Anda di halaman 1dari 19
KARBOHIDRAT PENDAHULUAN Karbohidrat, berdasarkan pada massa, merupakan_kelas biomo- lekul yang paling berlimpah di alam. Lebin lazim dikenal sebagai ‘gula, Karbohidrat_merupakan produk akhir utamia_penggabungan fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup (Bab 17). Perubahan energi matahatl ini menjadi energi kimiawi dari biomole- kul menjadikan karbohidrat sumber utama dari energi metabolik bagi ‘organisine hidup. Karbohidratjuga bertindaksebagai sumberkarbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi. Di samping itu, karbohidrat merupakan kompo- nen daribanyak bahan sekretorik struktural dan selularserta nukleo- tida (Bab 12), yang pada gilirannya, juga digunakan untuk beragam fungsi. Jadi, pada sistem kehidupan, karbohidrat digunakan untuk banyak tujuan yang berbeda dan merupakan contoh terkemuka dari berbagai kemampuan fungsional yang dapat dimiliki suatu kelas bio- molekul. Karbohidrat didetinisikan sebagal porinfaroksialdenia atau pol- hidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=0) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon intemal. Definisi ini menghindari klasifikasi melalui formula empirik dan mencakup derivat seperti gula deoksi- (nat Gambar 10-11) dan amino- (nat Gambar 10-12). Dalam alam, karbohidrat terdapat sebagai monosakarida (guia individual atau sederhana), oligosakarida, dan polisakarida. Oligo- sakarida umumnya_didefinisikan sebagai suatu molekul yang me- ngandung dua hingga sepuluh unit monosakarida, beberapa di an- taranya mempunyai berat molekul beberapa juta. Dalam konteks ke- tiga Klasifikasi inilah disajikan subjek karbohidrat yang luas. MONOSAKARIDA Nomenklatur dan Projeksi Fischer ‘Suatu monosakarida diidentifikasi melalui jumlah atom karbon yang dikandungnya (Gambar 10-1) dan melalui gugusan karbonil fungsi- ‘Jumiah atom karbon dalam ‘suatu gula Nama 3 Those 4 Tetrosa 5 Pentosa 6 Heksosa 7 Heptosa Gambar 10-1 Pemberian nama karbohidra 148 w2t—on deo sbion Seon ten SS caneuios Dus gua 3-rarbon, Gambar 103 Enanslomer car clukosa, sual aldohok ‘eo 4 —ae—on wot #4C_on #5C_on fcH,0H D-dkkose *tomkatoon asia Gambar 10-4 Dua aldoheksosa yang terdapat socara lari. ARGOHIORAT onainya, yaitu aldose jika merupakan suatu aldehid, dan kefose jika suatu keton. Karbohidrat terkecil (Gambar 10-2) lazim dianggap merupakan gula tiga-karbon, gliseraldehid (suatu aldotriose) dan dinidroksiaseton (kefotriose). Dalam kasus gliseraldehid, terdapat dua stereoisomer, bentuk D- dan L- (Bab 3). Secara stereokimiawi, semua gula dapat dihubungkan dengan salah satu dari dua isomer ini; dalam klasifikxasi monosakarida yang memilikilebih darisatu atom karbon asimetrik, simbol 0 dan t selalu mengacu pada konfigurasi karbon asimetrik paling distal dari karbon karbonil (analog dengan konfigurasi pada gliseraldehid). Dalam sistem biologi, bentuk-o dari ‘ula predominan. ‘Nomenkiatur sistematik untuk monosakarida menjadi tidak prak- tis untuk gula yang lebin besar karena mereka memiliki dua atau le- bin pusatasimetrik, dan dengan demikian, meningkatkan jumiah ste- reoisomer. Dengan demikian, sering digunakan nama trivial (mu- dah), atau nama lazim dari karbohidrat ini. Glukosa (juga disebut ‘dekstrosa), senyawa organik yang paling prevalen dalam alam, me- rupakan suatu aldoheksosa yang mengandung empat karbon asimetrik (Gambar 10-3) dan dengan demikian satu dari 16 kemung- kinan stereoisomer (2). Dalam suatu projeksi Fischer mengenai gu- la, penentuan D atau t berdasarkan pada asimetri pada atom karbon molekul kedua dari belakang, yang _merupakan C-5 pada suatu al- doheksosa. Seperti dalam rumus untuk o-gliseraldehid (Gambar 10-2), gugusan hidroksil ditulis di kanan dari C-5 untuk menunjuk- kan bentuk 0 dari glukosa. Enansiomer (isomer bayangan cermin) dari D-glukosa adalah t-glukosa (Gambar 10-3), yang_mempunyai konfigurasi beriawanan pada masing-masing dari keempat pusat asimettik. -Galaktosa dan o-manosa, dua_aldoheksosa lain yang sering ditemukan dalam makhluk hidup, juga merupakan stereoisomer dari D-glukosa (Gambar 10-4). Seperti pada kasus O-glukosa, penem- patan gugusan hidroksil dari C-5 mengidentifikasi gula ini sebagai D-isomer. D-glukosa dan D-galaktosa juga disebut sebagai epimer karena kedua monosakarida hanya berbeda dalam konfigurasi pada satu atom karbon tunggal (C-4). o-glukosa dan o-manosa juga ‘merupakan epimer karena sekali lagi perbedaan terbatas oleh asimetri pada atom karbon tunggal (C-2). Namun, o-galaktosa dan D-manosa bukan epimer, karena mereka berbeda dalam asimetri baik pada C-2 maupun C-4. D-fruktosa, kadang-kadang disebut ie- vvulosa, merupakan gula biologi lazim lainnya (Gambar 10-5), dan ‘merupakan salah satu dari delapan 2-ketoheksosa isomerik, yang ‘memilk tiga karbon asimetrik. Struktur cincin-tertutup Dalam larutan, D-glukosa tidak linear tetapi merupakan molekul dengan cincin tertutup karena struktur hemiasefal intemal yang timbul dari suatu reaksi antara aldehid pada posisi C-1 dan gugusan hidroksil (alkohol) dari C-5 (Gambar 10- 6). Pembentukan dari he- ‘miasetal menciptakan suatu Karbon asimetri tambahan (C-1) dalam ‘molekul, dan dengan demikian terdapat dua isomer (a dan 8) dari struktur cincin, Pusat asimetri yang baru disebut Karbon anomerik dan isomer-a. dan -B, disebut anomer. Dengan demikian, pemben- MONOSAKARIOA tukan hemiasetal menggandakan jumiah aldoheksosa stereciso- merik dari 16 menjadi 32. Dalam suatu projeksi Fischer dari o- glukosa (Gambar 10-6), bentuk anomerik o dan B ditandai dengan menuliskan atom hidrogen C-1 masing-masing di kiri dan di kanan, Kebalikannya berlaku untuk U-glukosa. Lazimnya, atom hidrogen yang melekat pada karbon asimetrik menentukan konfigurasi 0 atau dan yang melekat pada atom karbon anomerik adalah ero (ditulis pada sisi yang sama dar struktur) dalam suatu bentuk-a, dan treo (ditulis pada sisi yang berawanan) dalam suatu bentuk-B. Seperti ditunjukkan pada Gambar 10-6, bentuk-a dan -B dari -glukosa dapat saling diconversikan; fenomena spontan ini disebut ‘mutarotasi, dan hal ini terjadi dengan anomer dari banyak mono- sakarida. Dalam hal o-gukosa, kedua anomer jika dilarutkan da- lam ai secara periaharahan, maka akan mengalami mutarotasi hingga dicapai suatu campuran keseimbangan yang terdiri dari sekitar sepertiga o--glukosa dan duapertiga §-D-glukosa. FiO Tes] 1 y con ‘cHo HOC oH H—c—oH H—c—oH HOCH == HOCH == HOC—H I ton H—¢—0n 4 i cH,o# cH,on e0-Giaose B-0-Gtkoes Daemiansan 39% ox Projeksi Haworth Projeksi yang lebih representatif dari struktur cincin tertutup mono- sakarida adalah yang disarankan oleh Walter H. Haworth (Hadiah Nobel, 1937) pada tahun 1925. Gambar 10-7 menggambarkan projeksi Haworth dari a- dan B-b-glukosa. Versi yang dipersingkat {dari jenis projeksi ini untuk o-glukosa tidak memperfihatkan karbon kecuali C-6, atau di samping itu, dapat menghilangkan hidrogen dan menunjukkan gugusan hidroksil dengan garis-garis pendek (Gambar 10-8). Projeksi Haworth terutama lebin mendekatstruktur “kursi” dari gH.oM a Hoc 4—C—on neon cH,on Drtsosa “atom kaon asim Gambar 10-5 ‘Suatu2Ketoheksosa Gambar 10-6 IMuterotast dan gukosa (seoagel projoks! Fischer). te ae Ee > ‘c— Yo mA camber 10-7 ‘Mutarotasi dari glukosa (sebagai projeks| Haworth, “cH,0H ‘chon erson sf 5, 5, wp pre ienenogh ra By el iy ical poe the ueanalaen ? Ko Kee Ke q Rretoreres ieel IM ¢ 4 1 I | | nb Wow poe coon

Anda mungkin juga menyukai