS
Sasaran : Siswa-siwi SMA
Waktu : 10.00 WIB
Hari/tgl : Senin 30 Juli 2018
Tempat: SMA Negeri I Semarang

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu masalah kesehatan yang pacta akhir-akhir ini
amat merisaukan masyarakat dunia adalah AIDS. Mudah dipahami
karena paling tidak ada empat faktor utama yang mendasarinya.
Pertama, penyebarannya yang pesat, pada awalnya AIDS hanya
terdapat di negara-negara Afrika, tetapi saat ini telah ditemukan hampir
di seluruh dunia. Kedua, pertambahan jumlah penderitanya yang cepat,
untuk Indonesia pada tahun 2000, bila tidak dilakukan intervensi
diperkirakan kasus HIV/AIDS 2.500.000 orang. Sedangkan bila
dilakukan intervensi dengan melaksanakan program pencegahan yang
intensif angka tersebut dapat ditekan menjadi 500.000 orang. Ketiga,
cara pencegahan dan penanggulangannya yang efektif belum
ditemukan. Berbagai penelitian tentang tindakan imunisasi dan obat-
obat yang dapat melumpuhkan penyebab AIDS, belum terbukti
kemanjurannya. Keempat, akibat yang ditimbulkannya sangat
berbahaya. Seorang yang telah didiagnosa HIV positif, dalam waktu 5-
10 tahun akan masuk dalam stadium AIDS yang akan menyebabkan
kematian
HIV/AIDS yang telah menjadi pandemi di seluruh dunia
dan epidemi di beberapa Negara negara tertentu masih terus
melebarkan sayapnya. Bahkan diperkirakan kecepatan penularannya
setiap menit 3 orang terinfeksi. Maka, sehari semalam 4320 orang di
seluruh dunia berpotensi mengidap penyakit ini. AIDS adalah penyakit
yang amat mengerikan dan telah menimbulkan kepanikan. “Mass
hysteria” tidak hanya di kalangan penduduk, tetapi juga di kalangan
petugas kesehatan. Fenomena ini telah dialami dan dapat dilihat pada
para pegawai rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, dan orang tua
murid. Kecemasan makin menjadi manakala ditemukan orang
terinfeksi virus HIV dari dokter gigi yang merawatnya, atau dari
transfusi darah, dan yang sejenisnya.
Dari data sederhana diatas didapatkan bahwa ketidaktahuan
remaja pelajar tentang AIDS, siklus dan reproduksi sehat serta
penyakit menular seksual adalah akibat informasi yang sering salah
disamping adanya pergeseran nilai dan perilaku seks ke arah seks
bebas terutama di kalangan generasi muda. Oleh sebab itu perlu
dilakukan upaya perlindungan, pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS ke arah kelompok ini secara intensif dan komprehensif .
Berbagai bentuk pendidikan kesehatan telah dilakukan
selama ini khususnya berkaitan dengan AIDS terbanyak dilakukan
secara tidak langsung antara lain melalui berbagai media baik
elektronik maupun cetak, juga dilakukan secara langsung baik melalui
ceramah maupun metode diskusi. Namun dari pengalaman
menunjukkan jumlah penderita HIV/AIDS semakin banyak
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, begitu juga penderita pada
kelompok umur remaja.
Tujuan:
1. Tujuan Intruksional Umum:
Setelah mengikuti program penyuluhan diharapkan masyarakat
dapat memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan HIV
AIDS.
2. Tujuan Intruksional Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan ibu mampu :
- Menjelaskan pengertian HIV AIDS
- Menjelaskan penyebab HIV AIDS
- Menjelaskan tanda dan gejala pada HIV AIDS
- Menjelaskan cara pengobatan HIV AIDS
- Menjelaskan cara pencegahan dan pemberantasan HIV AIDS

B. Pokok Bahasan: Pendidikan Kesehatan Pencegahan HIV AIDS


C. Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian HIV AIDS
2. Penyebab HIV AIDS
3. Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh HIV AIDS
4. Pencegahan HIV AIDS
D. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media dan
Kegiatan Alat
Penyuluhan
Pendahuluan 1. Memberi salam, Memperhatikan Poster
dan membalas
memperkenalkan diri,
salam.
dan membuka
penyuluhan. Memperhatikan.
2. Menjelaskan materi
Memperhatikan.
secara umum.
3. Menjelaskan tentang
TIU dan TIK.
Penyajian 1. Menjelaskan tentang memberikan Poster
pengertian HIV AIDS pertanyaan.
a. Menanyakan Memperhatikan.
kepada sasaran
apabila ada yang
kurang jelas.
Memperhatikan.
b. Menerima dan
menjawab
pertanyaan yang
Memperhatikan.
diajukan oleh
sasaran.
Memberikan
2. Menjelaskan tentang
pertanyaan.
penyebab HIV AIDS
pada balita
a. Menanyakan Memperhatikan.
kepada sasaran
apabila ada yang
kurang jelas.
b. Menerima dan
Memperhatikan.
menjawab
pertanyaan yang
diajukan sasaran.
Memberikan
3. Menguraikan tentang
pertanyaan.
tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh
HIV AIDS
a. Menanyakan Memperhatikan.
kepada Sasaran
apabila ada yang
kurang jelas.
b. Menerima dan
Memperhatikan.
menjawab
pertanyaan yang
diajukan Sasaran.
4. Menjelaskan tentang
Memberikan
cara pencegahan HIV
pertanyaan.
AIDS
a. Menanyakan
kepada sasaran
apabila ada yang Memperhatikan.
kurang jelas.
b. Menerima dan
menjawab
pertanyaan yang
diajukan sasaran.

Penutup 1. Memberikan Menjawab Poster


pertanyaan tentang pertanyaan yang
materi yang baru diajukan
dijelaskan. pemateri.
2. Menampung jawaban Memperhatikan.
yang diberikan
Memberikan
Sasaran.
3. Mendiskusikan sumbang saran.
bersama jawaban dari
Memberikan
sasaran penyuluhan.
sumbang saran.
4. Bersama Sasaran
menyimpulkan materi Memperhatikan,
yang telah dibahas. dan membalas
5. Menutup pertemuan
salam.
dan memberi salam.

E. Evaluasi:
1. Apa pengertian HIV AIDS?
2. Apa penyebab timbulnya HIV AIDS ?
3. Apa tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh HIV AIDS?
4. Bagaimana tindakan pencegahan pada HIV AIDS?
F. Referensi:
http://www.diknas-padang.org

http://aids-ina.org

https://lifestyle.kompas.com/read/2016/12/02/150000823/.abcde.pencega
han.penularan.hiv.

G. Lampiran:

1. Materi
2. Media yang digunakan (poster)
HIV AIDS

A. Pengertian HIV AIDS


Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (HIV AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang
spesies lainnya. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus
yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang
yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-
benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran
mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

B. Penyebab HIV AIDS


AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV
adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem
kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofag, dan sel
dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung,
padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat
berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4 + hingga jumlahnya
menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka
kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang
disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis,
kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS yang
diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4 + di dalam darah serta
adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan
infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-
rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun
demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat
bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan
melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.
Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang
yang lebih muda, sehingga lebih beresiko mengalami perkembangan
penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan
adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat
perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga
memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap
beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai
bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan
penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat
aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS,
serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

C. Tanda dan Gejala HIV AIDS


Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-
orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan
kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang
biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang
dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.
HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga
beresiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker
leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti
demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar,
kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi
oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada
tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat
hidup pasien.

D. Pencegahan HIV AIDS


Untuk menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Indonesia, ada rumus
ABCDE yang selama ini disosialisasikan sebagai cara pencegahan
HIV/AIDS.
1. A (abstinace) adalah tidak berhubungan seks di luar nikah. Sarsanto
mengatakan edukasi mengenai HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi
dilakukan mulai dari siswa siswi SMP.
2. B (be faithful) adalah saling setia pada pasangan. Sarsanto
menjelaskan, banyak pria yang suka "jajan" di luar dan tidak
menggunakan kondom sehingga dapat membawa virus saat pulang ke
rumah. HIV kemudian bisa menular ke istri di rumah saat
berhubungan seksual. Untuk itu, setia pada pasangan atau tidak
bergonta-ganti pasangan berhubungan seks juga menjadi kunci
pencegahan HIV.
3. C (condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual.
Penggunaan kondom ini dinilai sangat efektif mencegah penularan
HIV. Sarsanto mengungkapkan, Thailand sukses menurunkan angka
HIV karena melakukan kampanye membagikan kondom gratis.
"Kondom itu satu-satunya yang efektif mencegah penularan dalam
hubungan seks," kata Sarsanto. Namun, di Indonesia kampanye
menggunakan kondom bisa menimbulkan kontroversial, seperti yang
pernah dialami mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
4. D (don't use drugs) atau tidak memakai narkoba. Kasus penularan
HIV juga banyak terjadi pada pengguna napza suntik secara
bergantian.
5. Terakhir, yaitu E (equipment) yang artinya menggunakan peralatan
steril. "Kalau mau akupuntur atau tato jangan pakai jarum orang lain,
pakai jarum sendiri," ujar Sarsanto.

Anda mungkin juga menyukai