Anda di halaman 1dari 2

IV.

3 Pembahasan

Larutan baku adalah larutan yang kepekatannya diketahui dengan teliti, yang biasanya
dinyatakan sebagai mol/dm3 atau gram ekivalen (dm3), larutan standar. Larutan baku primer
yaitu larutan yang mengandung zat baku utama dalam kadar tertentu, digunakan untuk
membantu titran.

Pada praktikum ini, sampel yang akan dibuat larutannya yaitu asam klorida (HCl) 0.1 N
dan natrium karbonat (Na2CO3) yang telah ditimbang sebanyak 0,1 gram dengan menggunakan
aquadest sebagai pelarutnya.

diukur asam klorida (HCl) pekat dengan gelas ukur sebanyak 8,5 ml, setelah itu HCl dimasukkan
secara perlahan-lahan ke dalam labu ukur yang berukuran 1 liter (1000 ml) dengan dibantu
dengan batang pengaduk, agar tidak langsung menempel pada dinding kaca labu ukur, setelah
dimasukkan, selanjutnya menambahkan dengan bahan larutan aquadest hingga mencapai tanda
batas dari labu ukur. Kemudian, ditutup botol labu ukur dan gojok secara perlahan-lahan agar
kedua larutan tersebut dapat bercampur dengan baik. Setelah itu dilakukan titrasi dengan
memasukkan larutan baku HCl 0.1 N kedalam Erlenmeyer dan larutan HCl yang telah dibuat
denga konsentrasi 0,1 N dimasukkan kedalam buret dititrasi dengan membuka kran buret secara
perlahan-lahan dengan tangan kanan, menggoyangkan Erlenmeyer dan dibawahnya diberi kertas
putih agar memudahkan ketika ingin melihat perubahan dari larutan indikator metal merah.
Setelah dititrasi menghasilkan perubahan perubahan warna merah muda, volume titrasi 1 yang
didapatkan sebesar 17.5 ml, sedangkan pada volume titrasi 2 yang didapatkan sebesar 17,8 ml.
dapat disimpilkan bahwa tidak terlampai signifikan antara volume titrasi 1 dengan volume titrasi
2, hasilnya yaitu tidak jauh perbedaannya.

Pada pembakuan larutan HCl 0.1 N hal yang pertama dikerjakan yaitu menimbang
Natrium Karbonat (Na2CO3) denagn kaca arloji, menggunakan neraca analitik ditimbang
sebanyak 0.1 gram setelah itu dilakukan Natrium Karbonat ke dalam aquadest yang sebelumnya
diukur, menggunakan gelas ukur sebesar 50 ml, kemudian diaduk dengan batang pengaduk
hingga Natrium Karbonat larut dengan sempurna, hal tersebut dilakukan dengan gelas kimia.
Setelah itu, dipindahkan larutan Natrium Karbonat kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan
dengan indicator metal merah sebanyak 6 tetes, larutkan Natrium Karbonat kemudian titrasi, titik
akhir dari titrasi yaitu, dengan melihat perubahan warna dari indicator metal merah yang awalnya
berwarna kuning berubah manjadi warna merah muda. Karena telah mencapai titik akhir dari
titrasi , warna merah muda pada hasil titrasi dipengaruhi dengan terbentuknya asam karbonat
(Na2CO3) dimana Na2CO3 merupakan asam lemah yang dibuat ketika karbon dioksida dilarutkan
dalam air (H2O). Na2CO3 adalah asam organik yang berguna untuk mengatur pH (tingkat
keasaman) di dalam darah. Ketika asam lemah sedang bereaksi terjadilah warna merah muda
yang diperjelas dengan adanya indikator. Dengan persamaan reaksi yaitu:

2HCl + Na2CO3 → 2NaCl + H2CO3

Dengan nomalitas pembakuan yaitu pada titran 1 dengan volume 17,5 ml adalah 0,092 N dan
pada titran 2 dengan volume 17,8 ml adalah 0,0906 N.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu sebagai analisa volumetri dapat digunakan untuk
menentukan kadar yang terkandung dalam suatu obat melalui titrasi ini, penympanannya titik
ekivalen lebih teliti sihingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai
dengan suatu perubahan warna.

Anda mungkin juga menyukai