Febri Yuliani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau
febby_Sasha@yahoo.co.id
Abstrak
Indonesia memiliki Lahan Gambut terluas (14,9 juta ha) ke 4 di dunia setelah Kanada, Rusia,
dan Amerika Serikat dan merupakan Lahan gambut tropika terluas di dunia. Indonesia
menyimpan cadangan Karbon Gambut mencapai 46 giga ton, atau sekitar 8-14% dari Karbon
yang terdapat dalam gambut dunia. Manfaat ekosistem gambut antara lain adalah untuk:
Kehutanan, Pengendali Banjir dan suplai air, Potensi wisata, Mata pencaharian Masyarakat
lokal (perikanan, pertanian, perkebunan), Stabilisasi iklim, Keanekaragaman hayati, serta
untuk Pendidikan dan penelitian. Kebakaran lahan dan hutan yang terjadi setiap tahun di
Provinsi Riau hingga tahun 2016 mencapai mencapai 3.218 hektar dengan jumlah titik api
terbanyak yaitu di Kabupaten Rokan Hilir dengan jumlah 32 titik. Titik api yang lain juga
tersebar di Kabupaten Pelalawan, Meranti, Rokan Hulu, Bengkalis, Inhil, dan Inhu. Sementara
itu kebakaran hutan dan lahan gambut diwilayah pesisir timur juga terus berlanjut. Hingga
kini, tercatat sudah 310,25 hektar lahan gambut sudah terbakar di Kabupaten
Meranti.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan cannal blocking sebagai
upaya restorasi gambut di Kabupaten Meranti Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif dengan metode eksploratif. Dalam pembangunan canal blocking sebagai upaya
restorasi Gambut serta sebagai solusi pencegahan kebakaran lahan gambut di Kabupaten
Meranti telah terlaksana Hal ini dapat dilihat dari indikator pengelolaan yang digunakan
dalam menganalisis pembangunan canal blocking di Kabupaten Meranti. Terbukti dengan
terjadinya penurunan titik api dibeberapa desa bahkan pada tahun 2016 tidak ditemukan titik
api di Desa Sungaitohor. Selain itu dengan canal blocking lahan-lahan gambut ini kembali di
tata agar dapat kembali pada fungsinya. Maka layaklah desa Sungaitohor menjadi desa
percontohan dalam merestorasi gambut dan mencegah kebakaran lahan gambut.
Kata Kunci: Canal Blocking, Kebakaran Lahan dan Hutan, Restorasi Gambut
Abstract
Indonesia has the fourth widest turf area (14.9 millions ha) in the world following Canada,
Russia, and United State of America and is the widest tropic turf area in the world. Indonesia
stores turf carbon reserve of 46 giga ton or about 8-14% of carbon existing in the world’s turf.
The advantages of turf ecosystem are: forestry, controlling flood and water supply, tourism
potency, livelihood for local people (fishery, farming, plantation), climate stabilization, living
69
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
diversity, and education and research. Land and forest fire occurring yearly in Riau Province
up to 2016 has reached 3,218 hectares with the larges number of fire points in Rokan Hilir
Regency (32 points). The other fire points were also distributed in Pelalawan, Meranti, Rokan
Hulu, Bengkalis, Inhil and Inhu Regency. Meanwhile, forest and turf area fire in eastern
coastal area still continues. Until today, 310.25 hectares of turf area have been fired in
Meranti Regency. This research aimed to find out the implementation of canal blocking as the
attempt of restoring the turf in Meranti Regency of Riau Province. This study was a
qualitative research using exploratory method. The construction of canal blocking has been
implemented as the attempt of restoring the turf to be the solution to prevent the turf area fire
in Meranti Regency. It can be seen from the indicator of management used in analyzing the
construction of canal blocking in Meranti Regency. It could be seen from the decrease of fire
points in some villages and even no fire point was found in Sungaitohor Village in 2016. In
addition, through canal blocking the turf was rearranged in order to restore its function.
Therefore, it is reasonable that Sungaitohor village becomes model village in restoring the turf
and preventing the turf land fire.
Keywords: Canal Blocking. Land and Forest Fire, Turf Restoration
70
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
Hutan juga merupakan sumber daya alam berbagai jenis flora dan fauna langka yang
yang memberikan manfaat besar bagi hanya ada dijumpai pada ekosistem ini.
kesejahteraan manusia, baik manfaat Sejalan dengan meningkatnya
tangible ataupun intangible.Manfaat pertambahan penduduk dan keterbatasan
tangible atau manfaat langsung hutan ketersediaan lahan untuk pengembangan
antara lain kayu, hasil hutan ikutan dan berbagai sektor, seperti pertanian dan
lain-lain. Sedangkan manfaat intangible perkebunan untuk memenuhi ketahanan
atau manfaat tidak langsung hutan antara pangan, hutan tanaman industri (HTI)
lainpengaturan tata air, rekreasi, untuk industri kertas, maupun untuk
pendidikan, kenyamanan lingkungandan pemukiman penduduk dan infrastruktur
lain-lain (Affandi & Patana dalam Latifah, lainnya, menyebabkan pilihan mulai
2004). diarahkan pada lahan gambut.
Selanjutnya Arief (2001) menjelaskan Lahan gambut adalah salah satu jenis lahan
manfaat tangible diantaranya berupa hasil marjinal yang dipilih terutama oleh
kayu dan non kayu.Hasil hutan kayu perkebunan besar, karena relatif lebih
dimanfaatkan untuk keperluan kayu jarang penduduknya sehingga
perkakas, kayu bakar dan pulp. Sedangkan kemungkinan konflik tata guna lahan
hasil-hasil hutan yang termasuk non kayu relatif kecil. Meskipun lahan gambut
antara lain rotan, kina, sutera alam, kayu memiliki fungsi yang sangat strategis,
putih, gondorukem dan terpenting, namun karena Indonesia adalah produsen
kemenyan dan lain-lain. Berdasarkan sekaligus konsumen utama untuk komoditi
kemampuan untuk dipasarkan, manfaat kayu, industri kertas, dan kelapa sawit
hutan juga dapat dibedakan menjadi dua, dunia, menyebabkan alih fungsi atau
yaitu manfaat marketable dan manfaat reklamasi disertai pembuatan drainase
non-marketable. Manfaat hutan non- lahan gambut alami di Indonesia tidak
marketable adalah barang dan jasa hutan dapat dihindari. Alih fungsi lahan gambut
yang belum dikenal nilainya atau belum telah terjadi semenjak beberapa dekade
ada pasarnya, seperti beberapa jenis kayu terakhir dan masih terus berlangsung
lokal, kayu energi, binatang, dan seluruh sampai sekarang.
manfaat intangible hutan. Karena Hutan-hutan rawa gambut ini makin lama
pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan makin banyak ditebang dan diganti oleh
manusia sehingga kelestarian hutan perusahaan perkebunan dengan kayu dan
tersebut perlu dijaga. terutama kelapa sawit. Untuk
Begitupun dengan lahan gambut di memproduksi kelapa sawit, permukaan air
Indonesia yang memberi banyak manfaat. di tanah-tanah rawa itu harus diturunkan
Lahan gambut bagi Indonesia memiliki lewat drainase. Oleh karena drainase ini
nilai yang sangat penting karena tanah gambut organik akan mengering,
menyediakan hasil hutan berupa kayu dan menjadi sensitif terhadap api dan
non kayu, menyimpan dan mensuplai air, kebakaran.
menyimpan karbon, dan merupakan habitat
Untuk mendirikan perkebunan, kanal
bagi keanekaragaman hayati dengan drainase digali untuk mengeluarkan airnya.
71
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
Setelah airnya dikeluarkan, bahan organik terhadap kebakaran dan hanya akan
yang didrainase akan dipecah dan dibuang terbakar setelah periode kemarau yang
sebagai karbondioksida ke udara. Ini berkepanjangan. Namun sebaliknya, hutan-
menyumbang pada perubahan iklim. hutan yang telah dibalak dan mengalami
Apalagi bila aktivitas penebangan hutan degradasi serta ditumbuhi semak belukar,
dilakukakn dalam skala besar. Kanal-kanal jauh lebih rentan terhadap kebakaran.
dan parit-parit dijadikan jalur transportasi Atas hal tersebut diatas pada dasarnya
masyarakat dan potongan kayu. Hal ini masyarakat petani/peladang, pengusaha
akan mengakibatkan air mengalir keluar Hutan Tanaman Industri (HTI) dan
dari kubah gambut dan air akan semakin perkebunan besar meningkatkan resiko
berkurang. Kehilangan air pada tanah kebakaran hutan dan lahan dan dampak
karbon menyebabkan penyurutan dari 3- buruk yang diakibatkannya termasuk
5cm per tahun bagi tanah gambut itu. Ini terjadinya bencana asap. Berbagai upaya
lah membuat bentang alam tambah sensitif pengendalian telah dilakukan oleh
terhadap banjir selama musim hujan. Pada Pemerintah Pusat dan Daerah, seperti
musim kemarau oksidasinya akan berlanjut pemantauan titik panas, penyusunan dan
dan permukaan tanah menjadi makin lama sosialisasi Peraturan Perundangan,
menjadi makin rendah. Inilah yang pembentukan lembaga - lembaga
menyebab kan kebakaran dilahan gambut
pengendalian kebakaran hutan dan lahan,
akan sangat rentan. melakukan koordinasi vertikal-horizontal
Ditambah lagi belum adanya teknologi atau pusat-daerah, kampanye, penyuluhan,
pembukaan lahan yang murah, mudah dan apel siaga, patroli pencegahan,
cepat mendorong masyarakat untuk inventarisasi penyebab kebakaran dan
melakukan pembakaran ketika pembuatan peta rawan kebakaran.
mempersiapkan lahannya untuk usaha Meskipun demikian, kebakaran hutan dan
pertanian atau perkebunan. Kegiatan lahan tetap berlangsung setiap tahunnya
pembukaan lahan yang kurang bijaksana, dengan frekuensi kebakaran cenderung
yang dilakukan masyarakat lebih semakin meningkat dan biasanya berhenti
dikarenakan kondisi sosial ekonomi dan seiring hujan turun.
adanya anggapan bahwa abu sisa Kebakaran gambut adalah akibat
pembakaran bisa menjadi pupuk.Selain itu, pemanfaatan rawa gambut yang tidak
adanya perusahaan Hutan Tanaman bertanggung jawab. Kanal-kanal yang
Industri (HTI) dan Perkebunan yang dibangun oleh perusahaan menyebabkan
memanfaatkan masyarakat secara lahan gambut menjadi rusak dan kering
sembunyi-sembunyi melakukan
serta menjadi mudah terbakar. Berkaca
pembukaan lahan dengan cara membakar, pada bencana kabut asap tahun
agar biaya pembukaan lahan dapat ditekan, sebelumnya, seharusnya pemerintah punya
juga telah memicu terjadinya kebakaran solusi ampuh untuk mengatasi maslah
lahan dan kebun. kebakaran lahan. Namunnya nyatanya
Hutan-hutan tropis basah yang belum keterbatasan air masih menjadi masalah
terganggu, umumnya benar-benar tahan klasik.
72
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
73
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
yang sudah rusak. Di perusahaan sagu keinginan untuk keluar dari problem-
tersebut, kanal besar juga dibangun, yang problem gambut rusak dan kebakaran.
artinya pengeringan gambut juga sedang Itulah sebabnya di pilih Desa Sungaitohor,
berlangsung dan kerusakan gambut Kecamatan Tebingtinggi Timur. Presiden
semakin membuat hamparan itu rentan diberikan alternatif atau pilihan terhadap
terbakar. kegiatan-kegiatan perbaikan gambut, salah
satunya yang paling mudah dipahami
Melalui Perpres Nomor 1 Tahun 2016
masyarakat dan yang paling simple dilihat
Pemerintah pusat membentuk Badan
oleh Presiden yaitu sekat kanal (canal
Restorasi Gambut. Perpres ini yang
blocking).
mengatur pengelolaan lahan gambut
dengan restorasi lahan gambut salah Apabila kita lihat sebelumnya, ternyata
satunya dengan membangun sekat kanal pembangunan canal blocking ini telah
(Canal Blocking). Canal blocking menjadi dilakukan yaitu sejak tahun 2000 sudah
agenda nasional dalam merestorasi gambut ada di Kalimantan dan beberapa daerah
dengan tujuan utamanya mengatasi lain di Indonesia. Sekat kanal tersebut
kebakaran lahan akibat kerusakan sebelumnya dibangun berbasiskan inisiatif
ekosistem gambut. Mencegah kebakaran local masyarakat dan inisiatif NGO.
lahan gambut dengan menjaga lahan Namun pada kenyataannya, canal blocking
gambut tetap basah dianggap merupakan yang di bangun di Sungai Tohor ini lah
langkah yang lebih bijaksana dari pada yang berhasil menarik perhatian
penanggulangan yang menghabiskan pemerintah bahkan Presiden sehingga
tenaga. dianggap bagus dan berhasil dalam
menjawab solusi dari maslah kabut asap
Desa Sungai Tohor dipilih karena pada
akibat kebakaran hutan dan lahan. Terbukti
hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015 lalu
dengan berkurangnya kebakaran yang
Presiden RI menerima sebuah petisi dari
terjadi di Desa Sungai Tohor bahkan
masyarakat daerah tersebut yang
berhasil mencapai Zero Hotspot pada
mengundang orang nomor satu di RI
tahun 2016.
tersebut untuk blusukan guna melihat
dampak luas pascakarhutla terbesar
sepanjang sejarah di Kabupaten Kepulauan
Metode Penelitian
Meranti. Sungaitohor sendiri dipilih selain
menjawab petisi masyarakat di sana, juga a. Jenis Penelitian
merupakan barometer penanganan di Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
daerah lainnya di Riau serta sebagai contoh metode eksploratif. Penelitian kualitatif
penanganan di Tanah Air. dengan metode eksploratif adalah suatu
Dengan memanfaatkan momentum jenis penelitian yang bersifat terbuka,
pertama Presiden yang memiliki perhatian masih mencari-cari dan belum mempunyai
terhadap penanganan kabut asap yang hipotesa, pengetahuan penelitian tentang
disebabkan oleh kebakaran hutan dan gejala yang ingin diteliti masih kurang,
lahan yaitu dengan melihat daerah-daerah sehingga penelitian dengan metode
yang memang masyarakatnya punya eksploratif ini dilakukan sebagai langkah
74
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
c. Informan Penelitian
d. Jenis Data dan Sumber Data
Informan penelitian yaitu orang-orang
1. Data Primer
yang diamati dan memberikan data dan
informasi, serta mengetahui dan mengerti Data primer dalam penelitian ini adalah
masalah yang sedang diteliti. Data atau data hasil wawancara dan observasi
informasi yang diperoleh harus ditelusuri sehubungan pembangunan canal blocking
seluas-luasnya (sedalam mungkin) agar sebagai solusi pencegahan kebakaran lahan
peneliti mampu mendeskripsikan gambut di Desa Sungaitohor Kabupaten
fenomena yang diteliti secara utuh, maka Kepulauan Meranti. Adapun data yang
dalam penelitian ini menggunakan dibutuhkan peneliti untuk dianalisis yaitu:
informan yang dipilih secara Purposive
Sampling yaitu suatu teknik penarikan
75
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
76
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
77
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
78
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
perubahan sosial dengan partisipatori yang masyarakat akan lebih merasa memiliki
luas dalam suatu masyarakat yang dan berkewajiban untuk mendorong
dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan terlaksananya proses pembangunan
material (termasuk bertambah besarnya didaerahnya.
keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya Menurut Scramm dan Lerner dalam
yang dihargai) untuk mayoritas rakyat Mardikanto (2013) mengungkapkan
melalui kontrol yang lebih besar yang bahwa, di dalam proses pembangunan pada
mereka peroleh terhadap lingkungan dasarnya terdapat dua kelompok atau sub
mereka. Adapun pembangunan sarana fisik sistem pelaku-pelaku pembangunan yang
diartikan sebagai alat atau fasilitas yang terdiri atas:
dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat seperti yang 1. Kelompok kecil warga masyarakat yang
dimaksud berupa: merumuskan perencanaan dan
berkewajiban untuk mengorganisasi dan
1. Prasarana perhubungan yaitu: jalan, menggerakan waraga masyarakat yang
jembatan dan lain-lain. lain untuk berpartisipasi dalam
2. Prasarana pemasaran yaitu: gedung, pembangunan. Pengertian merumuskan
pasar. perencanaan pembangunan itu, tidak
berarti bahwa ide-ide atau aspirasi yang
3. Prasarana sosial yaitu: gedung sekolah,
dikehendaki oleh seluruh warga
rumah-rumah ibadah, dan puskesmas.
masyarakat melalui suatu mekanisme
4. Prasarana produksi saluran air. yang telah disepakati disalurkan melalui
Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa pertemuan kelompok atau
pembangunan itu proses perubahan kearah permusyawaratan pada lembaga yang
lebih baik tersebut hanya terwujud dengan terbawah, secara formal maupun
melibatkan, menggerakkan manusianya informal.
baik dalam perencanaan, pelaksanaan, 2. Masyarakat luas yang berpartisipasi
pemanfaatan serta mengevaluasi dalam proses pembangunan, baik dalam
hasilnya. Selain itu pembangunan bentuk pemberian input (ide, biaya,
merupakan suatu proses, ini dimaksudkan tenaga, dll), pelaksanaan kegiatan,
bahwa setiap usaha pembangunan pasti pemantauan dan pengawasan serta
memerlukan kesinambungan pelaksanaan, pemanfaatan hasil-hasil pembangunan.
dalam arti tanpa mengenal batas akhir Dalam kenyataan, pelaksana utama
meskipun dalam perencanaannya dapat kegiatan pembangunan justru terdiri
diatur berdasarkan azas skala prioritas dan dari kelompok ini, sedangkan kelompok
suatu tahapan tertentu. elit masyarakat hanya berfungsi sebagai
Menurut Braratakusuma (2005) penerjemah kebijakan dan perencanaan
menjelaskan bahwa pelaksanaaan pembangunan sekaligus mengorganisir
pembangunan semestinya tidak lagi dan menggerakkan partisipasi
menjadi monopoli pemerintah, melainkan masyarakat.
juga harus menjadi tanggung jawab dan
kebutuhan masyarakat, dengan demikian
79
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
Pembangunan canal blocking tentunya tragedi kabut asap. Di samping itu dengan
mempunyai tujuan dan fungsi. Agar tujuan dibangunnya canal blocking maka ini
dan fungsi tersebut dapat tercapai dengan berfungsi untuk tempat sumber air apabila
baik sesuai dengan sasaran yang telah terjadi kebakaran, untuk memadamkan
ditentukan maka canal blocking harus api.Kemudian, di daerah pesisir, dareah
dikelola dengan baik sesuai dengan gambut-gambut yang berhadapan langsung
prinsip-prinsip manajemen.Menurut Luther dengan pantai seperti di Sungaitohor, canal
Gullick ada beberapa aspek yang harus blocking berfungsi untuk menahan laju
diperhatikan agar manajemen berjalan intrusi air asin, membantu mengurangi
dengan lancar dan mencapai hasil yang masuknya air asin ke daratan gambut
memuaskan yaitu terdiri dari Planning, sehingga tanaman sagu bisa tumbuh
Organizing, Staffing, Directing, dengan bagus.
Coordinating, Reporting, Budgeting Pembangunan canal blocking secara teknis
(POSDCORB). perencanaan desain pembangunannya
Tujuan dari pembangunan canal blocking dilakukan oleh Kementrian PUPR
adalah untuk memulihkan kembali keadaan (Pekerjaan Umum dan Perumahan
gambut yang basah dan lembab serta Rakyat), Ciptada (Cipta Karya, Tata ruang
menata kembali lahan-lahan gambut yang dan Sumber Daya Air) dan tenaga teknis
sudah terlanjur di gali.Sekat kanal (canal ataupun orang-orang yang memiliki
blocking) yang dibangun berfungsi keahlian dibidang teknil sipil dan keilmuan
menahan derasnya aliran air dari kubah air serta ada konsultannya yang
gambut kebawah, mengarahkan aliran air dikoordinasi secara berjenjang dengan
itu ke samping. Dengan adanya sekat tadi, melihat status kawasannya apakah hutan
air akan mencari jalan kesamping, ataupun perkebunan. Dimulai dari tingkat
tidakhanya satu arah sehingga memberi paling bawah yang dilakukan oleh Dinas
efek gambut basah, serta mengurangi Kehutanan dan Perkebunan dan KPH
terjadinya pengurasan di kubah tempat (Kawasan Pemangku Hutan) Tebingtinggi.
sumber air. Di Provinsi koordinasi dengan BLH
(Badan Lingkungan Hidup) dan Ciptada,
Selain itu, sifat gambut berpori seperti
serta di tingkat Nasional koordinasi dengan
spon. Yang mana apabila tidak ada air
BRG (Badan Restorasi Gambut) dan
maka gambut akan mengempis, sebaliknya
Kementrian Lingkungan Hidup dan
apabila ada air maka ia mengembang lagi.
Kehutanan.Dalam proses perencanaan
Maka dengan adanya canal blocking ini
dibahas mengenai tentative kegiatan,
akan mempertahankan keadaan gambut
mekanisme pelaksanaan, strategi,
agar tidak mengempis. Dan yang paling
kelengkapan bangunan dan pelaporan.
terpenting adalah pada saat kita berbica
Dalam perencanaan ini disusun, pelaksana
mengenai masalah kekinian yaitu isu
teknis pembangunan canal blockingada
pencegahan kebakaran dan kabut asap.
dua yaitu Walhi (Wahana Lingkungan
Pembangunan canal blockingmerupakan
Hidup Indonesia) dan PSB (Pusat Studi
upaya pencegahan munculnya atau
Bencana) dari Universitas Riau dalam
kembalinya kebakaran lahan gambut serta
konteks yang bertanggung jawab pada
80
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
BRG.PSB dalam hal mensupport dari sisi yang dilakukan sebelum melakukan
akademis dalam bentuk riset-riset, Walhi pembangunan adalah surve ke lapangan
dalam konteks bagaimana kegiatan ini di terlebih dahulu, menentukan dimana
pahami dan dilakukan oleh masyarakat, tempat akan dibangunnya sekat kanal yang
sehinggaketerlibatan dari aktivitas ini tepat.
dilakukan oleh masyarakat.BRG sebagai Kedua adalah mempertimbangkan dari
yang punya projek dan UNDP (United aspek dampaknya kepada masyarakat
Nation Development Programs) untuk dikaitkan dengan kegiatan masyarakat.
mekanisme keuangan. Dalam hal ini diusahakan masyarakat-
Sedangkan di desa perencanaannya masyarakat yang memang paralel dengan
dimulai dengan musyawarah untuk maunya gambut itu basah, lebih kepada
mengetahui bentuk dari canal blocking dampak komoditi yang sudah
yang akan dibangun itu seperti apa, menghidupkan mereka seperti sagu. Untuk
tingginya berapa, peralatan dan materil itu dilakukan komunikasi dan diskusi
yang digunakan seperti apa dan pekerjanya dengan masyarakat, kemudian ditentukan
siapa. Perencanaan ini dibuat oleh dan disepakati pengerjaan sekat kanal yang
beberapa kelompok orang yang sudah idealnya dilakukan oleh masyarakat
biasa bekerja disana dan biasa membuat setempat dengan bantuan supervisi atau
sekat kanal. pengawasan dan pemdampingan dari
ahlinya misalnya bisa dari universitas, dari
Tujuan yang ingin dicapai dari
lembaga-lembaga pemerintah ataupun dari
pembangunan canal blocking adalah untuk
NGO. Agar pembangunan sekat kanal itu
membasahi kembali lahan gambut yang
dapat terwujud sesuai dengan tujuan dan
kering akibat galian kanal sehingga
kebutuhan masyarakat.Hal inidianggap
dapatmencegah terjadinya bencana
lebih penting, bagaimana masyarakat itu
kebakaran dilahan gambut.Dalam
menjadi lebih memiliki, dan membangun
pembangunan sekat kanal di butuhkan
kepedulian masyarakat.
perencanaan yang matang yang tentunya
ada hal-hal yang perlu diperhatikan Pada pembangunan canal blocking sebagai
sebagai prosedur yang dijadikan upaya restorasi Gambut dan solusi
pertimbangan sebelum akhirnya dilakukan pencegahan kebakaran lahan gambut di
pembangunan agar tujuan ini dapat Desa Sungaitohor Kabupaten Kepulauan
tercapai secara efektif. Meranti. Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat juga diketahui bahwa
Prosedur yang perlu diperhatikan adalah
terdapat beberapa halpenguatan pada
yang pertama, mempertimbangkan
pembangunan canal blocking sebagai
topografi letak sekat kanal yang akan
upaya restorasi gambut yaitu antara lain:
dibangun. Dengan mengutamakan daerah-
pertama, Regulasi Pemerintah yang
daerah yang topografinya tinggi dan
dilakukan melalui kebijakan BRG
daerah kubah yang gambutnya dalam agar
merupakan langkah strategis sebagai
air tidak terkuras habis, mengalir kebawah
pendorong pembangunan canal blocking
dan meyebabkan gambut menjadi kering
sebagai solusi pencegahan kebakaran lahan
sehingga mudah terbakar. Maka program
81
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
82
Febri Yuliani: Pelaksanaan Cannal Blocking Sebagai Upaya Restorasi Gambut
di Kabupaten Meranti Provinsi Riau
83
Spirit Publik Volume 12, Nomor 1, April 2017 Halaman 69 - 84
84