Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Magang di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang berjudul “Manajemen
Program Peanggulangan Penyakit Menular TUBERCLOSIS Di Puskesmas
Toto Utara”.
Laporan pelaksanaan magang ini merupakan bentuk pertanggung jawaban
dari seluruh rangkaian pelaksanaan magang selama empat minggu di lapangan.
Pelaksanaan magang ini merupakan kegiatan akademik wajib bagi mahasiswa
Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas
Negeri Gorontalo. Adapun instansi yang merupakan tempat magang dari penulis
adalah Puskesmas Toto Utara Kabupaten Bonebolango.
Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan
dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati dan
rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Lintje Boekoesoe. M.Kes selaku Dekan Fakultas Olahraga
dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo;
2. Bapak Dr, Sunarto Kadir, Drs. M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Sekaligus sebagai Dosen
pembimbing;
3. Ibu Ekawaty Prasetya, S.Si, M.Kes selaku Ketua Pengelola Magang
Jurusan KesehatanMasyarakat;
4. dr. Ivonne D.Taha selaku Kepala Puskesmas Toto Utara Kabupaten
Bone Bolango.
5. Sifak Abubakar, Amd.Kep selaku Pembimbing Instansi yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam pelaksanaan
magang;
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
turut menyukseskan pelaksanaan magang Puskesmas Toto Utara
Kabupaten Bonebolango penyusunan laporan ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan oleh semua pihak kepada
penulis akan memperoleh balasan dari Allah SWT. Aamiin...
Penulis senantiasa menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, olehnya itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan ini. Harapan penulis
kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin...
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Gorontalo, Agustus 2018


Penulis

Rosanti mohi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1.3.2 Manfaat Bagi Puskesmas Toto Utara
1.3.3 Manfaat Bagi Program Studi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Program Penyakit Menular
2.1.1 Pengertian Manajemen
2.1.2 Fungsi Manajemen
2.2 Program Penanggulangan TB Paru
2.3 Tuberclosis Paru
2.3.1 Pegertian TB Paru
2.3.2 Etiologi TB Paru
2.3.3 Gejala TB Paru
2.3.4 Cara Penularan dan Resiko Penularan TB Paru
2.3.5 Pengobatan TB Paru
BAB III METODE KEGIATAN MAGANG
3.1 Waktu dan Tempat Magang
3.2 Tahapan Kegiatan Magang
3.3 Metode Pelaksanaan
BAB IV GAMBARAN UMUM & KEGIATAN MAGANG
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Toto Utara
4.1.1 Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Toto Utara
4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Toto Utara
4.1.3 Strategi Puskesmas Toto Utara
4.2 Kegiatan Magang
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Magang Berdasarkan Waktu (Tahapan Minggu)

Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia Puskesmas Toto Utara Kab Bone Bolango

Tabel 4.2 Fasilitas Pelayanan Puskesmas Toto Utara Kab B0ne Bolango
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum program magang bagi mahasiswa program studi kesehatan
masyarakat adalah untuk memberi bekal pengalaman dan keterampilan kerja
praktis, penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa dilepas untuk
bekerja sendiri. Program studi kesehatan masyarakat melaksanakan pola magang
karena menharapkan para lulusan mempunyai kemampuan yang bersifat
akademik dan profesional.
Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan diluar
lingtkungan kampus untuk mendapatkan pengaaman kerja praktis yang sesuai di
bidang peminatannya melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang
dilaksanakan sesuai dengan formasi stryktural dan fungsional pada instansi
tempat magang baik pada lembaga pemerintah lembaga swadaya masyarakat
(LSM) maupun perusahaan swasta atau lembaga yang relevan. Kegiatan magang
ini dilakukan di semua instansi pemerintah bidang kesehatan yang ada di Kota
Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.
Pengertian Perencanaan adalah cara berpikir mengenai persoalan-
persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang,
berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan – keputusan kolektif
dan mengusahakan kebijakan dan program.
Beberapa ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur sumber-
sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan penyesuaian
hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan datang.
Definisi lain dari perencanaan adalah pemikiran hari depan, perencanaan berarti
pengelolaan, pembuat keputusan, suatu prosedur yang formal untuk memperoleh
hasil nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut sistem yang terintegrasi.
Menurut Wilson, Pengertian Perencanaan merupakan salah satu proses
lain, atau merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh
perencanaan atau oleh orang/badan yang di wakili oleh perencanaan itu.
Perencanaan itu meliputi : Analisis, kebijakan dan rancangan.
Di dalam instansi pemerintah bidang kesehatan khususnya di Puskesmas
Toto Utara Kabupaten Bone Bolango ini banyak memiliki program-program
kesehatan yang menjadi program kerjanya. Salah satu program yang menarik
perhatian saya sebagai peserta magang adalah mengenai penanggulangan
penyakit menular yaitu Tuberclosis.
Dari latar belakang di atas saya mengangkat judul laporan akhir magang di
Puskesmas Toto Utara Kabupaten Bone Bolango adalah Manajemen Program
Penanggulangan Penyakit Menular Tuberclosisi Paru.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui Bagaimana pelaksanaan program pemberantasan dan
penanggulangan penyakit menular TB Paru di Puskesmas Toto Utara.
1.2.2 Tujuan Khusus.
1. Untuk mengetahui gambaran besarnya masalah penyakit TB Paru di
Puskesmas Toto Utara.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang memepengaruhi
kejadian TB Paru di Puskesmas.
3. Untuk mengetahui pemecahan masalah penyakit TB Paru di
Puskesmas Toto Utara
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Dapat diketahuinya Program Penanggulan Penyakit Menular TB
Paru di Puskesmas Toto Utara untuk menambah pengetahuan.
1.3.2 Manfaat Bagi Puskesmas Toto Utara
Dari laporan magang ini dapat diketahui Program Penanggulan
Penyakit Menular TB Paru sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
peningkatan status kesehatan.
1.3.3 Manfaat bagi program studi
Dari laporan magang ini dapat memberikan gambaran tentang
kinerja Puskesmas Toto Utara Kabupaten Bone Bolango.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Program Penyakit Menular


2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki.
Menurut Mary Parker Follet, pengertian manajemen adalah sebuah
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain,
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi.
Manajemen program adalah pengelolaan terkoordinasi dari
sekelompok proyek untuk mencapai tujuan dan manfaat program.
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Dengan
kata lain manajemen kesehatan merupakan penerapan manajemen umum
dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi
suatu objek atau sasaran manajemen ialah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah sebagai elemen dasar yang harus
melekat dalam manajemen sebagai acuan manajer (seseorang yang
mengelola manajemen) dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan
dengan cara sebagai berikut :
a) Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternative
kegiatan untuk pencapaiannya.
b) Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen
untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
c) Pengarahan (directing ) atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah
proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan
yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d) Pengawasan (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian
(wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
2.2 Program Penanggulangan TB Paru
2.2.1 Rencana Global Pengendalian TB Paru
STOP TB Partnership (The Partnership) merupakan gerakan global
yang dimulai pada tahun 2000 dengan tujuan untuk mempercepat aksi
sosial dan politik dalam upaya menghentikan penyebaran TB paru di
seluruh dunia. Visi The Partnership adalah dunia bebas TBC. Visi ini akan
dicapai melalui empat misinya, yaitu:
a. Menjamin bahwa setiap penderita TBC mempunyai akses yang efektif
terhadap diagnosis, pengobatan dan penyembuhan.
b. Menghentikan penularan TBC.
c. Mengurangi ketidakadilan beban sosial dan ekonomi TBC.
d. Mengembangkan dan melaksanakan strategi preventif, diagnosis dan
pengobatan yang baru untuk menghentikan TBC.

Target yang ditetapkan The Partnership sebagai tonggak pencapaian


utama adalah:

a. Pada tahun 2005, setidaknya 70% yang terinfeksi TBC dapat


didiagnosis dengan DOTS dan 85% diantaranya dinyatakan sembuh.
Persentase ini selanjutnya dipertahankan atau ditingkatkan sampai
dengan tahun 2015.
b. Beban global penyakit TBC (prevalensi dan kematian) pada tahun
2015 akan berkurang 50% dari tahun 1990.
c. TBC bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat global pada
tahun 2050 (Kemenkes RI, 2014).
Rencana Global 2006-2015 menerapkan enam elemen utama
dalam strategi baru WHO untuk menghentikan TBC. Stategi tersebut
adalah:
a. Menerapkan dan memperkuat ekspansi DOTS yang berkualitas,
meningkatkan penemuan kasus dan angka kesembuhan melalui
pendekatan yang berfokus pada penderita agar pelayanan DOTS yang
berkualitas dapat menjangkau seluruh penderita, khususnya kelompok
masyarakat yang miskin dan rentan.
b. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB dan tantangan lainnya,
dengan cara memperluas kegiatan TB/HIV bersama, DOTS-Plus dan
pendekatan lain yang relevan.
c. Memberikan kontribusi terhadap penguatan sistem kesehatan
denganberkerjasama dengan program dan pelayanan kesehatan
lainnya, misalnya dalam memobilisasi sumber daya manusia dan
finansial untuk melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya dan dalam
menyampaikan dan mempelajari pencapaian dalam program
pengendalian TBC.
d. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan, pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan swasta, dengan cara memperluas
pendekatan berbasis public-private mix (PPM) dengan menggunakan
ISTC.
e. Melibatkan penderita TBC dan masyarakat agar memberikan
kontribusi dalam pelayanan yang efektif.
f. Memberdayakan dan meningkatkan penelitian untuk obat, diagnosis
dan vasin baru serta meningkatkan kinerja program (Kemenkes RI,
2014).
2.2.2 Program Nasional Penanggulangan TB Indonesia
Berdasarkan Kemenkes RI (2014), strategi nasional dalam
penanggulangan TB Paru di Indonesia antara lain:
a. Visi
Menuju masyarakat bebas masalah TB, sehat, mandiri dan
berkeadilan.
b. Misi
1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat dan madani dalam pengendalian TB.
2) Menjamin ketersediaan pelayanan TB yang paripurna, merata,
bermutu dan berkeadilan.
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
pengendalian TB.
4) Menciptakan tata kelola program TB yang baik.
c. Tujuan
Tujuan dalam pengendalian TB Paru adalah untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
d. Target
Merujuk pada target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) yang ditetapkan pemerintah setiap 5 tahun.
Pada RPJMN 2015-2019 maka diharapkan penurunan jumlah
kasus TB per 100.000 penduduk dari 297 menjadi 245,
Persentase kasus baru TB paru BTA (+) yang ditemukan dari
73% menjadi 90% dan Persentase kasus baru TB paru BTA (+)
yang disembuhkan dari 85% menjadi 88%. Target utama
pengendalian TB pada tahun 2015-2019 adalah penurunan
insidensi TB yang lebih cepat dari hanya sekitar 1 - 2% per
tahun menjadi 3 - 4% per tahun dan penurunan angka
mortalitas > 4 - 5% pertahun. Diharapkan pada tahun 2020
Indonesia bisa mencapai target penurunan insidens sebesar
20% dan angka mortalitas sebesar 25% dari angka insidens
tahun 2015.
2.2.3 Strategi DOTS (Directly Observed Treatments Shortcourse)
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah pengawasan
langsung pengobatan jangka pendek, yang kalau kita jabarkan pengertian
DOTS dapat dimulai dengan keharusan setiap pengelola program
tuberculosis untuk direct attention dalam usaha menemukan penderita
dengan kata lain mendeteksi kasus dengan pemeriksaan mikroskop.
Kemudian setiap penderita harus di observed dalam memakan obatnya,
setiap obat yang ditelan penderita harus didepan seorang pengawas. Selain
itu tentunya penderita harus menerima treatment yang tertata dalam sistem
pengelolaan, distribusi dengan penyediaan obat yang cukup. Kemudian,
setiap penderita harus mendapat obat yang baik, artinya pengobatan short
course standard yang telah terbukti ampuh secara klinis. Akhirnya, harus
ada dukungan dari pemerintah yang membuat program penanggulangan
tuberkulosis mendapat prioritas yang tinggi dalam pelayanan kesehatan.
Tujuan dari pelaksaan DOTS adalah menjamin kesembuhan bagi
penderita, mencegah penularan, mencegah resistensi obat, mencegah putus
berobat dan segera mengatasi efek samping obat jika timbul, yang pada
akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
tuberkulosis di dunia.
World Health Organization (WHO) telah memperkenalkan strategi
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) yang dijadikan
sebagai program penanggulangan TB di Indonesia. Sistem DOTS
terdiri dari 5 komponen, yaitu perlunya komitmen politik penentu
kebijakan, diagnosis dengan mikroskopis yang
baik, jaminan ketersediaan obat serta pencatatan dan pelaporan yang
akurat.
2.3 Tuberclosis Paru
2.2.1 Pengertian TB Paru
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyaki parenkim paru. Tuberkulosis adalah suatu penyakit
infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh
pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini
bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain.
WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
kuman tuberclosis. Setiap detik salah satu orang terinfeksi tuberclosis. Di
indonesia pemberantasan penyakit tuberclosis telah dimulai sejak tahun
1950 dan sesuai rekomendasi WHO.

2.2.2 Etiologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab dari TB paru.


kuman ini bersifat aerob sehingga sebagian besar kuman menyerang
jaringan yang memiliki konsentrasi tinggi seperti paru-paru. Kuman ini
berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup sampai beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman (tertidur lama) selama
beberapa tahun (Depkes RI, 2002; Aditama, 2002).

2.2.3 Gejala TB Paru

Gejala utama penderita TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3


minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru
selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan
lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi,
maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas,
dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) penderita TB, dan perlu
dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Pemeriksaan
dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang
berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) (Depkes, 2007).

2.2.4 Cara Penularan dan Resiko Penularan TB Paru


Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk
atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar
3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.Daya penularan seorang penderita
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.
Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. Faktor yang kemungkinkan seseorang terpajan
kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.
Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak.
Penderita TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko
penularan lebih besar dari penderita TB paru dengan BTA negatif. Risiko
penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of
Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko
terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh)
orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia
bervariasi antara 1-3%. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi
tuberkulin negative menjadi positif (Depkes, 2007).
2.2.5 Pengobatan TB Paru
Tujuan Pengobatan TB paru yaitu untuk menyembuhkan penderita,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai
penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (Obat
Anti Tuberkulosis).
Jenis OAT terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S). Pengobatan TB diberikan dalam 2
tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan, Pada tahap intensif (awal)
penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung
untuk mencegah terjadinya resistensi obat, bila pengobatan tahap intensif
tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak
menular dalam kurun waktu 2 minggu, sebagian besar penderita TB BTA
positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Pada tahap
lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama, tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti
dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Strategi pengobatan ini disebut
DOTS (Directly Observed Treatment Short Course Chemotherapy).
Cakupan pengobatan dengan strategi DOTS tahun 2000 dengan
perhitungan.
Salah satu pilar penanggulangan penyakit tuberclosis dengan strategi
DOTS adalah dengan penemuan kasus sedini mungkin. Hal ini
dimaksudkan untuk mengefektifkan pengobatan penderita dan
menghindari penularan dari orang kontak yang termasuk subclinical
infection.
BAB III
METODE KEGIATAN MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat Magang

Pelaksanaan kegiatan magang yang dilaksanakan selama 5 minggu


terhitung sejak 30 Juli sampai dengan 31 Agustus 2018, oleh mahasiswa Jurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Olah Raga dan Kesehatan Universitas Negeri
Gorontalo. Kegiatan magang ini diikuti oleh seluruh mahasiswa semester 7 yang
telah mengambil mata kuliah magang instansi. Waktu pelaksanaan magang
dilakukan sesuai hari kerja efektif yang berlaku pada instansi khususnya
Puskesmas Toto Utara yaitu dari hari Senin sampai Sabtu di mulai dari pukul
08.00-14.00 WITA. Tempat pelaksanaan magang di Puskesmas Toto Utara.

3.2 Tahapan K egiatan Magang

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Magang Berdasarkan Waktu (Tahapan Minggu)

Minggu ke-
Kegiatan
0 1 2 3 4 5
Persiapan pembekalan
Pelaksanaan magang di institusi
- Analisis situasi
- Identifikasi masalah
- Alternatif pemecahan
masalah

Supervisi

Pembuatan laporan

Seminar
3.3 Metode Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan magang ini digunakan beberapa metode
pendekatan, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Penulis langsung turun ke lapangan untuk mengamati serta
melihat keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan dan berpartisipasi
dalam setiap kegiatan dilapangan.
2. Metode Wawancara
Penulis melakukan dialog dan bertanya langsung dengan pihak
terkait yang ada di lapangan serta orang-orang yang terlibat langsung
dalam pelaksanaan di lapangan dan bertanggung jawab terhadap semua
masalah teknis di lapangan.
3. Studi Pustaka
Penulis menggunakan berbagai literatur yang dapat memperkuat isi
laporan, seperti buku, informasi dari media elektronik (internet) dan
berbagai literatur lain.
4. Dokumentasi
Selama melaksanakan kegiatan di lapangan, penulis menggunakan
foto atau gambar untuk memperkuat isi laporan yang akan disusun.
BAB IV

GAMBARAN UMUM & KEGIATAN MAGANG

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Toto Utara


4.1.1 Keadaan Umum Wilayah Kerja Puskesmas Toto Utara
a. Geografis
Letak Puskesmas Toto Utara secara geografis di Sebelah
utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Bulango Timur,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ulantha, sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabila, dan di sebelah barat
berbatasan dengan kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.
Kecamatan Tilongkabila Dalam Angka 2016 menunjukan
bahwa Puskesmas Toto Utara memiliki luas wilayah sebesar 30,81
km2. Desa terluas adalah Desa Moutong yaitu 10,98 km2,
sedangkan desa dengan luas terkecil adalah Desa Butu yaitu 0,65
km2.
Berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut Wilayah
Kerja Puskesmas Toto Utara sebagian besar daerahnya berada di
ketinggian 100– 500 meter dari permukaan laut yakni sebesar
48,65% dan 9,09% berada di atas ketinggian 1000 meter dari
permukaan laut.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Toto Utara
b. Sumber Daya Puskesmas Toto Utara
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya Puskesmas
Toto Utara memiliki potensi :
1) Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sejumlah 34orang dengan rincian
sebagaimana tercantum dalam tabel dibaeah ini :

Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia Puskesmas Toto Utara Kab Bone Bolango

Jenis Kelamin
No Jenis SDM Jumlah
L P

1 Dokter Umum 0 1 1

2 Bidan 0 6 6

3 Perawat 0 7 7

4 Tenaga Teknis Kefarmasian 0 1 1

5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2 2 4

6 Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 1 2

7 Nutrisionis 0 3 3

8 Tenaga Kesehatan Lain 2 2 4

9 Pejabat Struktural 0 2 2

10 Staf Penunjang Administrasi 2 2 4


2) Fasilitas Pelayanan

Tabel 4.2 Fasilitas Pelayanan Puskesmas Toto Utara Kab B0ne Bolango

FASILITAS
KEGIATAN JENIS PELAYANAN
PELAYANAN

- Pemeriksaan
pasien
DALAM - Penetapan
BP Umum diagnose
GEDUNG
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
- Pemeriksaan
pasien diatas usia
45 tahun
BP Lansia - Penetapan
diagnose
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
- Pemeriksaan
pasien
MTBS (Manajemen - Penetapan
Terpadu Balita Sakit) diagnose
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
- Pemeriksaan
pasien
- Penetapan
BP Gigi diagnose
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
- Pemeriksaan Ibu
Hamil
- Pemeriksaan Ibu
dan Anak
KIA/ KB - Pelayanan KB
(Pemasangan
/Pengangkatan
IUD/ Alat
kontrasepsi
lainnya )
- Imunisasi
- Koordinasi lintas
program
- Konseling
- Rujukan
- Kosultasi Gizi
- Penimbangan BB
- Pengukuran TB
- Pelayanan
Ruang Gizi kesehatan balitas
gizi buruk
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
- Melakukan
pelayanan
kegawat
Unit Gawat Darurat daruratan
(UGD) - Tindakan bedah
minor
- Melayani rujukan

- Pojok Gizi
- Sanitasi (PHBS)
- Kesehatan Jiwa
- Kesehatan Mata
- Kesehatan
Reproduksi/PKP
R
Ruang Konseling - TB Paru , Kusta

- Pemeriksaan
specimen darah
Laboratorium darah dan sputum
- Koordinasi lintas
program
- Rujukan
- Melayani obat
bagi pasien rawat
jalan , UGD.
- Menyediakan
Ruang Obat keperluan obat
bagi pelayanan
kesehatan di
Pusling dan Pustu

- Pembuatan surat
rujukan
Rujukan - Merujuk pasien
Bersalin ke RS
dgn ambulance

- Puskesmas Melayani masyarakat


Keliling yang tinggal jauh dari
LUAR GEDUNG - Posyandu Puskesmas dan
- Posbindu membutuhkan pelayanan
- UKS kesehatan

4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Toto Utara


Visi Puskesmas Toto Utara adalah : “Menjadi Pusat Pelayanan
Kesehatan Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Mandiri”
Dalam mewujudkan Visi tersebut diatas Puskesmas Toto Utara
mempunyai misi yaitu :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, merata, efisien
dan efektif
2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat berbasis promotif dan
preventif
3) Meningkatkan peran serta masyarakat melalui Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM)
4) Memberikan pelayanan kesehatan melalui Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dengan pendekatan keluarga.
4.1.3 Strategi Puskesmas Toto Utara
1) Optimalisasi sumber daya tenaga kesehatan dengan meningkatkan
kemampuan, kualitas dan profesionalisme tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
2) Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh masyarakat.
3) Optimalisasi standar operasional prosedur (SOP) menuju
pelayanan bermutu.
4) Meningkatkan infrastruktur dan manajemen Puskesmas
5) Menggerakan/ meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
6) Optimalisasi pertemuan lintas sektoral melalui rapat koordinasi
tingkat kecamatan-desa.
4.2 Kegiatan Magang
Berdasarkan dari catatan kegiatan magang harian dan absensi magang maka
inti kegiatan magang dari minggu I sampai minggu ke V adalah :
a. Minggu I (30 Juli 2018 – 04 Agustus 2018)
1) Pelepasan mahasiswa magang jurusan kesehatan masyarakat UNG
2) Membantu mengemas obat untuk Filariasis
3) Mengatur berkas kuesioner untuk pengambilan data PIS PK
4) Turun lapangan pengambilan data PIS PK
5) Membantu diruangan layanan farmasi
b. Minggu II (06 Agustus 2018 – 11 Agustus 2018)
1) Membantu dilayanan farmasi
2) Membantu mengambil vaksin untuk imunisasi runella di Dikes Bone
Bolango
3) Membantu memeriksa data hasil pendataan PIS PK
c. Minggu III (13 Agustus 2018 – 18 Agustus 2018)
1) Membantu mengemas vaksni untuk imunisasi rubella
2) Membantu di ruangan layanan farmasi
3) Membantu menginput data PIS PK
d. Minggu IV (20 Agustus 2018 – 25 Agustus 2018)
1) Mengikuti apel pagi
2) Membantu diruangan layanan farmasi
e. Minggu V
BAB V
PEMBAHASAN
Penyakit Tuberculosis atau TBC merupakan penyakit menular kronis yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui
percikan dahak penderitanya. Penularan penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksi basil TB.

Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis. Sebagian besar kuman
tuberculosis menyerang paru. Penyakit ini merupakan penyakit yang sering
dijumpai di negara – negara berkembang, seperti di Indonesia maupun di negara
maju. Profil kesehatan Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah kasus
TB Paru sebanyak 316.562 kasus.

Dengan melakukan kegiatan magang di Puskesmas ini, kami dapat


menimba ilmu secara langsung mengenai upaya – upaya dalam menanggulangi
penyakit menular dan mengurangi angka kesakitan yang ditularkan oleh virus,
bakteri, dan lain – lain yang menular, karena jika dari pihak pemerintah dapat
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, maka tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan akan tercapai.

Di Puskesmas Toto Utara, Jumlah kasus baru BTA+ dalam kurun waktu
3 tahun mengalami peningkatan dan penurunan dalam jumlah kasus. Hal ini
dapat dilihat pada gambar dibawah:

25
22
20
17
15 14
10 Kasus Baru BTA +

0
2015 2016 2017

Sumber : Program P2 Puskesmas Toto Utara, 2017


Masih tingginya penyakit TB paru pada masyarakat di Puskesmas Toto
Utara disebabkan oleh adanya perilaku masyarakat yang kurang mengetahui
tentang penyebab, gejala-gejala, serta penanggulangan penyakit. TB Paru ini
dapat dilihat bahwa masih adanya yang drop out dalam minum obat karena
pengobatan membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu berkisar dari 6 bulan
sampai 9 bulan bahkan lebih, namun berdasarkan laporan hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran penderita untuk melakukan pengobatan, dan juga
kurangnya pengawasan minum obat bagi penderita TB Paru dari kelaurga maupun
petugas kesehatan.

Penyebab lainnya masih terdapat banyak hunian yang padat sehingga


mempengaruhi penularan TB Paru, serta masih adanya rumah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yaitu seperti tidak memiliki ventilasi, tidak memiliki
lantai rumah, serta dinding rumah yang semi permanen yang secara langsung
mempengaruhi kelembaban udara dalam rumah sehingga memungkinkan
berkembangnya bakteri pembawa agen penyakit TB Paru.

Alternatif pemecahan masalah yang di prioritaskan sebagai upaya


pencegahan dan pengendalian TB Paru di Puskesmas adalah Program
peningkatan cakupan penyuluhan dan penemuan penderita TB Paru di wilayah
kerja Puskesmas Toto Utara. Dimana sasaran utama dari program tersebut
adalah masyarakat dan anggota keluarga yang kontak langsung dengan
penderita TB Paru BTA (+).

Manajemen program penyakit menular pada TB Paru di hubungkan


dengan 4 fungsi manajemen :

2) Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai


dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan
alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
Puskesmas Toto Utara mulai melakukan perencanaan yaitu mulai
menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan untuk menjalankan program. Dan
menyusun target untuk program penyakit menular TB Paru. Segala
rencana atau targer telah disiapkan dengan baik-baik, mengingat penderita
penyakit TB Paru di Puskesmas Toto Utara banyak.
3) Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan
menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
Untuk Puskesmas Toto Utara telah membentuk tim P2TB.
Pembentukan P2TB untuk kelancaran pelaksanaan penemuan dan
pengobatan kasus TB Paru. Tim kerja P2TB
4) Pengarahan (directing ) atau fungsi penggerakan pelaksanaan
adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja secara
optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan
yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
Untuk Puskesmas Toto Utara petugas P2TB selalu melakukan
pengarahan atau penyuluhan terhadap masyarakat terkait pengobatan dan
dan cara pencegahan penyakit menular TB Paru.
5) Pengawasan (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian
(wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
Kunjungan pasien TB Paru di Puskesmas Toto Utara termasuk dalam
kategori patuh. Sehingga petugas P2TB dapat mengamati secara terus
menerus perkembangan pasien.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penyakit Tuberculosis atau TBC merupakan penyakit menular kronis yang


disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui
percikan dahak penderitanya. Penularan penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet orang yang telah terinfeksi basil TB.

Penyakit ini merupakan penyakit yang sering dijumpai di negara – negara


berkembang, seperti di Indonesia maupun di negara maju. Profil kesehatan
Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah kasus TB Paru sebanyak
316.562 kasus.

Di Puskesmas Toto Utara, Jumlah kasus baru BTA+ dalam kurun waktu 3
tahun mengalami peningkatan dan penurunan dalam jumlah kasus. Masih
tingginya penyakit TB paru pada masyarakat di Puskesmas Toto Utara
disebabkan oleh adanya perilaku masyarakat yang kurang mengetahui tentang
penyebab, gejala-gejala, serta penanggulangan penyakit.

Penyebab lainnya masih terdapat banyak hunian yang padat sehingga


mempengaruhi penularan TB Paru, serta masih adanya Rumah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan yaitu seperti tidak memiliki ventilasi, tidak memiliki
lantai rumah, serta dinding rumah yang semi permanen yang secara langsung
mempengaruhi kelembaban udara dalam rumah sehingga memungkinkan
berkembangnya bakteri pembawa agen penyakit TB Paru.

Alternatif pemecahan masalah yang di prioritaskan sebagai upaya


pencegahan dan pengendalian TB Paru di Puskesmas adalah Program
peningkatan cakupan penyuluhan dan penemuan penderita TB Paru di wilayah
kerja Puskesmas Toto Utara. Dimana sasaran utama dari program tersebut
adalah masyarakat dan anggota keluarga yang kontak langsung dengan
penderita TB Paru BTA (+).
Manajemen program penyakit menular pada TB Paru di hubungkan
dengan 4 funsi manajemen :

1) Planning (perencanaan)
Puskesmas Toto Utara mulai melakukan perencanaan yaitu mulai
menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan untuk menjalankan program. Dan
menyusun target untuk program penyakit menular TB Paru. Segala
rencana atau targer telah disiapkan dengan baik-baik, mengingat
penderita penyakit TB Paru di Puskesmas Toto Utara banyak.
2) Organizing (pengorganisasian)
Untuk Puskesmas Toto Utara telah membentuk tim P2TB. Pembentukan
P2TB untuk kelancaran pelaksanaan penemuan dan pengobatan kasus TB
Paru. Tim kerja P2TB
3) Pengarahan (directing )
Untuk Puskesmas Toto Utara petugas P2TB selalu melakukan
pengarahan atau penyuluhan terhadap masyarakat terkait pengobatan
dan dan cara pencegahan penyakit menular TB Paru.
4) Pengawasan (monitoring)
Kunjungan pasien TB Paru di Puskesmas Toto Utara termasuk dalam
kategori patuh. Sehingga petugas P2TB dapat mengamati secara terus
menerus perkembangan pasien.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka untuk mengurangi penularan


penyakit TB Paru sebaiknya :

1) Meningkatkan kewaspadaan dini untuk menemukan dan mengobati


penderita TBC baru yang tertulari oleh penderita yang tidak jelas dengan
melakukan penyelidikan intensif untuk menemukan dan menangani
sumber penularan.
2) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit TB,
kesehatan lingkungan dan pentingnya rumah sehat.
3) Sosialisasi dan motivasi dalam pengobatan pada penderita TB Paru hingga
sembuh.
4) Cakupan vaksinasi BCG dalam rangka pencegaham dan perlindungan
terhadap penyakit TB supaya lebih ditingkatkan lagi.
5) Memberikan pelatihan kader tentang surveilans epidemiologi khususnya
TB Paru sehingga dapat membantu pelaksanaan surveilans dan
penyelidikan epidemiologi oleh petugas P2P.
DAFTAR PUSTAKA

sMelani Engelina Tambunan. ANALISIS PENATALAKSANAAN PROGRAM


PENANGGULANGAN TB
PARU DENGAN STRATEGI DOTS DI PUSKESMAS BELAWAN
KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2017

Puskesmas Toto Utara Kabupaten Bone Bolango 2017. Profil Kesehatan


Kabupaten Bone Bolango.

Trisnawati Sule, Ernie, Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta)

Team Teaching Magang. 2018. Buku Pedoman Magang Program StudiKesehatan


Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo: UNG

Anda mungkin juga menyukai