Anda di halaman 1dari 41

FILSAFAT SAINS

“SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DARI ZAMAN


YUNANI KUNO SAMPAI ZAMAN KONTEPORER”

OLEH
NI KETUT AYU PEBRIANTI 1613071005
LUH DESI KRISTIANINGSIH 1613071012
PUTU EKA PUTRI DARMIASIH 1613071016
RIADILJANAH 1613071022

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan “Sejarah Perkembangan
Ilmu Pengetahuan Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Zaman Konteporer“. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas "Filsafat Sains" pada semester 4,
untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada
umumnya. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih ada kekurangan karena kurangnya pengetahuan
dan wawasan yang kita miliki. Kami berharap untuk pembaca untuk memberikan
saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan karya ini.

Singaraja, 13 Febuari 2018

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ............................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat ......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Zaman Pra Yunani Kuno ............................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Zaman Yunani Kuno ...................................................................................... 7
2.3 Zaman Pertengahan .....................................................................................20
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 37
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 37
3.2 Saran ............................................................................................................. 37
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 38

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu dari masa ke masa semakin maju, salah satunya yaitu ilmu
filsafat. Zaman dahulu keilmuan sudah memiliki posisi serta peranan yang penting
dalam kehidupan manusia seiring perkembangan zamannya. Keilmuan memiliki
sejarah yang panjang dalam proses pembentukannya. Kelahiran dan perkembangan
filsafat pada awal kemunculannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya
ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah
kehidupan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu maka filsafat menjadi tumpuan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan tersebut. Filsafat memberi penjelasan
substansial atas masalah tersebut, sementara ilmu terus mengembangkan dirinya
dengan batas-batas. Proses atau interaksi antara filsafat dan ilmu pada dasarnya
merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh kerena itu filsafat ilmu dapat dipandang
sebagai upaya menjembatani pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu
tidak menganggap filsafat rendah dan begitupula filsafat tidak memandang ilmu
sebagai suatu pemahaman secara dangkal.
Kemunculan ilmu filsafat diawali pada masa Yunani Kuno, dalam sejarahnya
filsafat Yunani dianggap sebagai induk dari filsafat-filsafat yang ada pada saat
itu,karena pemikirannya memacu pada filsafat yunani. Pada masa itu terdapat
keterangan tentang terjadinya alam semesta dan makhluk hidup di dunia. Hal tersebut
dipercayai sebagai mitos pada masa Yunani mengapa demikian karena para tokoh-
tokoh pada masa itu kurang yakin dan puas sehingga akan melakukan penelitian-
penelitian untuk mencari kebenaran. Seringkali masalah mengenai filsafat hanya
dapat dipahami jika melihat kembali tentang perkembangan sejarahnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana perkembangan Ilmu Filsafat pada abad pra Yunani Kuno?
2. Bagaimana perkembangan Ilmu Filsafat pada abad Yunani Kuno?
3. Bagaimana perkembangan Ilmu Filsafat pada abad Pertengahan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Filsafat pada abad pra Yunani Kuno.
2. Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Filsafat pada abad Yunani Kuno.
3. Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Filsafat pada abad Pertengahan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi dalam pembelajaran tentang materi ilmu filsafat, serta dapat
membantu untuk menambah wawasan mengenai ilmu filsafat pada masa pra
Yunani Kuno sampai abad Pertengahan.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Zaman Pra Yunani

Zaman ini dikenal sebagai zaman batu, ini dikarenakan manusia pada zaman
ini masih menggunakan batu sebagai peralatan. Zaman ini berkisar antara empat
juta tahun sampai 20.000 tahun sebelum masehi. Sisa peradaban manusia yang
ditemukan pada masa ini antara lain :

3
1. Alat-alat dari batu
2. Tulang belulang hewan
3. Sisa beberapa tanaman
4. Gambar digua-gua
5. Tempat penguburan
6. Tulang belulang manusia purba
Antara abad ke 15 sampai ke 6 SM manusia telah menemukan besi, tembaga
dan perak yang digunakan sebagai berbagai peralatan. Zaman ini disebut-sebut
sebagai masa persiapan lahirnya filsafat (abad 6 SM). Ada beberapa faktor yang
seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani. Ada tiga faktor,
diantaranya sebagai berikut:

1. Berkembangnya mite-mite atau mitologi yang cukup luas di kalangan


bangsa Yunani. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului
lahirnya filsafat. Karena mitodologi meruapakan percobaan untuk mengerti
atau memahami. Mite-mite ini telah memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul dalam hati manusia : dari mana dunia kita? dari

4
mana kejadian dalam alam? Apa sebab matahari terbit dan terbenam lagi?.
Melalui mite-mite manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta
dan tentang kejadian-kejadia yang berlangsung di dalamnya. Terdapat dua
jenis mite, Mite jenis pertama yang mencari keterangan mengenai asal usul
alam semesta sendiri biasanya disebut mite kosmogonis, sedangkan mite jenis
kedua yang mencari keterangan tentang asal usul dan sifat kejadian alam
semesta disebut mite kosmologis.
2. Kesusteraan Yunani
Kedua karya puisi homeros yang masing-masing berjudul Ilias dan Odyssea
mempunyai kedudukan yang istimewa dalam kesusteraan Yunani. Syair-syair
dalam karya puisi tersebut digunakan sebagai buku pendidikan atau pedoman
untuk rakyat Yunani dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di timur
kuno.
Orang-orang yunani menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan dari bangsa-
bangsa lain, seperti ilmu ukur dan ilmu hitung yang sebagian besar berasal
dari daerah Mesir dan Babylonia yang berpengaruh positif terhadap ilmu
astronomi di negri Yunani. Disinilah letak kecerdasan bangsa Yunani yang
mampu mengolah kembali ilmu pengetahuan dari timur dengan begitu Ilmiah.
Pada abad ke 6 SM, Orang Yunani mulai mencari berbagai jawaban rasional
tentang problem yang di ajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi, rasio)
pengganti mythos. Dengan demikian filsafat dilahirkan. Pada masa ini
manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu
proses alam. Dengan demikian lama-kelaam mereka juga memperhatikan dan
menemukan hal-hal seperti berikut :
1. Gugusan bintang dilangit sebagai suatu kesatuan. Gugusan ini kemudian
diberi nama, misalnya: Ursa Mayor, Ursa Minor, Pisces, Scorpio, dab lain-
lain yang sekarang dikenal dengan nama zodiak.

5
2. Kedudukan matahari dan bulan pada waktu terbit dan tenggelam, bergerak
dalam rangka zodiak tertentu.
3. Dikenalnya bintang-bintang yang bergerak di antara gugusan bintang yang
telah dikenal tadi sehingga ditemukanlah planet merkurius, venus, mars,
yupiter dan saturnus. Selain matahari dan bulan
4. Dapat dihitung waktu bulan kembali ke bentuk semula antara 28-29 hari.
5. Waktu terbit dan tenggelamnya matahari yang berubah-ubahdan
memerlukan waktu kuran lebih 365 hari sebelum kembali ke kedudukan
semula.
6. Ketika matahari terbit dan tenggelah sebanyak 365 kali, bulan juga
mengalami perubahan sebanyak 12 kali. Berdasarkan hal tersebut
kemudian di temukannya kalender.
7. Ditemukan juga beberapa gejala alam sepeti gerhana yang pada masa itu
masih dihubungkan dengan mitologi motologi tertentu sehingga
menakutkan banyak orang. (Rizal Mustansyir,1996)
Jadi dapat disimpulakan pada zaman ini ditandai dengan kemampuan :
1. Know how pada kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman.
2. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta
dengan sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan
kekuatan magis.
3. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi
4. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan pada
sintesa hasil abstraksi yang dilakukan.
5. Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa
sebelumnyayang pernah terjadi. (Rizal Muntanzir,1996)

6
2.2 Zaman Yunani Kuno
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat langsung
karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide
pendapatnya. Orang-orang Yunani dulu mempunyai banyak cerita, dogeng
takhayul (mitos) yang jauh dari kebenaran rasional namun merupakan percobaan
tentang rahasia alam. Mitos tersebut mampu menjawab pertanyaan dalam hati
masyarakat seperti apakah alam ini, apa asal dari alam ini dll. Kehidupan
penduduk Yunani dahulu sebagai nelayan dan pedang yang membuat penduduk
Yunani makmur. Kemakmuran itu membuat mereka mampu mengerjakan
berbagai hal lain selain mencari penghidupan. Waktu luang digunakan untuk
mengembangkan buah pikiran berdasarkan hidup di alam bebas sehingga
berbagai macam mitos atau kepercayaan dianut pada saat itu. Mitos-mitos
tersebut diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya, sehingga menimbulkan
adat kebiasaan dan kepercayaan. Konsep percaya terhadapa mitos ini tertanaman
sejak lama, sehingga sulit untuk dibongkar dengan konsep yang lebih rasiolan
(peradaban manusia).

Pertanyaan yang banyak timbul pada masa Yunani kuno yaitu mengenai alam,
salah satunya apa asal dari alam ini ? sehingga membuat penduduk Yunani
mencari keterangan tentang asal dari alam ini yang mampu menjawab pertanyaan
yang timbul di hati penduduk Yunani. Hingga abad ke 6-SM mulai berkembang
di Yunani mengenai sikap orang yang mulai mencari jawaban dari rahasia-
rahasia alam semesta. Mereka mulai berfikir sendiri untuk mampu memperoleh
keterangan yang memungkinkan dimengerti dan mampu menjawab pertanyaan
yang timbul tentang alam. Dengan demikian, filsafat merupakan suatu pandangan
rasional tentang sesuatu ( Juhaya, 2003: 72). Beberapa filsuf yang mengeluarkan
pandanganya di zaman Yunani Kuno yaitu :

7
1. Filsuf Yunani pertama yaitu Thales. Ia hidup pada abad ke 6 SM, yang
dikenal sebagi salah satu dari tujuh orang yang bijakasana. Kemudian
Aristorteles memberikan gelar kepadanya sebagai filsuf yang pertama. Thales
merupakan saudagar yang berlayar ke negeri Mesir.

Ia menemukan ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula ia


mengukur tinggi-tinggi piramida dari bayangan, mengukur jauhnya kapal di laut
dari sebuah pantai, juga mampu mempunyai teori tentang banjir tahunan sungai
Nil di Mesir. Bahkan mampu meramalkan terjadinya gerhana matahari pada
tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Sehingga Thales dikenal sebagai ahli astronomi
dan metafisika. Sebagai ilmuan pada masa itu ia memperlajari mengenai
halmagnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga
mengembangkan astronomi dan fisika dan mengemukan pendapat bahwa bulan
bersinar karena memantulkan cahaya dari matahari, dan kedua sudut dari segitiga
sama kaki sama besarnya. Konsep-konsep yang ditemukan Thales menunjukan
perkembangan ilmiah telah mampu mengantikan mitos-mitos yang dulu dianut.

Thalles merupakan orang pertama yang mengemukakan menganai asal mula


alam ini adalah air. Air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar dari
segala-segalanya. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air.
Sebagai dasar pemikiranya, Thalles memberikan argumen yang rasional, bahwa

8
tumbuh-tumbuhan, binatang, lahir di tempat yang lembab, bakteri makan sesuatu
yang lembab dan kelemaban bersumber dari air. Dari air itu terjadi tumbuhan-
tumbuhan dan binatang, bahkan tanah mampu mengandung air. Pengalaman
yang didapat saat sebagai orang pesisir, suka berlayar dilaut dan kehidupan
penduduk mesir yang sangat bergantung kepada sungai Nil, maka semuanya
dijadikan landasan dalam menemukan jawaban dari mana asal alam ini yakni
semuanya berasal dari air. Bumi terletak di atas air, dan semuanya kembali
menjadi air. Bahwa bumi berada di atas air, dan bumi merupakan bahan yang
muncul dari air dan terapung di atasnya. Thalles juga mengemukaan bahwa air
adalah sebab yang pertama dari segala yang ada yang jadi, tetapi juga akhir dari
segala yang ada dan yang jadi. Di awal air dan diujung air, kemudian
berkembang konsep tidak ada jurang pemisah antara hidup dengan mati.
Semuanya satu. Kepercayaan Thalles ini mengarah pada animise, yaitu
mempercayai bahwa bukan hanya yang hidup saja memiliki jiwa, tetapi juga
benda mati.

2. Tokoh selanjutnya yang mengemukan pikiran mengenai asal dari segalanya


yaitu Anaximandros. Anaximandros merupakan murid dari Thales, namun ia
tidak semata-mata menerima pendapat yang diberikan gurunya mengenai asal
dari alam. Hal yang digunakan sebagai konsep awal pemikiran Anaximandros
yaitu bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Namun yang satu tersebut bukan
air, dan bukan sesuatu hal yang dapat diamati oleh panca indera. Menurut
Anaximandros, segala sesuatu itu berasal to apeiron, yaitu yang tak terbatas
(Juhaya, 2003: 72). Apeiron disimbulkan dengan hal yang tidak dapat dirupakan,
dan tidak ada persamaanya dengan barang yang kelihatan di dunia, sebab segala
sesuatu yang terlihat dengan panca indera adalah barang yang memiliki akhir
yang berhingga. Oleh sebab itu, apeiron adalah barang asal, yang tidak berhingga
dan tidak berakhir. Menurut Anaximandros segala yang dapat ditentukan dengan
panca indera, semuanya memiliki akhir. Ia timbul (jadi), hidup dan lenyap. Yang
cair menjadi beku dan sebaliknya. Semua itu terjadi dari apeiron, dan kembali
9
pula kepada apeiron. Karena itu apeiron bersifat ilahi, abadi tak terubahkan dan
meliputi segala-galanya. Pemikiran Anaximandros tentang asal timbulnya alam
semesta, dimulai dari apeiron keluarlah yang panas dan dingin. Yang panas
membalut yang dingin sehingga yang dingin terkandung didalamnya. Yang
dingin ini membeku menjadi bumi. Kemudian api membalut yang dingin
sehingga terpecah, dan pecahanya berputar menjadi matahari, bulan dan bintang-
bintang. Kemudian bumi yang selimuti oleh uap yang basah, lama kelamaan
menghilang karena bumi terus berputar, akhirya tinggal sisi uap yang basah itu
sebagi lautan pada bumi. Pemikiran Anaximandros terus berlanjut mengenai asal
mula makluk hidup, yang menerangkan bahwa atas pengaruh panas tersebut
menjadi uap yang basah dibumi terjadilah makluk-makluk hidup, yang kemudian
secara bertahap mengalami perkembangan. Pada mulanya bumi diliputi oleh air,
sebab itu makluk pertama yang ada diatas bumi yaitu ikan. Tetapi setelah tanah
mengering, timbulah daratan maka makluk yang lain mulai berkembang di
daratan. Mengenai manusia, binatang yang berupa ikan adalah manusia yang
pertama. Manusia bermula tidak bisa serupa dengan manusia sekarang, sebab
orang yang dilahirkan dalam bentuk bayi sekarang, sebab orang yang dilahirkan
dalam bentuk bayi sekarang memerlukan asuhan orang lain. Makluk seperti itu
tidak dapat hidup pada permulaan kehidupan di atas dunia ini. Satu-satnya yang
bisa menolong dirinya sendiri sjak lahir hanyalah binatang ya berupa ikan.
3. Tokoh pada masa yunani kuno yang selanjutnya yaitu Anaximenes, yang
merupakan murid dari Anaximandros. Anaximenes mengemukakan bahwa asal
dari alam ini satu dan tidak terhingga. Baginya yang asal itu mestilah satu dari
pada yang ada dan tampak itu adalah udara. Udara itu yang satu dan tak
berhingga. Pandangan ini didasarkan oleh suatu kenyataan bahwa udara itu
terdapat dimana-mana. Dunia ini diliputi oleh udara, tidak ada ruang yang tidak
terdapat udara didalamnya. Selain itu udara bergerak terus menerus, dan
memegang peran penting sekali dalam berbagi macam kejadian dan perubahan

10
dalam alam ini, udara merupakan unsur kehiduapan, dimana tidak ada sesuatu
pun yang hidup tanpa udara.

Pemikiran ini berlanjut pada jiwa itu serupa dengan udara. Sebagaiman jiwa kita,
yang tiada lain dari pada udara, menyatakan tubuh kita, demikian juga udara
yang mengikat alam ini menjadi satu. Maksudnya jiwalah yang menyusun tubuh
manusia menjadi satu, dan menjaga tubuh agar tidak tercerai berai. Begitu juga
pada alam, bahwa udara yang menjadi dasar hidupnya, jika tidak ada udara,
hancurlah alam ini. Beliau juga menyatakan bahwa alam semesta terjadi dari
udara, karena gerakan udara yang menjadi sebab terjadinya alam. Udara yang
mampu rapat dan bisa rengang. Jika udara rengang terjadilah api, kalau udara
terkumpul menjadi rapat maka terjadilah angin dan awan, bertambah padat lagi
maka akan turun hujan dari awan. Dari air terjadi tanah, dan tanah yang sangat
padat menjadi batu.

4. Herakleitos merupakan orang yang sangat eksterem dalam menentang


demokrasi dan sangat bebas dalam mengemukakan pendapat. Ia tidak mau
menerima pendapat filsuf-filsuf sebelumnya, karena mempunyai pandangan
tersendiri tentang filsafat. Herekleitos tertarik pada masalah-masalah perubahan
yang terjadi di alam (problem of changin or becoming). Herekleitos sangat
terpengaruh oleh kenyataan bahwa alam ini mengalami perubahan terus menerus,
sehingga terjadilan pluralitas dalam alam ini. Menurut Herakleitos berkeyakinan
bahwa api adalah elemen utama, dari segala sesuatu yang timbul. Api itu
merupakan lambang dari perubahan-perubahan dalam alam ini, sebab nyala api
itu selalu menghabiskan bahan-bahan bakar yang baru, dan bahan bakar itu
senantiasa berubah menjadi asap dan abu. Pendapat mengenai dunia juga
dikemukan oleh Herakleitos yaitu dunia itu tidak dijadikan oleh siapa pun juga.
Ia adalah selama-lamanya. Dunia itu adalah sebagai api yang selalu hidup, yang
menyala dan padam secara bergantian. Perjalanan dunia ini senantiasa beredar,
tidak bermula dan tidak berakhir.

11
5. Pytagoras merupakan filsuf pada zaman yunani kuno, ia memiliki sikap
oposisi terhadap pemerintahan tirani di bawah pemerintahan Plykrates dan
karena sikap loyalitasnya terhadap golongan aristokrat, menyebabkan ia
meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota krotona. Di kota inilah ia
mendirikan perkumpulan agama yang terkenal sebagai madzab pytagorean. Inti
dari ajaran ini yaitu kebatinan, dengan jiwa.

Pytagoras juga mengajarkan tentang inkarnasi, bahwa jiwa manusia tidak dapat
mati. Sesudah mati, jiwanya berpindah kepada hewan, dan bila hewan itu mati
maka akan berpindah kepada makluk hidup lain dan akan terus berlanjut. Tetap
dengan mensucikan dirinya, jiwa bisa diselamatkan dengan cara pensucian yaitu
dengan tidak memakan jenis makanan tertentu seperti ikan, daging dan kacang.
Ajaran ini mendorong pengikutnya agar menjadi vegetariansme (memakan
sayuran dan buah saja). Berbeda dengan filsuf yang tertarik dengan peratanyaan
di alam, tetapi ia lebih pada bentuk dan hubungan antara berbagi macam benda,
sebagai seorang yang ahli matematika ia sangat tertarik pada bentuk dan
hubungan yang bersifat kuantitatif. Karena itu ia mengemukan ajaranya
mengenai hakikat dari angka. Ia berkesimpulan bahwa angkalah yang
sebenarnya yang menjadi prinsip dari semua yang ada (Number is the principle
off all being). Menurut Pytagoras, bilangan merupakan penyusun segala macam
12
segala macam bentuk hubungan. Benda-benda merupakan iminatasi dari
bilangan-bilangan. Bilangan mampu merubah materi menjadi bentuk, sehingga
segala bentuk ditentukan dari angka. Disamping itu dalam alam ini terdapat
hubungan yang didasarkan atas bilangan-bilangan (numerical relation). Misalnya
hubungan antara panjang senar dengan tinggi nada. Dibalik fenomena yang kita
lihat terdapat bilangan. Bilangan itu merupakan dasar dari segalanya, karena itu
apabila mampu memperoleh angka yang benar, kita akan memperoleh kebenaran
akan sesuatu. Kemudian Pytagoras mengelompokan bilangan menjadi dua
kelompok yang saling berlawanan, yaitu bilangan ganjil dan genap, bilangan
terhingga dan tak terhingga. Juga dalam alam ini terdapat dua hal yang berlawan
seperti gelap dan terang, bergerak dan diam, baik dan buruk , laki-laki dan
perempuan. Pertengahan antara kedua hal berlawan ini yang menjadi keserasian
dalam alam ini. Namun pengikut ajaran ini terbagi menjadi dua akibat
dirasakanny ajaran Pytagoras terlalu tinggi. Satu golongan hanya memperdalam
ilmu dan mengabaikan ajaran agama, sedangkan golongan lainya hanya tertarik
ada ajaran agama.
6. Parmenides, merupak filsuf yang ahli dalam bidang poltik dan terkenal akan
jabatanya di pemerintahan. Ia memiliki filsfatanya yaitu “ yang realitas dalam
alam ini hanya ada satu, tidak bergerak, dan tidak berubah”. Dasar pemikiranya :
yang ada itu ada, mustahil itu berpindah dari ada menjadi tidak ada, sebagaimana
mustahilnya yang tidak ada menjadi ada. Karena buah pikiranya ia dikenal
sebagai yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).
Parmenides mengatakan bahwa “yang ada” itu mengisi segala tempat, sehingga
tidak ada ruang yang kosong, sebab kalau ada ruang yang kosong, maka yang ada
akan ada dalam pergerakan dan pergeraknya berarti perubahan. Ia kagum dengan
adanya berbagai keragaman kenyataan dan ditemukan pula adanya hal yang tetap
dan berlaku secara umum. Sesuatu yang tetap dan berlaku umum itu tidak dapat
ditangkap melalui alat indera, tetapi dapat ditangkap lewat pikiran atau akal.
Untuk memunculkan realitas tersebut hanya dengan berfikir. Pemindes
13
mengatakan bahwa yang ada itu satu dan tidak dapat terbagi, karena pluralitas itu
tidak ada, yang ada tidak dapat dimusnahkan (kekal).
7. Zeno merupakan murid dari Parmenides, ia berusaha membuktikan kebenaran
ajaran dari gurunya, mengenai gerak itu tidak ada. Gerak hanya tipuan belaka.
Menurut Aristoteles, Zenolah yang mengemukakan dialektika yaitu suatu
argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandain atau hipotesisi, dan dari
hipotesisi tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan penetang-penetang
kesimpulan yang diajukan oleh Zeno dari hipotesis yang diberikan adalah suatu
kesimpulan yang mustahil sehingga terbukti bahwa hipotesis itu salah. Sebagai
contoh dalam mengemukan hipotesis terhadap melawan gerak adalah sebagi
berikut :
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak
bergerak karena pada setiap saat anak panah itu berhenti di suatu tempat
tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat
lainnya. Memang dikatakan anak panah tersebut melesat hingga sampai
yang dituju, artinya perjalan anak panah tersebut sebenarnya kumpulan
pemberhentian anak panah.
b. Untuk menyeberang suatu tanah lapang, kita harus terlebih dahulu
menyeberangi separuhnya lagi. Demikian seterusnya dan tida ada habis-
habisnya.

Argumen Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat terpecakan orang secara
logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian
limit dari seri tak terhingga. Ia juga mengatakan bahwa substansi alam ini terdiri
dari empat elemen yaitu tanah, air, udara, dan api. Campuran yang berbeda-beda
dari elemen tersebut membentuk segala benda yang ada dialam. Elemen-elemen
tersebut bercampur karena cinta dan berpisah karena kebencian. Semua yang ada
dialam ini bersifat sementara hanya elemen cinta dan kebencian yang kekal dan
abadi.

14
8. Anaxogoras, merupakan filsuf yang bertempat di Athena dan membawa
hingga masa keemasan. Namun akibat kritikan dari orang lain maka ia dituduh
keluar dari ajaran agama dan akan dijatuhkan hukuman mati. Namun berkat
pertolong dari sahabatnya, Pericle ia berhasil diselamatkan dari hukuman mati.
Kesalahan Anaxogoras karena mengatakan bahwa matahari adalah bebatu yang
berpijar (menyala panas) dan bulan bersinar karena memantulkan sinar matahari
sedangkan bulan dan bumi serupa karena bergunung dan berdaratan rendah,
bukan sebagai dewa seperti apa yang menjadi kepercayaan masyarakat pada saat
itu. Ia juga berpendapat tentang realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak
unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. “Atom ini sebagai bagian yang
terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dari jumlahnya tidak terhingga.
Kemudian ia juga mengatakan tidak sependapat dengan konsep ruang kosong,
karena bagiaman dengan gerak atom-atom apabila tidak ada ruang kosong, dan
runag kosong inilah yang menjadi syarat untuk bergeraknya atom-atom.
Anaxogoras mengemukan bahwa realitas seluruhnya meurpakan suatu campuran
yang mengandung semua benih, namun indra kita tidak dapat meilhat semua
benih yang ada didalamnya. Hanya bisa dilihat benih yang paling domian.
Misanya, kita melihat emas (yang terlihat emas, karena warna kuning yang
paling dominan), walaupun benih yang lain terdapt didalamnya seperti perak,
besi dll. Anaxogoras juga mengemukan bahwa timbul dan hilang itu ada. Isi alam
ini tidak bertambah dan tidak juga berkurang. Ia selama–lamanya. Percampuran
dan perpisahan menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus yaitu
roh yang tidak bercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda.
Karena ajaran Anaxogoras tentang nus inilah, untuk pertama kalinya dalam
filsafat dikenal dengan adanya perbedaan antara yang jasmani dan yang rohani.
9. Democritos merupakan filsuf yang berasal dari keluarga kaya raya sehingga ia
mampu berpergian ke Mesir dan negara timur lainya. Ia dipandang sebagai
seorang sarjana yang menguasai banyak bidang. Pemikirannya adalah bahwa
realitas bukanlah satu tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak
15
terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil
sehingga tidak dapat dibagi lagi. Unsur-unsur tersebut dikatakan sebagai atom
yang berasal dari satu dari yang lainya karena tiga hal yaitu bentuk, urutan dan
posisinya. Atom-atom ini tidak dibentuk dan tidak dapat dimusnahkan. Hampir
sama dengan pendapat Anaxogoras yang menetang ruang kosong karena suatu
atom selalu bergerak sehingga harus ada ruang kosong. Satu atom hanya dapat
bergerak dan menduduki satu tempat. Democritos juga berpendapat tentang
realitas yang di kelompokan menjadi dua yaitu atom itu sendiri (yang penuh) dan
ruang tempat atom bergerak (yang kosong).

Masa Kejayaan Yunani

1. Athena dan Sofistik


Athena menjadi pusat baru seluruh kebudayaan di Yunani, saat itu Athena
dibawah kepemimpinan Perikles. Terdapat juga suatu golongan yang biasanya
dinamakan Sofisik. Pengikutnya diberi nama Sofis. Mereka terkenal karena fasis
dalam berpidato dan melatih kaum muda agar mahir dalam berpidato. Dalam
bidang teoritis mereka tidak lagi mempelajari alam, namun memilih manusia
sebagai obyek penyelidikan. Mereka menganut suatu relativisme, yaitu mereka
tidak menerima kebenaran yang tetap dan definitf. Menurut salah satu Sofis “
manusia adalah ukuran untuk segala-galanya”. ” Tidak ada sesuatu pun yang
benar, yang baik, yang bagus”. Semuanya dianggap benar, baik atau bagus dalam
hubunganya dengan manusia.
2. Socrates
Ia merupakan pemahat Sophronicos dan lebih tertarik dengan filsafat
dibandingkan urusan politik. Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan
perhatianya kepada manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya. Namun
berbeda dengan kaum Sofis yang mengajarkan pengetahuan dengan bayaran,
Socrates tidak memungut biaya kepada semua murid-muridnya. Ia juga membela
“ yang benar” dan “ yang baik” sebagai nilai obyektif yang harus diterima dan

16
dijunjung tinggi oleh semua orang. Peran Socrates dalam mendobrak
pengetahuan dengan tidak memandang bulu mengajukan pentanyaan kepada
siapa saja yang ditemui dijalan, supaya ditampilkan pengetahuan tentang “yang
benar” dan “yang baik” yang terkandung dalam batin para warga negara Athena
(K.Bretens,1997). Namun ia akhirnya di jatuhi hukuman mati akibat
perbuatanya. Socrates dengan pikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia
secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmanih dan rohanian
yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkait kedua hal tersebut
banyak hal yang dihasilkan.
3. Plato
Plato merupakan pengkitut Socrates, sehingga memiliki pengaruh besar kepada
Plato. Plato ingin mencoba menyelesaikan permasalahan yang mana benar
antara yang berubah-ubaha atau yang tetap. Mana yang benar antara pengetahuan
lewat indra atau lewat akal. Pengetahun didapat melalui indra disebut
pengetahuan indra atau pengalaman. Sementara pengetahuan lewat akal disebut
pengetahuan akal. Pengetahuan indra atau pengalaman bersifat tidak tetap atau
berubah-ubah sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah
(Achmadi Asmoro, 2012). Sebagai contoh, terdapat banyak segitiga yang
bentuknya berlainan menurut pengetahuan indra tetapi dalam ide atau pikiran
(pengetahuan akal) bentuk segitiga tersebut hanya satu dan tetap
4. Aristoteles
Aristoteles merupakan murid dari Plato, ia pernah belajar di Akademi Plato. Pada
tahun 342 SM Aritoteles diundang raja Philippos untuk mendidik anaknya
Alexander hingga akhirnya mampu mendirikan sekolah Lykeion.

17
Karya Aristoteles berjumlah delapan pokok yaitu seperti logika, filsafat alam,
psikologi biologi, metafisika, etika, poitik ekonomi, retrorika dan poetika, selain itu
juga beberapa ajaran Aristoteles yaitu :
a. Ajaran tentang logika yang dikemukan Aristoteles disebut analitika, kemudian
oleh Alexander memakai kata logika yang memiliki arti ilmu yang menyelidiki
lurus tidaknya pemikiran kita (Achmadi Asmoro, 2012). Berpikir harus
dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian suatu benda. Suatu pengertian
memuat dua golongan yaitu substansi (sebagai sifat umum), dan aksidensia
(sebagai sifat yang secara tidak kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai
menjadi beberapa katagori seperti kuantitas (dua, tiga); tempat (dirumah, di
pasar) dll.
b. Ajaran silogisme yang dikemukanan Aristoteles mengenai pengetahuan
manusia yang diperoleh dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi
yaitu suatu proses berpikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus mencapai
kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berpikir
yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagi untuk mencapai
kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Menurut pendapatnya, deduksi ini
merupakan jalan yang baik untuk mampu melahirkan pengetahuan baru. Deduksi
18
terdiri dari premis mayor, premis minor dan kesimpulan.
Contohnya :

Manusia adalah makluk hidup ( premis mayor)

Si Fulan adalah manusia ( premis minor)

Si Fulan adalah makluk hidup (kesimpulan)

c. Aritoteles juga mengemukan pandangan mengenai ketidaksetujuan dengan


pendapat gurunya yaitu Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia
ide. Menurut nya yang realitas yang sesungguhya ada bukanlah umum dan yang
tetap seperti yang dikemukan Plato namun realitas terdapat pada yang khusus dan
individual. Keberadaan manusia bukan di dunia ide, sehingga realitas itu yang
bersifat konkreat, bermacam-macam, yang berubah-ubah. Itulah realitas yang
sesungguhnya. Namun timbul pertanyaan jika Aritoteles menolak pernyataan
Plato tentang ide-ide, bagaiman mungkin adanya ilmu pengetahuan ? Aritoteles
menjawab bahwa memang ada sesuatu yang umum dan tetap, tetapi bukan dalam
suatu dunia ideal namun benda jasmani. Teori bentuk dan materi berisikan
pendapatnya tentang dua hal yaitu bentuk dan materi. Benda jasmani mempunyai
bentuk dan materi, materi adalah prinsip yang sama sekali tidak ditentukan
(K.Bretens,1997). Aritoteles memberi contoh sederhana mengenai materi dan
bentuk yaitu setiap patung terdiri dari materi dan bentuk tertentu. Materi ialah
kayu atau batu, bentuk nya misalkan kuda. Bentuk tidak pernah lepas dari bahan
dan bahan tidak pernah lepas dari bentuk. Sebelum kayu ini mempunyai bentuk
kuda umpamanya, sudah ada bentuk lain misalnya pohon. Benda jasmani yang
dikatakan Aritoteles juga mempunyai bentuk dan materi namun bukan yang
dapat dilihat seperti halnya patung melainkan materi dan bentuk sebagai prinsip
metafisis yang harus diandaikan untuk mampu memahami benda jasmani.
Aritoteles juga menyebutkan materi pertama yang dimaksud bahwa materi sama
sekali ditentukan, materi mempunyai benda konkreat (misalnya pohon) dan

19
bentuknya, suatu benda konkreat mempunyai kodrat tertentu termasuk jenis
tertentu (pohon misalnya bukan binatang). Aritoteles menjelaskan bahwa ilmu
pengetahuan dimungkinkan atas dasar bentuk yang terdapat dalam setiap benda
konkreat. Teori yang dijelaskan Aritoteles dikenal denga hilemorfisme, yaitu
bentuk yang dikemukanya boleh dianggap ide yang sudah pindah ke dalam benda
konkret. Ia sangat menekankan tentang kesatuan manusia, yang merupakan
substansi yang terdiri dari bentuk dan materi. Bentuk itu adalah jiwa, karena
bentuk tidak lepas dari materi maka saat manusia mati jiwanya akan hancur juga.
2.3 Zaman Abad Pertengahan

Pada masa abad pertengahan ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa. Pada
abad ini juga dikatakan sebagai abad gelap, karena pada masa ini didominasi
dengan kepercayaan agama khususnya agama Kristen tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya, selain itu pada masa abad
pertengahan ini semua persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga
corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teoritis. Masa abad pertengahan ini juga
dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya mengiringi
manusia ke dalam kehidupan sistem kepercayaan yang fanatik sehingga
perkembangan ilmu pengetahuan menjadi terhambat. Masa ini penuh didominasi
dengan ajaran geraja disisi lain ajaran ini tidak memikirkan martabat dan
kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan cita-cita
untuk menentukan masa depannya sendiri. Zaman abad pertengahan ini ditandai
dengan tampilnya para teolog dilapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan pada
masa abad pertengahan ini hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas
ilmiahnya terkait dengan agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa
ini adalah ancillia theologia atau abdi agama (Surajiyo,2010). Namun demikian
harus diakui bahwa banyak juga temuan bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.

20
Pada masa abad pertengahan ini dibagi menjadi masa Parastik dan masa
Skolastik.

1. Masa Parastik
Zaman Patristik merupakan salah satu bagian dari zaman pertengahan
yang mana pada zaman ini filsafat begitu erat, bahkan berada di bawah
naungan agama. Asal mula Zaman Patristik adalah berawal dari suatu
kelompok yang disebut patrisme. Kelompok ini terdiri dari sekumpulan para
pendeta yang disebut juga sebagai pujangga-pujangga Kristen. Awal
berkembangnya Agama Kristen pada abad pertama sudah ada pemikiran-
pemikiran kristiani yang menolak filsafat yunani bersama dengan seluruh
kebudayaan kafir. Menurut pandangan mereka disebut pandangan sebagai
hasil pemikiran. Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater yang artinya
“bapak” atau para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari
golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah
menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak
filsafat yunani dan ada yang menerimanya. Bagi mereka yang menolak,
alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran
yaitu “Firman Tuhan” dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber
kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima
alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu
Firman Tuhan, tetapi tidak ada salahnya mengggunakan filsafat yunani hanya
diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Walaupun filsafat Yunani
sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan tuhan. Jadi,
memakai/menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal
tertentu tidak bertentangan dengan agama.

21
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang
menerima filsafat yunani menuduh bahwa mereka orang Kristen yang
menolak filsafat yunani itu munafik. Kemudian orang-orang yang dituduh
munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah.
Adapun pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat yunani
mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.
Akibatnya muncul upaya untuk membela Agama Kristen, yaitu para Apologis
(pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari
serangan filsafat Yunani.
Zaman keemasan Patristik meliputi daerah bagian Yunani dan Latin
yang sering dikenal zaman Patristik Timur dan zaman Patristik Barat dan
muncul pada masa yang kurang lebih sama. Zaman keemasan Patristik di
Yunani, terbangun setelah Kaisar Constatinus Agung mengeluarkan “ Edik
Milano” yang melindungi warganya dalam dan untuk menganut agama
Kristen. Sebelumnya agama Kristen mengalami penindasan di bawah
penguasaan Romawi yang menjajahnya. Pada abad ke-8, zaman keemasan
patristik yunani berakhir dengan Johannes demascenus sebagai raja yang
menulis suatu karya yang berjudul “sumber pengetahuan”. Karyanya tersebut
secara sistematis menggambarkan seluruh sejarah filsafat pada masa patristik
yunani, sebanyak tiga jilid.
Kemudian pada abad ke-4, zaman keemasan patristik Latin terjadi dari
bapak gereja barat adalah Augustinus yang dinilai menjadi pemikir terbesar
untuk seluruh Zaman Patristik. Adapun kekuatan dan kelemahan pemikiran
Augustinus terletak pada pemikirannya sebagai integrasi dan teologi Kristen
dan pemikiran filsafatinya.

22
Tokoh Tokoh Dalam - Filsafat Patristik
A. Patristik Timur
1. Justinus Martir

(Sumber: www.wikipedia.com)
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari istilah
“orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaan”. Menurut
pendapatnya, Agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua
dari filsafat yunani dan nabi musa dianggap sebagai awal kedatangan
Kristen. Padahal, musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Selanjutnya
dikatakan bahwa filsafat yunani mengambil dari kitab Yahudi.
Pandangan ini didasarkan pada bahwa kristus adalah logos. Dalam
mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani kurang
memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu
pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang
dari ajaran murni. Mereka dikatakan menyimpang karena orang-orang
yunani terpengaruh oleh demon atau setan. Demon dan setan tersebut
dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi,
23
agama Kristen lebih bermutu dibandingkan dengan filsafat yunani.
(Pembelaan dari Justinus Martir).

2. Klemens (150-215 M)

(Sumber: www.ancyra.jpg)
Klemens lahir pada tahun 150M di Alexander dan meninggal pada
tahun 215M. Ia juga sebagai dosen di sekolah kateketik di di Aleksandria.
Ia juga termasuk pembela Kristen, tetapi ia tidak membenci filsafat
yunani. Pokok-pokok pikirannya sebagai berikut:
a) Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen untuk
mempertahankan diri dari otoritas filsafat yunani.
b) Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan
menggunakan filsafat yunani.
c) Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela iman
Kristen dan memikirkan secara mendalam.
Menurut pendapatnya filsafat merupakan persiapan yang amat baik
dalam rangka mengenal Tuhan. Menurut Klemens, Tuhan itu di luar
katagori ruang dan waktu, jadi Tuhan itu transendens. Karena itu
Klemens mengajarkan bahwa pengetahuan tentang Tuhan haruslah
dicapai melalui logos, bukan dengan akal rasional.

24
Selanjutnya ia mengatakan bahwa hubungan dengan manusia
dengan Tuhan dicapai melalui logos. Melalui logos tuhan memperhatikan
kuasa-Nya, melalui logos pun Tuhan menciptakan alam semesta dan
melalui logos juga, manusia dapat mengenal Tuhan. Logos digunakan
sebagai jembatan antara dunia spiritual dan dunia material. Pangkal
pemikiran Klemens adalah Iman, disamping Iman ada hal yang lebih
tinggi yaitu Gnosis. Iman berlaku bagi tiap-tiap orang Kristen. Gnosis
diperlukan bagi orang Kristen yang dapat berpikir mendalam untuk
menerangi Iman. Iman adalah awal awal pengetahuan, oleh karena itu
iman harus berkembang. Pengetahuan harus diusahakan sedemikian rupa
hingga menjadi suatu kecakapan yang terus menerus dan tak dapat
diubah lagi. Seseorang yang memiliki Gnosis harus mematikan hawa
nafsunya dan kembali kepada Allah dalam satu kasih yang telah
dibersihkan dari hawa nafsu.
3. Origenes (185-254 M)

(Sumber: www.Forerunner.jpg)
Origenes lahir pada tahun dan meninggal tahun 254 M. Ia belajar
pada guru dan guru yang terkenalnya adalah Klemens. Ia menggantikan
Klemens menjadi kepala sekolah kateketik hingga tahun 231. Setelah itu
ia memimpin sekolah kateketik di Kesaria. Origenes adalah orang
pertama yang memberikan sesuatu uraian sistematis tentang teologia.

25
Personal penting yang dipadukan pada waktu itu adalah bagaimana
hubungan iman dan pengetahuan. Tuhan menurut Origenes adalah
transendens, tidak bertubuh, esa, tidak berubah. Tuhan pencipta segala
sesuatu, baik bersifat rohani maupun jasmani, penciptaan Tuhan kekal
abadi, sebelum dunia diciptakan Tuhan telah menciptakan dunia lain
yang mendahului dunia tampak, setelah zaman dunia ini aka nada dunia
yang baru.
Transendens ialah suatu konsep yang menjelaskan bahwa Tuhan
berada di luar alam, tidak dapat dijangkau oleh akal rasional.Karena
Tuhan transendens itulah maka menurut Origenes kita tidak mungkin
mampu mengetahui esensi Tuhan. Kita dapat mengkaji Tuhan melalui
karya-Nya.
Menurut Origenes, alam semesta ini abadi. Menurut Injil, alam
semesta ini diciptakan dan akan hancur. Jadi Origenes menyimpulkan
bahwa cara kerja Tuhan sama dengan cara kerja manusia. Adapun
pendapat Origenes mengenai etika bahwa dunia ini merupakan
pertarungan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Kehidupan manusia
adalah medan laga tidak henti-hentinya. Menurutnya pendapatnya,
kejahatan memang diperlukan oleh Tuhan untuk menunjukkan kepada
manusia mana yang baik dan mana yang buruk, jadi menyempurnakan
alam.

26
4. Gregorius

(Sumber: www.lendmadnes.co.id)
Ia adalah bapa greja yang mempunyai jiwa filsafat paling menonjol.
Ia juga menjabarkan perbedaan antara Iman dan pengetahuan, sumber dan
isi Iman berbeda dengan sumber dan isi ilmu pengetahuan, kepastian iman
tidak dapat dijelaskan dengan akal karena hakekatnya lebih tinggi dari
kepastian pengetahuan dan akal. Pengetahuan dengan akal dapat dipakai
untuk membaca Iman, untuk menjabarkan Iman.Akal dapat mengenal
Tuhan dengan mempelajari hasil penciptaan tetapi pengetahuan tidak
menyelamatkan.Orang diselamatkan hanya oleh Iman.

B. Patristik Barat
1. Tertullianus (160-230 M)

(Sumber: www.behumanbeing.co.id)
Tertullianus lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M.

27
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan
pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menolak
kehadiran filsafat yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak
perlu. Menurut pendapatnya bahwa wahyu tuhan sudahlah cukup tidak ada
hubungan antara teologi dan filsafat, tidak ada hubungan antara
yerussalem (pusat agama) dengan yunani (pusat filsafat), tidak ada
hubungan antara gereja dengan akademi, tidak ada hubungan antara
Kristen dengan penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya
Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para filosuf Yunani dianggap
tidak penting. Hal tersebut karena segala yang dikatakan oleh para filosof
Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dari kitab suci.
Akan tetapi karena kebodohan filosof, kebenaran kitab suci dipalsukan.
Akan tetapi lama-kelamaan, Tertullanius akhirnya menerima filsafat
yunani sebagai cara berpikir yang rasional. Alasannya karena
bagaimanapun juga berpikir rasional diperlukan sekali. Pada saat itu,
pemikiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan, karena filsafat hanya
mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir yunani saja, sehingga
akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi praktisnya saja dan ia
menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir untuk memikirkan
kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.

28
2. Aurelius Agustinus (354-430 M)

(Sumber: www.wikipedia.com)
Agustinus lahir di Tagasta, Numidia (Algeria) pada tanggal 13
September 354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus tahun 430 M.
Ayahnya adalah seorang pejabat kekaisaran Romawi bernama Patricius
dan ibunya bernama Monica seorang penganut agama Kristen yang taat.
Agustinus juga sering disebut Aurelius Agustinus. Pendidikan yang mula-
mula diterimanya ialah dalam bidang gramatika dan aritmatika. Bahasa
Yunani dibencinya sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan yang
sempurna tentang bahasa itu.
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam macam filsafat dan
aliran antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Baru ketika berumur 33
tahun ia masuk Katolik. Ia juga banyak menulis buku-buku, akan tetapi
buku-bukunya tidalah semata-mata memuat filsafat, tetapi mengenai
penerangan agama. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk
filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan
sehingga ia di juluki sebagai guru skolastik yang sejati. Selain itu ia juga
seorang guru besar di bidang teologi dan fisafat. Augustinus tergolong
pemikir yang paling penting dari seluruh masa patristik.

29
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia ada batasnya tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada
batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artiinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Adapun ajaran-ajaran Augustinus adalah:
a. Logika
Dalam logikanya Augustinus memerangi skepsis. Skepsis itu
menurut pendapatnya mengandung pertentangan dan kemustahilan.
Dengan alasan jika kita menyaksikan dengan adanya kebenaran tentu
tidak disangsikan tentang kebenaran. Menurutnya akal budi dapat
mencapai kebenaran karena manusia mengambil bagian dari rasio
Ilahi, karena didalam rasio Ilahi terdapat kebenaran-kebenaran Ilahi
atau mutlak.
b. Antropologi dan Etika
Dalam filsafat antropologi dan etika ia mengatakan bahwa
menurutnya badan manusia termasuk alam jasmani tetapi jiwanya
termasuk rohani karena jasmaninya terikan dan harus mengalami
perubahan, sengsara dan terlibat dalam waktu. Menurut pendapatnya
kejahatan atau dosa itu terletak pada kehendak yang bebas. Jika
kehendak itu memilih jasmani dengan demikan memustahilkan
jalannya kepada Tuhan. Maka berdosalah ia, jadi dosa atau kejahatan
itu berdasarkan atas ketiadaan yang baik.
Kita dapat mengatakan Tuhan itu apa, sebab Tuhan tidak
dapat dimasukan ke dalam kategoris yang dimiliki manusia, Tuhan
adalah roh yang esa tidak bertubuh, tidak berubah, tetapi berada
dimana mana serta meliputi segala sesuatu. Manusia tidak dapat
mengenal Tuhan secara sempurna. Setelah ia mengalami konversi, ia
mengabdikan seluruh dirinya kepada Tuhan dan melayani
pengikutnya-pengikutnya. Setelah ia kembali ke Tagasta pada tahun
30
388M, ia menjual seluruh warisan, dan uang hasil penjualan itu
diberikan semuanya kepada fakir miskin. Ia sebenarnya tidak berminat
menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391M, ia ditahbiskan menjadi
pendeta karena didesak oleh hampir semua orang di tempat tinggalnya
dekat kota Hippo (wilayah Aljazair).
Ia mengatakan bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan
pasti mengandung kesungguhan. Bila orang menganggap suatu doktrin
adalah kemungkinan, ia harus menganggap bahwa di dalam doktrin itu
adalah kebenaran. Dari sini ia menemukan kesungguhan adanya
dirinya, yang tadinya diragukannya. Ia juga mencoba membuat
argumen lain Tuhan. Ia mengambil susunan alam semesta. Alam
semesta ini menurut pendapatnya memerlukan pencipta karena fisik
alam yang tidak teratur ini, tidak berketentuan ini, memerlukan
pencipta dan pengatur. Yang dimaksud tidak berketentuan ialah tidak
tentu asalnya, keadaannya sekarang dan riwayat alam ini selanjutnya.
Keadaan alam seperti ini menurut Agustinus memerlukan pencipta dan
pengatur.
Akhirnya ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad
dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu diketahui bahwa ajaran
Augustinus sebagi akal dari skolastik dan mendominasi sepuluh abad
karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu sistem
sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik.

2. Masa Skolastik

Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran yang berkaitan dengan sekolah (Achmadi
Asmoro, 2012).
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut.

31
a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata
agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad peretengahan
yang religius.
b. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
pengetahuan alam kodrat,akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang
lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
c. Filsafat skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh
ajaran gereja (Achmadi Asmoro, 2012).
Filsafat Skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena ada faktor
religius dan faktor ilmu pengetahuan. Masa Skolastik terbagi menjadi tiga
periode, yaitu :
1. Skolastik awal (tahun 800-1200)
Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara Italia
Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (742-
814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan,termasuk kehidupan manusia serta
pemikiran filsafat yang semuanya menandakan adanya kebangkitan.
Pada masa skolastik di dalamnya banyak diupayakan pengembangan
ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah. Kurikulum pengajarannya pada
masa skolastik ini meliputi studi duniawi atau artes liberares yang
meliputi tata bahasa,retorika,dialektika ( seni berdiskusi), ilmu hitung,
ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik (Achmadi Asmoro, 2012).

Adapun tokoh-tokoh pada skolastik awal antara lain (Surajiyo,2010).


a. Peter Abaelardus (1079-1180)
Dilahirkan di Le Pallet. Ia termasuk orang konseptualisme dan
sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus sebagai
32
rasionalistik artinya peranan akal dapat menundukkan kekuatan
iman. Iman harus didahului oleh akal, yang harus dipercaya adalah
semua yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal.
b. Johanes Scotus Eriugena (815-870)
Johanes menemukan pandangan dengan jalan penafsiran allegoris
atau kiasan. Pangkal pemikiran metafisis Johanes adalah “ makin
umum sifat sesuatu , makin nyatalah sesuatu itu, yang paling
bersifat umum itulah yang paling nyata”. Oleh karena itu zat yang
sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi.
Zat yang demikian adalah alam semesta. Alam adalah keseluruhan
realitas. Oleh karena itu hakekat alam adalah satu.
c. Anselmus dari Canterbury (1033-1109)
Dilahirkan di Aosta, Piemont. Anselmus ini memiliki karya-karya
yang besar pngaruhnya terhadap skolastik, dapat dikatakan bahwa
ia adalah skolastikus. Diantara karyanya yang penting adalah “
Cur deus homo” (Mengapa Allah menjadi manusia), Monilogion,
Proslogion, dll. Pemikiran dengan dialektika, atau pemikiran
dengan akal,diterima sepenuhnya bagi pemikiran teologia. Akan
tetapi bukan dalam arti bahwa hanya akallah yang dapat
memimpin orang kepada kepercayaan, melainkan bahwa orang
harus percaya dahulu agar mendapatkan pengertian yang benar
akan kebenaran. Pandangan yang demikian ternyata menguasai
pandangan orang pada abad-abad berikutnya. Terlebih para
pemikir yang bergerak ke jurusan pemikiran Neoplatonisme dan
mistik.

2. Skolastik puncak (tahun 1200-1300)


Masa ini merupakan kejayaan skolastik dan masa ini disebut masa
berbunga. Pada masa ini ditandai dengan munculnya universitas-
33
universitas dan ordo-ordo yang secara bersama-sama ikut
menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, di samping
juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan
dan kebudayaan. Beberapa faktor mengapa masa skolastik mencapai
puncaknya yaitu sebagai berikut (Achmadi Asmoro, 2012).
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, ibnu Rusyd sejak abad ke-12
sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu
pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis.
Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah.
Almamater inilah sebagai awal berdirinya Universitas di Paris, di
Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lain.
c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya
perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan
dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada
abad ke-13.
Adapun tokoh-tokoh pada skolastik puncak antara lain
(Surajiyo,2010).
a. Thomas Aquinas ( 1225-1274)
Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas yang artinya
Thomas yang suci dari Aquinas. Di samping sebagai ahli pikir, ia
juga seorang dokter gereja bangsa Italia. Ia merupakan tokoh
terbesar Skolastisisme. Pada tahun 1259 ia menjadi guru besar dan
penasehat istana Paus. Karya Thomas berusaha membuktikan
bahwa jaman Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan
pemikiran logis. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya
dari tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-
beda, sedangkan iman berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia
mengimbau agar orang-orang untuk mengetahui hukum alamiah
34
(pengetahuan) yang terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada
kontradiksi antara pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai
timbul secara utuh walapun iman diungkapkan lewat beberapa
kebenaran yang berada di luar kekuatan pikir.
3. Skolastik akhir (tahun 1300-1450)
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam
pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan
stagnasi (kemandegan), selain itu ditandai dengan pemikiran
kefilsafatan yang berkembang ke arah nominalisme, ialah yang
berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk tentang
aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal.
Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai
kebenaran yang objektif. Perkembangan Skolisik yang paling
memuncak dicapai pada pertengahan kedua abad ke-13 dan
perempatan pertama abad ke-14. Pada abad ke-14 itu makin lama
timbul rasa jemu terhadap segala macam filsafat yang konstruktif.
Sebab orang-orang yang setia kepada pemikiran yang membangun
menampakkan gejala pembekuan. Timbullah dua kelompok pemikir,
yaitu dari aliran Thomisme dan Scotisme (Surajiyo,2010).
Adapun tokoh-tokoh pada skolastik akhir antara lain (Achmadi
Asmoro, 2012).
a. William Ockham (1285-1349)
Ia merupakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik. Ia menolak
ajaran Thomas dan mendalilkan bahwa kenyataan itu hanya
terdapat pada benda-benda satu demi satu, hal yang umum itu hanya
tanda-tanda abstrak. Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya
dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual.
Konsep atau kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan
abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini,
35
dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika.
b. Nicolas Cusasus (1401-1464)
Ia sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik.
Menurut pendapatnya terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu
lewat indra, akal, dan intuisi. Lewat indra kita akan mendapatkan
pengetahuan tentang benda-benda berjasad yang sifatnya tidak
sempurna. Lewat akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk
pengertian yang abstrak berdasar pada tangkapan indra. Hanya
dengan intuisi inilah kita akan dapat mempersatukan apa yang tidak
dapat dipersatukan oleh akal. Pemikiran Nicolas ini sebagai upaya
mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan, yang dibuat
ke suatu sentesis yang lebih luas. Sintesis ini mengarah ke masa
depan, dari pemikirannya ini tersirat suatu pemikiran para humanis.

36
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Zaman pra yunani kuno sering disebut sebagai zaman batu dikarenakan
manusia pada zaman ini menggunakan batu sebagai peralatan. Pada zaman ini
manusai telah mulai mencari jawaban yang rasional mengenai gejala alam
dengan cara memperhatikan keadaan alam semesta. Banyak filsuf yang
terkenal dan mengemukan pikiranya mengenai pertanyaan-pertanyaan mulai
muncul seperti Thales, Anaximandros, Anaximenes, Herakleitos, Pytagoras,
Permenides, Zeno, Anaxogoras, Democritos, Socrates, Plato, Aristoteles. Pada
masa Yunani kuno manusia mulai berpikir lebih rasional untuk menjawab hal
yang ada di pikiran mereka seperti bagaimana asal alam ini ?. Selain itu pada
zaman Yunani Kuno sudah mulai ada pemikiran tentang sesuatu yang tidak
bisa diamati dan tak terbatas, mengenal bilangan, ruang kosong atom dll.

Pada masa abad pertengahan ini diawali dengan lahirnya filsafat Eropa.
Pada abad ini juga dikatakan sebagai abad gelap, karena pada masa ini
didominasi dengan kepercayaan agama khususnya agama Kristen tindakan
gereja sangat membelenggu kehidupan sehingga manusia tidak lagi memiliki
kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya, selain
itu pada masa abad pertengahan ini semua persoalan selalu didasarkan atas
dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teoritis.

3.2 Saran

37
Daftar Pustaka

Achmadi Asmoro, 2012.Filsafat Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

http://filsafatabadpertengahan/kumpulanmakalah.htm. Diaskes tanggal 1 April 2013.


Surajiyo.2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Sutardjo.A.Wiramihardjo.2009. Pengantar Filsafat. Bandung: PT Refika Aditama

Poedjawijatna.1994.Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Ensiklopedia. 2010. Elektronika Komponen. (online) dalam www.wikipedia.com


Diakes tanggal 15 Januari 2018)
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.

Praja, Juhaya . 2003.Aliran-Aliran Filsafat & Etika. Jakarta:Prenada Media


Bretens, K. 1998. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Penerbut Kanisius

38

Anda mungkin juga menyukai