Definisi
B. Jenis-Jenis Halusinasi
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Pikiran
yang terdengar dimana pasien mendengar perkataan bahwa pasien
disuruh untuk melakukan sesuatu yang kadang dapat membahayakan
2. Penglihatan
Melihat bayangan bias yang menyenangkan atau menakutkan. Kejadian
tersebut mengakibatkan pasien merasa ketakutan dan sering menunjuk-
nunjuk ke arah tertentu
3. Penciuman
Pasien seakan mencium bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin.
Umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, atau urin sehingga pasien
sering meludah dan muntah
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa penyebab yang jelas.
6. Gerak
Halusinasi yang seolah-olah merasa badannya bergerak di sebuah
ruangan tertentu dan merasa anggota badannya bergerak dengan
sendirinya.
C. Penyebab
1. Perkembangan sistem saraf yang tidak normal
2. Keluarga, pengasuh, dan lingkungan pasien sangat mempengaruhi
kondisi psikologis pasien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam hidup
pasien
3. Kondisi sosial budaya juga dapat menyebabkan halusinasi, contohnya
seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stres.
Akibat putus obat biasanya pasien yang sudah merasa tenang, mampu
melakukan aktivitas, kembali menjadi gaduh, gelisah, susah diatur, dan
tidak tenang.
G. Intervensi (Penanganan)
a. Pertahankan lingkungan yang aman
b. Pertahankan rutinitas yang konsisten
c. Tingkatkan komunikasi yang jelas dan terbuka
d. Berikan klien kesempatan untuk mendisksikan halusinasinya
e. Hentikan atau kurangi obat yang dapat menyebabkan halusinasi
(setelah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang meresepkan)
f. Libatkan klien dalam aktivitas berbasis realitas yang mungkin
mengalihkan perhatian dari halusinasi (misalnya, mendengarkan
musik).