KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Sa DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Menimbang
Mengingat
JLMEDENMEROEKAARATNO.8 | TELP(OasRea, esmNe | PAK: jt} sOE8
“waa os0 057, SSE e032
SSE
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN,
NOMOR : HK.207/SK.95/DJKA/6/17
‘TENTANG.
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN SARANA
PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN,
1a. bahwa dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM 189 Tahun 2015 Tentang Organisast
Dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan telah dianur tages
pokok dan fungsi Direltur Sarana Perkeretapian untuk
melaksanakan kebijakan di didang pengellaan sarana
perkeretaapian milk negara;
, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimalcsud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direlctar
Jenderal Perkeretaapian tentang Petuajuk Tenis,
Pengelolaan Sarana Perkeretaspian Milik Negara:
1, Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
47 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-Undeng Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Negara Repubik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 65, Tambshan Lembaran Negara
Nomor 4722);
3, Peraturan Pemerinlah Nomor 56 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaran Perkeretaapian, sebagaimang telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Noor
6 Tahun 2017 tentang Perubahan Ats Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Peayelenggaraan
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia
‘Tahun 2017 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor
6022);10.
n.
Peraturan Pemerintsh Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lal.
Lintas dan Angkutan Kereta Api sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 “ahun 2016
tentang Perubahan tas Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Anglutan
Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 264, Tambahan Lemberan Negara
‘Republik Indonesia Nomor 5961}
Peraturan Pemerintah Nomer 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomer $533);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Jenis
an Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Berlalca Pada Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 102, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5884);
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indenesia Nomor
PM 84 Tahun 2016 sebagaimana telah divbeh dengan
Peraturan MenteriPerhubunganNomor PM,
124 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis dan
‘Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Berlaku Pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/FMK.05/2014
‘Tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Blektronik;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87 /FMK.06/2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menten Keuangen
‘Republik Indonesia Nomor 246 /PMK.06/2014 Tentang Tata
Cara Pelakcsanaan Penggunaan Barang Milik Negara;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 63 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknike
Perkeretaapian;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 65 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perawatan
Perkeretaapian,Menetapkan
MEMUTUSKAN:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL _PERKERETAAPIAN
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN SARANA
PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA.
BAB!
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimalesud dengan
1, Sarana Perkeretaapian Milk Negara adalah kendaraan yang
Gapat bergerak i jalan rel, termasuk fasilitas perawatan
prasarana yang tidale bergerak di jalan rel, dan sumber dana
engadaannya berasal dari APEN atau berasal dari
perolehan lninnya yang seh
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh
penerimaan pemerintah Pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan,
3, Blaya Pengoperasian adalah biaya yang dikeluarkan oleh
pihak pengguna serana perkeretaapian milk negara untuk
keperluan operasional melipati biaya bahan bakar, biaya
petugas sarana dan lain-lain.
4, Biaya Penggunsan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pital
pengguna sarana perkeretaapian milik negare sesuai tari
PNEP berdasarkan peraturan perundang-undargan
5. Direktur Jenderal adalah Direkeur Jenderal yang
bertanggung jawab di bidang Perkeretaapien
6. Direktur Sarana adalah Direktur yang bertanggung jawab di
bidang Sarana Perkeretaapian.
7. Direltur Prasarana adalah Direktur yang bertangsrung
Jawab di bidang Prasarana Perkeretaapian,