BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan Republik Indonesia (2012) bahwa 0,4 juta (16%) balita indonesia
keterampilan motorik karena tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja
atau orang dewasa, sehiggah anak lebih mudah menerima semua pelajaran.
keterampilan baru lebih mudah. Secara keseluruhan anak lebih berani pada
waktu kecil ketimbang telah besar, hal yang demikian menimbulkan motivasi
yang diperlukan untuk belajar. Usia prasekolah merupakan periode atau masa
dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yakni kelomok usia 0-6 tahun
1
2
yang berbagi menjadi tahap pranatal yang terdiri dari masa embrio (mulai
konsepsi 8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap post natal
yang terdiri dari masa neonatus (0-28 hari) dan masa bayi (29 hari – 1 tahun),
tahap prasekolah (3-6 tahun), dan kelompok usia 6 tahun keatas yang terbagi
dalam masa pra remaja (6-10 tahun) dan masa remaja (10-18/20 tahun). Aziz
hidayat, 2012. Perkembangan anak masih belum tercapai sesuai dengan usia
mereka antara lain hambatan dalam konsentrasi, cepat bosan, dan mudah
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalm memasuki pendidikan
athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada
penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga
3
masa pra sekolah pada anak pertumbuhan fisik khususnya berat badan
mengalami kenaikan rata rata 6,75-7,5 centi meter setiap tahunnya (hidayat,
2012).
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan
pada anak sudah menunjukkan proses kemandirian dan masa ini adalah masa
anak dan sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah dan tampak
menunjukkan adannya rasa inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu
peraga, media,permainan, dan alat bantu lainnya karena memang sesuai usia
dini harus lebih kreatif , imajinatif, dan komunikatif dalam menciptakan atau
menemukan berbagai alat permainan dan media untuk anak didik, masalah
anak anak menyadari bahwa pelajaran dan permainan yang mereka peroleh
4
merupakan suatu proses yang berguna dan penting. Apabila suatu masalah
pembelajaran yang berkesan kepada anak usia dini. Dengan melalui teknik ini
dan imajinasi, berlatih berinteraks degan orang dewasa dan anak lain, dan
sesuatu yang menyenangkan, dan manfaat bermain ini menjadi sangat penting
karena pada saat anak masuk SD belajar akan menjadi lebih formal dan
permainan yang berasal dari jepang bahan yang digunakan adalah kertas atau
kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu
hasil kerja tangan yang sangat teliti. Pada tahun 1880, seni melipat kertas itu
mulai dikenal dengan origami. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, oru
kertas adalah aktivitas seni yang mudah dibuat dan menyenangkan. Diantara
perannya adalah sebagai aktivitas untuk mengisi waktu luang dan media
bersama-sama. Selain itu melipat kertas juga sangat fungsional untuk anak dan
perkembangannya.
Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
dalam tubuh perlu keadaan yang rileks dan suasana yang menyenangkan,
2008).
lebih jauh atau menerima berbagai pesan. Perhatian dapat digunakan untuk
meningkatkan konsentrasi :
7
8
b) Mencegah anak agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke
c. Konsentrasi Belajar
berkonsentasi.
d. Kerja Otak
lewat sistem saraf da otak. Sel-sel pada suatu daerah otak menghubungi
bagian-bagian tubuh yang lai secara kontinyu dan otomatis. Neuron ini
1) Adanya penerimaan
2) Respon
detengarai dengan :
diperlukan
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena sering lupa denga
yang diberikan oleh guru dengan baik karena anak masih sangat sulit
11
untuk duduk dan memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lama
untuk nonton TV dan sebagainya. (di luar kegiatan belajar) tetapi kalau
perlengkapan belajar.
a) Faktor Internal. Faktor yang berasal dari individu, seperti tekad kurang
b) Faktor Eksternal. Faktor yang berasal dari luar individu, seperti suara
gaduh, orang sekitar yang mengajak bicara, tempat belajar yang bising
dan cara menyusun jadwal dan urutan belajar. Kelelahan juga menjadi
mental.
12
a) Faktor Internal Dari dalam diri, misalnya minat belajar yang rendah
dendam.
dikelas adalah hal biasa. Kemampuan konsetrasi belajar pada setiap anak
gerak fisik dan bermain. Itulah mengapa agak sukar bagi mereka bila harus
duduk diam dalam waktu lama dan berkonsentrasi terhadap tugas yang
disampaikan.
bisa dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Agar anak dapat fokus
pada tugas yang diberikan oleh guru, maka aturlah egitan yang hendak
Orang tua atau kita sebagai orang dewasa harus tahu, tingkat kesabaran
anak usia 4-5 tahun umumnya lebih senang menyelesaikan tugas yang
macam di usia dini hanya untuk mengejar satu target. Misalnya, harus
jangan sampai tiduran atau jalan kesana kemari. Jadi, jika ingin anak
juga bergantung pada kesiapan alat bantu yang ada. Misal, dikelas
bisa saja perhatiannya jadi buyar lagi karena guru mencari alat
bantunya.
15
materi/bahan, dan media yang menarik agar mudah diikuti anak. Melalui
dari jepang. Origami adalah satu bentuk kreativitas otak kanan juga punya
sehinggah seni melipat pun memiliki banyak cara melipat dengan nama
tampak nyata.
pun tidak hanya benda mati, tetapi dapat dirangkai menjadi benda
dimana tidak sekedar kertas saja, tetapi pada akhirnya dapat menghibur
akhir tersebut.
4) Merangsang kinerja seimbang antara bagian otak kiti dan otak kanan.
seseorang. Dengan melipat sebuah kertas dan melalui proses yang lama
Bila hal ini dilatih terus, seseorang bisa dengan sangat mudah
17
selama kita belajar. Hal ini berbeda dari situasi kondisi belajar yang
lain, mungkin capai setelah belajar. Akan tetapi, belajar origami malah
untuk menghasilkan karya yang indah. Hal ini kemudian tentu akan
kertas dalam dua atau beberapa lipatan atau bagaimana membagi kertas
12) Mengenali pola dan konsep bentuk atau bangun geometris. Ketika
sebuah hasil lipatan origami yang sudah jadi dibuka kembali, akan
origami tersebut.
bujur sangkar dalam berbagai ukuran dan warna. Melipat juga dapat
kertas tissu.
19
2) Setiap model lipatan, ada yang dibuat dari kertas bebrbentuk bujur
sangkar, bujur sangkar ganda, empat persegi panjang, dan segi tiga.
Misalnya untuk lipatan model rumah, perahu, bunga, gelas, bola, kotak
empat persegi panjang. Lipatan model ikan dapat dibuat dari kertas
melipat ditandai dengan garis anak panah sesuai arah ang dimaksudkan
lipatan sudut, hasil lipatan dibalik, hasil lipatan ditarik dan sebagainya.
gambar pola (gambar kerja) dengan rapi menurut batas setiap tahapan
hasil lipatan.
Kertas
memberikan kebebasan pada anak untuk berkreasi sehinggah hal ini akan
2) Setiap tahapan melipat yang sudah dibuat oleh siswa hendaknya diberikan
menjadi modal awal anak sebagai bekalnya nanti dalam mengurus dirinya
sendiri.
D. Kerangka Konseptual
E. Definisi Operasional
F. Hipotesis
METODE PENELITIAN
experiment pendekatan pre and post test without control group design. Jenis
menggunakan origami.
O1 (x) O2
Keterangan :
24
25
1. Populasi
sebanyak 27 siswa.
2. Sampel
1. Observasi (Observation)
dibantu oleh mitra penelitian sekaligus sebagai penilai dan pengamat pada
2. Tindakan
3. Dokumentasi
pembelajaran berlangsung.
26
1. Editing, yaitu untuk melihat apakah data yang diolah tersebut sudah
F. Analisis Data
dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau
2. Analisis Univariat
3. Analisis Bivariat
Test jika data berdistribusi normal, sedangkan jika data tidak berdistribusi
kebermaknaan 0,05.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya penelitian
a. Uji normalitas
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Data
Kemampuan konsentrasi Statistik Df Sig
Kemampuan konsentrasi Pre test 0.761 27 0,000
Kemampuan Konsentrasi Post test 0.780 27 0,000
28
29
Jadi sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal pada taraf
b. Analisis Univariat
Islah Bengkulu.
Tabel 3
Distribusi Kemampuan Berkonsentrasi
di RA Baitul Islah Bnegkulu
Islah Bengkulu.
Tabel 4
Distribusi Kemampuan Berkonsentrasi
di RA Baitul Islah Bnegkulu
c. Analisis Bivariat
Tabel 5
Wilcoxon Signed Ranks Test
Mean Sum of Z Asymp. Sig.
N Rank Ranks (2-tailed)
Post test Negative -4.621a 0,000
0a .00 .00
Ranks
Positive
Pre test 27b 14.00 378.00
Ranks
Ties 0c
Total 27
31
bermain lipat kertas. Hal ini di buktikan dengan hasil nilai negative
ranknya 0a dan positive rank nya 27b. Uji Wicoxon didapat nilai
Tabel 6
Perbedaan Distribusi Kemampuan Konsentrasi Anak
Sebelum dan Sesudah perlakuan
Standar
Mean Min Max P
Devisiasi
Kemampuan 7.11 6 12 1.502 0.000
konsentrasi
sebelum
Kemampuan 10.00 7 16 2.602
konsentrasi
sesudah
Tabel 7
Perbedaan Distribusi Kemampuan Konsentrasi Anak
sebelum dan Sesudah perlakuan
Kemampuan Sebelum Sesudah
konsentrasi Frek % Frek %
Tinggi 0 0 4 14.81
Sedang 2 7.4 8 29.62
Rendah 25 92.59 15 55.55
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa bahwa setelah
B. Pembahasan
dalam waktu tertentu (Alim, 2008). Anak yang mengalami kesulitan dan
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena sering lupa
penjelasan yang diberikan oleh guru dengan baik karena anak masih
dan dendam.
baik karena anak masih sangat sulit untuk duduk diam dan memperhatikan
dengan lingkungan kelas yang ramai, berisik dan pasif. Anak tidak bisa
Peneliti melihat bahwa anak tidak bisa duduk diam dan berkonsentrasi.
Islah Bengkulu.
waktu luang dan media pengajaran dan komunikasi dengan anak karena
fungsional untuk anak dan aktivitas ini memiliki fungsi melatih motorik
Hal ini tentu baik bagi konsentrasi belajar siswa, sesuai dengan pendapat
35
Thursan Hakim (2002: 6), konsentrasi akan terjadi secara otomatis dan
beberapa penyebab anak tidak dapat konsentrasi dalam belajar, antara lain
2008). Dimana peneliti mendapatkan hasil bahwa saat anak ikut serta
tidak gelisah, anak terlihat lebih bersemangat, kelas tidak berisik dan
Baitul Islah.
diberikan oleh guru. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
anak tidak dapat konsentrasi dalam belajar, antara lain yaitu: “Anak tidak
mudah terganggu.
dimiliki dan dilatih dalam diri anak sejak usia dini. Hal ini dikarenakan
bila dari kecil anak sudah terbiasa dan dibiasakan dengan berkonsentrasi,
belajar maka anak tersebut kurang dapat memahami materi pelajaran yang
dijelaskan oleh guru. Dengan begitu anak yang dapat berkonsentrasi dalam
belajar, akan mampu mengerjakan tugas sesuai instruksi guru dengan baik
belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal yang diterangkan
guru atau pembelajaran yang sdang dipelajari. Ciri anak yang dapat
37
berkesan kepada anak usia dini. Dengan melalui teknik ini juga akan
imajinasi, berlatih berinteraks degan orang dewasa dan anak lain, dan
sangat penting.
di usia dini hanya untuk mengejar satu target. Ketika siswa belajar dengan
dalam tubuh perlu keadaan yang rileks dan suasana yang menyenangkan,
38
2008).
ini dapat merangsang anak untuk lebih aktif melakukan kegiatan sesuai
petunjuk guru.
tidak gelisah, anak terlihat lebih bersemangat, kelas tidak berisik dan
Baitul Islah.
BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
A. Kesimpulan
0.000.
B. Saran
membutuhkan.
40
41
datang dengan faktor lain yang lebih dominan yang dapat mempengaruhi