TUJUAN
Tujuan dari praktik ini adalah untuk menentukan nilai BOD
,COD dan kandungan ion Cr6+
2. DASAR TEORI
Kebutuhan oksigen biokimiawi disingkat KOB adalah jumlah
miligram oksigen terlarut yang dibutuhkan mikroorganisma (terutama
bakteri saprofit) untuk menguraikan zat organik dalam 1 liter air limbah
pada kondisi tertentu. BOD sering kita dengar dalam hal analisa limbah,
benar sekali, ini merupakan salah satu parameter penting yang digunakan
untuk mengukur kualitas air dari besarnya pencemaran yang terjadi di
dalam air tersebut dan juga dapat diartikan sebagai parameter dari
kemampuan suatu departemen di suatu pabrik dalam mengolah limbah
produksi mereka sebelum dibuang ke alam.
Analisa BOD sering juga dikaitkan dengan analisa COD, kedua
item ini sangat menentukan dan menjadi parameter penting dalam
menentukan kualitas air, apakah tercemar dan berapakah besarnya
pencemaran limbah tersebut. kalau kita lihat perbedaan dari analisa, ini
memang jauh berbeda, BOD menggunakan bantuan bakteri sedangkan
COD tidak menggunakan bakteri melainkan menggunakan bahan kimia
yaitu kalium dikromat K2Cr2O7 akan tetapi pada prinsipnya sama yaitu
jumlah oksigen yang digunakan atau dibutuhkan untuk mengoksidasikan
zat-zat organik hanya saja COD dapat mengoksidasi hampir seluruh zat
organik yang berupa logam-logam berat yang ada didalam limbah.
Secara prinsip analisa BOD adalah Oksigen yang terkandung
dalam air akan dioksidasi MnSO4 sehingga terjadi endapan MnO2 .
Dengan penambahan kalium iodida maka akan dibebaskan iodin yang
ekivalen dengan oksigen terlarut dan ditambahkan H2SO4 sebagai
katalis reaksi, Iodin yang dibebaskan tersebut di analisa dengan metode
iodimetri dengan larutan standar thiosulpat, untuk lebih jelasnya kita
dapat lihat reaksi yang terjadi dibawah ini
MnSO4 + 2 KOH ---> Mn(OH)2 + K2SO4
2Mn(OH)2 + O2 ----> 2MnO2 + 2H2O
2MnO2 + 2KI + 2H2O -----> Mn(OH)2 + I2 + 2KOH
I2 + 2S2O3 -----> S4O6 + 2I
Berikut saya jelaskan sedikit ilmu tentang BOD yang saya miliki
selama menjadi analis environmental quality disalah satu perusahaan
terbesar di Indonesia,
Langkah awal yang perlu kita perhatikan adalah nilai DO dari
sampel, umumnya limbah memiliki DO rendah, sehingga diperlukan
pengenceran sampel agar bakteri yang kita gunakan dapat bekerja
optimal, setelah kita ketahui pengenceran, sampel dibagi menjadi 2,
sampel pertama kita masukkan ke dalam incubator dengan temperatur
20C dan sampel kedua kita lakukan titrasi untuk mengetahui nilai DOo
atau nilai sering disebut dengan kadar oksigen pada 0 hari ( hari
pertama) Dalam hal mencari nilai DO nya, kita dapat lakukan titrasi
dengan metoda iodimetri seperti yang telah saya jelaskan reaksi diatas,
selain itu kita juga dapat menggunakan alat DO meter.
Setelah diketahui nilai DOo nya, sekarang kita tunggu 5 hari
kedepan untuk mengetahui nilai DO pada hari kelima atau disebut DO5,
Perlakuan yang sama untuk mendapatkan nilai DO5 nya.
Nilai BOD dari sampel dapat diketahui dengan cara mengurangi
besarnya nilai DO5 dengan DOo dan dikurangi juga dengan selisih nilai
DO5 dengan DOo pada blank atau singkatnya selisih DO sampel
dikurangi dengan selisih nilai DO blank kemudian dikali dengan faktor
pengenceran tadi.
Untuk mendapatkan hasil yang memasuki nilai defletasi dari nilai
tersebut diperlukan langkah-langkah yang perlu untuk dilakukan seperti
pembuata aerasi untuk pengenceran.
Adapun hal-hal yang sangat perlu diperhatikan pada saat
membuat aerasi yang digunakan untuk bahan pengenceran bagi sampel
adalah
a. air harus dijaga pH disekitaran 6 - 7.5
b. Bibit bakteri
c. Nutrisi untuk bakteri
4. PROSEDUR KERJA
4.1 Penentuan nilai BOD
4.1.1 Pengambilan Sample Air
Sample air yang akan ditentukan nilai BOD nya, sebaiknya tidak
disimpan terlalu lama, sebab pada bahan tersebut akan mengalami
perubahan dari senyawa yang ada dalam sample
Apabila terpaksa disimpan, sample harus disimpan pada suhu
kurang lebih 40C atau lebih rendah maksimal selam 24 jam sejak
sample air diambil sampai saat penentuan BOD
4.3.6 Gambar kurva standar adisi volume larutan standar terhadap nilai
adsorbansi
4.3.7 Tentukan persamaan regresi A = a + b. Cs
∑Y = N.a + b∑X
∑XY = ∑X.a + b. ∑X2
5. DATA
5.1 Penentuan Nilai BOD
5.2.2 Data Bahan
5.1.1.1 Bahan Standar Primer
K2Cr2O7 = 0,115 gram
5.1.1.2 Sampel
Air Limbah
5.1.2 Data Standarisasi
5.1.2.1 Standarisasi larutan standar Na2S2O3
10 ml 11,2 ml
10 ml 11,1 ml
10 ml 11,2 ml
ṽ = 11,1667 ml
100 ml 5,7 ml 0 ml
100 ml 5,5 ml 0 ml
ṽ = 5,5 ml ṽ = 0 ml
10 ml 13,5 ml
10 ml 13,6 ml
10 ml 13,5 ml
ṽ = 13,53 ml
20 ml 22,7 ml 26,3 ml
20 ml 22,6 ml 26,5 ml
ṽ = 22,65 ml ṽ = 26,4ml
5.2.4 Data nilai Absorbansi
X X2 Y XY
0 0 0,014 0
1 1 0,102 0,102
2 4 0,185 0,37
3 9 0,235 0,705
4 16 0,329 1,316
∑ 10 30 0,865 2,493
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5
Nilai Adsorbansi
6. PERHITUNGAN
Kandungan Nilai BOD
6.1 Normalitas larutan standar primer & larutan standar
6.1.1 Normalitas larutan standar primer K2Cr2O7
𝑔𝑟 1000
𝑁= × 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 ×
𝐵𝑀 ℓ
0,115
𝑁= × 6 × 10
294,19
𝑁 = 0,0234 𝑁
𝑁Na2S2O3 = 0,02145 N
6.1.3 Normalitas larutan standar Na2S2O3 (II)
𝑇𝐸; 𝑚𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝑢𝑗𝑖 = 𝑚𝑔𝑟𝑒𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
𝑁Na2S2O3 = 0,02145 N
Mgr = 0 mgr
1000 1000
DO 5 hari =0 mgr x 𝑥 = 0 ppm
117−4 100
Cx = 0,2673 ppm
7. SIMPULAN
Jadi kandungan BOD dalam air limbah adalah 66,2881 ppm dan
kandungan COD yang terkandung dalam air limbah adalah 277,5 ppm serta
kandungan ion Cr6+ yang ada dalam air limbah tersebut adalah 0,2673 ppm
.
8. DAFTAR PUSTAKA
Anita, Agnes. 2005. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, dan MPN
Coliform Pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan Di Rsud
Nganjuk. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2(1): 97-110.
KIMIA ANALISA II
Awalludin Firmansyah
113004
2014/2015