Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Makalah:
Metodologi Penelitian Akuntansi
Dosen Pembimbing:
Wawan Sadtyo Nugroho, SE., M.Si
D. Pengumpulan Data
A. Pendahuluan
Dari berbagai penelitian kuantitatif, bahan-bahan pustaka merupakan sumber sekunder dari
penelitian. Pentingnya pengumpulan data dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang
diatur dalam penelitian. Selain pada penelitian pengumpulan data, juga dalam menyusun dan
merumuskan landasan teoritis dan kerangka konseptual. Menurut Lofland sumber data utama
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya.
Berkaitan dengan hal itu makalah ini akan menjelaskan tentang jenis data dibagi kepada, angket
questioner, wawancara, observasi, analisis data dan lainnya.
Penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga memilih tekhnik dan
alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan tekhnik dan pengumpulan data yang tepat
memungkinkan diperoleh data yang objektif. Angket sebagai alat pengumpul data, berisi
pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subjek/resfonden penelitian. Pertanyaan-
pertanyaan pada angket, bisa berbentuk tertutup dan bisa juga berbentuk terbuka. Dibawah ini
akan diuraikan tekhnik penelitian sebagaimana cara yang dapat ditempuh untuk mengumpulkan
data.
Untuk melakukan penelitian, angket sangat diperlukan. Digunakan apabila responden
jumlahnya besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang
sifatnya rahasia. Untuk pengumpulan data atau pengetahuan yang akan diperoleh perlu
kiranya mencatat data hasil observasi tersebut yang diantaranya adalah :
a. Catatan anekdot: yaitu alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut
urutan kejadian.
b. Catatan berkala yaitu pencacatan yang dilakukan secara berturut menurut waktu munculnya
suatu gejala dan tidak dilakukan secara terus menerus, melainkan pada waktu tertentu, dan
terbatas pula pada jangka waktu yang ditetapkan untuk setiap pengamatan.
c. Daftar cek yaitu penataan data yang dilakukan dengan mempergunakan sebuah daftar yang
memuat nama obsever disertai dengan jenis gejala yang akan diamati.
d. Skala nilai yaitu pentatan data dengan cara men-chek list. Perbedaannya terletak pada
kategorisasi gejala yang dicatat.
e. Peralatan mekanis yaitu pencatatan data tidak dilakukan pada saat observasi langsung, karena
data diambil denga cara menggunakan alat elektronik dan sesuai dengan keperluan.
2. Wawancara
Untuk semakin objektifnya penelitian tentunya seorang peneliti harus melakukan wawancara.
Pengertian wawancara bisa dikategorikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yaitu yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yaitu memebrikan jawaban dari atas
petanyaan-pertannyaan.
Setiap peneliti kebanyakan telah melakukan suatu wawancara, beberapa dari mereka
melakukannya dengan efisiensi, sementara yang lainnya memperoleh kegagalan dalam informasi
yang dikehendaki. Wawancara sangat sangat diperlukan, terutama pada penaksiaran penelitian
bidang wawancara kualitatif.
Menurut Patton cara pembagian wawancara dibagi sebagaimana berikut : (1) Wawancara
pembicaraan informal (2) pendekatan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan
(3) wawancara baku terbuka. Pembagian wawancara yang dilakukan Patton di dasari atas
perencanaan pertanyaan. Ketiganya di jelaskan secara singkat di bawah ini.
a) Wawancara pembicaraan informal dengan mengjukan pertanyaan yang bergantung pada
pewawancara itu sendiri, jadi bergantungnya secara spontanitas ketika mengajukan
pertanyaan kepada terwawancara.
b) Pendekatan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara yaitu dengan membuat
kerangkan dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan dan tidak tidak perlu dipertanyaan
secara berurutan. Demikian pula pewawancara dengan penggunaan kata-kata untuk
wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
c) Wawancara baku terbuka ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat
pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya sama untuk setiap
responden. Keluwesan untuk mengadakan pertanyaan pengalaman (probling) terbatas, dan hal
bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara.
3. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap
objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama
objek yang diselidiki, disebut dengan observasi langsung, sedangkan observasi tidak langsung
adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan
diselidiki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi agar penggunaan
tekhnik ini dapat menghimpun data secara efektif berikut ini:
a. Memilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang di observasi.
b. Memahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
c. Menentukan cara dan alat yang pergunakan dalam pencatatan data objektif.
d. Menentukan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan menggunakan skala
tertentu atau sekedar mentatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya
sehingga perumusan dengan tegas dan jelas ciri setiap kategori sangat perlu.
e. Mengamati dan proses pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis.
f. Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi
dan seterusnya.
4. Menggunakan Tes
Langkah selanjutnya dalam penelitian adalah dengan menggunakan tes, yaitu seperangkat
ransangan atau stimulus kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi yang berkenaan dengan karakteristik/variable tertentu yang hendak
diukur, untuk mengukur dan melukiskan aspek-aspek tertentu dari tingkah laku manusia. Diteliti
dari tujuannya, tes bisa dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu ;
(1) tes prestasi belajar ( achievement test) dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar seseorang
pada suatu bidang pengetahuan atau keterampilan: mengukur tingkat performant individu
sehingga bisa menetapkan status atau posisi sesuatu individu atau kelompok di dalam
pengusaannya terhadap suatu bidang pengetahuan atau keterampilan tertentu.
(2) tes intelegensi atau kecerdasan yang belakangan ini lebih cenderung disebut dengan "tes
kemampuan skolastik“ ( scholastic aptitude test ) dimaksudkan untuk mengukur tingkat
kemampuan umum seseorang guna untuk mendapatkan tingkat kapasitas atau potensi
kecendasan seseorang.
(3) tes kepribadian (personality meansurement ) dimaksudkan untuk mendapatan ukuran
kepribadian seseorang, apakah berkenaan dengan sikap, motivasi, minat, ataukah "gangguan
kejiwaan". Pengukuran kepribadian tersebut, biasa dilakukan dengan menggunakan tekhnik
seperti, (1) teknik inventory (2) tekhnik skala penilaian (ring scale) (3) teknik proyektif dan (4)
tekhnik skala sikap (attitude scale)
5. Studi Dokumen
Penelitian yang berorientasi kepada dokument membahas empat pokok persolan, antara lain:
1. Dokumen pribadi
Penelitian ini tentang cacatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tidakan,
pengalaman dan kepercayaannya. Maksud dari pengumpulan dokumen pribadi adalah untuk
memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai factor sekitar subjek untuk
menuliskan pengalaman berkesan mereka, hal ini dipandang juga sebagai dokumen pribadi.
2. Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa
memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertent yang digunakan dalam
kalangan sendiri. Termasuk di dalamnya risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor,
dan semacamnya. Dokumen demikian dapat menyajikan informasi tentang keadaan, aturan,
disiplin, dan dapat memberikan petunjuk tentang gaya kepemimpinan.
Daftar Pustaka