Tugas 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Topik:Kejang Demam Sederhana ec ISPA

Tanggal (kasus): 02 April 2018 Presenter: dr. Primita Herawati


Tangal presentasi: Pendamping: dr. Zainul Arifin M.Kes
Tempat presentasi: RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik √ □ Manajemen√ □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □Bayi √ □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□Deskripsi: Bayi perempuan KR 9 bulan, datang dengan keluhan tubuh kejang sejak
setengah jam sebelum kerumah sakit
□ Tujuan:
- Penegakan diagnosis KDS
- Memberikan penanganan awal dan lanjutan terhadap kegawatdaruratan KDS
- Menganalisa masalah yang ada dan komplikasi yang terjadi.
Bahan □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Audit
□ Kasus
bahasan: √
Cara □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi □ E‐mail □ Pos
membahas: √

Data Nama: An. KR (9 bulan)


No Rekam Medis: 550849
pasien:
RS Siti Khodijah Sepanjang
Telp: Terdaftar sejak: 02-04-2018
Sidoarjo
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis :
Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan kejang sejak setengah jam SMRS.
Kejang seluruh tubuh selama kurang dari 5 menit dengan mata melirik ke atas.
Pasien demam 1 hari SMRS sudah diberi sanmol tetapi demam tidak turun. 3 hari
sebelumnya pasien batuk pilek. Ketika di IGD pasien juga diare 1x kurang lebih ¼
gelas aqua, cair berwarna kuning, tanpa lendir dan darah.
2. Riwayat Pengobatan :
Sanmol
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya.

4. Riwayat keluarga/ masyarakat :


Riwayat kejang karena panas pada keluarga : (-)
Riwayat epilepsi : (-)
5. Riwayat pekerjaan: -

6. Lain‐lain :

Hemoglobin 11,1 g/dL


Hematokrit 32,9 %
Eritrosit 4,50 x 106/mm3
Trombosit 494 x 103/mm3
GDA 137 mg/dl
Leukosit 20,25 x 103/mm3
Hitung Jenis
Eosinofil 0%
Basofil 0,1 %
Netrofil 64,6 %
Limfosit 27,0 %
Monosit 8,3 %

- Riwayat kehamilan dan persalinan baik dan lahir pervaginam.


- Riwayat imunisasi wajib pasien lengkap, sesuai usia.
- Riwayat ASI diberikan

Daftar Pustaka:
a. Behrem RE, Kliegman RM,.Nelson Texbook of Pediatrics 6th edition. WB
Sauders.Philadelpia. 2001.
b. Hardiono D. Pusponegoro, Dwi Putro Widodo dan Sofwan Ismail.Konsensus
Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta. 2006.
c. Arif Mansjoer., d.k.k,. Kejang Demam di Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius FKUI. Jakarta. 2000.
d. Hardiono D. Pusponegoro, dkk. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak.Badan penerbit IDAI. Jakarta. 2005.
e. Staf Pengajar IKA FKUI. Kejang Demam di Ilmu Kesehatan Anak 2. FKUI.
Jakarta. 1985.
f. Deliana M. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Jurnal Sari Pediatri. Volume
04. Nomor 02. Jakarta. 2002
g. Irwanto, RA danSudarmo SM. DiareAkutpadaAnak. DalambukuIlmuPenyakitAnak
:DiagnosadanPenatalaksanaan. PenerbitSalembaMedika. Jakarta. 2002. Hal :
73-91.
h. IkatanDokterAnak Indonesia. DiareAkut.
DalamBukuStandarPelayananMedisKesehatanAnak. IkatanDokterAnak
Indonesia. Edisi 1. 2011. Hal : 49-52.
i. Sidqi A, dkk. ProsedurPenangananDiare.
DalamProsedurTetapPelayananMedikBagianIlmuKesehatanAnak FK
Unsyiah/BPK Dr. ZainoelAbidin Banda Aceh. Banda Aceh. Hal : 22-24.
j. Tim Dokter. Pedoman Diagnosis danTerapiBagian/SMF IlmuKesehatanAnak.
RumahSakitUmumDokterSoetomo. Edisi I. Surabaya. 2008.
k. Yusuf, S. ProfilDiare di RuangRawatInapAnak.Sari Pediatri. Vol. 13. No. 4.
Jakarta. Desember 2011. Hal : 265-270.
l. Israr, Akhyar Y. DiareAkute.c Rotavirus. Dalamwww.wordpress.com. Last
Updated 25 April 2008.
m. Depkes RI. BukuSakuPetugasKesehatan: LintasDiare. Jakarta. Depkes RI. 2011
Hasil pembelajaran:
1. Penegakan diagnose dan penanganan awal Kejang Demam Sederhana
2. Mencaritahu dan mewaspadai komplikasi yang terjadi.
3. Edukasi tentang pengobatan serta pemantauan keadaan pasien oleh orang tua
dan keluarga terdekat, terutama saat demam, untuk mencegah terjadi hal yang
sama.
4. Motivasi dan edukasi mengenai polaasuh anak (seperti dalam hal gizi, tumbuh
kembang, serta imunisasi).
1 “Subyektif” Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan kejang sejak
setengah jam SMRS. Kejang seluruh tubuh selama kurang dari 5 menit dengan
mata melirik ke atas. Pasien demam 1 hari SMRS sudah diberi sanmol tetapi
demam tidak turun. 3 hari sebelumnya pasien batuk pilek. Ketika di IGD pasien
juga diare 1x kurang lebih ¼ gelas aqua, cair berwarna kuning, tanpa lendir dan
darah.

2 “Objektif” Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium mendukung diagnosis ke


arah Kejang Demam Sederhana

Gejala klinis kejang saat demam. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum lemah,
BB 8 Kg, nadi 120 x/menit, reguler, pernafasan 26 x/menit, tipe thorako
abdominal, suhu 39º C(per axiler), anak tampak lemas, dengan keadaan compos
mentis GCS E4V5M6, kesan gizi baik.
3 “Assessment”Tubuh kejang dengan tangan dan kaki pasien yang kaku dan
mata yang melirik ke atas dengan durasi kurang dari 5 menit sejak setengah jam
sebelum ke rumah sakit, dan terjadi hanya 1 kali, merupakan tanda kejang
demam sederhana. Sebelumnya, pasien sudah mengalami demam sejak 1 hari
yang lalu. Hal tersebut sesuai dengan definisi dari kejang demam yaitu, bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhurektal di atas 38oC) yang
disebabkan oleh proses ekstakramium. Menurut Consensus Statementon Febrile
Seizures, kejang demam adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya
terjadi antara umur 3 bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi
tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Dikatakan kejang
demam sederhana, mengacu pada klasifikasi dari kejang demam di bawah ini :

a. Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure)


Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80 % diantara seluruh kejang demam.
b. Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Bagan dari penatalaksanaan kejang demam, terlampir pada
bagandibawahini

Gambar 1. PenghentianKejangDemam
KETERANGAN :
1. Bila kejang berhenti terapi profilaksis intermitten atau rumatan diberikan
berdasarkan kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor
resikonya.
2. Pemberian fenitoin bolus sebaiknya secara drip intravena dicampur
dengan cairan NaCl fisiologis, untuk mengurangi sfek samping aritmia
dan hipotensi.
”Plan”:
Diagnosis:Ditegakkanberdasarkan anamnesis, pemeriksaanfisik, dan pemeriksaan
penunjang berupa laboratorium.
Pengobatan: Kestabilan pasien sangat diutamakan, berupa oksigenasi dan
resusitasi cairan.
1. O2 nasal 2 lpm
2. Puasa
3. Inf D5 ¼ NS
4. Inj Antrain 100 mg
5. Inj Dexamethasone 3 x 1/4 amp
6. Inj Dilantin 3 x 20 mg
7. Inj Ceftriaxon 2 x 350 mg
Planning :
- Puasa
- Cek urin lengkap
- Cek elektrolit
Pendidikan: dilakukan pada keluarga pasien, terutama orang tua pasien mengenai
keadaan pasien dan hal yang perlu Dilakukan monitoring rutin dan berkala khusus
terhadap kondisi pasien baik vital sign serta keluhan-keluhannya mengingat bias
mengarah ke kondisi syok.
Konsultasi: dijelaskan secara detail dengan bahasa yang mudah dipahami
bahwasanya pasien perlu diobservasi keadaannya di rumah sakit dan dikonsulkan
ke dokter spesialis anak, untuk mendapatkan perawatan dan terapi yang
sesuai.diwaspadai jika terjadi kejadian yang sama kembali. Orang tua serta
keluarga pasien harus mengetahui gejala penyakit dan penangan pertama yang
dapat diberikan di rumah untuk mencegah terjadi komplikasi yang lebih buruk,

Anda mungkin juga menyukai