Anda di halaman 1dari 24

OPTIMALISASI DALAM PENERAPAN

REGULASI TENAGA KEFARMASIAN MELALUI


SISTEM INTEGRASI STRA ONLINE-SIPA

Dr. Agusdini Banun S, Apt, MARS


SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Disampaikan pada Pertemuan Rakonas


Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2018
Aceh, 7-10 Mei 2018
DASAR HUKUM
Permenkes No.889/
UU No. 36/2014 Menkes/Per/V/2011
•  Pasal 44 (1) : Setiap tenaga kesehatan Pasal 1 : Setiap tenaga
yg menjaankan praktik wajib memiliki kefarmasian yang menjalankan
STR pekerjaan kefarmasian wajib
•  Pasal 46 : Setiap tenaga kesehatan yang memiliki surat tanda registrasi.,
menjalankan praktik di bidang berupa STRA bagi Apoteker dan
pelayanan kesehatan wajib memiliki izin, S TR TTK bagi tenaga teknis
dalam bentuk SIP yang diberikan oeh kefarmmasian
Pemerintah Kab/kota

PP 51/2009 Permenkes No.31/2016


•  Pasal 52 ayat (2): Apoteker yang melakukan Pasal 17 : Setiap tenaga kefarmasian
pekerjaan kefarmasian di Apotek, Puskesmas, yang akan menjalankan pekerjaan
atau instalasi farmasi rumah sakit harus kefarmasian wajib memiliki surat izin
menggunakan Surat Izin Praktik berupa SIPA sesuai tempat tenaga kefarmasian
dan SIK untuk yang Apoteker di fasilitas bekerja, yaitu SIP Apoteker dan SIP
kefarmasian diluar Apotek dan instalasi farmasi Tenaga Teknis Kefarmasian
rumah sakit 2
Lanjutan
Permenkes No. 31 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/
Per/V/2011 tentang registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian, pada pasal 1, 17, 18 dan 19
Pasal 18
•  SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat
fasilitas kefarmasian yaitu pada fasilitas produksi dan distribusi/penyaluran
•  SIPA bagi Apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk
paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian.
•  Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang
bersangkutan hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas pelayanan
kefarmasian lain.
KONDISI SAAT INI
(Jumlah Sarana Kefarmasian*)

Industri Farmasi Industri Kosmetika

227 525
IOT/IEBA PBF Pusat

135 1.273
PBF Cabang UKOT/UMOT

1.001 1.710
Apotek
* DATA APIF per 25 April 2018
26.658 4
DATA JUMLAH STRA per TAHUN
( 2015 – 2018)*

2015 2016 2017 2018

Jumlah STRA 5537 Jumlah STRA 6.525


Jumlah Re Registrasi STRA 2567 Jumlah Re Registrasi STRA 7.276
Total STRA 8.104 Total STRA 13.801
Jumlah STRA 6.136 Jumlah STRA 2.453
Jumlah Re Registrasi STRA 16.097 Jumlah Re Registrasi STRA 2.015
Total STRA 22.233 Total STRA 3.981

*DATA STRA Online per 24 April 2018 5


JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASYANKES*
(RS, Puskesmas, Klinik, Apotek)

JUMLAH TOTAL
FASYANKES JUMLAH JUMLAH ASISTEN
(34 Propinsi) APOTEKER APOTEKER

17.395 15.905 16.980

Sumber: Bppsdmk.kemkes.go.id/info.sdmk/
(diakses 25 April 2018)
POLA PIKIR
KONDISI SAAT INI KONDISI YANG
DAMPAK
DIHARAPKAN
1. Tingkat Kehadiran Apoteker di
Apotek kurang 1. Pelayanan kefarmasian 1.  Meningkatnya kehadiran apoteker
2.  P e l a k s a a n p e l a y a n a n dilakukan apoteker tidak di fasyanfar sehingga
kefar masian belum sesuai sesuai standar dan meningkatkan profesionalisme
standar berdampak thd mutu Apoteker
3. Ditemukan kasus pemalsuan SIPA pelayanan kesehatan 2.  Pelayanan kefarmasian oleh
di beberapa wilayah dengan 2.  M a s y a r a k a t t i d a k apoteker sesuai standar
modus mengganti photo aoteker mendapatkan sediaan 5.  Adanya sistem terintegrasi yang
pada dokumen Ijazah dan STRA farmasi yang memenuhi dapat monitoring penerbitan SIPA
4. Belum ada monitoring penerapan persyaratan keamanan, dan menyediakan database
penerbitan SIPA di Kab/kota mutu dan khasiat/manfaat praktik /pekerjaan kefarmasian di
5. Belum ada sistem terintegrasi sehingga tidak terwujud seluruh Indonesia yang dapat
Kemenkes, Dinkes, KFN, dan OP patient safety diakses cepat dan realtime
dalam penerbitan Serkom, STRA, 6.  Peningkatan peran pembinaan
d a n S I PA y a n g d a p a t Sistem untuk dan pengawasan pemangku
menyediakan data base praktik monitoring penerapan kepentingan sesuai tugas dan
kefarmasian di seluruh Indonesia regulasi tenaga kewenangan masing-masing
kefarmasian
7
UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME APOTEKER
PENINGKATAN PROFESIONALISME
APOTEKER

INPUT PROSES OUTPUT


•  Regulasi •  Apoteker yang
Kefarmasian Profesional
•  Standar Pelayanan •  Pelayanan
Kefarmasian Kefarmasian yang
sesuai standar

Sinergi Pusat dan Daerah


•  Penerapan regulasi yang mengatur praktik kefarmasian di fasilitas
kefarmasian dan fasilitas pelayanan kefarmasian
•  Pembinaan dan Pengawasan dilakukan secara sinergis antar Pemerintah
Pusat, Pemda, KTKI/KFN, Organisasi Profesi
•  Penguatan Peran Apoteker Aoc melalui program GEMA CERMAT
•  Penerapan Permenkes No. 31 Tahun 2016 melalui Integrasi STRA Online
dengan Penerbitan SIPA
PP No. 51/2009 PELAYANAN KEFARMASIAN SESUAI
tentang STANDAR
Pekerjaan
(Permenkes 72/2016, 73/2016, 74/2016)
Kefarmasian

PENGELOLAAN PELAYANAN
SEDIAAN FARMASI FARMASI KLINIK
1.  Pengkajian Resep Meningkatkan
2.  Penelusuran patient
1.  Pemilihan riwayat outcome
2.  Perencanaan penggunaan obat
3.  Pengadaan 3.  Rekonsiliasi obat
4.  PIO
4.  Penerimaan 5.  Konseling
5.  Penyimpanan 6.  Visite
6.  Pendistribusi 7.  Pemantauan Terapi
Obat Menekan
an biaya
7.  Pemusnahan 8.  MESO
9.  Dispensing kesehata
8.  Pengendalian Sediaan Steril n
9.  administrasi 10.  Pemantauan Kadar
Obat dalam Darah Meningkatkan
kepercayaan
masyarakat
Evaluasi mutu
-  Mutu pengelolaan
-  Mutu pelayanan
farmasi klinik
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TENAGA KEFARMASIAN
(UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan)
Pasal 80
Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
Tenaga Kesehatan dengan melibatkan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan
Organisasi Profesi sesuai dengan kewenangannya

Menteri

Kadinkes Kadinkes
Kab/Kota Provinsi
Pembinaan
dan
Pengawasan

melibatkan
Konsil Kefarmasian
(KFN) Organisasi Profesi


SISTEM INTEGRASI
STRA ONLINE – PENERBITAN SIPA


Untuk mendapatkan informasi pada Aplikasi STRA
1 Online yang terintegrasi dengan penerbitan SIPA TUJUAN

Monitoring penerbitan SIPA yang terintegrasi


2 dengan STRA dan Rekomendasi SIPA

Mendapatkan database dan


sebaran praktik kefarmasian di
3 wilayah Kab/Kota dan Propinsi

12
MANFAAT
Untuk Kabupaten/Kota

1 2

Saling melakukan control K abupaten/Kota


terhadap daer ahnya dapat melakukan
masing-masing dalam validasi langsung
rangka Penerbitan SIPA MANFAAT dari database
berdasarkan regulasi yang Far malkes
berlaku yakni batas dan terhada p STRA
syarat tempat praktek yang telah terbit
atau tempat bekerja dan berlaku

3
Mempermudah kabupaten kota
dalam memproduksi laporan SIPA
untuk berbagai kepentingan baik
horizontal maupun vertikal 13
MANFAAT
Untuk Pemerintah Pusat (Ditjen Farmalkes)

1 2

Mengetahui persebaran Mengetahui


Te n a g a A p o t e k e r d i pergerakan Tenaga
Indonesia dengan detail Apoteker di
dan pasti MANFAAT Indonesia

3
Mendapatkan laporan secara
realtime jumlah Apoteker yang
bekerja dan malakukan praktek di
Indonesia 14
Aplikasi SIPA
(Pada Aplikasi STRA)

stra.kemkes.go.id/sipasika

Setiap Dinkes Kabupaten/Kota


memiliki username dan password
untuk pengisian data SIPA

Pilot Project
1.  Kab. Bekasi, Jawa Barat
2.  Provinsi Aceh
3.  Kabupaten Aceh Tamiang
4.  Kabupaten Pidie Jaya 15

5.  Kota Lhokseumawe


Tampilan Data Kabupaten/Kota pada Aplikasi SIPA

STRA Sudah Tidak Berlaku (Warna Merah)

Apoteker memiliki 2 SIPA


16
Detail Data Riil SIPA
(contoh kasus : Lintas Batas)

17
Detail Data Riil SIPA
(contoh kasus : Lintas Batas) lanjutan

Apoteker memiliki 2 SIPA di daerah berbeda

18
Tampilan Data Provinsi pada Aplikasi SIPA
STRA Akan Habis (Warna Orange) STRA Sudah Tidak Berlaku (Warna Merah)

19
5 (Lima) Langkah mudah Penggunaan
Aplikasi SIPA
Dinas Kesehatan Kab/Kota melakukan login kepada aplikasi 1
Dinas Kesehatan Kab/Kota mencari nama Pemohon yang akan
diterbitkan SIPAnya sekaligus memvalidasi data pemohon tersebut
•  Apakah STRA valid dan berlaku 2
•  Apakah SIPA yang akan diterbitkan telah memenuhi syarat
•  Melihat data SIPA pada daerah sendiri maupun daerah lainya yang melekat pada Pemohon
SIPA tersebut
Dinas Kesehatan Kab/Kota melakukan penambahan nama dimaksud
kedalam daftar SIPA yang akan diterbitkan pada Aplikasi setelah 3
syarat pada tahap kedua terlewati

Dinas KesehatanKab/Kota melengkapi data yang sudah ada dan


update data SIA 4
Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Provinsi dapat memproduksi
laporan rekapitulasi penerbitan SIPA pada masing-masing
daerahnya 5 20
RENCANA PENGEMBANGAN Monitoring
SISTEM INTEGRASI STRA - SIPA Implementasi
Permenkes 31/2016
IAI
(Serkom) DATAbase
SIPA/
KFN/KTKI pekerjaan
(STRA kefarmasain
onlline)

PC IAI Regulasi
(Rekomendasi Aplikasi Kefarmas
SIPA) INTEGRASI STRA - SIPA ian

Dinkes
Hasil
Kab/Kota Pembinaa
(SIPA) n dan
Ditjen Farmalkes pengawas
an
Dinkes Prop
(monitoring)

PD IAI
(Monitoring)
Fungsi & Kewenangan dalam
Sistem Integrasi STRA – SIPA

Dengan KFN Dengan IAI Dengan Pemerintah Daerah


Integrasi Penerbitan a.  PP IAI : Integrasi Sertifikat a.  Dinkes Kab/Kota dan PTSP
STRA Online Kompetensi – STRA Kab Kota : Penerbitan SIPA
b.  PC IAI : Penerbitan rekomendasi b.  Dinkes Propinsi : Monitoring
SIPA SIPA, sebaran tenaga
c.  PD IAI : Monitoring SIPA, sebaran kefarmasian dan fasilitas
tenaga kefarmasian dan fasilitas kefarmasian di wilayahnya
kefarmasian di wilayahnya

22
PENUTUP

Sistem Integrasi STRA Online – SIPA mempermudah


monitoring dan evaluasi serta pembinaan dan pengawasan
terhadap penerapan Permenkes No. 31 Tahun 2016

23
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai