Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL

(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING=MRP)


Wisynu Ari Gutama, SP. MMA
Febriananda Faizal, SP., MP.
Lab of Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : wisynu_ag@ub.ac.id, febrianandafaizal@gmail.com

1. Deskripsi 5. Langkah-langkah Proses


MODUL

13
2. Pendahuluan Perhitungan MRP
3. Karakteristik Dasar Sistem MRP 6. Faktor Kesulitan Dalam MRP
4. Arus Informasi Sistem MRP 7. Tugas Pembelajaran

1. DESKRIPSI
Modul ketigabelas ini disusun sebagai materi pembelajaran
untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
pengertian tentangPerencanaan Kebutuhan Material atau dikenal
dengan nama Material Requirement Planning atau MRP. Konsep ini

Manajemen Produksi dan Operasi Dalam Perusahaan Agribisnis


mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem persediaan
sekaligus sistem informasinya agar dapat dicapai sistem pengadaan
material secara lebih tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan baku
dan tepat harga. Ide yang mendasar dari konsep ini sering
digunakan dalam penyelesaian proyek industri mulai dari
pembangunan rumah sederhana sampai ke pembangunan gedung-
gedung pencakar langit. Melalui penggunaan bahan yang tepat dan
pada saat yang tepat adalah merupakan filosofi utama yang
digunakan dalam menyelesaikan berbagai macam proyek tersebut.

2. PENDAHULUAN
Dalam sebuah pabrik atau agroindustri selalu terjadi proses
transformasi yang dimulai dari bahan bakku sebagai input yang
kemudian diproses menjadi produk sebagai outputnya. Proses
transformasi tersebut membentuk sebuah sistem produksi yang
mencakup empat unsur pengaturan yakni :
1. Pengaturan material;
2. Pengaturan sumber daya manusia;
3. Pengaturan modal; dan
4. Pengaturan mesin (yamit, 2007).
MRP merupakan sistem yang dirancang khusus untuk situasi
permintaan bergelombang yanng secara tipikal karena permintaan
tersebut dependen. Oleh karena itu tujuan daripada sistem MRP
adalah menjamin tersedianya material, item atau komponen pada
saat dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi dan menjamin
ketersediaan produk jadi bagi konsumen; selainn itu juga menjaga
tingkat persediaan pada kondisi minimum dan terakhir
merencanakan aktifitas pengiriman, penjadwalan dan aktifitas
pembelian (yamit, 2007).
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL Brawijaya University 2012

3. KARAKTERISTIK DASAR SISTEM MRP


Manajemen persediaan sistem MRP memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Perhatian terhadap kapan dibutuhkan
Integrasi pemikiran antara fungsi pengawasan produksi dan manajemen
persediaan mengakibatkan terjadinya pergeseran perhatian terhadap kapan
dibutuhkan daripada perhatian secara langsung terhadap kapan sebaiknya
melakukan pemesanan. Hal ini dapat saja terjadi jika manajer operasi
memiliki informasi tanggal permintaan sehingga pemesanan dan
penjadwalan komponen untuk merakit atau membentuk sebuah produk
hanya merupakan masalah kapan produk tersebut kiranya dibutuhkan.

2. Perhatian terhadap prioritas pemesanan


Munculnya atau adanya kesadaran bahwa semua pesanan yang dilakukan
oleh konsumen tentu saja tidak mempunyai skala prioritas yang sama
sehingga terkadang produk yang satu dianggap lebih penting jika
dibandingkan dengan produk yang lain. Hal ini memungkinkan dilakukannya
proses penjadwalan untuk memenuhi prioritas pesanan.

3. Penundaan pengiriman
Konsekuensi logis dari timbulnya prioritas pesanan akan menghasilkan
konsep penundaan pengiriman yaitu dengan menunda produksi atau order
terhadap item yang telah terjadwal untuk memaksimumkan keseluruhan
proses operasi.

4. Fungsi integrasi
Pengawasan produksi dan manajemen persediaan dipandang sebagai fungsi
yang terintegrasi

4. ARUS INFORMASI SISTEM MRP


Arus informasi dalam sistem MRP di bagi ke dalam 3 proses atau alur yaitu:
1. Master Production Schedule (MPS)
Merupakan ringkasan skedul produksi untuk produk jadi untuk periode
mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan
permintaan. Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat dalam
MPS adalah pasti meskipun hanya merupakan peramalan.

2. Bill of Material (BOM)


Merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk
memproduksi barang jadi sesuai dengan MPS. Secara spesfifik struktur BOM
tidak saja berisi komponen tetapi juga memuat langkah penyelesaian produk
jadi. Tanpa adanya struktur BOM tersebut maka akan sangat tidak mungkin
untuk dapat menyelesaikan sistem MRP.

3. Inventory Master File (IMF)


Terdiri dari semua catatan terntang persediaan produk jadi, komponen dan
sub komponen lainnya baik yang sedang dipesan maupun untuk persediaan
pengaman.

Page 2 of 6
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL Brawijaya University 2012

5. LANGKAH-LANGKAH PROSES PERHITUNGAN MRP


Menurut yamit, 2007, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses
perhitungan MRP adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan bersih


Kebutuhan bersih (net requirement) adalah selisih antara kebutuhan kotor
(gross requirement) dengan persediaan yang ada di tangan (on hand). Data
yang diperlukan dalam menentukan kebutuhan bersih adalah kebutuhan
kotor setiap periode, persediaan yang ada di tangan dan rencana penerimaan
(scheduled recepts) pada periode mendatang sedangkan kebutuhan kotor
yang dimaksudkan adalaj jumlah permintaan produk akhir. Untuk komponen
yang lebih rendah maka kebutuhan kotor dihitung dari komponen yang
berada di atasnya dengan dikalikan kelipatan tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Perhitungan kebutuhan bersih dapat diperbaiki dengan
menambahkan faktor persediaan pengaman tetapi hanya ditujukan untuk
permintaan independen.

2. Menentukan jumlah pesanan


Penentuan jumlah pesanan baik untuk item maupun komponen didasarkan
kebutuhan bersih. Alternatif yang dapat digunakan untuk menentukan
besarnya ukuran lot pemesanan yaitu penyeimbangan antara biaya set up
dengan ongkos simpan, fixed order quantity, lot for lot ordering, periodic
order quantity dan metode akumulasi.

3. Menentukan BOM dan kebutuhan kotor setiap komponen


Bom ditentukan berdasarkan struktur produk dengan memuat informasi
nomor dan jenis komponen, jumlah kebutuhan komponen di atasnya dan
sumber diperolehnya komponen sedangkan kebutuhan kotor setiap
komponen ditentukan oleh rencana pemesanan (planned order releses)
komponen yang berada di atasnya dengan dikalikan kelipatan tertentu sesuai
kebutuhan.

4. Menentukan tanggal pemesanan


Menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dan dipengaruhi
oleh rencana penerimaan (planned order receipts) dan tenggang waktu
pemesan (lead time)

6. FAKTOR KESULITAN DALAM MRP


Terdapat lima faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam proses MRP yaitu:
1. Struktur produk
Semakin rumit struktur produk akan membuat perhitungan MRP semakin
rumit pula. Struktur produk yang kompleks terutama ke arah vertikal akan
membuat proses penentuan kebutuhan bersih, penentuan jumlah pesanan
optimal, penentuan saat yang tepat melakukan pesanan dan penentuan
kebutuhan kotor menjadi berulang-ulang. Proses penentuan kebutuhan
bersih untuk tingkat yang lebih rendah membutuhkan tehnik yang sangat
sulit (multilevel lot size technique) sehingga membuat perhitungan MRP
semakin kompleks pula.
2. Ukuran lot
Jika dilihat dari cara pendekatan masalah maka terdapat dua aliran dalam
penentuan ukuran lot yaitu pendekatan period by period dan level by level.
Ukuran lot khsususnya untuk struktur produk yang bertingkat banyak
Page 3 of 6
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL Brawijaya University 2012
(multilevel case) masih dalam tahap pengembangan sehingga tehnik ukuran
lot merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam
MRP.
3. Tenggang waktu
Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambahi kerumitan proses RMP.
Suatu perakitan belum dapat dilakukan apabila komponen-komponen
pembentuknya belum tersedia. Oleh karena itu kita dihadapkan pada
masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat suatu komponen
harus selesai atau disebut dengan lintasan kritis. Kompleksnya masalah akan
dirasakan pada tahapan penentuan kapan harus melakukan pemesanan
karena tidak hanya menentukan kapan harus melakukan pemesanan tetapi
juga harus menentukan besarnya lota pemesanan.
4. Perubahan kebutuhan
MRP dirancang untuk menjadi suatu sistem yang peka terhadap perubahan
baik perubahan dari luar (permintaan) maupun perubahan dari dalam
(kapasitas). Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan masalah, perubahan
kebutuhan produk akhir tidak hanya mempengaruhi rencana pemesanan
tetapi juga mempengaruhi jumlah kebutuhan yang diinginkan. Jika
dihubungkan dengan tenggang waktu pemesanan dan ukuran lot maka
proses perhitungan harus diulang kembali sehingga akan mengurangi
efesiensi perhitungannya.
5. Komponen yang bersifat umum
Adanya komponen yang bersifat umum (dibutuhkan lebih dari satu induk
item) akan menimbulkan kesulitan apabila komponen umum tersebut berada
pada level yang berbeda sehingga diperlukan tingkat ketelitian yang tinggi
baik dalam jumlah maupun waktu pelaksanaan pemesanan.

PROPAGASI
Tugas Pembelajaran :
1. Carilah artikel ilmiah yang menganalisis mengenai pengertian tentang Perencanaan
Kebutuhan Material (MRP) pada perusahaan agribisnis lalu review kembali hasilnya !
2. PT Agribis UB menjual dua macam kerangka gambar 10 inci lengkap dengan kaca
dan tutup belakang. Model standar menggunakan kerangka hitam tipis dan model
deluxe menggunakan kerangka frame emas. Tutup belakang dan kaca sama untuk
kedua jenis produk. Waktu persiapan perakitan dari bahann kerangka, kaca dan
tutup belakang selama 3 minggu untuk setiap model. Bahan kerangka dipesan dari
supplier lokal yang memiliki waktui persiapan dua minggu (setiap kerangka
menggunakan dua kaki). Tutup belakang dibeli dari pabrik hardboard dengan waktu
persiapan 3 minggu. Kaca dibeli sudah dipotong dengan lead time tiga minggu. MPS
diperlihatkan dalam tabel berikut :
Minggu 8 9 10 11 12 13 14
Model Standar - - - 100 150 - 300
Model deluxe - 200 - 200 - 150 -
Persediaan yang ada sekarang (on hand) adalah sebagai berikut :
a. Bahan kerangka model deluxe 300 kaki
b. Bahan kerangka model standar 150 kaki
c. Kaca 150 unit
d. Tutup belakang 50 unit
e. Kerangak standar yang sudah jadi 75 unit
f. Kerangka deluxe yang sudah jadi 100 unit
Page 4 of 6
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL Brawijaya University 2012

Struktur produk kedua jenis kerangka gambar tersebut adalah sebagai berikut :

Model Standar dan


Deluxe
2 1 1
Frame Kaca Tutup

Buatlah rencana penggunaan bahan untuk memenuhi permintaan kerangka gambar


tersebut.
3. Sebuah Produk yang diberi nomor 140 menggunakan berbagai macam komponen
dengan struktur sebagai berikut :
140
1 2
1
102 312
1 2 1 2
1820 1476 1750 1003

Dengan tambahan data berikut ini maka berapa banyak item 1476 yang harus dibeli dan
kapan pembelian harus dilakukan ?
Nom Lead Persediaa Permintaan per minggu
or Time n yang 11 12 13 14 1
Item (mingg ada skrg 5
u)
140 1 100 unit 10 - 10 20 -
1476 2 200 unit 0 50 0 0 -
102 1 - - 0 - - -
312 2 - 50 - - - -
5 - - 10

RANCANGAN TUGAS
1. Metodologi dan acuan tugas:
a. Mengerjakan tugas secara Kelompok
b. Baca modul, dan rujukan pustaka yang dianjurkan yaitu:
 Agus Ahyari,1986. Manajemen Produksi.Perencanaan Sistem Produksi. Buku 1
dan 2.BPFE
Yogjakarta
 Zulian Yamit,2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas
Ekonomi UII.
Yogyakarta
 Pangestu Subagyo,2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta
 Supari Dh.2001.Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis Hortikultura. Seri
Praktek
Ciputri Hijau. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta
 Sukanto Reksohadiprodjo.1985. Management Produksi. BPFE Yogjakarta
 T.Hani Handoko.1984.Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE.
Yogjakarta
 Sumber-sumber lain

Page 5 of 6
PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL Brawijaya University 2012

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai