Anda di halaman 1dari 7

j −1 j

Dengan ketentuan bahwa ∝x ≠ 0 . Jika ∝x =0 , B


tidak ada. *Catat bahwa E
next
diperoleh dari Im dengan menggantikan kolom ke – r er dengan ξ .
Untuk mengilustrasikan prosedur ini, pertimbangkan informasi berikut ini :

( ) ( )
2 1 0 1 /2 −1 /4 0
−1
B= 0 2 0 , B = 0 1/2 0
4 0 1 −2 1 1

Jika, misalnya, vector kolom ketiga P 3 = (0,0,1)T dari B diubah menjadi P3 = (2,1,5)T, kita
dapat menemukan inversi baru tersebut sebagai berikut :

)( ) ( ) ( )
1/2 −1/4 0 2 3 /4 ∝31
∝3=B−1 P3= 0
−2 (
1/2 0 1 = 1/2 = ∝2
1 1 5 2 ∝3
3

( )(
−( )/2

)
4 −3 /8
ξ= 1 = −1/4 ← r=3
−( )/2
2 1/2
+1/2

( )( )
1 0 −3/8 1 /2 −1/ 4 0
−1
B next = 0 1 −1/4 0 1/2 0
0 0 1/2 −2 1 1

( )
5 /4 −5/8 −3 /8
¿ 1/2 1 /4 −1/4
−1 1/2 1/2

Rumus B−1 −1
next =E B dapat dibenarkan sebagai berikut. Definisikan F = (e1,…,er-1, ∝ j,
er+1, … em), di mana ∝ j = B−1 P j . Ketika basis saat ini B dikalikan kemudian dengan F,
hasilnya akan berupa basis berikutnya Bnext = BF, Bnext adalah identic dengan B kecuali bahwa
kolom ke-r dari B digantikan dengan Pj. Jadi
−1 −1 −1 −1
B next =( BF ) =F B

Tetapi, E sebagaimana didefinisikan merupakan inversi dari F (EF=I). Rumus tersebut


langsung mengikutinya.
Latihan 4.2.1
a. Temukan B-1 untuk setiap matriks berikut ini dengan menggunakan prosedur bentuk
hasil perkalian.

0 4( ) ( )
B 1= 1 2 , B 2= 1 2
1 4
Perhatikan bahwa B1 berbeda dengan I hanya dalam satu kolom dan bahwa B 2
berbeda dengan B1 juga hanya dalam satu kolom.
b. Jika kolom pertama dari B2 adalah (-1/2,--)T, temukan B−1
2

Langkah-langkah metode simpleks primal yang direvisi


Gagasan utama dari metode yang direvisi adalah menggunakan inversi basis saat ini B -1 (dan
data awal dari masalah) untuk melakukan perhitungan yang diperlukan untuk menentukan
variable masuk dan variabel keluar. Pennggunaan bentuk produk memudahkan perhitungan
inversi yang berturut-turut tanpa perlu menginversi basis secara langsung dari data mentah.
Secara spesifik, seperti dalam metode simpleks, basis awal dalam metode yang direvisi selalu
merupakan matriks indentitas I yang inversinya adalah dirinya sendiri. Jadi, jika
−1 −1 −1
B 1 , B2 , … dan Bi mewakili inversi yang berturut-turut untuk iterasi I dan jika E1, E2, …
Ei adalah matriks yang berkaitan sebagaimana didenfinisikan dalam bagian 4.2.1, maka
−1 −1 −1 −1 −1
B 1 =E1 I , B2 =E2 B1 , … , Bi =E 1 Bi−1

Subtitusi yang berturut-turut lalu akan menghasilkan


−1
B i =Ei Ei−1 … E1

Kami menekankan bahwa penggunaan bentuk produk perkalian bukan merupakan bagian
utama dari metode yang direvisi dan bahwa setiap proses inversi dapat diterapkan disetiap
iterasi. Yang penting dari sudut pandang metode yang direvisi adalah bahwa inversi tersebut
dihitung dengan cara yang mengurangi pengaruh buruk dari kesalahan pembulatan mesin,
Langkah-langkah dari metode primal yang direvisi pada intinya adalah sama dengan metode
simpleks primal dalam Bab 3. Dengan diketahui basis awal I, kita menentukan vector
koefisien tujuan yang berkaitan CB bergantungan pada apakah variabel dasar awal tersebut
adalah variabel slack (surplus) dan/atau variabel buatan.
Langkah 1 : penentuan variabel masuk Pj. hitung Y = CBB-1. Untuk setiap vector non dasar PJ
hitung
z j−c j=Y P j −c j

Untuk program maksimisasi (minimisasi), vector masuk Pj dipilih yang memiliki z j−c j
yang paling negative (positif) (tentukan secara sembarang jika terdapat lebih dari satu yang
sama). Lalu jika semua z j−c j ≥ 0(≤0) , pemecahan optimal telah dicapai dan diketahui
dengan

X B=B b
−1
dan z=C B X B

Langkah 2 : penentuan variabel keluar Pr. dengan diketahui vector masuk Pj hitung :
1. Nilai variabel dasar saat ini, yaitu,
X B=B−1 b
2. Koefisien batasan dari variabel masuk, yaitu,
j −1
∝ =B P j
Variabel keluar Pr (baik untuk maksimisasi maupun minimisasi) harus berkaitan dengan

θ= min
k { ( B−1 b )k j
∝kj
, ∝k > 0
}
Di mana (B-1b)k dan ∝kj adalah elemen ke – k dari B -1b dan ∝ j , jika semua ∝kj ≤ 0 ,
masalah tersebut tidak memiliki pemecahan yang dibatasi.
Langkah 3 : pencutuan basis berikutnya. Dengan diketahui basis inversi saat ini B-1, kita
menemukan bahwa basis B−1 next inversi berikutnya diketahui dengan
−1 −1
B next =E B
Sekarang tetapkan B-1 = B−1next dan kembali ke langkah 1.
Langkah 1 dan 2 adalah tepat setara dengan langkah-langkah dalam table simpleks dalam bab
3, sebagaimana diperlihatkan dalam table berikut ini :
Dasar x1 x2 ….. xj ….. xn Pemecaha
n
z z1-c1 z2 - c2 ….. zj – cj …. zn – cn
XB B-1Pj B-1b

Langkah 1 menghitung koefisien baris z dan menentukan variabel masuk x j. langkah 2 lalu
menentukan variabel keluar dengan menghitung elemen sisi kanan (=B -1b) dan koefisien
batasan dibawah variabel masuk ( ¿ ∝ j=B−1 P j ¿ .
Catat bahwa dalam melakukan perhitungan simpleks yang direvisi, pada awalnya dapat
berguna untuk meringkaskan perhitungan langkah 1 dan 2 dalam bentuk table yang
diperlihatkan di atas.

Latihan 4.2.1. kita akan memecahkan Reddy Mikss dengan metode yang direvisi ini. Contoh
yang sama dipecahkan dengan metode simpleks (primal) biasa dalam bagian 3.2. anda
didorong untuk membandingkan perhitungan kedua metode ini untuk menyakinkan diri anda
sendiri bahwa kedua metode ini pada dasarnya setara.

Langkah 2 :penentuan vector keluar dengan diketahui bahwa P1 memasuki basis :


6
X B=B−1 b=Ib=b= 8
1
2
()
1
1 −1
∝ =B P1=I P1 =P 1=
2
−1
0
()
Dalam bentuk table dalam bab 3, perhitungan untuk langkah 1 dan 2 dapat diringkaskan
sebagai berikut :
Dasar x1 x2 x3 x4 x5 x6 Pemecaha
n
z -3 0
x3 1 6
x4 2 8
x5 -1 1
x6 0 2

Jadi
6 8
, ,−,−¿
1 2
¿ yang bersesuaian dengan x4
¿
θ−min¿
Sebagai hasinya, P4 adalah vector keluar
Langkah 3 : penentuan inversi basis berikutnya. Karena P 1 menggantikan P4 dan
1 T
∝ =( 1,2,−1,0 ) , kita memiliki
−1/ 2

( )( )
−1/2
+1/2
ξ= 1/2
−1 =
−( ) 1/2
2
0
0/2
Dan

( )
1 −1/2 0 0
0 1 /2 0 0
B−1 −1
next =E B =EI =E=
0 1 /2 1 0
0 0 0 1
Basis baru ini berkaitan dengan vector dasar
X B= ( x 3 , x 1 , x 5 , x 6 )
C B=( 0,3,0,0 )
Langkah 1 : perhitungan z j−c j untuk non dasar P2 dan P4.

( )
1 −1/2 0 0
0 1/2 0 0
C B B−1=(0,3,0,0) =¿ (0,3/2,0,0)
0 1/2 1 0
0 0 0 1

( )
2 0
1 1 −1 3
z 2−c 2 , z 4 −c 4 ¿=(0,3 /2,0,0) −(2,0)=( , )
1 0 2 2
1 0
Jadi P2 adalah vector masuk.
Langkah 2 : Penentuan vector keluar dengan diketahui bahwa P2 memasuki basis.

( )( ) ( )
1 −1/2 0 0 6 2
0 1 /2 0 0 8 4
X B=B−1 b= =
0 1 /2 1 0 1 5
0 0 0 1 2 2
( )( ) ( )
1 −1/2 0 0 2 3 /2
0 1 /2 0 0 1 1/ 2
∝2=B−1 P2= =
0 1 /2 1 0 1 3 /2
0 0 0 1 1 1
Perhitungan langkah 1 dan 2 dapat diringkaskan dalam bentuk table sebagai berikut :

Dasar x1 x2 x3 x4 x5 x6 Pemecaha
n
z 0 -1/2 0 3/2 0 0
x3 3/2 2
x4 1/2 4
x5 3/2 5
x6 1 2

Jadi

{ }
3 4 5 2
θ=min , , , =4 /3
3 1 3 1
2 2 2
Yang bersesuaian dengan X3. Sebagian hasilnya, P3 adalah vector keluar.
Langkah 3 : penentuan inversi basis berikutnya. Karena P 2 menggantikan P3 dan
T
3 1 3
(
∝2= , , , 1 , kita memiliki
2 2 2 )
3

( )( )
+1/( ) 2
2
3
1 3
−( )/( ) −1
2 2 =
ξ= 3
3 3
−( )/( ) −1
2 2
−2
3
−1/( ) 3
2

( )( )
2/3 0 0 0 1 −1/2 0 0
−1/3 1 0 0 0 1/2 0 0
B−1
next =
−1 0 1 0 0 1/2 1 0
−2/3 0 0 1 0 0 0 1

( )
2/ 3 −1/3 0 0
−1/3 2 /3 0 0
¿
−1 1 1 0
−2/3 1 /3 0 1
Basis baru ini berkaitan dengan vektor dasar
X B= ( x 2 , x 1 , x 5 , x 6 )
C B=( 2,3,0,0 )

Iterasi ketiga
Langkah 1 : perhitungan z j−c j untuk P3 dan P4.
( )
2/3 −1/3 0 0
−1/3 2/ 3 0 0 1 4
C B B−1= =( , , 0,0)
−1 1 1 0 3 3
−2/3 1/ 3 0 1

( )
1 0
1 4 0 1 1 4
z 3−c 3 , z 4 −c 4 ¿=( , , 0,0) −(0,0)=( , )
3 3 0 0 3 3
0 0
Karena semua z j−c j ≥ 0 , basis terakhir ini optimal.
Pemecahan Optimal

() ( )( ) ( )
x2 2 /3 −1 /3 0 0 6 4 /3
x1 −1/3 2/3 0 0 8 10/3
=B−1 b= =
x5 −1 1 1 0 1 3
x6 −2/3 1 /3 0 1 2 2/3

4/ 3
z=C B X B =(2,3,0,0)

Latihan 4.2.2
( )
10
3
/3

2/3
= 38/3

a. Dalam contoh 4.2.1 pertimbangkan basis B = (P 2, P1, P5, P4 ). Hasilkan B−1 ¿ dari
basis optimal (P2, P1, P5, P6 ) dan periksa apakah hasil tersebut layak dan/atau optimal.
Jawab B adalah layak dan non optimal ( x 2 , x 1 , x 5 , x 4 ) =( 2,2,1,2 ) , z 3−c3 dan
z 6−c 6=4 .
b. Perlihatkan bagaimana perhitungan simpleks dual yang direvisi dapat dilakukan
dengan menggunakan manipulasi matriks (sebagai pengganti operasi baris Gauss-
Jordan sebagaimana diberikan dalam bagian 3.4.
Langkah 1 : Hitung XB = B-1b, nilai saat ini dari variabel dasar. Jika X B ≥ 0 , pemecahan itu
layak ; berhenti. Jika tidak, pilih variabel yang memiliki nilai paling negative di antara semua
elemen XB sebagai variabel keluar xr.
Langkah 2

a. Hitung z j−c j=C B B−1 P j−c j untuk semua variabel non dasar x j .
b. Untuk semua variabel nondasar x j , hitung koefisien batasan ∝ir yang berkaitan
dengan baris variabel x r dengan menggunakan rumus
∝rj=( baris B−1 yang berkaitan dengan v r ) × P j
c. Variabel masuk berkaitan dengan

{| | )
z −c
θ=min j j j ,∝rj <0
∝r
Jika semua ∝rj >0 , tidak ada pemecahan yang layak.
Langkah 3 : perolen sebuah basis baru dengan menukar vektor masuk dan vektor
keluar Pj dan Pr dengan menggunakan rumus yang sudah kita kenal
B−1 −1
next =E B
Tetapkan B−1=B−1
next dan kembali ke langkah 1.

Anda mungkin juga menyukai