Dirangkum oleh:
Agus Daman (55117120104)
Dampak Negatif Ekonomi Global Berikut ini beberapa dampak negatif dari ekonomi
global:
a. Menghambat pertumbuhan di sektor industri. Adanya ekonomi global
menyebabkan negara-negara berkembang tidak bias lagi memakai tarif tinggi untuk
memproteksi industri yang baru berkembang (infant industry). Sehingga,
perdagangan luar negeri yang cukup bebas menimbulkan hambatan bagi negara
berkembang dalam memajukan sektor industry.
b. Neraca pembayaran menjadi buruk. Ekonomi global menaikkan barang-barang
impor. Sebaliknya, jika suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak akan
berkembang. Kondisi ini dapat saja memperburuk neraca pembayaran.
c. Sektor keuangan semakin tidak stabil. Arus investasi (modal) portofolio yang
semakin besar menjadi salah satu efek dari globalisasi. Investasi dalam hal ini
terutama meliputi partisipasi dana dari luar negeri ke pasar saham.
d. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Perekonomian dunia terus
menunjukkan momentum berbasis luas. Berlawanan dengan latar positif tersebut,
prospek konflik perdagangan yang sama luasnya menghadirkan gambaran yang
mengejutkan. Perkiraan pertumbuhan global kami secara substansial untuk tahun
ini dan tahun berikutnya, menjadi 3,9 persen untuk kedua tahun tersebut. Prakiraan
tersebut bersumber dari kinerja kuat yang berlanjut di kawasan euro, Jepang,
Tiongkok, dan Amerika Serikat, yang semuanya tumbuh melebihi ekspektasi pada
tahun lalu.
d. Ketegangan perdagangan
Alih-alih, prospek dari pembatasan dan kontra-pembatasan perdagangan mengancam akan
merusak kepercayaan dan menggagalkan pertumbuhan global sebelum waktunya. Sementara
beberapa pemerintah mengupayakan reformasi ekonomi yang substansial, sengketa
perdagangan berisiko mengalihkan perhatian pemerintah lainnya dari langkahlangkah
konstruktif yang perlu mereka ambil sekarang untuk meningkatkan dan mengamankan prospek
pertumbuhan. Kenyataan bahwa negara-negara perekonomian maju sedang bermain api
dengan perang dagang di saat ekspansi ekonomi sedang meluas, mungkin tampak bagai
paradoks—terutama di saat ekspansi tersebut begitu bergantung pada investasi dan
perdagangan. Namun demikian, khususnya di negara-negara maju, optimisme publik tentang
manfaat integrasi ekonomi telah terkikis dari waktu ke waktu oleh tren polarisasi pekerjaan dan
upah yang sudah berlangsung lama, ditambah dengan pertumbuhan median upah yang tidak
sebanding. Banyak rumah tangga hanya mendapatkan sedikit manfaat dari pertumbuhan, atau
bahkan tidak sama sekali.
Tren ini lebih disebabkan oleh perubahan teknologi daripada perdagangan, dan bahkan di
negara-negara di mana reaksi balik perdagangan tidak menonjol, skeptisisme publik tentang
kemampuan para pembuat kebijakan untuk menghasilkan pertumbuhan yang kuat dan inklusif
telah menyebar. Kekecewaan para pemilih memunculkan ancaman perkembangan politik yang
dapat mengguncang berbagai kebijakan ekonomi di masa mendatang, yang melampaui
kebijakan perdagangan. Meningkatnya intensitas ketegangan perdagangan baru-baru ini
dimulai pada awal bulan Maret dengan pengumuman Amerika Serikat atas niatnya untuk
mengenakan tarif baja dan aluminium dengan alasan keamanan nasional. Pengumuman ini
telah berpengaruh pada beberapa negosiasi bilateral yang ditujukan untuk mengurangi defisit
perdagangan AS dengan masing-masing mitra dagang.
Namun, inisiatif ini hanya akan sedikit mengubah defisit neraca transaksi berjalan (current
account deficit) multilateral atau keseluruhan eksternal AS saat ini, yang disebabkan terutama
oleh tingkat belanja agregat AS yang terus melebihi pendapatan total. Langkah fiskal AS baru-
baru ini sebenarnya akan memperlebar defisit neraca transaksi berjalan AS saat ini.
Dibandingkan dengan proyeksi bulan Oktober 2017 kami, yang terjadi sebelum perubahan
pajak dan pembelanjaan AS baru-baru ini, kami sekarang memperkirakan defisit neraca
transaksi berjalan Amerika Serikat untuk tahun 2019 menjadi sekitar $ 150 miliar lebih tinggi.
Ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan dapat memainkan peran ekonomi yang penting,
tetapi saat ketidakseimbangan tersebut berlebihan, ia akan membawa risiko, termasuk risiko
menghasilkan sengketa dagang.
Dalam lingkungan global saat ini, beban untuk mengurangi ketidakseimbangan global yang
berlebihan harus dibagi melalui tindakan multilateral—baik negara-negara dengan defisit dan
surplus berlebih perlu mengadopsi kebijakan makroekonomi yang menyelaraskan tingkat
pengeluaran mereka lebih mendekati tingkat pendapatan mereka.
Bahkan tanpa adanya ketidakseimbangan global yang berlebihan, mengatasi praktik
perdagangan yang tidak setara, termasuk masalah kekayaan intelektual, membutuhkan
penyelesaian sengketa yang andal dan adil dalam suatu kerangka multilateral berbasis aturan
yang kuat. Sistem saat ini masih bisa diperkuat daripada menciptakan risiko fragmentasi
bilateral dalam perdagangan internasional.
Pengaturan plurilateral, jika konsisten dengan aturan multilateral, juga dapat menjadi sarana
lompatan yang berguna untuk perdagangan yang lebih terbuka. Dalam hal ini, Comprehensive
and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (Kesepakatan Komprehensif dan
Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik) antara sebelas negara dan African Continental Free
Trade Area (Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika) yang sedang dicanangkan
antara empat puluh empat negara memberikan harapan. Setiap pemerintah negara dapat
melakukan banyak hal secara mandiri untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat, lebih
tangguh, dan lebih inklusif. Namun, kerja sama multilateral tetap penting untuk mengatasi
berbagai tantangan selain tata kelola perdagangan dunia. Tantangan-tantangan lain dimaksud
antara lain adalah perubahan iklim, wabah penyakit menular, keamanan cyber, perpajakan
perusahaan, dan pengendalian korupsi. Interdependensi global akan terus mengalami
peningkatan dan kecuali jika negaranegara menghadapinya dengan semangat kolaborasi, bukan
konflik, kemakmuran perekonomian dunia tidak akan tercapai.
B. Blue Ocean Strategy
Strategi samudera biru, atau lebih populer dengan istilahnya dalam Bahasa Inggris, Blue Ocean
Strategy, adalah strategi yang menantang perusahaan untuk keluar dari samudra merah
persaingan berdarah dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya,
sehingga kata kompetisi pun menjadi tidak relevan. Strategi samudra biru berfokus pada
menumbuhkan permintaan dan menjauh dari kompetisi dengan menciptakan suatu nilai dan
keunikan yang tidak sembarang unik, namun juga merupakan pangsa pasar menguntungkan.
Menurut Kim, strategi samudera biru jarang sekali berkaitan dengan inovasi teknologi. Sebagai
contoh pabrik perakitan mobil Ford yang revolusioner dapat dilacak awal penerapannya pada
industri pengepakan daging di Amerika Serikat. Begitu juga perusahaan-perusahaan lama
seringkali merupakan pemain yang menghasilkan samudera biru dan seringkali dihasilkan oleh
unit bisnis utama mereka.
Inovasi nilai merupakan batu-pijak dari strategi samudra biru. Inovasi nilai memberikan
penekanan setara pada nilai nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi cenderung berfokus pada
penciptaan nilai dalam skala besar. Inovasi tanpa nilai cenderung bersifat mengandalkan
teknologi, pelopor pasar, atau futuristis, dan sering membidik sesuatu yang belum siap diterima
dan dikonsumsi oleh pembeli. Inovasi nilai merupakan cara baru untuk memikirkan dan
melaksanakan strategi yang mengarah pada penciptaan samudra biru dan ditinggalkannya
kompetisi. Penciptaan samudra biru adalah soal menekan biaya sembari meningkatkan nilai
bagi pembeli. Karena nilai pembeli berasal dari utilitas (manfaat) dan harga yang ditawarkan
perusahaan kepada pembeli, dan karena nilai bagi perusahaan itu dihasilkan dari harga dan
struktur biaya, maka inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan system kegiatan utilitas,
harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat. Inovasi nilai adalah lebih dari sekadar
inovasi. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul seluruh sistem kegiatan perusahaan.
Inovasi nilai menuntut perusahaan untuk mengarahkan seluruh sistem pada tujuan mencapai
lompatan dalam nilai bagi pembeli dan perusahaan itu sendiri.
Kanvas strategi adalah kerangka aksi sekaligus diagnosis untuk membangun strategi samudra
biru yang baik. Ia merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini
memungkinkan anda untuk memahami di mana kompetisi saat ini sedang tercurah, memahami
faktor-faktor apa yang sedang dijadikan ajang kompetisi dalam produk, jasa, dan pengiriman,
serta memahami apa yang didapat konsumen dari penawaran kompetitif yang ada di pasar.
Menurut Kim terdapat empat pertanyaan kunci untuk menantang logika strategi dan model
bisnis sebuah industri:
a. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu
saja oleh industri?
b. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar industri?
c. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri?
d. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan?